Brainstorming
Brainstorming
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam
kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab
atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang
menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak
ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).
Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun
gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan
diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak
disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapatorang lain tidak untuk
ditanggapi.
Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi,
pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta
informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.
Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam nmenanggapi
masalah yang dilontarkan guru di kelas tersebut.
1. Langkah-langkah metode Brainstorming
Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini adalah memberikan masalah yang mampu merangsang
pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa
pendapat siswa itu benar/ salah, juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua
pernyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas mendapat giliran, tidak perlu
komentar atau evaluasi.
Siswa bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya,
atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya
dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan
pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming :
1). Pemberian informasi dan motivasi
Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak peserta didik
aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
2). Identifikasi
Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran sebanyakbanyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok
dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta
didik tidak terhambat.
3). Klasifikasi
Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan berdasarkan
kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/ faktorfaktor lain.
4). Verifikasi
Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap
sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran
yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada
pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya.
5). Konklusi (Penyepakatan)
Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif
pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara
pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
langkah pemecahan masalah. Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada
baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat
kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki sebelum diskusi dilanjutkan. Dapat
terjadi seluruh peserta tidak tahu dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk
memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara
sumber yang mengetahui
Metode brainstorming merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas
menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu di bawah seorang ketua. Semua
ide yang sudah masuk dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu.
Suatu saat mungkin ada di antara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
Dalam metode ini semua siswa bebas mengajukan pendapatnya, jadi siswa tidak perlu merasa
takut salah. Hal ini akan melatih siswa untuk berani mengajukan pendapat dalam berdiskusi.
Siswa yang awalnya kurang berani berbicara sedikit demi sedikit akan berani untuk mengajukan
pendapat atau idenya dalam diskusi.
Penggunaan metode brainstorming dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk melatih
keterampilan siswa dalam berbicara dan mengungkapkan pendapat. Agar siswa terlatih dalam
forum diskusi baik dengan sesama teman maupun dengan guru.
Menurut Taylor, Berry, dan Black yang dikutip oleh Mukhtar dan Martinis Yamin (2003 : 55)
mengungkapkan bahwa metode brainstorming dapat menanamkan inhibisi pada pemikiran
kreatif, karena ide-ide terlalu aneh dari beberapa anggota bisa menggoncangkan gairah berpikir
orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang mengungkapkan bahwa dalam belajar bahasa
Indonesia memang diperlukan suasana yang mampu membangun semangat dan gairah peserta
didik.
dengan
didasari
adanya
kepentingan
yang
sama.
Setiap
anggota
mendapatkan chips yang berbeda yang harus digunakan setiap kali mereka ingin berbicara
menyatakan keraguan, menjawab pertanyaan, bertanya mengenai: mengungkapkan ide,
mengklarifikasi pernyataan, mengklarifikasi ide, merespon ide, merangkum, mendorong
partisipasi anggota lainnya, memberikan penghargaan untuk ide yang dikemukakan anggota
lainnya dengan mengatakan hal yang positif.
Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing menurut Millis dan
Cottel : adalah jenis model pembelajaran kooperatif dengan cara siswa diberikan chips yang
berfungsi sebagai tiket yang memberikan izin pemegangnya untuk berbagi informasi,
berkontribusi pada diskusi, atau membuat titik debat.
8.
gemerincing
Lie (2008:63) mengembangkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru pada
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing adalah sebagai berikut:
1) Pengelompokan siswa suatu kelas menjadi kelompok-kelompok kecil
2) Tujuan dibentuknya kelompok-kelompok kecil dalam model pembelajaran kooperatif adalah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar bisa berinteraksi dengan lebih aktif dan
bekerja sama dalam memperoleh pengetahuan. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam satu
kelompok pun harus dibatasi. Pada model ini dalam satu kelompok anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang siswa. Pembatasan jumlah anggota suatu kelompok menjadi empat sampai
enam orang siswa bertujuan agar anggota-anggota pada kelompok-kelompok yang terbentuk
dapat berinteraksi dengan lebih aktif dan dapat bekerja sama dengan lebih baik.
3) Menyiapkan satu kotak berisi benda-benda kecil seperti potongan sedotan, kelereng kecil, dan
sebagainya yang berfungsi sebagai tanda untuk anggota kelompok yang akan mengemukakan
pendapat. Satu benda memiliki satu pendapat atau sanggahan tentang permasalahan materi ajar
4) Membagikan benda-benda kecil tersebut dengan jumlah yang sama kepada tiap anggota
kelompok. Jumlahnya tergantung pada tingkat kesulitan tugas yang diberikan
5) Memulai proses belajar mengajar
6) Pada proses ini setiap kali siswa mengeluarkan pendapat dalam kelompoknya, dia harus
menyerahkan salah satu benda yang dipegangnya dengan diletakan ditengah-tengah kelompok.
Apabila benda yang dipegang seorang siswa telah habis, maka dia tidak bisa mengemukakan
pendapat lagi sampai semua temannya dalam kelompok tersebut menghabiskan benda yang
dipegang mereka. Jika semua benda yang dipegang sudah habis sedangkan tugas belum selesai,
maka kelompok bisa mengambil kesepakatan untuk membagi kembali benda-benda kecil
tersebut dan mengulangi prosedurnya kembali tanpa mengabaikan waktu pengajaran. Guru pada
proses ini berperan sebagai fasilitator dan motivator.
7) Memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
8) Melakukan evaluasi kepada setiap siswa dan setiap kelompok, dari kegiatan evaluasi ini
didapat nilai individu dan nilai kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing pada penelitian ini diartikan
sebagai suatu teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang digunakan oleh guru untuk
mengikat aktifitas belajar dengan cara mengkondisikan setiap siswanya untuk aktif berinteraksi
dan bekerja sama pada suatu kelompok kecil (empat sampai enam orang siswa) untuk mencari
alternatif-alternatif pemecahan terhadap suatu lembar kerja kelompok yang diberikan guru.