GEOLISTRIK
OLEH: KELOMPOK 4
AINUL QALBI
H22114002
A.ARMANSYAH
H22114008
PUTRI WULANDARI
H22114014
H22114026
NURAMILA
H22114307
H22114505
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah Metode
Geolistrik pada Program Studi Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas Hasanuddin
Makassar, November 2016
Penyusun,
KELOMPOK 4
AINUL QALBI
H22114002
A.ARMANSYAH
H22114008
PUTRI WULANDARI
H22114014
H22114026
NURAMILA
H22114307
H22114505
Mengetahui,
Asisten Praktikum Perpetaan
No
1.
2.
3.
4.
Nama
Andi Zulkifli
Muhammad Arif Nasir
Tanda Tangan
Menyetujui,
Dosen Mata Kuliah
Kata Pengantar
Tim Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................
ii
KATA PENGANTAR................................................................................
iii
DAFTAR ISI..............................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.......................................................................................
I.3 Tujuan....................................................................................................
35
II.2 Geomagnet...........................................................................................
35
35
37
39
40
41
II.2.6 Poligon.......................................................................................
42
II.2.7 Triangulasi.................................................................................
43
45
45
47
77
78
81
86
90
90
90
IV.2 Pembahasan.........................................................................................
120
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan...........................................................................................128
V.1.1 Kesimpulan Umum.................................................................
128
128
V.2 Saran......................................................................................................
129
129
129
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
xviii
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah
atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas
atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah
permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameterparameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat
ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara
vertikal maupun horisontal.
Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di dalam bumi dan bagaimana cara
mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus
dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah ataupun akibat injeksi arus
ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metoda potensial
diri, arus telluric, magnetotelluric, IP (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis)
dan lain- lain.
Geolistrik juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang
mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya.
Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman bedrock untuk fondasi bangunan.
Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah
permukaan.
Mengingat besarnya kemungkinan adanya situs peningggalan sejarah berupa bunker di
Lakkang dan susahnya masyarakat untuk mendapatkan air tanah. Oleh karena itu
praktek lapang ini diadakan di daerah Lakkang. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya kondisi bawah permukaan pada daerah tersebut.
Dalam praktikum ini akan di bahas mengenai metode geolistrik di delta Lakkang dengan
menggunakan alat ukur yaitu single channel. Dengan adanya praktikum ini di harapakan
mampu mengimplementasikan hal-hal yang telah di pelajari dalam kelas khusunya yaitu
untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi bawah permukaan pada daerah
tersebut.
I.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam praktikum ini dibatasi pada metode geolistrik 1 dimensi dan 2
dimensi yang di lakukan di delta lakkang selama 2 hari.
I.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Geologi Regional
Secara regional, geologi Pulau Sulawesi dan sekitarnya termasuk kompleks,yang
disebabkan oleh proses divergensi dari tiga lempeng litosfer, yaitu : Lempeng Australia
yang bergerak ke utara, Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat, dan Lempeng Eurasia
yang
bergerak
ke
selatan-tenggara.
Daerah
sulawesi
selatan,
dimana berdasarkan urutan stratigrafinya batuan tertua yang dijumpai di daerah adalah
Formasi Latimojong yang berumur Kapur dengan ketebalan kurang lebih 1000 meter.
Formasi ini telah termetamorfisme dan menghasilkan filit, serpih, rijang, marmer,
kuarsit dan beberapa intrusi bersifat menengah hingga basa, baik berupa stock maupun
berupa retas-retas. Pada bagian atasnya diendapkan secara tidak selaras Formasi Toraja
yang
terdiri
dari
Tersier
Eosen
Toraja dan
Tersier Eosen
Toraja
Limestone yang berumur Eosen terdiri dari serpih, batu gamping dan batupasir serta
setempat batubara, batuan ini telah mengalami perlipatan kuat. Kisaran umur dari fosilfosil yang dijumpai pada umumnya berumur Eosen Tengah sampai Miosen Tengah.
(diatmico, 2014).
Pembahasan pada Delta Lakkang mengenai proses pembentukannya, faktor
pembentukan, serta litologi sedimentasi. Proses pembentukan delta ini diawali dari
proses erosi terhadap aliran fluida yang dilewati. Aliran tersebut membawa materialmaterial erosi yang kemudian tertransport menuju muara sungai. Dan akhirnya terjadi
sedimentasi material sungai. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang selama ratusan
tahun. Sedimentasi pada muara sungai tidak terganggu oleh gelombang air laut karena
laut daerah sulawesi tidak mempunyai ombak. Dalam pembentukan delta
terdapat beberapa faktor pengontrol utama. Delta
Lakkang
ini
diindikasikan
faktor pengontrolnya adalah aliran sungai dan dibantu dengan gelombang air laut. Aliran
sungai membawa material sedimen yang kemudian terendapkan di muara sungai.
Gelombang air laut tenang membantu material tersebut tidak teruarai ke laut lepas. Pada
artikel terkait Delta Lakkang disebutkan litologi material sedimentasi didominasi oleh
litologi pasir dan lumpur. Banyak tumbuhan rawa di sepanjang bantaran sungai tallo.
Diindikasikan butiran pasir telah berbentuk membulat akibat jarak dari provencenya
yang jauh. Energi pengendapan material tersebut semula tinggi kemudian berangsur
rendah menuju hilir sungai tallo (diatmico, 2014).
Berikut adalah lampiran gambar dari artikel mengenai geologi regional yang terdapat
pada kota makassar yang diperbesar terkhusus pada Delta Lakkang ;
Konsep dasar dari Metoda Geolistrik adalah Hukum Ohm yang pertama kali dicetuskan oleh
George Simon Ohm. Dia menyatakan bahwa beda potensial yang timbul di ujung-ujung suatu
medium berbanding lurus dengan arus listrik yang mengalir pada medium tersebut. Selain itu,
dia juga menyatakan bahwa tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang medium dan
berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Formulasi dari kedua pernyataan Ohm di atas,
dapat dituliskan sebagai berikut (Syamsuddin, 2007):
Arus listrik diasumsikan muatan positif yang bergerak ke arah terminal megatif,
sedangkan muatan negatif bergeraka ke terminal positif. Namun kesepakatan
menyatakan bahwa arus listrik bergerak dari muatan positif ke arah muatan negatif.
Prinsip pelaksanaan survei resistivitas adalah mengalirkan arus listrik searah ke
dalam bumi melalui dua elektroda arus yang ditancapkan pada dua titik permukaan
tanah dan kemudian mengukur respon beda potensial yang terjadi antara dua titik
yang lain di permukaan bumi dimana dua elektroda potensial ditempatkan dalam
suatu susunan tertentu (Syamsuddin, 2007).
Dari data pengukuran yang didapat yakni beda potensial dan kuat arus, akan
diperoleh harga-harga resistivitas semu untuk setiap spasi elektroda yang dibentang.
Harga-harga tersebut digambarkan pada kertas grafik log-log untuk mendapatkan
kurva lapangan. Kurva lapangan ini kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan
harga-harga ketebalan dan resistivitas lapisan bawah permukaan bumi (Syamsuddin,
2007).
Dalam pendugaan resistivitas, digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
- Pada bawah permukaan bumi terdiri dari lapisan-lapisan dengan
ketebalan tertentu, kecuali pada lapisan terbawah yang mempunyai
ketebalan tidak berhingga
- Bidang batas antar lapisan adalah horizontal.
- Setiap lapisan dianggap homogen isotropis
II.2.4 Potensial Arus di Permukaan
Apabila terdapat dua Elektroda arus yang dibuat dengan jarak tertentu seperti gambar
11, potensial pada titik-titik dekat permukaan akan dipengaruhi oleh kedua elektroda
arus tersebut.
Gambar 2.1 Dua pasang elektroda arus dan potensial pada permukaan medium
homogen isotropis dengan tahanan jenis (Bahri, 2005).
Potensial pada titik P1 akibat elektroda arus C1 adalah (Reynolds, 1997 dalam Bahri,
2005) :
I 1
V 11=
2 r1
( )
Karena arus pada kedua elektroda sama dan berlawanan arah, maka potensial pada titik
P2 akibat elektroda arus C2 dapat ditulis,
I 1
V 12=
2 r2
( )
I 1 1
2 r1 r2
Gambar 2.2 Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan
polaritas berlawanan (Bahri, 2005).
Dengan cara yang sama, potensial pada P2 akibat elektroda arus C1 dan C2 adalah,
V 21+V 22=
I 1 1
2 r3 r4
I
2
{( ) (
1 1
1 1
r1 r 2
r3 r4
)}
Dari besarnya arus dan beda potensial yang terukur maka nilai resitivitas dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan:
=k
V
I
Dengan k adalah faktor geometri yang bergantung pada penempatan posisi elektroda di
permukaanII.2.5 Konfigurasi Elektroda dan Sensitivitasi
Ada beberapa bentuk konfigurasi elektroda (potensial dan arus) dalam eksplorasi
geolistrik tahanan jenis dengan faktor geometri yang berbeda-beda, yaitu: Wenner
Alpha, Wenner Beta, Wenner Gamma, Pole-Pole, Dipole-Dipole, Pole-Dipole, Wenner
Schlumberger, dan Equatorial Dipole-Dipole. Setiap konfigurasi memiliki kelebihan dan
kekurangan, baik ditinjau dari efektivitas dan efisiensinya maupun dari sensitifitasnya. Gambar
2.3 menunjukkan berbagai bentuk susunan (konfigurasi) elektroda.
sehingga elektroda yang digunakan hanya 3 masing-masing satu elektroda arus dan dua
elektroda potensial. Adapun susunannya diperlihatkan dalam Gambar II.5f, dengan
faktor geometri k = 2 n(n + 1)a. Karena Cuma satu elektroda arus, maka tidak
membutuhkan buruh yang banyak. Akan tetapi untuk interpretasi, sebaiknya digunakan
pengukuran inverse.
II.3.7. Wenner Schlumberger
Dalam konfigurasi ini, posisi elektroda sama dengan Wenner Alpha, tetapi jarak antara
elektroda arus dan elektroda potensial adalah n kali jarak kedu elektroda potensial.
Konfigurasi ini ditunjukkan dalam Gambar II.5g dengan dengan faktor geometri sama
dengan k = n(n + 1)a. Keuntungan dan keterbatasan konfigurasi WennerSchlumberger (Taib, 2004), adalah:
1. Dalam konfigurasi ini, MN tidak terlalu sering dipindahkan, sehingga mengurangi
jumlah buruh yang dipakai.
2. Referensi dan kurva-kurva lebih banyak, dan studi yang dilakukan cukup banyak.
3. Konfigurasi ini tidak terlalu sensitif terhadap adanya perubahan lateral setempat,
sehingga metoda ini dianjurkan dipakai untuk penyelidikan dalam.
4. Kelemahannya: AB/MN harus berada pada rasio 2,5 < AB/MN < 50. Di luar rasio
tersebut, faktor geometri sudah berdeviasi.
II.2.7
Kisaran
Tahanan
Jenis
Harga
Batuan
memperlihatkan
resistivitas dari
batuan.
Harga
dapat
berubahkandungan fluida
batuan
perubahan atau
secara signifikan
yang
memiliki
resistivitas.
Gambar 2.4 Kisaran rata-rata harga resistivitas spesifik dan permitivitas relatif beberapa
jenis batuan (Schn, 1996)
Gambar 2.4 Kisaran harga resistivitas beberapa jenis batuan, tanah dan mineral (Loke,
2004)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Lokasi dan Waktu
Kegiatan Kuliah Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal -. November 2016 di di
delta lakkang.
III.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum geolistrik adalah :
1. Resistivitimeter Single Channel, digunakan untuk mengukur nilai beda potensial (V)
dan kuat arus (I).
2. Elektroda Potensial dan. Elektroda Arus 12 buah, digunakan sebagai pengahantar
arus yang diinjeksikan.
3. Kabel Elektroda 4 gulung (kabel A, B, M, N), digunakan sebagai penghubung aliran
4.
5.
6.
7.
arus ke elektroda.
Kabel Konektor, digunakan untuk menghubungkan alat dengan kabel elektroda.
Aki Kering 2 buah, digunakan sebagai sumber arus.
Meteran, digunakan untuk mengukur jarak antar elektroda.
GPS (Global Positioning System), digunakan untuk mengetahui latitude, longitude,
dan elevasi.
8. Patok, digunakan untuk menandai digunakan untuk menandai titik elektroda
9. Palu elektroda 2 buah, untuk memudahkan dalam menancapkan elektroda
10. Handy Talky (HT) 2 buah, sebagai alat komunikasi ketika akan melakukan proses
injeksi arus.
11. Satu set alat tulis, digunakan untuk mencatat data dari hasil pengukuran di lapangan.
III.3 Prosedur Pengambilan Data
A. Konfigurasi Wenner
1. Memasang elektroda di titik awal, yang mana titik tersebut sebagai posisi elektroda
A.
2.
3.
4.
5.
8. Apabila telah sesuai syarat, menekan tombol inject selama 5 detik kemudian
menekan tombol hold secara bersamaan pada alat.
9. Mencatat nilai yang terbaca pada display.
10. Melakukan pengukuran sebanyak 2 kali pembacaan data.
11. Mematikan kembali alat, kemudian memindahkan kabel yang terpasang tadi dengan
masing-masing bergeser sepanjang jarak tertentu. Jadi, kabel yang terpasang di
elektroda A, akan berpindah ke elektroda M, dan begitu pula untuk elektroda
selajutnya.
12. Mengulang tahap 7-11.
13. Pada line berikutnya, tahapnya tetap sama tetapi jaraknya akan berubah.
14. Mengulang pengukuran untuk line berikutnya dengan catatan yaitu line 2 berpindah
sepanjang 10 m, line 3 berpindah sepanjang 15 m, line 4 berpindah sepanjang 20 m,
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
sebagai berikut :
Menentukan nama lintasan survey.
Menuliskan jarak elektroda terkecil.
tengah-tengah elektoda).
Memasukkan dan menuliskan nilai 0 untuk resistivitas atau 1 untuk IP.
Susunan data:
- Posisi horizontal, spasi elektroda x n (lapisan ke-n), nilai resistivitas.
- Ketik nol diakhir input data, 4 kali.
- Setelah mendapat input di notepad, kemudian save as dalam bentuk *.dat