EKSPERIMEN FISIKA I
SEMESTER GANJIL T.A. 2016/2017
Disusun Oleh:
LABORATORIUM FISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah senantiasa memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen
Fisika I ini dapat terselesaikan dengan baik.
Diktat ini disusun sebagai buku panduan atau pegangan Praktikum
Eksperimen Fisika 1 di lingkungan Jurusan Fisika UIN MALIKI Malang dengan
materi yang telah disesuaikan dengan materi kuliah Gelombang, Listrik Magnet,
Fisika Modern, dan Termodiamika. Buku petunjuk praktikum ini merupakan edisi
revisi pertama yang merupakan hasil penyempurnaan dari buku petunjuk
sebelumnya ditambah dengan beberapa judul baru dan materi baru dari buku-buku
bahan ajar kuliah.
Tujuan penyusunan adalah bahwa diktat ini dapat membantu para asisten
dan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan praktikum dengan baik dan benar
sekaligus untuk menambah wawasan terhadap teori yang telah didapatkan dalam
perkuliahan serta membantu menambah ketrampilan mahasiswa dalam melakukan
kerja di laboratorium.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada seluruh Laboran dan Kepala
Laboratorium Fisika beserta seluruh pihak yang telah membantu penyusunan
diktat ini. Akhirnya, penyusun menyadari bahwa diktat ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk penyempurnaan diktat berikutnya.
Malang,
Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
1. Sampul
2. Kata Pengantar
3. Tata Tertib
4. Daftar Isi
5. EF I 1
6. EF I 2
7. EF I 3
12
8. EF I 4
16
9. EF I 5
20
10. EF I - 6
25
11. EF I - 7
Efek Zeeman
30
12. Sistematika
Laporan
37
13. Laporan
Sementara
38
EF I 1
FREKUENSI RESONANSI DARI RESONATOR HELMHOTZ
MENGGUNAKAN COBRA3
I.
TUJUAN
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk menentukan frekuensi
resonansi yang berbeda-beda pada resonator yang bergantung pada volume.
.
(1)
Gambar 1.
12150.00
12151.99
14602.00
14514.61
03543.00
07496.10
45126.01
02002.55
02032.00
37715.00
02043.00
09936.00
36050.00
36046.00
07361.04
07361.01
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
B. Langkah Percobaan
1. Rangkailah alat percobaan sesuai dengan Gambar 1. Probe suara
diperpanjang melalui tabung kaca dan harus berada di ketiga atas
putaran bagian dari labu bulat.
2. Aktifkan modul program Frequency Analysis . Lalu tekan Start a
New Measurement.
3. Atur parameter pengukuran sesuai dengan Gambar. 2; sesuaikan
amplifikasi mikrofon pada tingkat intermediet.
4. Dalam percobaan ini diinginkan suara bising disekitar. Jika di ruangan
terlalu tenang, tidak ada sinyal yang dapat direkam.
5. Tentukan posisi frekuensi resonansi dari labu, yang hanya diisi
dengan udara (ukur frekuensinya dari gmabar spektrum).
6. Ulangi percobaan setelah bagian bulat dari labu setelah diisi dengan
setengah penuh air.
7. Untuk tujuan perbandingan, lakukan pengukuran lagi seperti langkahlangkah di atas untuk labu bulat 100 ml.
Keterangan:
Jika tingkat kebisingan ambient selama pengukuran terlalu lemah, maka
dapat menghasilkan suara yang tepat dengan cara yang sederhana ini,
misalnya, cukup untuk menggosok dua lembar kertas pasir bersamasama. Bila menggunakan labu 100 ml, probe suara harus dimasukkan ke
dalam labu tanpa tabung kaca, karena tabung kaca dapat mempengaruhi
panjang resonansi.
Untuk melakukan analisis kuantitatif, jumlah air yang akan dimasukkan
dalam labu harus ditimbang atau ditentukan dengan gelas ukur.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2016/2017
EF I - 2
MEDAN MAGNET DARI SEPASANG KUMPARAN DALAM SUSUNAN
HELMHOTZ
I. TUJUAN
1. Mengukur densitas fluks megnetik di sepanjang sumbu z dari plat
kumparan ketika jarak keduanya a=R (R= jari-jari kumparan) dan ketika
jarak a < R dan a > R.
2. Mengukur distribusi ruang dari densitas fluks megnetik ketika jarak antara
kumparan a=R dengan menggunakan simetri rotasi pada pengaturan:
a. Pengukuran pada komponen aksial Bz.
b. Pengukuran pada komponen radial Br.
3. Menentukan komponen radial Br dan Br dari 2 kumparan individu pada
bidang tengah diantara keduanya dan untuk mendemonstrasikan overlap
dari dua medan pada saat Br=0.
II. DASAR TEORI
Dari persamaan Maxwell:
(1)
dimana K adalah kurva tertutup sekitar daerah F, kita peroleh untuk arus DC
(D=0), hukum fluks magnetik:
(2)
Yang sering ditulis untuk tujuan praktis dalam bentuk hukum Biot-savart
berikut:
(3)
dimana adalah vektor dari elemen konduktor dl untuk pengukuran titik dan
dH tegak lurus terhadap kedua vektor tersebut.
Kuat medan sepanjang sumbu konduktor lingkaran dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (3) dan berdasarkan Gambar (1).
Vektor dl tegak lurus, dan dan dH miring terhadap bidang sketsa, sehingga
(4)
dH dapat diselesaikan ke dalam komponen radial dHr dan aksial dHz.
Komponen dHz mempunyai arah yang sama untuk semua elemen
konduktor dl dan kuantitas ditambahkan, komponen dHr saling menghilangkan
antara yang satu dengan yang lainnya dalam berpasangan.
Oleh karena itu,
Hr=0
(5)
dan
(6)
Sepanjang sumbu loop kawat, sedangkan densitas fluks magnetik:
(7)
Medan magnet dari kumparan flat diperoleh dengan cara mengalikan pers. (6)
dengan jumlah lilitan (N).
Oleh karena itu densitas fluks magnetik sepanjang sumbu dari dua kumparan
identik pada jarak pisah a adalah
(8)
Dimana
Dimana z=0, densitas fluks mempunyai nilai maksimum ketika a<R dan nilai
minimum ketika a>R.
1
1
1
1
1
2
1
1
1
3
1
07362.01
B. Langkah percobaan
1. Rangkailah alat percobaan seperti pada Gambar 3.
2. Hubungkan dua koil secara seri dengan multimeter digital dan power
supply, arus yang digunakan tidak boleh melebihi 3,5A (operasikan
power supply sebagai sumber arus yang konstan).
3. Letakkan penggaris pada meja percobaan.
4. Ukurlah densitas fluks dengan menggunakan Hall probe aksial.
Densitas fluks magnetik tidak bergantung pada sudut , jadi hanya
komponen Bz (z, r) dan Br (z, r) yang diukur.
5. Aturlah posisi kumparan, Hall probe dan penggaris seperti pada
Gambar 3 kemudian ukurlah hubungan B(z, r=0) ketika jarak antara
kumparan a=R, a=R/2 dan a=2R.
10
Gambar 3. Mengukur B(z, r=0) pada jarak a yang berbeda-beda di antara kumparan.
6.
-
7. Ukurlah komponen radial dari medan individu pada z=0 dengan rangkaian
pendek yang pertama satu kumparan, kemudian dilanjutkan kumparan yang
lainnya.
11
EF I - 3
TIMBANGAN ARUS:GAYA YANG BEKERJA PADA KONDUKTOR
PEMBAWA ARUS
I.
Tujuan
Tujuan dilakukan percobaan ini, adalah:
1. Untuk menentukan arah gaya sebagai fungsi arus dan arah medan
magnet.
2. Untuk mengukur gaya F, sebagai fungsi dari arus loop konduktor IL,
dengan induksi magnet B yang konstan dan untuk loop konduktor dengan
ukuran yang bervariasi sehingga induksi magnetik dapat dihitung.
3. Untuk mengukur gaya F, sebagai fungsi arus pada kumparan IM untuk
sebuah loop konduktor. Pada batas yang telah ditentukan, induksi
magnetik B, dengan akurasi yang memadai akan sebanding dengan arus
kumparan IM.
12
2. Pada dua penampang loop konduktor yang vertikal, elektron bergerak pada
arah yang berlawanan, dan dua gaya bekerja padanya. Sedangkan pada
penampang loop konduktor yang horizontal, dimana panjangnya yang
diindikasikan pada tiap-tiap kejadian pada loop, sehingga dapat
mempengaruhi pengukuran gaya Lorentz. Salah satu dari loop konduktor
mempunyai dua lilitan (n=2), masing-masing panjangnya 50mm. Gaya
Lorentz pada loop konduktor ini secara eksak ekuivalen dengan loop
tunggal yang mempunyai panjang dua kali ( =100mm, n =1).
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
13
B. Langkah Percobaan
1. Rangkailah alat percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Kumparan elektromagnet dihubungkan secara seri dan dihubungkan
ke tegangan keluaran pada power supply melalui ammeter, saklar dan
bridge rectifier. Pada dua bagian yang pertama dari percobaan ini,
tegangan diatur tetap 12 VAC dan dihubungkan dengan arus IM pada
kumparan yang diukur.
Loop Konduktor dihubungkan melalui dua strip logam yang fleksibel,
pertama semuanya menuju ke distributor dan kemudian melalui
ammeter menuju tegangan keluaran dari unit power supply. Jarak
antara strip logam sebaiknya selebar mungkin dan melentur lurus,
sehingga tidak ada gaya dari medan magnet yang bekerja.
2. Pertama, pole besi ditempatkan pada elektromagnet sedemikian rupa
untuk menghasilkan celah udara sekitar 4 cm. Loop konduktor dengan
l = 25 mm ditangguhkan dari timbangan dengan bagian horisontal
tegak lurus dengan garis-garis Medan magnet.
Timbangan dihentikan dengan tidak ada arus yang mengalir melalui
konduktor, dan arus konduktor diatur sebesar IL = 5 A. Besarnya arah
dan gaya ditentukan sebagai fungsi dari arah arus dan diamati dengan
magnet diputar pada sumbu horisontal. Tanpa medan magnet, posisi
timbangan diamati baik dengan dan tanpa arus yang mengalir melalui
loop konduktor.
3. Pole besi ditempatkan pada elektromagnet dengan rangkaian parallel
dan dengan sebuah gap udara 1 cm. Loop konduktor yang mempunyai
14
4.
Catatan:
Jika instrumen pengukuran medan magnet tersedia, induksi magnet dapat
diukur sebagai fungsi dari arus kumparan.
15
EF I - 4
PENENTUAN KECEPATAN SUARA
( PRINSIP SONAR)
I.
TUJUAN
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah:
1. Untuk menentukan waktu transmisi pada jarak yang berbeda-beda antara
pemancar dan penerima.
2. Untuk membuat plot grafik bagian panjang pulsa suaru terhadap waktu
transmisi.
3. Untuk menentukan kecepatan suara dari grafik.
==
(1)
16
17
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Power supply, 12 V
Kabel data RS 232
Barrel base PASS
Stand tube
Screen metal, 30x30 cm
Measuring tape, l = 2 m
Meter scale, l = 1000 mm
Screened cable, BNC, l = 75 cm
Adapter, BNC-socket/4 mm plug pair
Measure Software Universal writer
PC, Windows 95 or higher
12151.99
14602.00
02006.55
02060.00
08062.00
09936.00
03001.00
07542.11
07542.27
14504.61
1
1
3
3
1
1
1
2
2
1
1
B. Langkah percobaan
1. Susunlah alat percobaan seperti yang ditunjukkan Gambar 4.
2. Gunakan stand tube pada barrel bases untuk posisi reflektor,
transmitter dan receiver di atas meja, yang bertujuan untuk
menghentikan terjadinya gangguan pantulan.
3. Hubungkan transmitter ke socket TR1 pada ultrasonic unit, dan
operasikan dalam mode Brust.
4. Hubungkan receiver ke soket BNC kiri ( prioritaskan ke amplifer).
5. Pastikan amplifier dari ultrasonic unit tersebut tidak menyala
(tidak bekerja) dalam daerah saturasi. Mungkin, dalam satu kasus,
dioda OVL menyala, mengurangi amplifikasi masukan.
6. Gunakan sinyal sinkronisasi (soket BNC sync) dalam Cobra Basic
Unit masukan Analog In 1/S1.
7. Gunakan tegangan diperkuat bolak balik dari receiver dalam
masukan Analog In 2/S2.
18
8.
19
EF I - 5
VISKOSITAS CAIRAN NEWTONIAN DAN NON NEWTONIAN
(ROTARY VISCOMETER)
I.
TUJUAN
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan gradient dari kecepatan rotasi sebagai fungsi dari tegangan
geser rotasi untuk dua cairan Newtonian ( gliserin, cairan parafin).
2. Mengamati ketergantungan suhu dari viskositas minyak dan gliserin
3. Menentukan kurva aliran untuk cairan non Newtonian(coklat)
(1)
=
(2)
20
() =
(4)
!
= "
(6)
#$ =
Atau
#$ =
(7)
(8)
21
%#$ =
Atau
%#& =
!
.
!
(9)
.
(10)
*+, *+,
(Vogel)
(12)
18221.93
02005.55
02032.00
37697.00
35720.93
35721.00
46299.02
35680.03
36015.00
36004.00
40485.03
30084.25
30180.25
31799.27
30004.25
1
1
1
1
1
1
1
1
3
2
2
2
1
2
3
22
B. Langkah Percobaan
Adapun langkah kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Aturlah alat percobaan seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.
2. Rotary viscometer harus disesuaikan sampai persis posisinya vertikal,
gunakan sekrup putar yang berada pada dasar support stand untuk
melakukan hal ini. Ada kotak level di viskometer yang digunakan
untuk memeriksa ketepatan penyesuaian pengaturan itu.
3. Turunkan viskometer sampai ke permukaan cairan tepat mencapai
tanda kalibrasi bodi rotary.
4. Aduk cairan viskositas dengan kecepatan rendah sekaligus panaskan
dengan suhu pengukuran yang diinginkan dengan bantuan pengaduk
magnet dan aduk batang magnet agar cepat mencapai distribusi panas
yang seragam. Suhu sebaiknya selalu diukur di sekitar silinder
immersion. Setelah suhu percobaan telah tercapai matikan pemanas.
Suhu harus tetap konstan selama beberapa menit sebelum pengukuran
dimulai, karena sillinder immersion harus dalam kesetimbangan
termal dengan cairan. Ketika kesetimbangan termal telah tercapai,
matikan pengaduk magnetik dan tentukan viskositas cairan.
5. Setelah melakukan pengukuran, bersihkan selalu bar viskometer dan
sillinder putar dengan hati-hati dengan air atau aseton.
23
6.
7.
24
EF I 6
KAPASITANSI PADA BOLA LOGAM DAN
KAPASITOR BERBENTUK BOLA
I.
TUJUAN
1. Menentukan kapasitansi dari tiga bola logam dengan diameter yang
berbeda-beda.
2. Menentukan kapasitansi dari kapasitor berbentuk bola.
3. Menentukan diameter tiap benda uji dan perhitungan nilai
kapasitansinya.
(4)
(r1 = jari-jari bola dalam; r2 = jari-jari bola luar)
25
06236.00
06237.00
06238.00
06273.00
06245.00
36709.00
06106.03
06021.00
07160.00
13670.93
39105.14
13626.93
07028.01
07134.00
07367.00
07542.11
07542.20
07542.21
07542.26
03014.00
02006.55
02005.55
02040.55
02027.55
02026.55
37716.00
29426.03
07359.15
07362.15
07361.04
07361.01
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
4
1
1
1
1
1
2
2
2
26
B. Langkah Percobaan
Bagian 1:
1. Aturlah alat percobaan untuk menentukan kapasitansi dari bola
konduktor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 2 hanya
menunjukkan bagian dari pengaturan percobaan yang harus
dimodifikasi untuk menentukan kapasitansi dari kapasitor berbentuk
bola.
2. Konduktor bola (d = 2 cm) ditempatkan pada barrel base dan
dihubungkan dengan kabel tegangan tinggi dengan resistor pelindung
10 M ke kutub positif keluaran 10 kV pada power supply tegangan
tinggi.
3. Kutub positif di-ground-kan. Bulatan silinder dimasukkan ke dalam
kontak bola uji untuk menge-charge-nya.
4. Tegangan tinggi harus selalu di reset ke nol setelah selesai mengecharge. Setiap selesei pengukuran, tengangan penge-charge
ditingkatkan sebesar 1 kV.
5. Sebelum di-charge kembali, bola uji harus dikosongkan muatannya
melalui kontak dengan kabel penghubung dibumikan/digroundkan.
6. Muatan pada bola uji ditentukan dengan amplifier pengukuran.
Gunakan masukan hambatan tinggi pada elektrometer untuk kasus ini.
Sebuah tambahan kapasitor 10 nF dihubungkan secara paralel dengan
kabel uji BNC yang dilengkapi dengan adaptor yang diperlukan untuk
mengambil alih muatan.
7. Kapasitansi dari bola konduktor ditentukan dari tegangan dan nilai
muatan; ini dilakukan dengan menggunakan rata-rata yang dihitung
selama beberapa nilai pengukuran muatan.
Catatan: jangan gunakan tegangan tinggi untuk masukan amplifier!!!
27
Bagian 2:
1. Untuk menentukan kapasitansi dari kapasitor bola, ubahlah
pengaturan percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
2. Satukan belahan Cavendish sehingga membentuk bola lengkap
dengan lubang lingkaran kecil di bagian atas. Bola plastik dengan
permukaan konduksi ditutup dari kawat tembaga di pusat bola. Kawat
tembag yang dililitkan melalui pipa kapiler kaca yang dibungkus
aluminium foil dibumikan untuk menetralisir kapasitansi liar (Gambar
3). Aluminium foil itu dimungkinkan untuk tidak menyentuh belahan.
Lingkup interior harus terhubung ke pusat soket power supply
tegangan tinggi. Hal ini dilakukan dengan cara menggunkan jepit
buaya diatas kabel tegangan tinggi, sebelum resistor pelindung 10 M
terhubung. Soket yang lebih rendah dibumikan lagi.
28
3.
4.
5.
29
EF I 7
EFEK ZEEMAN DENGAN KAMERA CCD
I.
TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah
1. Menggunakan interferometer Fabry-Perot dan teleskop yang membuat
split garis pusat menjadi dua garis yang terukur pada jumlah gelombang
sebagai fungsi densitas fluks magnetik. Screenshot software digunakan
untuk mengukur diameter cincin interferensi yang ditangkap oleh kamera
CCD.
2. Mengevaluasi nilai magneton Bohr dari hasil poin 1.
3. Mencari sinar teremisi secara kualitatif dengan arah medan magnet.
30
Gambar 1. Pecahan komponen dalam medan magnet dan transisi yang diizinkan.
Oleh karena itu pada kasus ini ada 9 jenis transisi yang diperbolehkan. 9 transisi
ini dapat dikelompokkan menjadi 3 grup dengan 1 grup masing-masing 3 transisi.
Dimana semua transisi yang ada pada suatu grup mempunyai energi yang sama
dan akibatnya mempunyai panjang gelombang yang sama juga. Oleh karena itu,
hanya akan ada 3 garis saja yang tampak.
31
09050-20
09050-20
06480-01
06480-03
02077-00
13662-97
13531-93
06211-00
07122-00
08282-00
08284-00
08286-01
08286-02
08012-00
08020-01
08023-01
08045-00
08610-00
08664-00
07360-01
07360-04
07361-01
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
5
2
4
2
1
1
1
1
1
1
1
32
07361-04
07362-01
07363-01
07363-04
08713-00
08288-00
08340-00
08256-00
1
1
1
1
1
1
1
1
88037.00
08286.00
08713.00
08256.00
08288.00
08340.00
08286.02
1
1
1
1
1
1
B. Langkah Percobaan
1. Susunlah alat seperti yang ditunjukkan Gambar 2.
2. Hubungkan kumparan elektromagnetik secara paralel dengan
multimeter digital yang terhubung pada power supply dengan arus
20 VDC 12 A.
3. Sambungkan kapasitor 220 F secara paralele pada output power
supply untuk memperlancar tegangan DC.
33
4.
5.
persamaan:
untuk menentukan beda jumlah
gelombang (v) yang sesuai. Kita proses dalam dua langkah: 1)
ambil gambar pola cincin pada arus/intensitas medan magnet
kumparan yang berbeda. Kemudian yang ke 2)ukurlah diameter
cincin yang terdapat pada gambar.
Untuk memperoleh gambar yang jelas dari kamera silahkan klik
menu <File> dan pilih <Capture Window>. Pada capture
window terdapat pengaturan seperti contrast, brightness and
saturation gambar yang dapat dioptimalkan via menu yang dapat
34
35
v (m-1)
36
JUDUL PRAKTIKUM
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
37
LAPORAN SEMENTARA
PRKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA I
Judul percobaan:
Berisi Tabel data hasil percobaan dan kesimpulan data sementara
Asisten Praktikum
38