Anda di halaman 1dari 14

Makalah Imunologi

HUBUNGAN SENG, INFEKSI DAN


SISTEM IMUN

DisusunOleh :
Aulia Arrum Sari

(P23131114006)

Dyah Dewi Retnoningsih

(P23131114012)

Laila Fitri

(P23131114020)

Melisa Alfiani Sari

(P23131114025)
DIV A

Politeknik Kesehatan Kementrian


Kesehatan Jakarta II
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp.
021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id Website :
http://poltekkesjkt2.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunianya kami dapat menyelesai kan
makalah yang berjudul Hubungan Seng, Infeksi dan Sistem Imun, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, April 2016

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 4
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN......................................................................................................... 5
2

2.1 Definisi Seng..................................................................................................... 5


2.2 Sumber Zinc...................................................................................................... 5
2.3 Definisi Kekurangan Seng..................................................................................... 6
2.4 Absorbsi Zink Dalam Tubuh................................................................................... 7
2.5 Peran Seng Sebagai Bagian Dari Biologi Sel Dalam Sistem Imun....................................7
2.6 Fungsi Zink....................................................................................................... 8
2.7 Peran Seng Sebagai Antioksidan.............................................................................. 8
2.8 Pengaruh Kekurangan Seng Pada Fungsi Sel Imun.......................................................8
2.9 Pengaruh Seng Dan Kondisi Yang Melibatkan Immunosuppression..................................9
2.10 Data Suplemen Zink Dan Penyakit Diare Pada Anak Di Berbagai Negara.......................10
2.11 Data Suplemen Zink Dan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Pada Anak Di Berbagai Negara
......................................................................................................................... 10
2.12 Mekanisme Zink dengan Sistem Imun...................................................................11
BAB III.................................................................................................................. 12
PENUTUP.............................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia membutuhkan unsur-unsur gizi agar dapat membantu pertumbuhan dan
memelihara kesehatan dan kehidupannya secara seimbang. Yang dimaksudkan dengan gizi
yaitu kebutuhan tubuh yang mengandung bahan: protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral dan air.
Penelitian fungsi mineral dalam sistem pertahanan tubuh sebenarnya sudah sejak
lama dirintis. Berikut ini akan dibahas secara singkat mengenai peran Zn pada fungsi imun
tubuh dan berhubungan dengan infeksi.
1.2 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, pembuatan makalah ini bertuujuan untuk :
1. menjelaskan definisi kekurangan seng dan cara penilaiannya.
2. menjelaskan peranan seng sebagai bagian dari biologi sel dalam sistem imun.
3. menjelaskan peranan seng sebagai antioksidan.
4. menjelaskan pengaruh kekurangan seng pada fungsi sel imun.
5. menjelaskan pengaruh seng dan kondisi yang melibatkan immunosuppression.
1.3 Rumusan Masalah
1. apa definisi seng?
2. apa definisi kekurangan seng?
3. apa peran seng sebagai bagian dari biologi sel dalam sistem imun?
4. apa peran seng sebagai antioksidan?
5. apa pengaruh kekurangan seng pada fungsi sel imun?

6. apa pengaruh seng dan kondisi yang melibatkan immunosuppression?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Seng
Zinc merupakan zat gizi yang esensial untuk kehidupan. Seng dimasukkan ke dalam lebih
dari 300 protein dan enzim, termasuk polimerasi DNA , thymidine kinase , DNA-dependent
dan polimerasi RNA, enzim yang diperlukan untuk sintesis asam nucleid . Lebih lanjut ,
fungsi seng melalui pembentukan protein yang mengikat pada dna dan bertindak sebagai
regulator untuk transkripsi. Seng memiliki peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh.
Tubuh mengandung 2-2,5 gr seng yang tersebar di hampir semua sel. Sebagian besar seng
berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot dan tulang. Jaringan yang banyak mengandung
seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kuliat, rambut dan kuku. Di
dalam cairan tubuh, seng terutama merupakan ion intraselular. Sel di dalam plasma hanya
merupakan 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh yang mempunyai masa pergantian yang
cepat.
Seseorang yg kekurangan zn,bsa menyebabkan imunnya menurun dan bahkan meninggal
pada usia muda karena infeksi.
Pada pasien acrodermatits enteropathica disebabkan karena genetik dan zn yang tidak bisa
diserap dalam tubuh, sehingga tidak dapat mengeluarkan kuman yang berasal dari bakteri,
fungi dan virus.
Gambar acrodermatits enteropathica

2.2 Sumber Zinc


Zn dapat yang diperoleh dari daging, ikan, kerang, kepiting, susu, produk whole grain, ragi
dan kacang-kacangan. Reabsorpsinya dari usus diperbesar oleh vitamin C dan asam-asam
amino,serta dikurangi oleh kalsium, fosfor, Fe, dan Cu.

2.3 Definisi Kekurangan Seng


kekurangan Zn dalam makanan yang berkelanjutan dapat mengakibatkan kurus yang
sangat dan akan kembali normal apabila penderita diberikan tambahan Zn.
Pengkajian pada manusia menunjukkan adanya hubungan kekurangan Zn dengan
gangguan fungsi imun. Prasad et al (1975) menemukan adanya hubungan antara hambatan
pertumbuhan, hipogonadisme, dengan defisiensi Zn yang dapat diatasi oleh pemberian Zn.
Gangguan respon imun seluler pada kekurangan Zn dapat diperbaiki dengan penambahan Zn.
Penderita dengan hipogamaglobulinemia cenderung memiliiki kadar Zn yang rendah dalam
serumnya dan diantara penderita tersebut ternyata diketemukan penurunan aktivitas
proliferasi dari limfosit apabila diteliti secara in vitro.
Defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui
serta orang tua. Tanda-tanda kekurangan seng adalah:
1. gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual
2. Fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi pankreas, gangguan
pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna.
3. Terjadi diare dan gangguan fungsi kekebalan.
4. Kekurangan seng kronis mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak.
5. kekurangan seng mengganggu metabolisme vitamin A, sering terlihat gejala yang
terdapat pada kekurangan vitamin A. (kesulitan melihat dalam gelap)
6. Kekurangan seng juga mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme,
gangguan nafsu makan, penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat
penyembuhan luka.
Ciri-ciri defisiensi seperti terhambatnya pertumbuhan dan infantilisme, berkurangnya daya
rasa dan penciuman , juga kelainan kulit dan juga sukar sembuhnya luka.
Pada separuh kasus ulcus cruris (luka di tungkai akibat sirkulasi buruk) menunjukkan kadar
Zn yang rendah dalam darah.

2.4 Absorbsi Zink Dalam Tubuh

2.5 Peran Seng Sebagai Bagian Dari Biologi Sel Dalam Sistem Imun
Peran Zinc :
1. sebagai kofaktor thymulin. Thymulin adalah hormon produksi timus. Dimana
mengatur perbedaan sel T yang belum dewasa di kelenjar timus dan fungsi sel T
dewasa dalam periphery. Thymulin juga mengatur sitokin pada peripheral darah
di sel mononuklear.
2. mempengaruhi proliferasi dari sitotoksik limfosit T
3. pembentukan antibodi oleh sel B. Walaupun sel B kurang sensitif pada seng
daripada sel T. Jumlah limfosit B dan prekursornya berkurang selama kekurangan
seng.

Peran biologis dari Zinc (Seng) diakui dalam sisntesis DNA atau RNA, apoptosis, eskpresi
gen, atau struktur dan fungsi protein.
Oleh sebab itu, perkembangan dari kegunaan sensor zinc akhir-akhir ini menarik banyak
perhatian.
Variasi jenis dari zinc-fluorophores baru saja muncul, yang terdiri dari bio-inspired aromatic
sulfonamide derivative, zinc-finger peptides melekat pada pewarna fluorescent.
Analisis kualitatif dan kuantitatif dari ion metal dengan reagen analisis selektif menjadi
sangat penting untuk lingkungan dan aplikasi di bidang biologi (Czarnik,1995)

Kriteria dari sensor yang baik adalag stabil, selektif metal, afinitas metal, pemberi sinyal
fluorescent, kecepatan kinetik yang sensitif, mudah untuk engirimkan ke sistem target, dan
tersedia.
2.6 Fungsi Zink
Fungsi zinc:
1. suplemen zinc bisa untuk mengatasi jumlah T helper yang berkurang pada sel, produksi
hormon thymic.
2. zink dapat mempengaruhi kemampuan dari sel untuk mengenali sel patogen untuk
membunuh.
3. zink berfungsi sebagai antioksidan dan stabilisasi membran. (Anuraj, H)
4. Sebagai enzim kolagenase. Seng berperan dalam sintesis dan degradasi kolagen.
(pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat, dan penyembuhan luka).
5. Pemeliharaan kesimbangan asam basa dengan cara membantu mengeluarkan karbon
dioksida dari jaringan serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari paru-paru pada
pernafasan.
6. Seng berperan dalam pencernaan protein.
7. Berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma.
2.7 Peran Seng Sebagai Antioksidan
Seng juga memiliki antioksidan, sebagian melalui regulasi dan fungsi di oksidan protein
seperti metalotionin dan tembaga seng superoksida dismutase (Cu/Zn SOD). Meningkatnya
stres oksidasi dikatikan dengan penurunan status seng. Jika dilakukan diet rendah seng bisa
merusak pertahanan antioksidan keduanya dan merusak respon DNA pada kelenjar prostat
dan peningkatan resiko kanker.
Kelebihan enzim Cu/Zn SOD untuk mengurangi pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
2.8 Pengaruh Kekurangan Seng Pada Fungsi Sel Imun
1. Defiensi zink dapat merusak aktivitas sel NK, mengurangi fagosit pada
makrofag dan neutrofil.
2. Sindroma Acrodermatitis Enteropathica yang disertai menurunnya fungsi timus,

belakangan terungkap oleh karena adanya gangguan genetik pada penyerapan Zn akan
menyebabkan defisiensi imun. Kekurangan Zn telah diketahui menyebabkan atrofi
kelenjar timus yang dengan cepat diikuti hilangnya fungsi TH.
3. Defisiensi imun pada kekurangan Zn disebabkan karena Zn diperlukan dalam
beberapa proses selular, misalnya pada interaksi membran, pada tahap-tahap dalam
siklus sel, pembentukkan mRNA dan diperlukan untuk fungsi lebih dari 70 macam
enzim yang diantaranya diperlukkan dalam sintesis DNA.

4. Peran Zn dalam sistem imun diketahui bahwa kekurangan Zn primer yang


ditimbulkan oleh berkelebihan senyawa fitat dalam makanan dapat mempermudah
terkena infeksi.
Konsentrasi plasma zinc sangat berguna untuk indikator status polulasi zinc.
Situasi ketidakcukupan asupan vitamin A dan zat besi dimana jaringan dapat memobilisasi
untuk menjaga kenormalan fungsi psikologi sampai defisiensi bahkan ini tidak meluas namun
segera mengubah cadangan zinc dalam tubuh.
Konsentrasi plasma zinc yang rendah berguna sebagai penanda dari defesiensi zinc pada
beberapa situasi.
Penentu dari konsentrasi plasma zinc selain pengonumsian zinc langsung yaitu
hipoalbuminemia yang mana mempengaruhi absopsi dan tranportasi zinc, infeksi, stress
seperti jaringan cedera akibat operasi, latihan fisik yang berat, kehamilan, dan penyakit usus
yang menggangu penyerapan zinc.
Plasma zinc dalam tubuh manusia sekitar 15 umol/L. Konsentrasi zinc dalam jaringan seperti
otot dan hati sekitar 50 kali lebih besar dari plasma, peyerapan kecil dari zinc pada jaringan
ini memberikan efek konsentrasi plasma zinc. Ini menjelaskan bahwa konsentrasi plasma zinc
tidak menggambarkan cadangan zinc total dalam tubuh
Hubungan antara konsentrasi plasma zinc dengan infeksi sangat spesial karena populasi
resiko terbesar dari defisiensi zinc juga memiliki penyakit infeksi.
Penelitian menemukan respon fase akut yang di mediai oleh sitokin seperti interleukin-1 dan
faktor-alfa nekrosis tumor yang distimulasi dari sekresi interleukin-6 dan glukokortikoid yang
keduannya aktif secara bergantian lalu hati mensintesis metallothionin (MT) dan intraseluler
protein pengikat logam. Stimuasi MT hati meyerap zinc dan mengakibatkan penurunan
plasma zinc selama inflamasi.
2.9 Pengaruh Seng Dan Kondisi Yang Melibatkan Immunosuppression
Individu yang menderita sakit mengalami depresi dan menyebabkan tekanan pad sel T,
penurunan produksi CD4+/CD8+ pada sel T, penurunan DTH, penurunan aktivitas sel NK,
penurunan produksi IL-2 dn menekan aktivitas timulin. Suplemen Zn memperbaiki tingkat
imunologi. Demikian juga, pada pasien down-sindrom, suplemen zinc memperbaiki
hipersensitif dengan segera, fungsi limfosit dan cematoxic neutrophil dan meningkatkan
perlawanan pada infeksi. Suplemen Zn juga memperbaiki DTH pada pecandu alkohol dan
stimulasi sel dan imunitas humoral pada manusia.
Suplemen Zn memperbaiki limfosit dan neutrophil Zn dan menaikan jumlah sirkulasi sel T,
dan memperbaiki DTH dan respon antibodi IgG pada tetanus. Sebagai mungkin diharapkan
dari efek ini, meningkatkan perlawanan untuk infeksi juga.

2.10 Data Suplemen Zink Dan Penyakit Diare Pada Anak Di Berbagai Negara

2.11 Data Suplemen Zink Dan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Pada Anak Di
Berbagai Negara

10

2.12 Mekanisme Zink dengan Sistem Imun

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zinc merupakan zat gizi yang esensial untuk kehidupan. Seng dimasukkan ke dalam
lebih dari 300 protein dan enzim, termasuk polimerasi DNA , thymidine kinase , DNAdependent dan polimerasi RNA, enzim yang diperlukan untuk sintesis asam nucleid.
Tubuh mengandung 2-2,5 gr seng yang tersebar di hampir semua sel. Sebagian besar
seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot dan tulang. Jaringan yang banyak
mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kuliat, rambut
dan kuku.
Zn dapat yang diperoleh dari daging, ikan, kerang, kepiting, susu, produk whole grain,
ragi dan kacang-kacangan. Reabsorpsinya dari usus diperbesar oleh vitamin C dan asamasam amino,serta dikurangi oleh kalsium, fosfor, Fe, dan Cu.
Peran biologis dari Zinc (Seng) diakui dalam sisntesis DNA atau RNA, apoptosis,
eskpresi gen, atau struktur dan fungsi protein.

12

Individu yang menderita sakit mengalami depresi dan menyebabkan tekanan pad sel
T, penurunan produksi CD4+/CD8+ pada sel T, penurunan DTH, penurunan aktivitas sel NK,
penurunan produksi IL-2 dn menekan aktivitas timulin.

13

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Calder, Philip C dkk. 2002. Nutrition And Immune Function. New York: CAB International.
Watson, Ronald Ross dkk. 2010. Dietary Components And Immune Function. New York:
Humana Press.
Shetty, Prakash. 2010. Nutrition, Immunity and Infection. USA: CAB International.
Bendich, Adrianne dkk. 1988. Antioxidant NutrientsAnd Immune Function. New York And
London: Plenum Press.
Gershwin, M. Eric dkk. 2000. Nutrition And Immunology Principles And Practice. New
York: Humana Press.
Maret, W. 2001. Zinc Biochemistry, Phisiology, And Homeostatis. USA: SpringerScience+Business Media.

14

Anda mungkin juga menyukai