Anda di halaman 1dari 24

PERKEMBANGAN

GIZI TERKINI
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

BELLA KLARAS ENJELIKA


FITHRI DESRIANI
ISNA SAIDANA ULLYA MARDOTILLA
PUTRI ATANIA SALSABILA
ROSSI MARDIAH
Seng atau Zinc (Zn)
Todd dkk (1934) pertama kali menemukan zat gizi mikro
seng sebagai zat gizi mikro esensial bagi pertumbuhan
tikus. Walaupun seng sudah terbukti esensial bagi hewan,
namun esensinya bagi kesehatan manusia baru dibuktikan
pada tahun 1958 oleh Prasad dkk. Di Iran, seorang anak
laki-laki berusia 10 tahun mengalami pertumbuhan yang
terhambat, anemia, hati dan limpa membengkak, alat-alat
kelamin mengecil, kulit kering dan gangguan mental.
Ternyata riwayat dietnya mengandung zat gizi mikro seng
yang sangat rendah
Seng (Zn) adalah mikromineral esensial sebagai
kofaktor lebih dari 100 metaloenzim yang berperan
penting dalam regenerasi sel, metabolisme, pertumbuhan,
dan perbaikan jaringan tubuh (Osredkar & Sustar 2011).
Setiap hari seng di dalam tubuh mengalami ekskresi
sehingga asupan seng harian diperlukan untuk menjaga
seng di dalam tubuh tetap normal karena tubuh tidak
memiliki mekanisme khusus untuk menyimpan seng
(Stipanuk 2006). Peningkatan kebutuhan seng harian
individu terjadi terutama pada populasi balita, anak-anak,
remaja, dan wanita hamil (IOM 2004). Defisiensi seng di-
kaitkan dengan pertumbuhan yang tidak optimal,diare,
serta penurunan fungsi imunitas (Gropper et al. 2009).
Defisiensi seng pertama kali dideskripsikan dengan jelas
oleh Prasad dkk pada tahun 1961, kemudian sejak itu peran
penting seng dalam metabolisme tubuh direkam dengan
lebih baik. Sudah sejak tahun 1980-an defisiensi seng
semakin mulai menarik perhatian para ahli gizi dan
kesehatan masyarakat, tetapi perkembangannya fluktuatif
dan sampai kini belum cukup tersedia data dan informasi
pada tingkat masyarakat atau komunitas, utamanya dalam
sekala besar.
Atmadja dalam penelitiannya menemukan sekitarseperenam dari
160 sampel yang diperiksa dengan tes kecap Smith Hadi Riyadi
dalam penelitiannya menggunakan parameter seng dalam serum
menemukan 27,5% anak sekolah mengalami defisiensi seng.
Wahyuni, dkkCT dalam penelitiannya pada anak Sekolah Dasar di
Surabaya menemukan 56,2% anak sekolah yang diteliti dengan tes
kecap Smith, mengalami defisiensi seng, dan angkanya menjadi
lebih besar (62,1%) bila parameter yang digunakan adalah
konsentrasi seng dalam rambut. Penelitian menggunakan parameter
serum seng yang mencakup 3548 sampel anak Balita di 45
kabupaten menemukan 36% anak Balita mengalami defisiensi seng.
Dewasa ini diperkirakan sepertiga penduduk dunia berisiko
mengalami defisiensi seng, dengan rentang variasi antara 4-73%
tergantung dari negara.
Defisiensi seng merupakan faktor risiko kelima dari
berbagai penyakit di negara-negara berkembang. Variasi
angka defisiensi seng juga dipengaruhi pada parameter
yang digunakan. Makalah ini membahas masalah
defisiensi seng yang mencakup pengertian dan
konsekuensinya, sumber dan fungsi seng bagi tubuh
manusia, besaran masalah defisiensi seng, serta program
penanggulangan dan propeknya, bersumberkan dari
hasil berbagai penelitian dan penelitian yang penulis
lakukan.
METABOLISME ZINC
Menurut Angka Kecukupan Gizi bagi Masyarakat
Indonesia tahun 2019, kebutuhan zinc bagi orang dewasa
sehat adalah sekitar 8-11 gram/hari. Kegunaan zinc ini
akan berubah dengan kondisi kesehatan, usia, jenis
kelamin, kebiasaan merokok dan lainnya.Makanan dengan
sumber zinc yang baik dapat ditemukan pada produk
hewani seperti seafood (8-11 mg/100 gram), ayam dan
daging (5-9 mg zinc per 100 gram daging). Kacang-
kacangan juga mengandung zinc yang baik, namun
penyerapan zinc tidak sebaik dari produk hewani, hanya 1-
2 mg zinc per 100 gram kacang. Sayur-sayuran hanya
sedikit mengandung zinc, sekitar 1 mg zinc saja per 1 cup.
Kekurangan Zinc. Gejala awal dari kekurangan zinc
pada tubuh meliputi hilangnya nafsu makan, serta
perlambatan tumbuh kembang pada bayi dan anak-
anak. Kelebihan Zinc. Orang-orang yang mengalami
kelebihan zinc dalam tubuh bisa mengalami rasa besi
pada mulut, demikian juga mual, muntah, dan diare
Manfaat ini didapatkan karena zinc adalah
mikronutrien penting yang dibutuhkan dalam
pembentukan protein, pertumbuhan sel, fungsi
sistem kekebalan tubuh, serta membantu proses
perpindahan air dan cairan elektrolit di dalam usus
Manfaat Seng,
Sumber dan Fungsi
Seng
Manfaat zat besi bagi tubuh :

1. Digunakan dalam pembuatan


hemoglobindan myoglobin
2. Dapat mencegah anemia
3. Menormalkan imuniti
4. Meningkatkan kekebalan tubuh
5. Dapat menyembuhkan kerontokan
Seperti makhluk hidup pada umumnya, manusia
mendapatkan seng terutama dari makanan dan minuman.
Dengan demikian, adalah wajar jika salah satu penyebab
defisiensi seng adalah kurangnya asupan seng dari
makanan dan minuman.
Seng dalam makanan sebagian besar terikat dengan
protein dan asam nukleat. Dengan demikian makanan
yang kaya protein utamanya daging merah dan kerang
merupakan makanan sumber seng yang paling baik.
Ikatan senyawa seng dengan protein seringkali sangat
stabil sehingga memerlukan aktivitas substansial dalam
pencernaan agar seng terlepas dan dapat diserap.
Susu juga merupakan sumber Seng.
Bioavelibilitas Seng dalam susu ibu lebih baik
ketimbang susu Makanan nabati umumnya miskin
seng, kecuali lembaga dari biji-bijian seperti
lembaga gandum.
Tidak seperti zat gizi lainya, tubuh tidak
memiliki cadangan seng, akan tetapi seng ada di
hampir semua sel dan jaringan tubuh dan terkadang
dalam konsentrasi yang tinggi. Tubuh memiliki
cadangan zat gizi mikro lain misal vitamin A dalam
hati dan zat besi dalam hemoglobin dan myoglobin.
Tanda Dan Gejala
Tubuh Kekurangan
seng
1. Kulit terlihat pucat
2. Tubuh merasa lelah dan lesu
3. Menurunnya mood
4. Mengalami rasa sesak napas .
5. Kuku menjadi mudah rapuh
6. Rambut rontok
7. Tubuh dan kaki gemetar
Defisiensi seng pada manusia pertama kali dijumpai
pada penderita sebagai komplikasi sirosis hepatis akibat
alkohol pada tahun 1956. Defisiensi seng dapat terjadi
karena pemasukan berkuran, absorpsi berkurang,
meningkatnya perusakan, meningkatnya pengeluaran,
utilisasi berkurang dan kebutuhan meningkat.
Pemilihan diet yang rendah seng dapat terjadi karena
faktor budaya, sosial ekonomi atau motivasi lainnya yang
dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi seng.
Pengeluaran seng yang berlebihan dapat terjadi sebagai
akibat perdarahan, pengeluaran keringat yang banyak,
diuresis meningkat atau pengeluaran melalui tinja yang
meningkat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai