1.
PENDAHULUAN
2.
PEMBAHASAN
Gambar 3. Pre-Inspection
4. Washing
Didalam mesin washer, botol-botol yang lolos dari
pre-inspection akan dicuci untuk menghilangkan kotoran
dan bakteri pada botol. Sebelum diisi dengan cairan
(umumnya cairan obat dan air konsumsi minum), botok
dari feeding pallet harus dicuci atau dibilas. Hal ini untuk
menghilangkan partikel dalam botol yang mungkin masuk
saat produksi botol. Cairan yang dipakai adalah cairan
yang khusus untuk mencuci botol. Tak hanya itu, di
beberapa mesin botol juga di blow untuk mengeringkan
botol setelah dicuci. Prinsip mesin washer adalah semakin
lama botol dicuci, semakin bersih botol selepas mesin
washe. Hanya saja untuk line produksi dengan kapasitas
tinggi, mesin mempunyai kompensasi tersendiri agar botol
tetap bersih dan kapasitas output mesin terpenuhi.
Umumnya mesin washer berupa rotary atau berputar.
Gambar 1. Depalletizer
2. Unpacking
Mesin packing mempunyai tugas untuk mengambil
botol-botol kosong di dalam case dan meletakkannya di
bottle conveyor.
Gsmbsr 4. Mesin Washer
5. Post-Inspection
Botol-botol yang telah dicuci di mesin washer akan
diperiksa kembali. Seperti pada pre- inspection,
pemeriksaan botol disini juga dilakukan secara manual.
Gambar 5. Post-Inspection
11. Final-Inspection
7. Filling
Botol-botol yang telah lolos dari beberapa tahap
pemeriksaan atau dinyatakan baik akan diisi dengan
produk PT. Coca Cola Amatil Indonesia ( CCAI)
didalam mesin filler.
12. Packing
Botol-botol yang telah melalui final-inspection
kemudian dipindahkan ke dalam krat.
13. Palletizing
Krat-krat yang telah terisi botol ditumpuk
menjadi tumpukan untuk mempermudah distribusi.
8. Crowing
9. Date Coding
Setelah dilakukan proses crowning, tahap selanjutnya
produk diberi kode produksi yang berisi expire date,
kode lokasi produksi, line tempat produksi, dan jam
produksi.
10. Check-mat
2. Rejection Unit
Pada EBI sistem rejeksi yang digunakan adalah soft
push unit (swing pusher). Soft-push unit ini menggunakan
katup electro pneumatic dimana pusher digerakkan oleh
tekanan udara. Swing pusher mendorong botol cacat dari
konveyor utama ke konveyor rejeksi atau ke bak
penampung botol.
1. Pusher 1
Pusher 1 berfungsi untuk mereject botol yang
telah melalui pendeteksian pada infeed zone yang
diarahkan ke bak penampungan botol, yang
dikirimkan oleh Too tall / Too short sensor dan Color
detection.
2. Pusher 2
Pusher 2 berfungsi untuk mereject botol yang
telah melalui proses pendeteksian pada Electrical
area yang diarahkan ke bak penampungan botol.
Botol-botol yang direject oleh pusher ini adalah
sinyal-sinyal reject yang dikirimkan oleh neck finish
yang telah dianalisis oleh analysis methode dan
mendeteksi adanya kecacatan pada botol yang berupa
botol gumpil, boto-botol ini kemudian akan
ditampung di tempat penampungan botol pecah dan
akan dikirimkan ke pabrik gelas untuk didaur ulang.
3. Pusher 3
Pusher 3 berfungsi untuk mereject botol yang
telah melalui proses pendeteksian di Electrical area
yang diarahkan ke rejection conveyor. Sinyal reject
yang dikirimkan ke pusher ini adalah sinyal reject
yang berasal dari base detection, HF Caustic,
Residual Caustic dan IR detection, yang mendeteksi
adanya cairan di dalam botol dan kotoran yang masih
menempel pada botol untuk direject ke rejection
conveyor untuk dikembalikan dan dicuci kembali oleh
washer machine.
4. Rejection Sensor
Rejection Sensor berfungsi untuk mendeteksi
kehadiran botol yang akan di reject yang telah
dikirimkan sinyal reject kepadanya dan akan segera
mengaktifkan pusher untuk mendorong botol tersebut.
Pada infeed zone (area 1) seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa terdapat 2 Rejection sensor pada
pusher 1 (atas dan bawah) yang selain berfungsi
sebagai penerima sinyal reject untuk mengaktifkan
pusher , rejection sensor ini juga berfungsi sebagai
pendeteksi posisi botol (jatuh/tidak).
5. Rejection Monitoring
Bagian ini berfungsi untuk mencegah adanya
botol reject yang lolos / masuk ke dalam Emptiesal
area (area 2), sehingga jika ada botol reject yang lolos
dari pusher maka hal ini akan terdeteksi oleh sensor
rejection monitoring dan mesin akan berhenti.
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Proses produksi minuman PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia (CCAI) di Surabaya dikerjakan
dengan tingkat kebersihan yang sangat terjaga
dan menggunakan alat-alat yang canggih.
2. Peralatan-peralatan yang dimiliki oleh di PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) di
Surabaya dalam hal maintenance sangat
memadai.
3. Mesin Empties Bottle Inspection (EBI) adalah
merupakan salah satu peralatan yang dimiliki
dan digunakan oleh PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia (CCAI) di Surabaya untuk menunjang
proses produksinya. Mesin ini berfungsi untuk
mendeteksi kecacatan yang terdapat pada botol
sebelum diisi dengan minuman di Filler
Machine.
4. Mesin Electronic Bottle Inspection (EBI) sangat
menunjang proses produksi karena kehandalan
dan kecepatannya dalam menginspeksi botolbotol kosong.
1.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Penyusun :
1. Barkah Lugmanto
2. M. Rasyid Asroni
3. Rifky Khoirul Anas
4. Allan Indra Gunawan
5. Aprilia Fatma
6. Satyawati Arbaningrum
7. Agus Oktiawan
8. Idharagil Suwasta
9. Edi Kurniyawan
10. Dwi Novia Prasetyo
11. Anugerah Nanda Hartawan
12. Lely Pukasari
13. Abdur Rohman
(1020501002)
(1410501005)
(1410501009)
(1410501011)
(1410501019)
(1410501037)
(1410501051)
(1410501058)
(1410501069)
(1410501052)
(1510501008)
(1510501009)
(1510501029)
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.