Anda di halaman 1dari 19

Manajemen sumber daya air

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Manajemen sumber daya air adalah aktivitas merencanakan, mengembangkan,
mendistribusikan, dan mengelola penggunaan sumber daya air secara optimal. Manajemen
sumber daya air adalah subbagian dari manajemen siklus air. Dalam kondisi yang ideal,
perencanaan manajemen sumber daya air memperhatikan semua kebutuhan air dan
mengalokasikan air berbasis kesetaraan yang memuaskan semua pengguna air. Secara
praktik, hal in jarang terjadi.

Daftar isi

1 Sumber daya air


o 1.1 Pertanian sebagai konsumen utama air

2 Masa depan sumber daya air

3 Lihat pula

4 Referensi

5 Bahan bacaan terkait

6 Pranala luar

Sumber daya air

Visualisasi distribusi air di bumi berdasarkan volume. Setiap satu kubus kecil mewakili 1000
km kubik air. Jumlah total sebanyak satu juta kubus kecil.[1]
Air adalah sumber daya yang penting bagi kehidupan di planet. Dari seluruh sumber daya air
di bumi, hanya tiga persen yang merupakan air tawar, dan dua pertiganya berada dalam
kondisi beku di es kutub dan gletser. Seperlima dari satu persennya berada di lokasi yang
tidak terjangkau atau tidak bisa dimanfaatkan (misal air yang mengalir sebagai banjir akibat
hujan deras). Kurang lebih hanya 0.08 persen dari total air tawar yang mampu dimanfaatkan
oleh manusia dan kebutuhan tersebut terus berkembang untuk berbagai kebutuhan.[2]

Pertanian sebagai konsumen utama air


Pertanian adalah pengguna utama dari sumber daya air tawar dunia, mencapai 70 persennya.
[3]
Populasi dunia terus berkembang dan kebutuhan terhadap bahan pangan serta
meningkatnya kebutuhan pertanian untuk menghasilkan bahan bakar (biofuel) meningkatkan
kebutuhan sumber daya air bagi pertanian. Kelangkaan air menjadi masalah utama. Sebuah
studi yang dilakukan di Sri Lanka oleh International Water Management Institute dilakukan
pada tahun 2007 menemukan bahwa seperlima dari populasi dunia berada di area dengan
kelangkaan air fisik, di mana tidak terdapat cukup air untuk memenuhi seluruh kebutuhan
hidup.[4]
Sebuah laporan lain menyatakan bahwa masih memungkinkan untuk memproduksi bahan
pangan pada masa depan namun dengan akibat masalah lingkungan yang akan terjadi di
berbagai belahan dunia. Mengenai produksi pangan, Bank Dunia menargetkan produksi
pangan dan manajemen sumber daya air sebagai masalah global yang harus dibahas dan
ditangani.[5]

Masa depan sumber daya air

Irigasi poros berputar (center pivot irrigation) di Kufra, sebelah tenggara Cyrenaica, Libya.
Kekayaan hasil minyak bumi telah memungkinkan bagi Libya untuk menargetkan proyek
besar di bidang pertanian seperti Sungai Buatan Raya di gurun Sahara
Salah satu masalah utama dari manajemen berbasis air adalah keberlanjutan dari alokasi
sumber daya air sekarang dan pada masa depan.[6] Karena air menjadi langka sehingga
pengelolaan menjadi sebuah kepentingan yang terus tumbuh. Mencari keseimbangan antara
yang dibutuhkan manusia dan yang dibutuhkan lingkungan menjadi tahap awal dari
manajemen sumber daya air. Usaha menemukan sistem sumber daya air tawar yan
berkelanjutan telah dilakukan pada skala nasional di berbagai negara pada seperti Australia.

Lihat pula

Biopori

Manajemen air urban terintegrasi

Manajemen sumber daya air terintegrasi

Pemanenan air hujan

Konservasi air

Manajemen siklus air

Efisiensi air

Hukum air

Hierarki manajemen air

Politik air

Kualitas air

Referensi
1.

^ USGS - Earth's water distribution

2.

^ Fry, Carolyn The Impact of Climate Change: The World's Greatest


Challenge in the Twenty-first Century 2008, New Holland Publishers Ltd

3.

^ Grafton, Q. R., & Hussey, K. (2011). Water Resources Planning and


Management. New York: Cambridge University Press.

4.

^ Molden, D. (Ed). Water for food, Water for life: A Comprehensive


Assessment of Water Management in Agriculture. Earthscan/IWMI, 2007.

5.

^ The World Bank, 2006 "Reengaging in Agricultural Water Management:


Challenges and Options". pp. 45. Diakses tanggal 2011-10-30.

6.

^ Walmsly, N., & Pearce, G. (2010). Towards Sustainable Water Resources


Management: Bringing the Strategic Approach up-to-date. Irrigation & Drainage
Systems, 24(3/4), 191-203.

Bahan bacaan terkait

American Water Resources Association, ISSN: 1752-1688 (electronic) 1093-474X


(paper), Blackwell Publishing

Journal of Water Resources Planning and Management, ISSN: 0733-9496, ASCE


Publications

Water Research, ISSN: 0043-1354, IWA Publishing

Water Resources Research, ISSN: 0043-1397, American Geophysical Union

Water Planning Tools, a research initiative which develops and pilots tools for
managing water risk and water security in Australia

eWater Cooperative Research Centre - Australian Government-funded initiative


supporting water management decision support tools

Pranala luar

The World Bank's work and publications on water resources

World Bank report on Agricultural water management

The World Bank on public-private water mechanisms for urban utilities

Kategori:

Manajemen sumber daya air

Pengembangan dan keberlanjutan air

Suplai air

Kualitas air
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pengambilan sampel air oleh pakar lingkungan untuk pengujian

Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan
biologisnya.[1] Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan
biota air dan manusia.[2] Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi
kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum.
Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik dalam
menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.[3] Kondisi air
bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan
kondisi ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks
dalam ilmu lingkungan. Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan, konstruksi, dan
transportasi merupakan penyebab utama pencemaran air, juga limpasan permukaan dari
pertanian dan perkotaan.
Daftar isi

1 Penggunaan air

2 Pengambilan sampel dan pengukuran


o

2.1 Pengujian pasca bencana

2.2 Analisis kimia

2.3 Indikator

2.3.1 Indikator untuk air minum

2.3.2 Indikator untuk lingkungan

3 Referensi

4 Pranala luar

Penggunaan air

Kadar mineral terlarut di dalam air dapat mempengaruhi jenis pemanfaatan air oleh industri.
Misal keberadaan ion kalsium dan magnesium dapat mengganggu fungsi sabun ketika air
digunakan sebagai pembersih dan mampu membentuk deposit karbonat.[4] Proses penanganan

air dengan kondisi seperti ini dilakukan dengan menukar ion tersebut dengan natrium, dan
senyawa magnesium dan kalsium akan mengendap.[5]
Sebaliknya, air dengan kadar kalsium dan magnesium tinggi lebih baik digunakan bagi
manusia dibandingkan air dengan kadar natrium dikarenakan kemungkinan timbulnya
masalah kesehatan akibat konsumsi natrium tinggi.[6]
Pengambilan sampel dan pengukuran

Pengukur kualitas air otomatis di Sungai Milwaukee , Wisconsin

Spektrometer kromatograf gas dapat digunakan untuk mengukur pestisida dan


polutan organik lainnya

Alat pengukur elektrokonduktivitas secara tidak langsung mengukur padatan


terlarut

Kualitas air merupakan subjek yang sangat kompleks dan dicerminkan dari jenis pengukuran
dan indikator air yang digunakan. Pengukuran akan lebih akurat jika dilakukan di tempat
karena air berada dalam kondisi yang ekuilibrium dengan lingkungannya. Pengukuran di
tempat umumnya akan mendapatkan data mendasar seperti temperatur, pH, kadar oksigen
terlarut, konduktivitas, dan sebagainya.
Untuk pengukuran yang lebih kompleks membutuhkan sample air yang kemudian dijaga
kondisinya, dipindahkan, dan dianalisis di tempat lain (misal laboratorium). Pengukuran
seperti ini memiliki dua masalah yaitu karakteristik air pada asmple mungkin tidak sama
dengan sumbernya karena terjadi perubahan secara kimiawi dan biologis seiring waktu.
Bahkan kualitas air dapat bervariasi antara siang dan malam dan dipengaruhi keberadaan
organisme air.[7] Dan air yang teah terpisah dari lingkungannya akan menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, yaitu botol atau kemasan yang digunakan dalam pengambilan
sample. Sehingga bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel harus bersifat inert atau
memiliki tingkat reaktivitas yang minimum sehingga tidak mempengaruhi kualitas air yang
diuji.[8]:4 Perubahan kondisi fisik dan kimiawi juga terjadi ketika air sampel dimpompa atau

diaduk, menyebabkan terbentuknya endapan. Ruang udara yang berada di dalam kemasan
sampel juga dapat mempengaruhi karena ada risiko udara larut ke dalam sampel air.[9]
Menjaga kualitas sampel dapat dilakukan dengan mendinginkan sampel sehingga mengurangi
laju reaksi kimia dan perubahan fase.
Cara terbaik untuk mengetahui tingkat perubahan selama pengumpulan sampel hingga
analisis adalah dengan menggunakan dua jenis air yang digunakan bersamaan dengan
pengumpulan sampel. Air jenis pertama, disebut dengan air "kosong" (tidak selalu air hasil
destilasi) adalah air dengan kondisi kimiawi dan biologis yang sangat kecil sehingga tidak
ada karakteristik yang bisa dideteksi. Dan air jenis kedua merupakan air dengan kondisi yang
"dimaksimalkan" sesuai dengan perkiraan kondisi air sampel. Kedua jenis air ini dipaparkan
ke atmosfer sekitar selama pengambilan sampel, sehingga ilmuwan membawa tiga jenis air
dari lokasi pengambilan sample dan ketiganya dianalisis untuk mengetahui apa yang
berkurang dan bertambah seiring waktu sejak pengambilan sampel hingga analisis di
laboratorium.[10]
Pengujian pasca bencana

Berbagai jenis bencana alam hingga bencana buatan manusia akan mengubah kualitas air
secara cepat sehingga pengukuran harus dilakukan untuk menentukan langkah terbaik dalam
penanganan bencana dan mengembalikan kualitas air. Akses terhadap air bersih dan sanitasi
diperlukan bagi korban bencana.
Dalam interval waktu tertentu, kondisi air dapat kembali pasca bencana. Seperti kasus
bencana Tsunami 2004 dan pengukuran yang dilakukan oleh International Water
Management Institute (IWMI) yang berbasis di Colombo mendapati bahwa kadar garam di
setiap sumur meningkat drastis segera setelah tsunami dan kembali turun ke level semula
setelah satu setengah tahun sehingga layak digunakan sebagai air minum.[11]
Analisis kimia

Metode sederhana dalam melakukan analisis kimia adalah pengukuran berdasarkan unsur
tanpa memperdulikan wujud dan bentuk senyawanya. Contohnya adalah mengukur kadar
oksigen dalam air, jika dilakukan pengukuran berdasarkan unsur akan didapatkan konsentrasi
oksigen sebesar 890 ribu miligram per liter air, karena air (H2O) terbentuk dari hidrogen dan
oksigen. Sehingga pengukuran kadar senyawa tertentu harus dibedakan berdasarkan
wujudnya. Untuk pengukuran kadar oksigen, harus dibedakan berdasarkan oksigen diatomik
atau oksigen yang terikat dengan unsur lain. Oksigen diatomik yang terukur dapat disebut
dengan kadar oksigen terlarut.
Analisis logam berat harus menyertai endapan yang ada di air karena logam berat yang
seharusnya dapat larut mungkin terikat secara adsorpsi dengan partikel lain, misal partikel
tanah liat. Penyaringan sampel dapat menghilangkan endapan tersebut, sedangkan logam
berat yang mengendap di sumber aslinya mungkin saja dapat terminum oleh manusia dan
organisme lain.[12]
Indikator
Indikator untuk air minum

Indikator yang digunakan ketika melakukan pengukuran air minum diantaranya:

Alkalinitas

pH

Warna air

Rasa dan bau

Garam-garaman, logam, dan logam berat

Senyawa organik terlarut

Senyawa atau unsur radioaktif

Mikroorganisme

Indikator untuk lingkungan

Dalam pengukuran indikator biologis, digunakan istilah EPT yang merujuk kepada
Ephemeroptera, Plecoptera, Trichoptera, tiga ordo serangga bersayap yang hidup di sekitar
perairan. Index EPT, yaitu jumlah EPT ketika kondisi lingkungan sehat, dapat bervariasi di
setiap daerah. Secara umum, semakin banyak organisme EPT, menunjukan bahwa kualitas
ekologi perairan tersebut lebih sehat.[13][14] Keberadaan invertebrata makro juga dapat
digunakan sebagai indikator.[15]
Moluska bivalvia digunakan sebagai indikator karena moluska termasuk hewan penyaring
yang menghisap air dan menyerap nutrisi dari air yang dihisapnya. Polutan yang diserap akan
terakumulasi di dalam tubuh moluska dan dapat memiliki efek yang beragam bagi moluska
tersebut. Moluska bivalvia juga biasanya bersifat sessile atau menetap di satu tempat dan
jarang sekali berpindah sehingga pengumpulan sampel moluska cenderung mudah.[16]
Indikator fsik

Temperatur air

Elektrokonduktivitas

Padatan terlarut

Padatan tersuspensi

Transparansi

Bau

Warna

Rasa

Indikator kimia

pH

BOD

COD

Tingkat kesadahan air

Logam berat

Nitrat

Ortofosfat

Pestisida

Surfaktan

Indikator biologis

Ephemeroptera

Plecoptera

Trichoptera

Mollusca

Escherichia coli

Bakteri koliform

Referensi
1.

^ Diersing, Nancy (2009). "Water Quality: Frequently Asked


Questions." Florida Brooks National Marine Sanctuary, Key West, FL.

2.

^ Johnson, D.L., S.H. Ambrose, T.J. Bassett, M.L. Bowen, D.E.


Crummey, J.S. Isaacson, D.N. Johnson, P. Lamb, M. Saul, and A.E. WinterNelson (1997). "Meanings of environmental terms." Journal of
Environmental Quality. 26: 581-589.
DOI:10.2134/jeq1997.00472425002600030002x

3.

^ United States Environmental Protection Agency (EPA).


Washington, DC. "Water Quality Standards Review and Revision." 2006.

4.

^ Babbitt, Harold E. & Doland, James J. Water Supply Engineering


(1949) McGraw-Hill p.388

5.

^ Linsley, Ray K. & Franzini, Joseph B. Water-Resources Engineering


(1972) McGraw-Hill ISBN 0-07-037959-9 pp.454-456

6.

^ World Health Organization (2004). "Consensus of the Meeting:


Nutrient minerals in drinking-water and the potential health consequences
of long-term consumption of demineralized and remineralized and altered
mineral content drinking-waters." Rolling Revision of the WHO Guidelines

for Drinking-Water Quality (draft). From November 1113, 2003 meeting in


Rome, Italy at the WHO European Centre for Environment and Health.
7.

^ Goldman, Charles R. & Horne, Alexander J. Limnology (1983)


McGraw-Hill ISBN 0-07-023651-8 chapter 6

8.

^ Franson, Mary Ann (1975). Standard Methods for the Examination


of Water and Wastewater 14th ed. Washington, DC: American Public
Health Association, American Water Works Association & Water Pollution
Control Federation. ISBN 0-87553-078-8

9.

^ Goldman, Charles R. & Horne, Alexander J. Limnology (1983)


McGraw-Hill ISBN 0-07-023651-8 pp.87-88

10.

^ United States Geological Survey (USGS), Denver, CO (2009).


"Defnitions of Quality-Assurance Data." Prepared by USGS Branch of
Quality Systems, Office of Water Quality.

11.

^ International Water Management Institute, Colombo, Sri Lanka


(2010). "Helping restore the quality of drinking water after the tsunami."
Success Stories. Issue 7. DOI:10.5337/2011.0030

12.

^ State of California Environmental Protection Agency


Representative Sampling of Ground Water for Hazardous Substances
(1994) pp.23-24

13.

^ For an overview of the U.S. federal biomonitoring publications,


see U.S. EPA, "Whole Effluent Toxicity."

14.

^ U.S. EPA. Washington, DC."Methods for Measuring the Acute


Toxicity of Effluents and Receiving Waters to Freshwater and Marine
Organisms." Document No. EPA-821-R-02-012. October 2002.

15.

^ IOWATER (Iowa Department of Natural Resources). Iowa City, IA


(2005). "Benthic Macroinvertebrate Key."

16.

^ http://ccma.nos.noaa.gov/about/coast/nsandt/musselwatch.aspx

Sumber daya air


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia.
Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan
aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar.
97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga
bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku

dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada
di atas permukaan tanah dan di udara.
Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang. Permintaan
air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus meningkat yang
mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan
global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama
sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai pelayanan
ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus berkurang lebih
cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.

Daftar isi

1 Sumber air tawar


o 1.1 Air permukaan
o 1.2 Aliran sungai bawah tanah
o 1.3 Air tanah
o 1.4 Desalinasi
o 1.5 Air beku

2 Penggunaan air tawar


o 2.1 Pertanian
o 2.2 Industri
o 2.3 Rumah tangga
o 2.4 Rekreasi
o 2.5 Lingkungan dan ekologi

3 Stres air
o 3.1 Peningkatan populasi
o 3.2 Peningkatan kesejahteraan
o 3.3 Ekspansi bisnis
o 3.4 Urbanisasi
o 3.5 Perubahan iklim

o 3.6 Hilangnya aquifer


o 3.7 Polusi dan proteksi air
o 3.8 Konflik perebutan air

4 Suplai dan distribusi air dunia

5 Pranala luar

6 Referensi

Sumber air tawar


Air permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air permukaan
secara alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami menghilang akibat aliran
menuju lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah permukaan.
Meski satu-satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam area
tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan reservoir buatan,
permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik aliran pada area tangkapan air, ketepatan
waktu presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua faktor tersebut juga memengaruhi
besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan.
Aktivitas manusia memiliki dampak yang besar dan kadang-kadang menghancurkan faktorfaktor tersebut. Manusia seringkali meningkatkan kapasitas reservoir total dengan melakukan
pembangunan reservoir buatan, dan menguranginya dengan mengeringkan lahan basah.
Manusia juga sering meningkakan kuantitas dan kecepatan aliran permukaan dengan
pembuatan sauran-saluran untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi.
Kuantitas total dari air yang tersedia pada suatu waktu adalah hal yang penting. Sebagian
manusia membutuhkan air pada saat-saat tertentu saja. Misalnya petani membutuhkan banyak
air ketika akan menanam padi dan membutuhkan lebih sedikit air ketika menanam palawija.
Untuk mensuplai petani dengan air, sistem air permukaan membutuhkan kapasitas
penyimpanan yang besar untuk mengumpulkan air sepanjang tahun dan melepaskannya pada
suatu waktu tertentu. Sedangkan penggunaan air lainnya membutuhkan air sepanjang waktu,
misalnya pembangkit listrik yang membutuhkan air untuk pendinginan, atau pembangkit
listrik tenaga air. Untuk mensuplainya, sistem perairan permukaan harus terisi ketika aliran
arus rata-rata lebih rendah dari kebutuhan pembangkit listrik.
Perairan permukaan alami dapat ditambahkan dengan mengambil air permukaan dari area
tangkapan hujan lainnya dengan kanal atau sistem perpipaan. Dapat juga ditambahkan secara
buatan dengan cara lainnya, namun biasanya jumlahnya diabaikan karena terlalu kecil.
Manusia dapat menyebabkan hilangnya sumber air permukaan dengan menjadikannya tidak
lagi berguna, misalnya dengan cara polusi.

Brasil adalah negara yang diperkirakan memiliki suplai air tawar terbesar di dunia, diikuti
oleh Rusia, Kanada, dan Indonesia.

Aliran sungai bawah tanah


Total volum air yang dialirkan dari daratan menuju lautan dapat berupa kombinasi aliran air
yang dapat terlihat dan aliran yang cukup besar di bawah permukaan melalui bebatuan dan
lapisan bawah tanah yang disebut dengan zona hiporeik (hyporheic zone). Untuk beberapa
sungai di lembah-lembah yang besar, komponen aliran yang "tidak terlihat" mungkin cukup
besar dan melebihi aliran permukaan. Zona hiporeik seringkali membentuk hubungan
dinamis antara perairan permukaan dengan perairan subpermukaan dengan saling memberi
ketika salah satu bagian kekurangan air. Hal ini terutama terjadi di area karst di mana lubang
tempat terbentuknya hubungan antara sungai bawah tanah dan sungai permukaan cukup
banyak.

Air tanah
Air tanah adalah air tawar yang terletak di ruang pori-pori antara tanah dan bebatuan dalam.
Air tanah juga berarti air yang mengalir di lapisan aquifer di bawah water table. Terkadang
berguna untuk membuat perbedaan antara perairan di bawah permukaan yang berhubungan
erat dengan perairan permukaan dan perairan bawah tanah dalam di aquifer (yang kadangkadang disebut dengan "air fosil").
Sistem perairan di bawah permukaan dapat disamakan dengan sistem perairan permukaan
dalam hal adanya input, output, dan penyimpanan. Perbedaan yang paling mendasar adalah
kecepatan dan kapasitasnya; air tanah mengalir dengan kecepatan bervariasi, antara beberapa
hari hingga ribuan tahun untuk muncul kembali ke perairan permukaan dari wilayah
tangkapan hujan, dan air tanah memiliki kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar dari
perairan permukaan.
Input alami dari air tanah adalah serapan dari perairan permukaan, terutama wilayah
tangkapan air hujan. Sedangkan output alaminya adalah mata air dan serapan menuju lautan.
Air tanah mengalami ancaman berarti menghadapi penggunaan berlebihan, misalnya untuk
mengairi lahan pertanian. Penggunaan secara belebihan di area pantai dapat menyebabkan
mengalirnya air laut menuju sistem air tanah, menyebabkan air tanah dan tanah di atasnya
menjadi asin (intrusi air laut. Selain itu, manusia juga dapat menyebabkan air tanah terpolusi,
sama halnya dengan air permukaan yang menyebabkan air tanah tidak dapat digunakan.

Desalinasi
Desalinasi adalah proses buatan untuk mengubah air asin (umumnya air laut) menjadi air
tawar. Proses desalinasi yang paling umum adalah destilasi dan osmosis terbalik. Desalinasi
saat ini cukup mahal jika dibandingkan dengan mengambil langsung dari sumber air tawar,
hanya sebagian kecil kebutuhan manusia terpenuhi melalui desalinasi. Proses ini terjadi
secara ekstensif di Teluk Persia untuk mensuplai air bagi beberapa wilayah di Timur Tengah
dan fasilitas wisata dan perhotelan di wilayah tersebut.

Air beku

Bongkahan es yang terlihat di New Foundland, Canada


Es yang membeku di kutub dan glasier berpotensi untuk dijadikan sumber air tawar karena
dua per tiga air tawar dunia berada dalam bentuk es. Beberapa skema telah diajukan untuk
menjadikan gunung es di kutub sebagai sumber air, namun hingga saat ini hal itu hanya
sekadar rencana. Aliran glasier saat ini dikatakan sebagai salah satu perairan permukaan.
Himalaya, "Atap Dunia" mengandung glasier dan es dalam jumlah besar di luar wilayah
kutub, dan menjadi sumber dari sepuluh sungai besar di Asia yang menghidupi miliaran
manusia. Masalah yang terjadi saat ini adalah peningkatan temperatur dunia yang cukup
cepat, Nepal saat ini mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,6 derajat Celcius sejak
sepuluh tahun lalu, sementara dunia mengalami peningkatan sebesar 0,7 sejak ratusan tahun
yang lalu.

Penggunaan air tawar


Penggunaan air tawar dapat dikategorikan sebagai penggunaan konsumtif dan non-konsumtif.
Air dikatakan digunakan secara konsumtif jika air tidak dengan segera tersedia lagi untuk
penggunaan lainnya, misalnya irigasi (di mana penguapan dan penyerapan ke dalam tanah
serta penyerapan oleh tanaman dan hewan ternak terjadi dalam jumlah yang cukup besar).
Jika air yang digunakan tidak mengalami kehilangan serta dapat dikembalikan ke dalam
sistem perairan permukaan (setelah diolah jika air berbentuk limbah), maka air dikatakan
digunakan secara non-konsumtif dan dapat digunakan kembali untuk keperluan lainnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Pertanian
Diperkirakan 69% penggunaan air di seluruh dunia untuk irigasi. Di beberapa wilayah irigasi
dilakukan terhadap semua tanaman pertanian, sedangkan di wilayah lainnya irigasi hanya
dilakukan untuk tanaman pertanian yang menguntungkan, atau untuk meningkatkan hasil.
Berbagai metode irigasi melibatkan perhitungan antara hasil pertanian, konsumsi air, biaya
produksi, penggunaan peralatan dan bangunan. Metode irigasi seperti irigasi beralur (furrow)
dan sprinkler umumnya tidak terlalu mahal namun kurang efisien karena banyak air yang
mengalami evaporasi, mengalir atau terserap ke area di bawah atau di luar wilayah akar.
Metode irigasi lainnya seperti irigasi tetes, irigasi banjir, dan irigasi sistem sprinkler di mana
sprinkler dioperasikan dekat dengan tanah, dikatakan lebih efisien dan meminimalisasikan
aliran air dan penguapan meski lebih mahal. Setiap sistem yang tidak diatur dengan benar
dapat menyia-nyiakan sumber daya air, sedangkan setiap metode memiliki potensi untuk
efisiensi yang lebih tinggi pada kondisi tertentu di bawah pengaturan waktu dan manajemen
yang tepat.

Saat populasi dunia meningkat, dan permintaan terhadap bahan pangan juga meningkat
dengan suplai air yang tetap, terdapat dorongan untuk mempelajari bagaimana memproduksi
bahan pangan dengan sedikit air, melalui peningkatan metode dan teknologi irigasi,
manajemen air pertanian, tipe tanaman pertanian, dan pemantauan air.

Industri
Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk industri. Banyak pengguna
industri yang menggunakan air, termasuk pembangkit listrik yang menggunakan air untuk
pendingin atau sumber energi, pemurnian bahan tambang dan minyak bumi yang
menggunakan air untuk proses kimia, hingga industri manufaktur yang menggunakan air
sebagai pelarut. Porsi penggunaan air untuk industri bervariasi di setiap negara, namun selalu
lebih rendah dibandingkan penggunaan untuk pertanian.
Air juga digunakan untuk membangkitkan energi. Pembangkit listrik tenaga air mendapatkan
listrik dari air yang menggerakkan turbin air yang dihubungkan dengan generator.
Pembangkit listrik tenaga air adalah pembangkit listrik yang rendah biaya produksi, tidak
menghasilkan polusi, dan dapat diperbarui. Energi ini pada dasarnya disuplai oleh matahari;
matahari menguapkan air di permukaan, yang lalu mengalami pengembunan di udara, turun
sebagai hujan, dan air hujan mensuplai air bagi sungai yang mengaliri pembangkit listrik
tenaga air. Bendungan Three Gorges merupakan bendungan pembangkit listrik tenaga air
terbesar di dunia.
Penggunaan industrial lainnya adalah turbin uap dan penukar panas, juga sebagai pelarut
bahan kimia. Keluarnya air dari industri tanpa dilakukan pengolahan terlbih dahulu dapat
disebut sebagai polusi. Polusi meliputi pelepasan larutan kimia (polusi kimia) atau pelepasan
air sisa penukaran panas (polusi termal). Industri membutuhkan air murni untuk berbagai
aplikasi dan menggunakan berbagai tehnik pemurnian untuk suplai air maupun limbahnya.

Rumah tangga

Air minum yang umum berada di negara-negara maju

Diperkirakan 15% penggunaan air di seluruh dunia adalah di rumah tangga. Hal ini meliputi
air minum, mandi, memasak, sanitasi, dan berkebun. Kebutuhan minimum air yang
dibutuhkan dalam rumah tangga menurut Peter Gleick adalah sekitar 50 liter per individu per
hari, belum termasuk kebutuhan berkebun. Air minum haruslah air yang berkualitas tinggi
sehingga dapat langsung dikonsumsi tanpa risiko bahaya. Di sebagian besar negara-negara
berkembang, air yang disuplai untuk rumah tangga dan industri adalah air minum standar
meski dalam proporsi yang sangat kecil digunakan untuk dikonsumsi langsung atau
pengolahan makanan.

Rekreasi
Penggunaan air untuk rekreasi biasanya sangatlah kecil, namun terus berkembang. Air yang
digunakan untuk rekreasi biasanya berupa air yang ditampung dalam bentuk reservoir, dan
jika air yang ditampung melebihi jumlah yang biasa ditampung dalam reservoir tersebut,
maka kelebihannya dikatakan digunakan untuk kebutuhan rekreasional. Pelepasan sejumlah
air dari reservoir untuk kebutuhan arung jeram atau kegiatan sejenis juga disebut sebagai
kebutuhan rekreasional. Hal lainnya misalnya air yang ditampung dalam reservoir buatan
(misalnya kolam renang).
Penggunaan rekreasional umumnya non-konsumtif, karena air yang dilepaskan dapat
digunakan kembali. Pengecualian terdapat pada penggunaan air di lapangan golf, yang
umumnya sering menggunakan air dalam jumlah berlebihan terutama di daerah kering.
Namun masih belum jelas apakah penggunaan ini dikategorikan sebagai penggunaan
rekreasional atau irigasi, namun tetap memberikan efek yang cukup besar bagi sumber daya
air setempat.
Sebagai tambahan, penggunaan rekreasional mungkin akan mengurangi ketersediaan air bagi
kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.

Lingkungan dan ekologi


Penggunaan bagi lingkungan dan ekologi secara eksplisit juga sangat kecil namun terus
berkembang. Penggunaan air untuk lingkungan dan ekologi meliputi lahan basah buatan,
danau buatan yang ditujukan untuk habitat alam liar, konservasi satwa ikan, dan pelepasan air
dari reservoir untuk membantu ikan bertelur.
Seperti penggunaan untuk rekreasi, penggunaan untuk lingkungan dan ekologi juga termasuk
penggunaan non konsumtif, namun juga mengurangi ketersediaan air untuk kebutuhan
lainnya di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.

Stres air
Konsep stres air dan krisis air sesungguhnya sangatlah sederhana. Menurut World Business
Council for Sustainable Development, hal ini adalah situasi di mana tidak cukup air untuk
semua kebutuhan, baik itu untuk pertanian, industri, atau yang lainnya. Mendefinisikan
masalah ini dalam bentuk per kapita lebih rumit, namun mendatangkan asumsi yang lebih
baik untuk penggunaan air dan penghematannya. Namun telah diperkirakan bahwa ketika
ketersediaan air yang dapat diperbarui di bawah 1.700 meter kubik per kapita per tahun, maka

negara tersebut akan mengalami stres air secara periodik, di bawah 1.000 maka kelangkaan
air akan terjadi dan merintangi pertumbuhan ekonomi dan kesehatan manusia.

Peningkatan populasi
Pada tahun 2000, dunia berpopulasi 6,2 miliar. PBB memperkirakan bahwa pada tahun 2050,
dunia akan mendapatkan tambahan penduduk sekitar 3,5 miliar dengan pertumbuhan terbesar
ada di negara-negara berkembang yang telah mengalami stres air. Hal itu akan menyebabkan
peningkatan permintaan air kecuali negara melakukan konservasi air dan mendaur ulang
sumber daya yang vital ini.

Peningkatan kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan terus meningkat terutama di negara dengan dua populasi terbanyak di
dunia, yaitu Cina dan India. Namun, peningkatan kesejahteraan ini berarti juga peningkatan
penggunaan air: air bersih untuk kebutuhan dasar dan sanitasi, berkebun dan membersihkan
kendaraan, kolam renang pribadi, dan sebagainya.

Ekspansi bisnis
Aktivitas bisnis berkisar dari industri hingga jasa seperti pariwisata dan hiburan terus
berkembang dengan cepat. Ekspansi ini membutuhkan peningkatan pelayanan terhadap
kebutuhan air seperti suplai dan sanitasi, yang memicu tekanan terhadap sumber daya air dan
ekosistem alam.

Urbanisasi
Perubahan iklim
Perubahan iklim dapat memberikan efek yang signifikan terhadap sumber daya air di seluruh
dunia karena hubungan yang erat antara iklim dan daur hidrologi. Peningkatan temperatur
akan meningkatkan penguapan dan memicu peningkatan presipitasi. Secara keseluruhan akan
terjadi peningkatan suplai air tawar dunia. Banjir dan kekeringan akan terjadi lebih sering di
beberapa wilayah dalam waktu yang berbeda-beda, akan terjadi perubahan yang drastis pada
hujan salju dan proses pelelehan salju di pegunungan akan meningkat. Temperatur yang
meningkat juga akan memengaruhi kualitas air, namun belum dipahami dengan baik.
Dampak yang paling mungkin adalah eutrofikasi, yaitu peningkatan populasi tumbuhan air
(alga, eceng gondok, dll) secara cepat. Perubahan iklim juga akan meningkatkan permintaan
suplai air untuk irigasi, dan mungkin air untuk kolam renang.

Hilangnya aquifer
Akibat dari meningkatnya populasi manusia, kompetisi untuk mendapatkan air meningkat
sehingga banyak aquifer di seluruh dunia menjadi habis. Hal ini terjadi akibat konsumsi
langsung manusia seperti irigasi pertanian menggunakan air tanah. Jutaan pompa di seluruh
dunia dalam berbagai ukuran saat ini sedang mengambil air tanah. Irigasi di wilayah kering
seperti di utara Cina dan India disuplai oleh air tanah, dan diambil dalam jumlah yang tidak
semestinya. Kota-kota besar juga telah mengalami kehilangan lapisan aquifer dan

mengakibatkan lapisan tanahnya turun antara 10 hingga 50 meter seperti yang terjadi di
Mexico City, Bangkok, Manila, Beijing, Madras, Jakarta dan Shanghai.

Polusi dan proteksi air


Polusi air adalah satu dari sekian kekhawatiran utama dunia saat ini. Pemerintahan di
berbagai negara telah berusaha mencari solusi untuk mengurangi masalah ini. Banyak polutan
mengancam suplai air, dan di banyak tempat terutama di negara yang belum berkembang, hal
ini disebabkan pembuangan limbah secara langsung ke perairan alam. Metode ini umum
terjadi di negara yang belum berkembang, namun juga banyak terjadi di negara yang sedang
berkembang seperti Cina, India, dan Iran.
Sampah, limbah, dan bahkan polutan beracun dibuang ke perairan. Meski limbah tersebut
diolah terlebih dahulu, masalah tetap ada. Sisa olahan limbah berbentuk lumpur mungkin
akan ditempatkan di lahan pembuangan sampah, dibakar di insinerator, atau dibuang ke laut.
Sumber polutan lainnya seperti air sisa irigasi yang mengandung berbagai macam pupuk
kimia dan bahan organik tanaman pertanian juga mengancam ekosistem perairan, bersama
dengan aliran air hujan di perkotaan dan limbah kimia yang dibuang oleh industri.

Konflik perebutan air


Satu-satunya konflik yang tercatat terjadi akibat perebutan air terjadi pada tahun 2500 SM
antara wilayah Lagash dan Umma di Sumeria. Ketika kelangkaan air menyebabkan
ketegangan politik, hal ini dapat dikatakan sebagai stres air. Stres air telah memicu konflik
lokal dan regional.
Stres air juga dapat menyebabkan konflik dan ketegangan politik meski penyebabnya bukan
secara langsung disebabkan oleh air. Reduksi secara bertahap terhadap kualitas dan kuantitas
air tawar dapat menambah ketidakstabilan suatu wilayah dengan berkurangnya kesehatan
suatu populasi, menghalangi pertumbuhan ekonomi, dan dapat menyebabkan konfik yang
lebih besar.
Konflik dan ketegangan terhadap air seringkali terjadi di perbatasan antar negara. Di
beberapa area seperti wilayah dataran rendah Sungai Kuning di Cina atau Sungai Chao
Phraya di Thailand telah mengalami stres air dalam beberapa tahun. Dan di beberapa wilayah
arid yang bergantung sepenuhnya pada air untuk irigasi seperti Cina bagian barat, India, Iran,
dan Pakistan, memiliki risiko konflik akibat air. Ketegangan politik, protes warga sipil, dan
kekerasan juga akan terjadi terhadap reaksi privatisasi air. Perang Air Bolivia tahun 2000
adalah salah satu contohnya.

Suplai dan distribusi air dunia


Pangan dan air adalah dua kebutuhan dasar manusia. Namun kondisi global pada tahun 2002
mengindikasikan bahwa dari sepuluh orang, lima diantaranya memiliki akses ke suplai air
berpipa di rumah, tiga orang memiliki tipe suplai air lainnya seperti mata air terlindung atau
pipa air publik, dua orang tidak sama sekali. Dan sebagai tambahan, empat dari sepuluh
orang tersebut hidup tanpa sanitasi yang berarti.

Dalam Earth Summit 2002, para pemerintahan dari berbagai negara menyetujui Plan of
Action untuk:

Mengurangi hingga setengah dari jumlah rakyat yang tidak mampu mendapatkan air
minum yang aman pada tahun 2015. Global Water Supply and Sanitation Assessment
2000 Report (GWSSAR) mendefinisikan bahwa setiap orang harus mendapatkan
akses sebesar 20 liter per harinya dari sumber sejauh maksimal satu kilometer dari
tempat tinggalnya.

Mengurangi hingga setengahnya jumlah rakyat yang tidak memiliki akses ke sanitasi
dasar. GWSSAR mendefinisikan sanitasi dasar sebagai sistem pembuangan pribadi
atau berbagi namun bukan milik umum yang memisahkan limbah dari kontak dengan
manusia.

Pada tahun 2025, kelangkaan air akan lebih terlihat di negara miskin di mana sumber daya
terbatas dan perkembangan populasi meningkat, seperti di Afrika, Timur Tengah, dan
beberapa bagian di Asia. Pada tahun 2025, area urbanisasi yang besar akan membutuhkan
banyak infrastruktur baru untuk menyediakan air yang aman dan sanitasi yang pantas. Hal ini
diperkirakan akan menimbulkan konflik dengan pengguna air di pertanian, yang saat ini
menggunakan sebagian besar air yang digunakan oleh seluruh manusia.
1,6 miliar orang telah mendapatkan akses sumber air yang aman sejak tahun 1990. Proporsi
masyarakat di negara-negara berkembang dengan akses air yang aman dikalkulasikan
meningkat dari 30 persen hingga 71 persen pada tahun 1990, 79 persen pada tahun 2000, dan
84 persen pada tahun 2004. Kecenderungan ini diperkirakan akan berlanjut.

Anda mungkin juga menyukai