Laporan Pendahuluan Ca Mamae
Laporan Pendahuluan Ca Mamae
terdapat dipayudara, yaitu drainase limfatik kutaneus atau superfisial dari kulit,
drainase limfatik areola dari areola dan putting dan drainase limfatik grandular dari
jaringan glandular.
Payudara berfungsi sebagai organ seksual sekunder pada wanita dan merupakan
organ yang menghasilkan air susu pada wanita untuk menyusui.
berfungsi
merangsang
pertumbuhan
sel
yang
cenderung
pembelahan sel payudara. Peneliti memiliki hipotesa bahwa sel yang secara
normal membelah akan tahan terhadap pemicu kanker dibanding sel yang
belum pernah membelah. (National Cancer Institute, 2011).
4. Riwayat keluarga
Anak perempuan/saudara perempuan yang memiliki hubungan langsung
risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60
tahun, risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua
saudara langsung. Seseorang yang mengalami kanker payudara akan terjadi
mutasi gen diturunkan dari keluarga. Terjadi mutasi gen sporadis pada kanker
payudara (Warren, S. B. 2003). Pada kanker payudara gen penekan disebut
BRCA1 dan BRCA 2, gen ini mengidentifikasi kerusakan DNA yang kemudian
dapat menahan perkembangan sel abnormal. Mutasi pada gen ini diturunkan
pada mayoritas penderita kanker payudara. Mutasi BRCA1 berhubungan
dengan 65% hingga 87% risiko kanker, dan mutasi BRCA2 berhubungan
dengan 45% hingga 84% risiko kanker payudara (Brunner & Suddarth, 2010)
5. Diet
Diet tinggi lemak berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker payudara. Diet
tinggi lemak dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas, yang
merupakan faktor risiko kanker payudara. Diet tinggi lemak juga telah
ditunjukkan mempengaruhi risiko memicu beberapa jenis kanker lainnya, dan
asupan jenis lemak tertentu jelas berkaitan dengan risiko penyakit jantung
(American Cancer Society, 2013)
6. Obesitas
Obesitas setelah menopause dilaporkan dapat meningkatkan risiko kanker
payudara hal ini disebabkan setelah menepouse (ketika ovarium berhenti
memproduksi esterogen), pada saat itu estrogen akan dihasilkan oleh jaringan
lemak. Sehingga orang yang obese akan memproduksi estrogen lebih banyak.
Peningkatan BMI, resisten insulin, hiperglikemi dilaporkan berhubungan
dengan kanker payudara dan kanker lainya (American Cancer Society, 2013)
7. Penyakit payudara jinak
Wanita yang mempunya tumor payudara disertai perubahan epitel proliferatif
mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara.
D. MANIFESTASI CA MAMAE (KANKER PAYUDARA)
1. Manifestasi yang paling sering terjadi (Otto, 2005)
Terdapat massa (keras, ireguler, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada
payudara atau penebalan aksila.
Rabas puting payudara, persisten, spontan, yang mempunyai karakter
serosanguinosa, mengandung darah atau encer.
Retraksi atau inversi puting susu
Perubahan ukuran, bentuk, atau tekstur payudara (asimetris)
Pengerutan atau pelekukan kulit di sekitarnya
Kulit yang bersisik di sekeliling puting susu
2. Manifestasi penyebaran lokal atau regional
Kemerahan, ulserasi, atau pelebaran vena. Kemerahan atau eritema dapat
menunjukkan inflamasi lokal jinak atau inflamasi limfatik supervisial oleh
neoplasma. Pelebaran vena atau pola venosa yang menonjol menandakan
peningkatan suplai darah yang dibutuhkan oleh sel tumor
Edema, perubahan peau d orange (seperti kulit jeruk). Edema dan pitting
kulit dapat terjadi akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga
kulit tampak seperti buah jeruk.
Pembesaran kelenjar getah bening aksila
3. Manifestasi metastasis
Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal
Nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang
Tumor
Tis (LCIS/DCIS)
T1
T0
Nodus
N0
N1
Metastasis
M0
M0
T1
N1
M0
T2
T2
N0
N1
M0
M0
T3
T1/T2
T3
T4
T apapun
T apapun
N0
N2
N1/N2
N apapun
N3
N apapun
M0
M0
M0
M0
M0
M1
IIB
IIIA
IIIB
IIIC
IV
Keterangan
Tumor Primer
KGB
ipsilateral
KGB
mammae
atau
ipsilateral
supraklavikuler
Metastasis Jauh (M)
Mx: Metastasis tidak dapat dinilai
M0 : Tidak ada metastasis
M1 : Metastasis pada organ-organ lainnya, termasuk ke kelenjar subklavikular
ipsilateral (Price & Wilson, 2005).
STADIUM I
STADIUM II
KGB
STADIUM III A
STADIUM III B
STADIUM IV
G. PENGKAJIAN FISIK
1. Inspeksi
Pengkajian dimulai dengan inspeksi, klien diminta untuk duduk dan menaruh
lengannya. Inspeksi dilakukan dengan melihat ukuran serta simetrisitas
payudara. Kulit di inspek warna, kepatenan vena, edema, kemerahan. Eritema
mengindikasikan adanya inflamasi pada benigna loka atau invasi superfisial
limfatik. Adanya vena yang terlihat jelas menunjukan adanya peningkatan
suplai darah yang dibutuhkan oleh tumor. Edema dan pitting pada kulis
menunjukan adanya neoplasma yang menghambat drainase limfatik, sehingga
membentuk orange-peel, tanda awal adanya kanker payudara. Inversi puting
pada salah satu atau kedunya tidak biasanya. Ulkus, ruam, dan cairan yang
keluar dari payudara perlu di evaluasi.
Skin dimpling dan retraksi seringkali tak terlihat jelas, maka perawat dapat
meminta klien mengangkat kedua tangannya, manuver ini dapat mengangkat
dari
terdalam
bagian
terluar
hingga
ke
bagian
yaitu
vertikal.
Seperti
Palpasi pada area aksilari dan kalvikula area lebih mudah dilakukan pada klien
yang sedang duduk. Nodus limfa aksilari, klien diminta untuk abduksi
lengannya, dengan tangan kiri perawat menyangga, lalu tangan kanan
mempalpasi aksila. Normalnya nodus limfa ini tidak terpalpasi, jika terpalpasi
maka dokumentasikan. Jika besar, maka catat lokasi, ukuran, pergerakan, dan
Keamanan
Tanda:
Seksualitas
Gejala:
Tanda:
benjolan).
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
suplai nutrisi
ke jaringan Ca
Hipermetabolis
ke jaringan
suplai nutrisi
ke jaringan lain
Berat Badan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Mendesak jaringan
mammae sekitar
Mammae
membengkak
Menekan
pembuluh darah
Ukuran
mammae
abnormal
Aliran darah
terhambat
Perfusi jaringan
terganggu
Menekan sel
syaraf
Nyeri
Mammae
asimetris
Kurang
pengetahuan
Gangguan citra
tubuh
Cemas
Nekrosis jaringan
Timbul ulkus
Gangguan
Resiko infeksi
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
integritas kulit
1. CT Scan
Digunakan untuk mendiagnosis metastasis kanker payudara pada organ lain.
2. Mammografi
Intervensi
Rasional
3. Berikan
lingkungan
dan
perhatian, keterbukaan dan
penerimaan juga privasi untuk
pasien/orang
terdekat.
Anjurkan
bahwa
orang
terdekat
ada
kapanpun
diinginkan.
4. Dorong
pertanyaan
dan
berikan
waktu
untuk
mengekspresikan
takut.
Beritahu pasien bahwa stres
sehubungan dengan kanker
payudara
dapat
menetap
selama beberapa bulan dan
perlu
mencari
bantuan/dukungan.
6. Diskusikan/jelaskan
6. Rehabilitasi
peran
adalah
komponen
rehabilitasi
pembedahan
setelah
Intervensi
Rasional
1. Menghindari adanya
dan
pengulangan
pengetahuan klien.
2. Tentukan
persepsi
klien
tentang
kanker
dan
pengobatannya, ceritakan pada
klien tentang pengalaman
klien lain yang menderita
kanker.
2. Memungkinkan
dilakukan
pembenaran terhadap kesalahan
persepsi dan konsepsi serta
kesalahan pengertian.
duplikasi
terhadap
3. Membantu
klien
dalam
memahami proses penyakit.
4. Membantu klien dan keluarga
dalam
membuat
keputusan
pengobatan.
5. Mengetahui sampai sejauhmana
pemahaman klien dan keluarga
mengenai penyakit klien.
6. Meningkatkan pengetahuan klien
dan keluarga mengenai nutrisi
yang adekuat.
5. Anjurkan
klien
untuk
memberikan umpan balik
verbal
dan
mengkoreksi
miskonsepsi
tentang
penyakitnya.
6. Review
klien
/keluarga
tentang pentingnya status
nutrisi yang optimal.
7. Anjurkan
klien
untuk
PASCA-OPERATIF
1. Kerusakan integritas kulit b.d pengangkatan bedah kulit/jaringan, perubahan
sirkulasi, adanya edema, drainase, perubahan pada elastisitas kulit, sensasi,
destruksi jaringan (radiasi)
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Tujuan :
Terpeliharanya
integritas kulit,
meredakan gangguan
rasa nyaman: nyeri,
tercapainya tidur
yang nyenyak,
berkembangnya
sikap penerimaan
terhadap diri,
diperolehnya
pengetahuan tentang
perawatan kulit dan
tidak adanya
komplikasi.
Kriteria Hasil :
- Klien
dapat
mengatakan secara
akurat
tentang
diagnosis
dan
pengobatan pada
tingkatan siap.
- Mengikuti
prosedur
dengan
baik
dan
menjelaskan
tentang
alasan
mengikuti prosedur
tersebut.
- Mempunyai
inisiatif
dalam
Intervensi
Rasional
antibiotik
sesuai
cairan
3. Meningkatkan
potensial
konstriksi, infeksi, dan limfedema
pada sisi yang sakit.
4. Akumulasi
cairan
drainase
(contoh,
limfe,
darah)
meningkatkan penyembuhan dan
menurunkan kerentanan terhadap
infeksi. Alat penghisap sering
dimasukkan selama pembedahan
untuk mempertahankan tekanan
negatif pada luka. Selang
biasanya diangkat sekitar hari
ketiga atau bila drainase berhenti.
perubahan
gaya
hidup
dan
berpartisipasi
dalam
pengobatan.
- Bekerjasama
dengan
pemberi
informasi.
indikasi
5. Menurunkan
tekanan
pada
jaringan yang terkena, yang dapat
memperbaiki
sirkulasi/penyembuhan
Kolaborasi
1. Diberikan secara profilaksis atau
untuk mengobati infeksi khusus
dan meningkatkan penyembuhan
Intervensi
Rasional
1. Monitor
keluhan
nyeri,
perhatikan lokasi, lamanya,
dan intensitas (skala 0-10).
Perhatikan petunjuk verbal.
2. Diskusikan sensasi masih
adanya payudara normal
3. Bantu pasien
posisi nyaman
menemukan
1. Membantu
dalam
mengidentifikasi
derajat
ketidaknyaman dan kebutuhan
untuk/keefektifan
analgesik.
Jumlah jaringan, otot, dan sistem
limfatik
diangkat
dapat
mempengaruhi jumlah nyeri yang
dialami. Kerusakan saraf pada
region aksilaris menyebabkan
kebas pada lengan atas dan segio
skapula, yang dapat lebih
ditoleransi
daripada
nyeri
pembedahan.
2. Memberikan keyakinan bahwa
sensasi bukan imajinasi.
3. Peninggian lengan, ukuran baju,
dan adanya drain mempengaruhi
kemampuan pasien untuk rileks
dan tidur/istirahat secara efektif.
4. Meningkatkan
relaksasi,
membantu untuk memfokuskan
perhatian,
dan
dapat
meningkatkan
kemampuan
Kolaborasi
koping.
1. Berikan
narkotik/analgesik
sesuai indikasi
Intervensi
1. Monitor
intake
setiap hari.
Rasional
makanan
1. Identifikasi
kekuatan
kekurangan nutrisi
dan
menyenangkan.
Anjurkan
klien untuk makan bersama
dengan keluarga atau hal yang
menyenangkan lainnya.
Manajemen Kemoterapi
Manajemen Kemoterapi
1. Pengaturan
keefektivan
diet
bergantung pada minimalnya rasa
mual yang dirasakan setiap
individu
setelah
terapi.
Menghindari
asupan
cairan
selama makan dapat mencegah
rasa kenyang terlalu cepat.
3. Anjurkan
klien
untuk
menggunakan teknik relaksasi,
visualisasi, guided imagery,
4. sebelum makan
Prosedur Preserving-Breast
Prosedur pengangkatan kanker tanpa pengangkatan jaringan payudara yang
sehat yang dilanjutkan tindakan radioterapi. Prosedur ini dilakukan dengan
berukuran lebih dari 7 cm, tumor mencakup intraductal dan beberapa kuadran.
Diseksi KGB aksila, dilakukan apabila tidak ada nodul dan ukuran tumor 1-2
cm.
Biopsi sentinel nodul, dilakukan untuk mendeteksi status regional limfe.
Radioterapi
Menggunakan energi sinar untuk dapat mematikan sel kanker, baik secara
langsung (radiasi eksternal) maupun penempatan material radioaktif secara
langsung pada jaringan payudara (implan radiasi). Radioterapi kadang digunakan
pasca operasi khususnya pasca BCT untuk mematikan sisasisa sel kanker yang
tertinggal juga digunakan preoperasi secara tunggal atau kombinasi bersama
kemoterapi untuk mengurangi massa tumor.
Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan kombinasi obat untuk membunuh sel kanker, baik secara
injeksi maupun oral.
Referensi:
American
Cancer
Institute.
(2013).
Breast
cancer
Ignatavicius, D. D., & Workman., L., M.(2006). Medical Surgical Nursing: Critical
Thingking For Collaborative care. US. America: elsevier
Price, S., & Wilson L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Edisi 6. Jakarta: EGC.