Anda di halaman 1dari 58

LISTRIK MAGNET

Aplikasi Gaya Lorentz pada


Senapan Elektromagnetik
(Rail Gun)

OLEH:
I KADEK WIRAWAN (1413021011)
VA

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016

KATA PENGANTAR
Om Swastyastu, Om Awignamastu,
Puja dan puji syukur saya haturkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-NYA penulis dapat
menyelesaikan buku ini yang berjudul Aplikasi Gaya
Lorentz pada Senapan Elektromagnetik (Rail Gun).
Terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu, baik tenaga, maupun pemikiran hingga dapat
terselesaikannya buku ini. Tidak lupa pula, penulis
haturkan terimakasih kepada:
1. Prof. Drs. Rai Sejanem, M.Si. Sebagai
Dosen Pengampu Mata Kuliah Listrik
Magnet Jurusan Pend. Fisika Undiksha.
2. Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, S.Pd.,
M.Pd. sebagai asisten dosen Mata Kuliah
Listrik Magnet Jurusan Pend. Fisika
Undiksha.
3. Affinity 5A atas koordinasi dan dukungan
morilnya
Penulis menyadari, buku ini tidak sempurna, oleh
karena itu penulis denganterbuka menerima keritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga buku ini dapat
bermanfaat, terimakasih.
Om Santih Santih Santih Om
Singaraja, Juni 2016
Penulis

Listrik Magnet/Application Lorentz Force at Rail Gun/I K Wirawan

DAFTAR ISI
Halaman Depan
Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

Bab 1. Pendahuluan

Introduction

Bab 2. Materi Gaya Lorentz

Medan Magnet disekitar Arus Listrik

Gaya Lorentz pada Kawat Berarus

Gaya Lorentz Antara Dua Kawat Sejajar Berarus

Gaya Lorentz Pada Partikel Bermuatan

Menentukan Arah Gaya Lorentz

11

Soal dan Pembahasan

12

Bab 3. Penerapan Gaya Lorentz pada Rail Gun

14

Sejarah Rail Gun

17

Komponen-komponen EMRG

18

Penggunaan Persamaan

21

Tujuan Pembuatan EMRG

23

Prototype

25

Struktur

42

Daftar Pustaka

Listrik Magnet/Application Lorentz Force at Rail Gun/I K Wirawan

ii

Bab 1. Pendahuluan
Introduction
Buku ini akan membahas mengenai penerapan
Gaya Lorentz pada kepentingan militer berupa senjata
elektromagnetik Rail Gun. Rail Gun adalah senjata
elektrik yang menggunakan konsep Gaya Lorentz pada
sistem kerjanya. Senjata ini termasuk jarang ditemui
dalam perang mengingat senjata ini membutuhkan arus
yang begitu besar untuk meluncurkan proyektil/misil
sehingga sulit dibawa ke medan perang. Untuk
pembahasan mengenai Rail Gun secara mendetail akan
dituangkan dalam sub Bab 2, tapi sebelum itu perlu
kiranya meningkatkan pemahaman akan apa itu Gaya
Lorentz, untuk itu pembahasan mengenai Gaya Lorentz
dituangkan dalam sub Bab 1.

Bab 2. Materi Gaya Lorentz


Gaya Lorentz
Magnet tidak hanya melakukan gaya pada magnet
lain, tetapi juga dapat melakukan gaya pada arus listrik.
Jika kawat yang dialiri arus listrik ditempatkan dalam

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

medan magnet, maka kawat tersebut mendapat gaya dari


magnet yang disebut gaya magnetik atau gaya Lorentz
(Abdulah, M. 2006). Gaya Lorentz atau gaya magnetik
adalah gaya yang timbul akibat adanya arus yang
mengalir dalam medan magnet. Berikut pejelasannya
secara lebih mendetail.
a. Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik
Bila penghantar berarus di letakkan di dalam
medan magnet, maka pada penghantar akan timbul
gaya. Gaya ini kemudian disebut sebagai gaya lorentz.

Gambar 1. Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik


Sumber: Diktat Fisika Dasar II Tahap Persiapan
Bersama ITB. 2006
Perhatikan gambar 1 (a) diatas, sebuah kawat
penghantar yang dibentangkan melalui medan magnet

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

yang ditimbulkan oleh magnet tetap. Ketika kawat dialiri


arus listrik dari gambar 1 (a) maka kawat mendapatkan
gaya kearah bawah. Sebaliknya, jika arah arus dibalik
(gambar 1(b)) maka kawat akan melengkung ke bawah.
Gerakan kawat ini menunjukkan adanya suatu gaya yang
bekerja pada kawat tersebut saat kawat dialiri arus listrik.
Gaya yang bekerja pada kawat tersebut disebut gaya
magnetik atau gaya Lorentz. Dengan demikian gaya
lorentz dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada
sebuah penghantar berarus listrik di dalam medan
magnet..
b. Gaya Lorentz pada Kawat Berarus
Arus listrik disebabkan karena pergerakan elektron.
Karena elektron yang bergerak dalam medan magnetik
mengalami gaya Lorentz, maka kawat berarus di dalam
medan magnetik akan mengalami gaya Lorentz juga.
q

vd

l
Gambar 2. Medan Magnet pada Kawat Berarus
Asumsikan suatu kawat dengan panjang l dan luas
penampang A dialiri arus listrik I dalam medan magnetik
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

luar. Asumsikan muatan di dalam kawat bergerak dengan


kecepatan konstan vd, dan banyaknya muatan tiap satuan
volume adalah n. Jika A.l adalah volume daerah yang
diarsir maka jumlah muatan yang terdapat pada daerah
yang diarsir adalah:

Q n.q. A.l
Muatan Q terdiri dari kumpulan muatan q yang
bergerak bersama-sama dengan kecepatan vd, jadi dapat
dianggap bahwa kecepatan muatan Q adalah vd (Halliday,
D. Dan Resnick, 1984). Dengan demikian besarnya gaya
magnetik yang bekerja pada muatan Q yang berada dalam
medan magnetik B adalah:



F Qvd xB I .t.vd xB

Jika vd konstan, maka l vd .t dengan l adalah


vektor yang besarnya l dan arahnya searah kecepatan vd
(arah arus). Gaya Lorentz yang dialami oleh kawat
berarus listrik dalam medan magnet dapat diketahui
melalui persamaan sebagai berikut:

F I .l xB
BIl sin

dengan adalah sudut apit antara l dan B .


Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

Jadi berdasarkan persamaan di atas dapat diketahui


bahwa besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh kawat
berarus listrik di dalam medan magnet adalah:
a. Berbanding

lurus

dengan

kuat

medan

magnet/induksi magnet (B).


b. Berbanding lurus dengan kuat arus listrik yang
mengalir dalam kawat (I).
c. Berbanding lurus dengan panjang kawat
penghantar ( l ).
d. Berbanding lurus dengan sudut () yang
dibentuk arah arus (I) dengan arah induksi
magnet (B).
c. Gaya Lorentz Antara Dua Kawat Sejajar Berarus
Gaya magnetik juga dialami oleh dua buah kawat
sejajar yang saling berdekatan yang dialiri arus listrik.
Timbulnya gaya pada masing-masing kawat dapat
dianggap bahwa kawat pertama berada dalam medan
magnetik yang ditimbulkan oleh kawat kedua dan
sebaliknya kawat kedua berada dalam medan magnetik
yang ditimbulkan oleh kawat pertama (Giancolli, 2001).

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

Gambar 3. Gaya Lorentz/Magnetik pada Dua Kawat


Berarus
Arah gaya magnetik yang terjadi pada kedua kawat
dapat dilihat pada gambar diatas Apabila arah arus pada
kawat itu searah maka pada kedua kawat akan terjadi gaya
tarik-menarik dan sebaliknya jika arah arus pada kedua
kawat berlawanan, maka akan tolak-menolak. Gaya tarikmenarik atau gaya tolak-menolak pada kedua kawat
merupakan akibat adanya gaya magnetik pada kedua
kawat tersebut.
Besarnya gaya magnet pada masing-masing kawat dapat
dinyatakan
= 1 2 sin = 2 1 sin

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

Karena arah B dan I saling tegak lurus atau =900 maka


= 1 2 = 2 1
d. Gaya Lorentz pada Partikel Bermuatan
Ketika partikel bermuatan melewati suatu daerah
bermedan magnetik, maka partikel tersebut akan
mengalami gaya Lorentz. Berdasarkan pengamatan saat
partikel bermuatan bergerak melintasi medan magnet,
terdapat gaya yang besarnya dipengaruhi beberapa faktor
meliputi:
a. gaya magnetik yang dialami partikel berbanding
lurus dengan muatan partikel (F q)
b. gaya magnetik yang dialami partikel berbanding
lurus dengan kecepatan partikel (F v)
c. gaya magnetik yang dialami partikel berbanding
lurus dengan besar medan magnetik (F B)
d. gaya magnetik yang dialami partikel berbanding
lurus dengan arah gerak partikel (F sin).
Jika semua faktor tersebut dikombinasikan maka
akan diperoleh hubungan:
F q.v.B.sin
atau

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan



F Qvd xB
Arah gaya Lorentz tegak lurus terhadap v dan B seperti
ditunjukkan pada gambar berikut. Dengan arah gaya yang
dapat ditentukan dengan kaidah telapak tangan kanan.
F
B

v
Gambar 4. Arah Gaya Lorentz Tegak Lurus Terhadap v
dan I

Gambar 5. Arah Gaya Lorentz pada Partikel


Bermuatan

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

Jika partikel bermuatan, bergerak dengan kecepatan


v pada suatu bidang tegak lurus terhadap arah medan
magnet homogen yang mempegaruhinya maka lintasan
partikel tersebut dapat berbentuk sebuah lingkaran seperti
pada gambar 5 diatas.
Dapat dilihat arah medan magnet masuk bidang
kertas dan proton di titik P bergerak ke arah kanan.
Sementara itu, gaya Lorentz mengarah ke bawah sehingga
proton mengalami defleksi ke arah bawah. Pada saat
mencapai di titik Q, gaya dengan besar yang tetap,
memiliki arah tegak lurus terhadap kecepatan. Karena
gaya memiliki nilai yang tetap dengan arah selalu tegak
lurus dengan v, maka partikel akan bergerak dengan
lintasan lingkaran. Pada keadaan ini, gaya Lorentz
berfungsi sebagai gaya sentripetal sehingga diperoleh
hubungan:
v2
m
qvB
R

mv 2
R
qvB
R

mv
qB

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

Dengan:
B = induksi magnetik
R = jari-jari lintasan partikel
q = mutan partikel
v = kecepatan partikel
Jika kecepatan partikel bermuatan tidak tegak lurus
terhadap medan magnet ,maka vektor kecepatan pertikel
dapat dibagi menjadi dua komponen kecepatan yaitu
komponen sejajar dan komponen tegak lurus terhadap
medan magnet, sehingga menghasilkan gerak melingkar
di

sekitar garis-garis medan magnet.

Komponen

kecepatan yang sejajar medan magnet tidak mengalami


gaya dan dengan demikian tetap konstan. Jika komponen
kecepatan tersebut digabungkan maka akan dihasilkan
gerakan spiral di sekitar garis-garis medan magnet. Atau
secara umum bila digabungkan dengan adanya medan

listrik E di tempat kedudukan Q, maka gaya yang dialami


oleh muatan menjadi:


Ftotal QE Qvd xB


Ftotal Q E vd xB

Dengan,

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

10


QE adalah gaya yang ditimbulkan medan listrik

Qv xB adalah gaya yang ditimbulkan medan
magnet.
Adanya pengaruh gaya magnetik terhadap gerak
partikel mengakibatkan partikel akan menjalani lintasan
dengan bentuk tertentu, seperti lingkaran ataun spiral.
e. Menentukan Arah Gaya Lorentz
Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan kaedah
tangan kanan. Jari-jari tangan kanan diatur sedemikian
rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus terjadap telunjuk dan
tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah medan
magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I)
diwakili oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz (F)
ditunjukkan oleh jari tengah seperti gambar berikut.

I
B
F
Gambar 6. Kaidah Tangan Kanan

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

11

f.

Soal dan Pembahasan


1. Apa yang dimaksud dengan gaya lorentz?
Jelaskan!
Jawab: Gaya Lorentz adalah gaya yang terjadi
akibat adanya pengaruh medan magnet yang
menembus penghantar berarus listrik. Gaya
lorentz juga sering disebut sebagai gaya magnetik.

2. Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar diatas, maka tentukanlah


besar gaya yang bekerja pada penghantar 1
(misalkan panjang penghantar adalah l)!
Jawab:

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

12

Gaya Lorentz pada kawat lurus berarus secara


matematis dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut.
=
Pada gambar diatas, oleh penghatar kedua
dihasilkan medan magnet dengan garis gaya
melingkari penghantar. Garis Medan Magnet pada
sisi

area

(lingkaran)

medan

magnet

oleh

penghantar kedua yang bersinggungan dengan


penghatar pertama dinyatakan oleh B2. Sedangkan
arus yang berperan dalam menghasilkan gaya
pada penghantar 1 adalah arus I1 Maka persamaan
untuk kasus ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
= 2 1
Dengan adalah sudut antara I1 dengan B2

3. Jelaskan konsep motor listrik sebagai aplikasi dari


Gaya Lorentz!
Jawab:
Motor listrik menggunakan konsep Gaya Lorentz
sebagai prinsip kerjanya. Pada motor listrik
terdapat beberapa kumparan (biasanya dililit pada
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

13

poros)

dan

magnet.

Kumparan

tersebut

dihubungkan dengan sumber tegangan sehingga


arus mengalir. Ketika arus mengalir pada
kumparan

dalam

medan

magnet

maka

konsekuensinya akan timbul gaya magnetik/gaya


lorentz. Untuk menghasilkan putaran dengan arah
tetap maka digunakan arus AC (bolak-balik) atau
mengakalinya dengan cincin terbelah sebgai
pegubah arus secara mekanis.

Bab 3. Penerapan Gaya Lorentz pada


Rail Gun
Rail Gun
Rail Gun adalah senjata elektromagnetik yang
menggunakan konsep Gaya Lorentz pada sistem pelontar
proyektilnya. Rail Gun dirancang, dibuat, dan diuji untuk
dapat melontarkan peluru/proyektil dengan kecepatan
lebih kurang 650 m/s (Maniglia, J., dkk., 2010).

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

14

Rail

Gun

termasuk

motor linier, tetapi rail


gun dirancang untuk
menembakkan peluru.
Dalam berbagai cerita
fiksi ilmiah dan game,
sering dijumpai istilahistilah seperti railgun,
Gambar 7. Design Rail Gun

gauss gun, dan mass

driver. Umumnya nama-nama ini berhubungan dengan


peluncur proyektil berkecepatan super. Di dunia nyata
sebenarnya ini sudah bisa dibuat. Hingga saat ini, senjata
listrik berkekuatan super yang berhasil dibuat ada dua
jenis, yaitu railgun dan coilgun.
Rail Gun menggunakan konsep Gaya Lorentz sebagai
teori yang mendasari adanya gaya yang mendorong
proyektil dengan percepatan tinggi. Sedangkan Coil Gun
lebih cenderung pada Hukum Faraday-Lenz sebagai dasar
adanya gaya yang menarik proyektil kemudian melepas
menghempasnya keluar dari moncong senapan.
Railgun atau senapan rel, tersusun atas dua rel, satu
peluru, dan satu sumber listrik yang sangat besar. Ketika
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

15

peluru ditaruh di antara kedua rel dan listrik dialirkan dari


rel satu ke rel lainnya, kedua rel akan menimbulkan
medan magnet. Karena arus listrik pada peluru dan gaya
magnet dari rel, peluru akan mengalami gaya Lorentz
sehingga bergerak sepanjang rel. (Lihat Gambar 8).
Kecepatan akhir yang bisa dihasilkan mungkin cukup
untuk melempar peluru kecil ke orbit sekitar bumi, kalau
tidak dihalangi gesekan udara.
Salah satu hal
yang menyebabkan
sistem ini belum bisa
diproduksi

massal

adalah gesekan yang


timbul antara peluru
dan rel yang cukup Gambar 8. Cara Kerja Rail Gun
untuk menghabiskan rel sekali tembak. Selain itu, sumber
arus ribuan ampere sulit didapat.
Rail

Gun

atau

yang

lebih

keren

disebut

Elektromagnetik Ral Gun (EMRG), untuk jangka pendek,


adalah sistem yang menggunakan energi listrik untuk
menggerakkan partikel dengan mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik. Hal ini memungkinkan sistem
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

16

EMRG untuk mempercepat proyektil hingga mencapai


kecepatan yang sangat tinggi. Pada senjata konvensional
(mesiu/dsb) lontaran peluru dibatasi oleh percepatan gas
mengembang sebagai pelontar peluru/proyektil. Proyektil
dalam sistem-sistem tidak dapat melebihi percepatan
dentuman ledakan gas yang digunakannya. Sedangkan
pada EMRG tidak terbatas oleh akselerasi maksimum.
EMRG tidak memiliki batas untuk berapa banyak energi
yang dapat menjadi masukan untuk sistem dan tidak ada
batasan kecepatan maksimum proyektil.

A. Sejarah Rail Gun


Elektromagnetik Rail Gun (EMRG) pertama
dikembangkan selama abad kesembilan belas. Pada tahun
1901, "Paten Listrik Cannon" adalah salah satu EMRG
yang pertama yang diketahui. Saat itu, 45 paten
dikeluarkan untuk EMRG sebelum Perang Dunia kedua
(PD II). Menurut Locwood (1999) dokumentasi pertama
yang berhasil dilakukan oleh University of Australia
menyatakan bahwa EMRG pertama mampu mendorong
partikel 3 gram hingga kecepatan 650 m/s.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

17

Militer Amerika Serikat mulai meneliti EMRG


sebagai sistem senjata yang layak di akhir tahun tujuh
puluhan, ketika kepala Propulsion Teknologi Cabang
Angkatan Darat Penelitian dan Pengembangan di Denver
mulai menanyakan tentang kemungkinan menggunakan
EMRG sebagai platform senjata. Dua puluh tahun
kemudian Pusat Electromechanics dibentuk di University
of Texas yang difokuskan pada pengembangan EMRG
(Beach, F. C., 1996).
Saat ini, EMRG sedang diteliti untuk aplikasi
militer skala besar. Ini berarti ada kemungkinan bahwa
masa depan artileri akan dipindahkan ke sistem EMRG,
dengan tujuan akhir dari penggelaran sistem EMRG
dalam pertempuran untuk menutupi area seluas lebih dari
200 mil.

B. Komponen-komponen EMRG
EMRG terdiri dari beberapa komponen, yakni
komponen listrik, injektor, sepasang rel konduktif, dan
proyektil. Menurut Maniglia, J. dkk. (2010) berikut
penjelasan dari komponen-komponen EMRG secara lebih
mendetail.
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

18

1.) Komponen Listrik


Komponen listrik EMRG terdiri dari tiga
subsistem diantaranya adalah sumber daya, sistem
penyimpanan, dan sistem pengiriman. Sumber daya
menyediakan sistem penyimpanan dengan listrik
yang kemudian disimpan. Ketika EMRG terisi
penuh dan siap untuk menembakkan, maka sistem
penyimpanan mengirimkan listrik secepat mungkin
melalui sistem pengiriman, sistem kabel listrik, dan
rel konduktif.
2.) Injektor
Komponen

injektor

diperlukan

untuk

mempercepat proyektil sebelum mencapai rel


listrik. Jika proyektil memasuki rel listrik tanpa
kecepatan awal (0 m/s) atau dengan kecepatan awal
yang rendah, proyektil justru akan menyatu dengan
rel (seperti sistem las listrik). Untuk mengatasi hal
ini, sistem injektor harus digunakan untuk
memberikan proyektil kecepatan awal. kecepatan
lebih awal yang diperoleh dengan menggunakan
injektor.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

19

3.) Rel Konduktif


Rel konduktif adalah komponen yang paling
penting dalam EMRG. Rel adalah sistem yang
bertugas untuk mengubah energi listrik menjadi
energi

kinetik

menggunakan

gaya

Lorentz.

Berdasarkan ukuran dan jarak antara rel tingkat


konversi

antara

energi

listrik

dan

kinetik

dikendalikan. Untuk memastikan bahwa rel tidak


gagal karena kekuatan induksi, mereka didukung
oleh struktur kontruksi yang kaku.
4.) Proyektil
Proyektil itu sendiri harus konduktif. Hal ini
agar arus dapat mengalir melalui proyektil sehingga
terjadi gaya magnetik (Gaya Lorentz) yang
kemudian mendorong proyektil ke moncong
senapan. Selain itu, bahan proyektil harus memiliki
titik leleh yang sangat tinggi. Hal ini dibutuhkan
agar proyektil tidak berubah bentuk saat dialiri arus
yang besar yang menyebabkan proyektil menjadi
panas.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

20

C. Penggunaan Persamaan
Sebuah EMRG adalah sistem yang mengambil
sejumlah besar energi listrik dan mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik dengan menggunakan konsep
Gaya Lorentz.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Gaya
Lorentz didefinisikan oleh persamaan sebagai berikut.
=
Ketika hukum ini diterapkan untuk desain dari Rail
Gun dengan dua rel paralel dengan proyektil konduktif
yang mampu bergerak dalam rel. Maka akan bekerja gaya
Lorentz pada proyektil sehingga akan timbul percepatan
proyektil seperti yang ditunjukkan Gambar 9

Gambar 9. Demonstrasi Gaya Lorentz pada Sistem


EMRG

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

21

Arus mengalir melalui rel, menciptakan medan


magnet disekitar rel konduktif berarus dengan arahnya
mengikuti aturan tangan kanan. Saat arus mengalir
melalui proyektil, tegak lurus dengan rel, dan akhirnya
melalui rel lainnya. Pada proyektil, sesuai dengan kaidah
tangan kanan, maka arah medan magnet pada proyektil
akan tegak lurus dengan arah arus, sehingga akan bekerja
gaya Lorentz yang tegak lurus terhadap keduanya yang
besar seperti yang ditunjukkan oleh persamaan berikut.

=
Meskipun persamaan Gaya Lorentz adalah dasar
dari EMRG dan geometri, tidak bisa langsung digunakan,
sangat sulit untuk dihitung
karena tidak lengkap. Vektor
secara akurat, karena didasarkan pada arus rel,
penampang, panjang, dan posisi proyektil. Namun,
setelah geometri memutuskan pada karakterisasi geometri
dapat dibuat sebagai faktor medan magnet, L'. Faktor
medan magnet juga merupakan gradien dari induktansi
dari geometri EMRG dan dinyatakan dalam Henrys per
meter.

memungkinkan

untuk

penyederhanaan

persamaan diatas menjadi sebagai berikut.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

22

1
= 2
2
Berdasarkan persamaan tersebut, percepatan yang
dihasilkan dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum
II Newton Tentang Gerak sebagai berikut.

1 2

=2

Setelah vektor percepatan didapatkan maka akan


dengan mudah menerapkan konsep matematis dengan
mengintergasikannya menjadi vektor kecepatan.

D. Tujuan Pembuatan EMRG


1.) Tujuan Umum
Tujuan dari proyek EMRG adalah untuk
menciptakan

biaya

yang

efektif

dan

dapat

diandalkan untuk mempercepat partikel dengan


massa dalam gram atau lebih besar untuk kecepatan
orbital. Sistem serupa, seperti Cahaya Gas Gun,
menggunakan

gas

tekanan

mempercepat

proyektil

tinggi

untuk

untuk

pengujian

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

23

hypervelocity. Sistem ini mahal dan berat, kadangkadang menempati seluruh bangunan dengan biaya
jutaan dolar. EMRG dimaksudkan untuk memenuhi
tujuan yang sama pada segmen harga dan kebutuhan
yang tepat.
Senjata dengan percepatan listrik memiliki
dua keunggulan yang berbeda dari pesaingnya.
Pertama, EMGR menghindari penggunaan propelan
fisik. Tanpa gas bertekanan tinggi, lingkungan
pengujian bisa bebas dari kontaminasi gas sisa.
Sebuah Cahaya Gas Gun hanya dapat mempercepat
benda ke gas propelan dengan kecepatan suara,
sementara EMRG tidak memiliki batasan seperti
itu. Selain itu, tidak perlu menyimpan gas
berbahaya. Keuntugan kedua penggunaan EMRG
adalah biaya, EMRG dapat berpotensi dibangun
pada anggaran perguruan tinggi.
2.) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari EMRG ada dua, yaitu:
pertama adalah untuk melakukan demonstrasi
konsep; membuktikan teori dan pengembangan
konsep Lorentz. Tujuan kedua adalah untuk
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

24

menciptakan sebuah model yang menghasilkan


hasil layak pakai sehingga pengukuran dapat
dibandingkan

dengan

prediksi

matematika.

Prototipe dirancang sedemikian rupa agar dapat


memenuhi tujuan-tujuan ini yang dapat berfungsi
sebagai batu loncatan menuju penyelesaikan tujuan
keseluruhan.

E. Prototype
1.) Sistem Listrik
Capacitor Bank
Untuk mendapatkan lonjakan energi listrik
yang tinggi maka dipandang perlu diberikat Bank
Capasitor

sebagai

penyimpan

energi

yang

berdenyut. Sistem berdenyut ini menggunakan


beberapa bank kapasitor dipisahkan oleh induktor
besar untuk menunda output dari masing-masing
bank. Salah satu metode sederhana adalah Pulse
Rayleigh Jalur Arus Pembentukan Jaringan (PFN),
ditunjukkan pada Gambar. 10

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

25

Gambar 10. Rayleigh Line Flow Model


Metode berdenyut dengan keadaan solid
memungkinkan untuk mempercepat proyektil
dengan memperlambat output dari kapasitor
bermuatan. Hal ini dapat meningkatkan akselerasi
secara keseluruhan, memungkinkan sistem untuk
beroperasi pada arus yang jauh lebih rendah, dan
memungkinkan untuk biaya yang lebih terjangkau
450V kapasitor elektrolit. Rayleigh Jalur PFN
menggunakan induktansi bersama dan kapasitansi
bersama

untuk

mensimulasikan

gelombang

persegi dengan output bolak-balik bank kapasitor


melalui kapasitor. Menurut Richard, N. M. (2010)
Ness Teknik menunjukkan desain kapasitor ini
didasarkan pada berapa banyak bank yang
diinginkan, dan berapa lama pulsa diggunakan
yang ditunjukkan oleh

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

26

1 2

=2

=
.
Desain ini melakukan pekerjaan yang baik
meratakan output dari debit kapasitor bank, dan
dapat mempertahankan pulsa cukup panjang
dengan kapasitansi yang cukup. Desain ini
membutuhkan

elektrolit

kapasitor

Cornell-

Dubilier 10 mF, 450V. Hal ini memungkinkan


untuk kapasitor bank yang 16 kJ, total 16 kapasitor
dengan 4 kelebihan, untuk di harga bawah
Australian $700 kapasitor ini disusun secara
merata untuk membuat 4 bank kapasitor masingmasing pada kapasitansi total 40mF. Rancangan
ini dibuat untuk menghilangkan Equivalent Series
Resistance (ESR) dan Setara Series Induktansi
(ESL), dan memaksimalkan penataan kapasitor.
Keseluruhan dari bank kapasitor, induktor di
antara masing-masing bank, dan rel masuk ke

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

27

dalam sistem kapasitor keseluruhan adalah


ditunjukkan dalam Gambar 11.

Gambar 11. Desain Bank Kapasitor


dalam sistem Rayleigh Jalur ini, laras dari EMRG
adalah beban listrik dan masing-masing kapasitor
bank yang bertindak sebagai kapasitor tunggal. Ini
bertindak sebagai desain dasar tentang sistem
penyimpanan daya.
Dengan nilai-nilai kapasitansi ini dan pulsa
yang diinginkan setinggi 1,5 milidetik, persamaan
desain Rayleigh Jalur PFN menjadi semakin
terlihat kurang akurat, jadi sistem ini dimodelkan
menjadi output dan parameter bervariasi. Sirkuit
ini mencakup ESL dari kapasitor, output dari arus
melalui masing-masing bank kapasitor dan setiap
induktor, tegangan dan arus di rel. Blok Model L1,
L2, dan L3 induktor diperlukan untuk membentuk

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

28

pulsa, bersama dengan resistensi yang ada dalam


induktor. Salah satu daerah yang unik dari desain
dari sistem ini adalah bahwa induktor akhir dari
Rayleigh Jalur PFN adalah induktansi internal rel
tembaga. Induktansi dari rel cukup tinggi untuk
menggantikan induktor terakhir.

Gambar 12. Full EMRG Physical Sistem Model


Diagram pada Gambar 12 menunjukkan
diagram Simulink yang mengambil semua listrik
di bank kapasitor diisi dan mengubah output
kemudin menjadi kekuatan, percepatan, dan
kecepatan, dan kemudian menampilkan data ke
ruang kerja MATLAB untuk diproses lebih lanjut.
Gambar ini menunjukkan model fisik rel,
proyektil, dan capasitor bank.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

29

Model ini memungkinkan kita untuk


membuat perubahan terkecil di mana saja dalam
desain dan langsung melihat efeknya pada segala
sesuatu yang lain dengan sangat cepat.
Berikut tabel parameter output Raileigh
PFN.

Output

Input

Tabel 1. Parameter Desain EMRG


Parameter

Besar

Tegangan Kapasitor

450 Volt

Kapasitas Kapasitor

10.000

L rel

0,327 /

Induktansi rel

0,30

Induktansi Induktor

0,38

Kecepatan Injektor

140 m/s

Arus Maksimal Kapasitor

20 kA

Arus Maksimal Sistem

100 kA

Frekuensi Maksimal Sistem

1 kHz

Kecepatan pada Barrel

950 m/s

Bagian akhir dari desain sistem kapasitor


adalah untuk mengembangkan metode bank
kapasitor menjadi bank resistor. Sistem ini terdiri

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

30

dari 3 225W, 100 Ohm resistor mampu


ditanggulangi dengan pemakaian kapasitor yang
kurang dari 5 menit agar terisi penuh.
Induktor
Induktor adalah kumparan berurutan dari
kawat yang menginduksi medan magnet ketika
terjadi perubahan pada listrik yang mengalir
melalui kabel. Ada jeda waktu antara listrik saat
pertama

memasuki

induktor

dan

ketika

meninggalkan induktor. Induktor bertindak seperti


buffer yang akan menunda pelepasan kapasitor
bank seperti yang dijelaskan sebelummnya.
Induktor "menolak" perubahan tegangan
dengan menyimpan energi sebagai medan magnet.
Garis-garis medan magnet menyebabkan seluruh
struktur induktor menjadi terkonsentrasi di
induktor "inti," (ruang di dalam kumparan kawat).
Bahan inti dibagi menjadi dua kategori, bahan besi
dan non-besi. Bahan besi memungkinkan untuk
fluks magnetik lebih terkonsentrasi, ukuran
induktor yang lebih kecil, dan induktansi tinggi.
Inti membutuhkan proses desain yang rumit untuk
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

31

mengoptimalkan banyak variabel, eksotis intibahan,

dan

olehkarenanya

cenderung

menggunakan 'besi'.(Vishay, 2012).


Semua bahan besi memiliki batas fluks
magnetik, jika terlampaui, maka akan menurunkan
induktansi dari induktor ke titik antara 10% dan
20% dari tingkat saat dirancang, keadaan
disebut

sebagai

tingkat

kejenuhan.

ini

Untuk

menanggulangi ini, bahan dengan berbagai


karakteristik dapat dimasukkan ke dalam inti
untuk memodifikasi permeabilitas maksimum.
Induktor pad EMRG dirancang dengan
konfigurasi 'inti udara'. Inti Udara induktor tidak
memiliki sisipan besi, inti udara umumnya lebih
besar dan memiliki sejumlah karakteristik yang
menguntungkan untuk desain EMRG. Pertama
induktansi mereka berasal dari geometri mereka,
bukan fungsi saat ini. Artinya, inti udara memiliki
batas jenuh. Ini membuat proses desain yang lebih
sederhana. Karena induktor tidak bergantung pada
jenis material khusus di geometri tertentu
kompleksitas

lanjut

dihilangkan.

Sementara

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

32

kurangnya media melakukan di inti udara berarti


bahwa induktor inti udara tidak akan mengalami
hysteresis dan kerugian arus eddy.
Menurut

Lockwood

(1999)

dengan

menggunakan program html yang dibuat oleh


Martin E Merserve maka membuat sebuah
induktor

akan

cukup

mudah

berdasarkan

kebutuhan induktansi yang dimiliki dan ukuran


kawat.

Programnya

kemudian

melakukan

beberapa fine tuning agar dapat memudahkan


pembangunan rancangan induktor. Solver ini
diperlukan sebagai kotak kalkulator hitam dan
kemudian diperiksa terhadap perhitungan inti
udara (Clark, 2010). Induktor yang diperlukan
berkisar antara 0,1 dan 0,7 microhenrys dengan
ukuran kawat 6AWG. Menggunakan program
Meserve untuk 0,4 microhenrys dan pipa PVC 1
inci

sebagai

diameter

spesifikasi

induktor.

Induktor dapat dibuat dengan 4 turn induktor


dengan panjang kumparan 13/16 inci.
Menurut Clark (2008) dalam sistem yang
memiliki efek kulit frekuensi yang sangat tinggi
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

33

akan menjadi masalah. Efek kulit terjadi ketika


frekuensi

tinggi

menyebabkan

arus

hanya

mengalir di tepi luar dari media seperti yang


ditunjukkan oleh persamaan berikut.
=
Dalam

200

menghitung

resistansi

induktor

diasumsikan induktor bertindak sebagai induktor


sempurna ketika dirangkai seri dengan resistor.
Dengan 30 inci dari kawat dan resistensi dari
0,3951 ohm per kaki maka akan didapatkan
hambatan 0,988 milliohms.
Interaksi magnetik dalam induktor bisa
menyebabkan kegagalan ledakan pada EMRG,
sehingga pipa PVC diisi dengan semen pada setiap
induktor

agar

dapat

mengurangi

interaksi

magnetik. Karena induktor inti udara umumnya


memiliki kawat yang cukup panjang, sehingga
menimbulkan penurunan performa. Karena medan
magnet dalam induktor bertindak sebagai elemen
resistif, kerugian induktor tidak terbatas pada
resistansi di kawat melingkar (Clark, 2008). Untuk

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

34

menghitung kerugian ini diameter kawat harus


diperhitungkan

seperti

yang

terlihat

pada

persamaan berikut.

= 0,002 (
)

Dengan 100.000 ampere akan melalui


sistem, induktor akan menghilangkan 10M watt,
dalam jangka waktu ledakan; energi akan
menghilang 7.90 KJ ke dalam bentuk induktor.
Semua energi yang dihamburkan oleh
induktor akan langsung masuk ke pipa PVC dalam
bentuk konduksi. Mengambil asumsi bahwa
transfer energi pada keadaan mantap, maka suhu
PVC akan meningkat 88 derajat Celcius seperti
yang terlihat pada persamaan berikut.
=

dimana adalah panas spesifik dari PVC


diambil menjadi 90 J / Kg.K dan adalah
massa dari PVC (sekitar 0,1 kg). Dari suhu kamar
standar 25 derajat Celcius maka inti induktor akan
naik ke 113 derajat Celcius dimana suhunya

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

35

melebihi titik leleh PVC, 100 derajat Celcius.


Sementara perhitungan ini menunjukkan PVC
akan meleleh. Namun perlu diingat bahwa
perpindahan energi telah didekati pada keadaan
perpindahan panas yang stabil/mantap yang hanya
melakukan transfer ke pipa PVC.

Sumber Daya listrik


Catu daya sistem adalah off-the-shalt 800
volt kapasitor komersial. Pasokan ini memberikan
daya konstan ke bank kapasitor, pada urutan
beberapa watt pabrik, dan pasokan dapat
dikalibrasi untuk keterlibatan cahaya ketika beban
telah mencapai tegangan tertentu. Untuk operasi,
pasokan dihubungkan untuk mengontrol kotak
dekat operator, jauh dari kapasitor, karena operasi
remote belum dirancang. Karena perlawanan dari
kabel yang menghubungkan komponen dan
perlawanan dari kapasitor, tegangan penuh 450
volt dapat digunakan lebih dari 3 jam.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

36

Sebuah bank kapasitor mungkin cepat


murah dan untuk menyimpan sejumlah besar
tenaga listrik, tetapi memiliki parameter desain
yakni tegangan. Energi yang tersimpan dalam
kapasitor sebanding dengan kapasitansi dan
kuadrat dari tegangan kapasitor.
Masalah yang dihadapi dalam merancang
kapasitor tegangan tinggi ada dua, yaitu tegangan
tinggi sangat berbahaya dan jarang tersedia.
Kekuatan yang mengalir melalui sebagian besar
fasilitas (PLN) biasanya antara 220 sampai 240
Volt AC.
Desain

power

supply

lengkap

juga

menyumbang pertimbangan logistik tambahan, di


luar persyaratan driver-nya. Kapasitor ketika
terkena arus DC, namun standar garis fasilitas saat
ini adalah AC. Maka dari itu perlu diberikan
komponen tambahan berupa Konverter AC ke
DC. Selain itu, kemampuan untuk menyediakan
berbagai tegangan menawarkan nilai pengujian
signifikan. tegangan yang berbeda menyebabkan
jumlah yang berbeda dari penyimpanan energi,
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

37

yang

dapat

berfungsi

untuk

membantu

memverifikasi pemodelan awal pada kecepatan


yang berbeda.

Gambar 14. Diagram Alur Sumber Daya ke Kapasitor


Bank
Singkatnya, desain terdiri dari empat bagian
utama: Sebuah struktur pengendalian, pengubah
tegangan, pengganda tegangan dan AC ke DC
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

38

mengkonversi seperti yang ditunjukkan oleh


gambar 14. Gambar 14 adalah diagram alir
sederhana yang menyoroti hubungan kunci antara
masing-masing
menunjukkan

komponen.
aliran

listrik

Panah

merah

melalui

sistem,

sedangkan panah biru mewakili hubungan antara


controller dan masing-masing fase berikutnya.
Pertama, listrik mengalir ke controller.
Controller didefinisikan sebagai kelompok bagian
yang mengatur dan menunjukkan aliran listrik.
Controller

meliputi

sarana

untuk

akhirnya

mengelola sisa komponen. Pengubah tegangan


mengambil output dari controller dan membatasi
ke nilai yang diinginkan. Tahap ini pada dasarnya
adalah mempersiapkan untuk daya untuk tahap
multiplier. Multiplier Voltage meningkatkan
tegangan dengan mengorbankan arus. Output dari
tahap ini adalah tegangan kapasitor yang
dimaksudkan. Tahap akhir dari desain ini adalah
Konverter AC ke DC. Satu-satunya tujuan dari
fase ini adalah untuk memodulasi arus ke bentuk
arus

yang

dapat

diterima

oleh

sistem

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

39

penyimpanan. Setelah konversi selesai, tampilan


memungkinkan tegangan akhir yang akan diukur.

Gambar 15. Desain Power Suplay Preliminary


Gambar 15 menunjukkan desain power
suplay sederhana yang sesuai dengan kebutuhan
EMRG. Rentang output yang tepat dari power
supply adalah fungsi dari transformator, berlabel
'T', yang dapat dengan mudah dipertukarkan untuk
output yang diinginkan selama konverter berikut
dinilai pada tegangan itu.
Kontroler ini terdiri dari tiga bagian utama:
shunt listrik, relay debit, dan indikator LED. shunt
termasuk sekering awal, serta switch 1 dan beralih
2. Bagian ini bertindak sebagai mekanisme on-off,
dan switch ganda memastikan bahwa pasokan
tidak sengaja terlibat. relay mengaktifkan ketika
saklar 3 ditutup, menyediakan sarana untuk

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

40

melaksanakan penumpukan listrik sisa dalam


transformator setelah operasi. Akhirnya, dioda
berlabel 'D' hanya menunjukkan ketika pasokan
operasional dan karena itu berbahaya. voltmeter
telah dikeluarkan dari Gambar 15, tapi akan
menjembatani output dari konverter.
Pengubah, multiplier, dan tahap konverter
semuanya mudah didapatkan di toko elektronik.
Sebuah

resistor

variabel

berfungsi

sebagai

pengubah ideal, sedangkan multiplier hanyalah


sebuah langkah transformator. Jumlah pasti
bergantian akan mendikte tegangan dikirim ke
sistem penyimpanan daya. Sebuah jembatan dioda
tegangan

tinggi

mengkonversi

umpan

dari

transformator ke arus searah.


Komponen yang tepat yang dibutuhkan
untuk membangun pasokan ini akan ditentukan
oleh output yang diinginkan. Untuk prototype ini
arus dari rak telah dibeli untuk sistem 450V.
Namun, biaya dan kelangkaan persediaan yang
dapat menghasilkan tegangan yang diperlukan

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

41

untuk model skala penuh mensyaratkan bahwa


sistem kustom dibangun.
F. Struktur
Rel EMRG bertindak pada dua tujuan, yaitu
bertindak sebagai rel konduktor listrik dan untuk
memastikan bahwa rel tidak gagal secara struktural.
Rel Konduktif
Rel harus dapat dialiri arus maksimum yang
dibutuhkan oleh

proyektil,

mempertahankan

kontak dengan proyektil, dan menyediakan medan


magnet yang tepat untuk membuat gaya Lorentz.
Geometri dari rel konduktif, serta jarak antara
mereka, menentukan medan magnet. Faktor
medan magnet, atau gradien induktansi adalah
kunci dalam mendapatkan jumlah sebagian besar
energi listrik diubah menjadi energi kinetik. Cara
utama untuk menentukan L' adalah dengan
menggunakan elemen. Cara ini juga baik untuk
menentukan medan magnet. Namun, metode
ditemukan yang menggunakan tinggi, lebar, dan
jarak antara rel untuk mendekati L'. Ditemukan
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

42

bahwa dimensi rel bisa bervariasi sedikit; tanpa


banyak perbedaan di L (Kerrisk, J.F., 1902)
Karena persyaratan untuk rel 2 36 "x " x
". Dimensi ini ditentukan tanpa mengambil efek
L', seperti yang diasumsikan bahwa setiap L' akan
cukup untuk mencapai kecepatan cukup tinggi
(untuk

pengujian

prototype).

Dengan

menggunakan metode Kerri diperkirakan bahwa


L' rel konduktif adalah 3,271 x 10-7 H /m.
Rel struktural yang diperlukan untuk
menahan beban berulang yang terkait dengan
operasi EMRG dan dipelihara dengan mudah. Rel
konduktif akan diperkuat dengan Garolite-11,
Teflon, dan Fiberglass disatukan dengan baut
stainless steel. Kekuatan mendorong terhadap rel
dinyatakan sebagai berikut.
=

0 2
2

Di mana I adalah arus maksimum melalui


rel, L adalah panjang rel di meter, d adalah
panjang dalam meter antara rel. Bahan Fiberglass,

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

43

Teflon, dan Garolite-11 akan memegang diberikan


baut kekuatan dan distribusi yang cukup.
Menggunakan persamaan
= #. .
Itu bertekad untuk memiliki 34 buah baut
inci didistribusikan di sepanjang laras dengan 17
baut di setiap sisi.
Skema dan desain khusus
Rel dirancang untuk manufakturabilitas
sederhana, serta untuk proyektil kecil (1 gram
aluminium) dan dapat dilihat pada Gambar 16 di
bawah ini. laras dirancang untuk "x 1/4" proyektil
1/4, dan rel sendiri adalah bahwa ketebalan yang
sama, dan 0,5 "tinggi untuk menciptakan terbaik
medan magnet untuk memaksa proyektil bawah
laras.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

44

Gambar 15. Laras EMRG tampak depan (Kiri), tampat


samping (Kanan)
Menurut perkiraan L' dalam metode Kerrick
ini. Rel yang hanya sekitar 36 "panjang, dengan
bagian berlekuk pada awal di mana rel Teflon
dimasukkan. Keseluruhan ini adalah desain yang
sangat sederhana dan berulang. Karena ketebalan
kecil dari Garolite dan Teflon namun mesin yang
cukup sedikit lebih mahal daripada diperkirakan
sebelumnya, dan di masa depan desain ketebalan
ini akan meningkat dan langkah-langkah lain akan
diambil untuk memastikan bahwa biaya produksi
dikurangi sebanyak mungkin.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

45

Beberapa metode injek proyektil ke rel


termasuk senjata konvensional, mata air, atau gas
terkompresi.

Metode

yang

paling

umum

digunakan, dan metode yang sistem kami


menerapkan, adalah penggunaan gas terkompresi.
Kami menerapkan tekanan tinggi sistem injektor
udara tekan untuk mendapatkan energi maksimal
dari injektor, serta menghindari bahaya yang
terkait dengan pistol konvensional.
Sistem di EMRG terdiri dari 4 komponen
utama: tangki tekanan, katup solenoid, transfer
selang, dan adaptor rel. Tangki tekanan bertekanan
untuk maksimum 3000 psi dengan nitrogen
terkompresi. Solenoid valve diimplementasikan
untuk aman api sistem injektor jarak jauh.
Solenoid yang merupakan komponen penting
karena ketika proyektil memasuki rel konduktif,
segera mencapai medan listrik dan mulai
mempercepat. Namun, ini berarti bahwa ketika
EMRG dipersenjatai solenoid adalah mekanisme
menembak.

Thusly,

solenoid

valve

memungkinkan operator EMRG dan injektor


Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

46

sistem jarak jauh. Karena sistem kapasitor


dipersenjatai akan sebelum injektor dilontarkan,
solenoid valve bertindak sebagai saklar tembak
utama untuk seluruh sistem. Terakhir, adaptor rel
akan menghubungkan injektor ke rel dan
memungkinkan gas terkompresi untuk masuk
antara rel dan mempercepat proyektil melalui rel
non-konduktif, ke rel konduktif.
Karena bagian non-listrik dari rel relatif
singkat, sistem injektor harus meningkatkan
kecepatan setinggi mungkin. Karena keterbatasan
anggaran

sistem

3000

psi

terpilih,

yang

mempercepat proyektil untuk kecepatan hampir


menembus kecepatan suara sebelum mencapai rel
hantaran. Namun; karena masalah keamanan dan
ketersediaan 3000 tangki psi nitrogen injektor
hanya ditetapkan untuk 2300 psi nitrogen.
Proyektil
Railgun memanfaatkan konduksi listrik
untuk menggerakkan armatures bawah rel. Ada
dua jenis sistem yang digunakan oleh senjata api
untuk meluncurkan proyektil. Sederhana adalah
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

47

proyektil melakukan yang membentuk sirkuit


dengan rel dan didorong ke trek. Versi yang lebih
rumit menggunakan proyektil terisolasi yang
didorong oleh angker.
Terisolasi sistem proyektil (IPS) adalah apa
yang semua senjata rel di atas empat kilometer per
detik dimanfaatkan. proyektil terisolasi lebih
disukai untuk sistem yang lebih cepat karena
mereka tidak akan merusak dalam laras, mereka
memungkinkan untuk kecepatan di atas 4
kilometer per detik, dan, karena ada sedikit
deformasi dalam proyektil, hasil dampak yang
lebih seragam. Namun; mereka lebih kompleks,
membutuhkan penambahan massa sedikit lebih.
Bahan

proyektil

juga

merancang

pertimbangan. Penelitian senjata rel lain yang


disarankan kelangsungan hidup dua bahan:
aluminium

dan

molibdenum.

Aluminium

merupakan konduktor yang baik, ia memiliki


kepadatan rendah, mudah untuk mesin, dan biasa
digunakan sebagai bahan baku dalam pengujian
dampak ruang. Aluminium memiliki suhu leleh
Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

48

rendah yang berarti bahwa lebih mudah mencair


dan

bahan

proyektil

akan

mencair

dan

mengumpulkan pada rel. Sebuah suhu leleh yang


lebih rendah juga berarti bahwa kita diharapkan
untuk melihat kerusakan di rel. Hal ini menjadi
perhatian besar dalam desain railgun seperti yang
dijelaskan

dalam

bagian

sebelumnya.

Molibdenum di sisi lain memiliki titik leleh 2625


derajat Celcius. Dibandingkan dengan aluminium,
memiliki tiga kali kepadatan, konduktivitas buruk,
lebih sulit, dan jauh lebih mahal.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

49

Gambar 16. Proyektil


Geometri adalah kendala desain ketiga.
Dimensi bore yang 0,25 inci dengan 0,25 inci.
Dengan kepadatan aluminium 2,70 g/cm3 dan
target berat proyektil dari 1g maka panjang
nominalnya harus 0,35 inci. Seperti yang terlihat
pada Gambar 16, tiga desain proyektil diciptakan
untuk menguji dampak dari proyektil geometri.
Desain pertama adalah kubus sederhana dari

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

50

aluminium dengan dimensi dan jarak dari 0,249 x


0,249 x 0,36. Yang kedua dimanfaatkan ekor V
tetap menjaga volume dan dengan demikian berat
proyektil. V ekor secara teoritis akan menciptakan
medan magnet yang mendorong bahan luar
proyektil

ke

meningkatkan

rel
durasi

melakukan

yang

sambungan

rel

akan
dan

meminimalkan lengkung. Dimensinya yang 0,249


x 0,249 x 0,432. Desain ketiga dengan ekor V dan
hidung

berbentuk

baji

dengan

harapan

mengurangi drag. Dimensinya 0,249 x 0,249 x


0,485.

Lismag/ Application Lorentz Force at Rail Gun/ I K Wirawan

51

Refrence
Abdulah M.E. 2006. DIKTAT KULIAH FISIKA DASAR
II TAHAP PERSIAPAN BERSAMA ITB.
Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung
Beach, C. 1996. Design and Construction of a one meter
Electromagnetic Railgun. NPS
Clarke, R. 2008. Power losses in wound components.
University of Surrey
Clarke, R. 2010. An introduction to the air cored coil.
University of Surrey
Kerrisk, J.F, Current Distribution and Inductance
Calculations for Rail-Gun Conductors. Los
Alamos: National Laboratory
Lockwood, R.M. 1999. Design and Construction of an
expandable series trans-augmented railgun.
NPS
Richard M., Ness Engineering/Technical Data/Pulse
Forming Network (PFN) Formulas, Ness
Engineering Inc. Diakses pada
http://www.nessengr.com/techdata/pfn/pfn.html
#Rayleigh [cited: 8 December 2010. Diakses
tanggal 12 Desember 2016
Vishay. 2012. Inductors. Terdapat pada
http://www.vishay.com/doc?91000. Diakses
tanggal 15 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai