Anda di halaman 1dari 6

1.

Organela sel yang ada pada sel hewan, tetapi tidak ada pada sel
tumbuhan adalah ....
a. nukleus
b. ribosom
c. retikum endoplasma
d. lisosom
e. mitokondria
2. Organela sel yang berfungsi sebagai penghasil enzim-enzim pencernaan
adalah ....
a. lisosom
b. ribosom
c. mitokondria
d. badan golgi
e. retikulum endoplasma
3. Organela berupa saluran halus dalam sitoplasma yang berbatas
sistem membran dan erat kaitannya dengan sistem angkutan pada
sintesis protein adalah ....
a. retikulum endoplasma
b. ribosom
c. lisosom
d. badan golgi
e. plasmodesma
4. Organela yang merupakan tempat berlangsungnya respirasi sel
adalah ....
a. nukleus
b. lisosom
c. ribosom
d. retikulum endoplasma
e. mitokondria
5. Masuknya mineral dan air tanah dalam sel akar merupakan contoh
transpor lewat membran secara ....
a. eksositosis
b. plasmolisis
c. difusi
d. osmosis
e. endositosis
Biologi SMA/MA Kelas XI 27

6. Bila sel makhluk hidup direndam dalam larutan hipertonis, maka


sel tersebut akan mengalami ....
a. turgor
b. plasmolisis
c. difusi
d. osmosis
e. hipotonis
7. Pasangan nama organel beserta fungsinya yang benar adalah
sebagai berikut, kecuali ....
a. badan golgi sekresi
b. retikulum endoplasma transportasi
c. ribosom sintesis protein
d. lisosom regulasi
e. mitokondria respirasi
8. Peristiwa-peristiwa berikut ini merupakan peristiwa yang terjadi
pada transpor aktif, kecuali ....
a. membutuhkan ATP

b. butuh protein integral sebagai carier


c. setiap pengeluaran tiga ion Na+, masuk dua ion K+
d. fosfat yang dilepaskan akan mengaktifkan glukosa
e. membutuhkan lemak
9. Gerakan molekul terlarut melalui selaput plasma, antara lain
meliputi ....
a. endositosis
b. eksositosis
c. pinositosis
d. fagositosis
e. difusi
10. Aktivitas kehidupan organisme dapat tercermin melalui aktivitas
sel. Hal ini sesuai dengan teori sel yaitu sel merupakan kesatuan ....
a. pertumbuhan
b. regenerasi
c. herediter
d. struktural
e. fungsional
11. Oksigen merupakan gas yang penting untuk proses oksidasi
dalam sel. Masuknya oksigen ke dalam sel dengan cara ....
a. osmosis d. pinositosis
b. eksositosis e. difusi
c. fagositosis
28 Biologi SMA/MA Kelas XI

12. Organela pada tumbuhan yang berperan dalam turbiditas sel


adalah ....
a. mitokondria d. ribosom
b. sentriola e. vakuola
c. nukleus
13. Pada eksperimen osmosis sel tumbuhan, disiapkan tiga kentang
berbentuk kubus dengan berat yang sama. Kentang I direndam
dalam larutan gula 15%, kentang II dalam larutan gula 10%,
kentang III dalam larutan gula 15% selama 5 menit dan diperoleh
data sebagai berikut.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa berat yang hilang
sebagai akibat ....
a. cairan gula hipertonis terhadap larutan sel
b. larutan gula hipertonis terhadap cairan sel
c. larutan gula dan cairan sel isosmosis
d. cairan sel hipertonis terhadap larutan gula
e. larutan gula dan cairan sel isotonis
Gambar berikut untuk menjawab soal nomor 14 dan 15!
Biologi SMA/MA Kelas XI 29

14. Organela yang ditunjukkan nomor 6 pada gambar tersebut


adalah ....
a. ribosom
b. lisosom
c. mitokondria
d. badan golgi
e. retikulum endoplasma
15. Fungsi organela pada nomor 10 yaitu ....
a. untuk mensintesis protein
b. sebagai proses oksidasi sel

c. untuk pembentukan enzim


d. sebagai sarana transportasi molekul-molekul dari bagian sel
satu ke bagian lain
e. sebagai pengatur pembelahan sel

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Apakah yang dimaksud sel?
2. Organela apa sajakah yang menyusun sel? Sebutkan pula
fungsinya masing-masing!
3. Gambarlah organela sel yang ditemukan dalam sitoplasma dan
tunjukkan bagian-bagian penyusunnya!
4. Apakah perbedaan antara proses difusi, osmosis, transpor aktif,
endositosis, dan eksositosis?
5. Ada berapa macam vakuola yang ada pada hewan? Sebutkan
dan jelaskan masing-masing!
30 Biologi SMA/MA Kelas XI

UJI KOMPETENSI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

1. Sebutkan organ-organ yang banyak terdapat organela:


a. ribosom
b. badan golgi
c. lisosom
2. Samakah struktur antara sel hewan dan tumbuhan? Jelaskan
jawaban Anda disertai dengan gambar!
3. Menurut Anda, manakah yang lebih cepat, perpindahan zat
secara difusi atau secara osmosis? Berikanlah alasan Anda!
4. Anda sudah mempelajari bahwa sel berukuran mikroskopis,
walaupun demikian di dalam sel itulah semua proses kehidupan
makhluk hidup diawali. Mengapa sel penyusun tubuh makhluk
hidup harus berukuran kecil dan jumlahnya banyak? Adakah
hubungannya dengan peran sel tersebut? Jelaskan jawaban Anda
disertai alasan yang tepat!
5. Pada saat ini telah dikembangkan cara bercocok tanam dengan
sistem aeroponik, yaitu merupakan cara bercocok tanam di
udara. Tanaman tidak diberi media untuk tumbuhnya akar,
melainkan dibiarkan terbuka, dengan menggantung pada suatu
tempat yang dijaga kelembabannya. Akar dan tubuh tanaman
disemprot dengan larutan pupuk yang mengandung nutrisi
tanaman. Tanaman tersebut akan mengisap nutrisi melalui tubuh
dan akar.
Coba Anda jelaskan dengan cara apakah akar tersebut menyerap
nutrisi! Apakah secara difusi atau osmosis, berikan alasan yang jelas dan tepat?

Soal benar salah

NO. SOAL : 6-10 : Tes Objektif Bentuk Matching


6. Organel pada sel yang berfungsi untuk
a. ribosom
proses respirasi adalah.......

7. Organel sel yang berfungsi untuk


rangka pada sel adalah.....

b. vakuola

8. Organel pada sel yang berfungsi untuk


tempat cadangan makanan adalah....

c. mikrofilamen

9. Organal yang berfungsi melawan


benda asing yang masuk kedalam sel
adalah.....
10. Organel yang berfungsi sebagai
tempat sintesis protein adalah.....
Kunci jawaban:
6. e. Mitokondria
7. c. Mikrofilamen
8. b. Vakuola
9. d. Lisosom
10. a. Ribosom

d. lisosom
e. mitokondria

Teori sel
Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau mengamati
bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel,[17] namun hal tersebut masih diperdebatkan
pada saat itu.[16] Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan
bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada
dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel.[18] Ia juga menyatakan pentingnya nukleus
(yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun
ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus.[16][19] Pada tahun 1839, Theodor Schwann,
yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel
hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua
bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan
berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel.[18]
Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah
Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan
Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses
patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh
Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel
berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan
makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal
dari sel).[20][21]

Perkembangan biologi sel


Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar,
seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting, seperti mitokondria,

kloroplas, dan badan Golgi.[22] Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu disebut
sitologi.
Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan
sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel.[23] Pada tahun 1960,
perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika
Serikat, dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical
Cytology berganti nama menjadi Journal of Cell Biology.[24] Pada akhir dekade 1960-an,
biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi
ilmiahnya sendiri serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.[25]

Struktur
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di
dalam sel disebut sitoplasma.[26] Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung
DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut.[27] Selain
itu, semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan
protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.[5]
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel
prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di
dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut
nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea
yang memiliki sel prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel
eukariotik.[7]

Sel prokariota
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prokariota

Gambaran umum sel prokariota.


Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak ada membran
yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di
sitoplasma disebut nukleoid.[7] Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniseluler

dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,72,0 m dan volumenya sekitar 1 m3) serta
umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur
lain.[28]
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung
tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks
karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan
bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula
bakteri yang memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel
arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel
prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki
konsentrasi lebih rendah daripada isi sel.[29]
Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri
memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat
pada permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindar dari
sel kekebalan tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada
permukaan benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan
fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum (jamak:
flagela) yang melekat pada dinding selnya dan berputar seperti motor.[30]
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang
terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki bahan genetik
tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid
tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen
tertentu yang memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi
terhadap antibiotik.[31]
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada
mulanya dianggap hanya ada pada eukariota.[32] Protein skeleton tersebut meregulasi
pembelahan sel dan berperan menentukan bentuk sel.[33]

Anda mungkin juga menyukai