Anda di halaman 1dari 7

AANM17BU

Kegiatan ke 2
Keanekaan Sel, Struktur, dan Fungsi

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman sel, struktur dan fungsi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana keanekaragaman bentuk sel,
namun pada dasarnya semua sel mempunyai pola struktur yang sama.

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Sel
Sel adalah unit fundamental dari organisme hidup. Hooke
melaporkan penemuan sel dalam tanaman pada tahun 1665. Semua
mahluk hidup atau organisme tersusun atas sel atau beberapa sel. Sel
(sitologi) berasal dari bahasa Yunani yaitu “kytos” atau wadah.
Sitologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang sel. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil pada
suatu mahluk hidup. Sel memiliki semua perangkat dan kemampuan
yang diperlukanuntuk menjalankan proses hidup seperti bergerak,
memperbanyak diri atau berekprodusi, beradaptasi atau merespon
terhadap perubahan lingkungan. Dalam jenjang struktural kehidupan,
sel memiliki tempat yang istimewa sebagai tingkat organisasi terendah
yang melakukan semua aktivitas yang dibutuhkan agar tetap hidup.
Terlebih lagi, semua aktifitas organisme didasarkan pada aktifitas sel.
Misalnya, pembelahan sel untuk membentuk sel-sel baru adalah dasar
bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan serta perbaikan
organisme multiseluler. Setiap sel memiliki ciri-ciri tertentu yang
sama. Misalnya, setiap sel diselubungi oleh membran yang meregulasi
lalu lintas materi antar sel dan lingkungannya (Regev, et al., 2017: 1)
, (Srinatalia, 2021: 3).
2. Sejarah Sel
AANM17BU

Bisa dibilang, analisis sel tunggal seperti yang kita kenal sekarang
menjadi didirikan setelah penerimaan luas teori sel pada akhir abad ke-
19. Sel pertama kali dikenali jauh lebih awal oleh Robert Hooke dan
Anton van Leeuwenhoek pada abad ke-17, yang dimungkinkan oleh
perkembangan teknologi (mikroskop) dan oleh keingintahuan mereka
tentang bagaimana sistem biologis makroskopis dapat dipahami dalam
hal bagian-bagian penyusunnya. Robert Hooke (1665) melakukan
pengamatan pada sayatan gabus yang merupakan sel – sel mati pada
pepagan pohon ek dengan mikroskop sederhana. Ia melihat adanya
ruangan – ruangan kecil yang kemudian disebutnya cella yang berarti
ruang atau kamar kecil yang kosong. Antonie van Leewenhoek (1674)
menggunakan mikroskop sederhana untuk melihat mikroba (jasad
renik) dalam air serta bagian – bagian yang terkandung dalam cairan
tubuh makhluk hidup. Sejak studi awal Hooke dan van Leeuwenhoek,
alat analisis sel tunggal terus berkembang, didorong oleh inovasi dan
teknologi, persiapan sampel dan pertanyaan-pertanyaan baru (Klein,
2019: 1), (Rahmadina, 2017: 4).
3. Struktur Sel
Menurut Endang ( 2022, 6-14), sel memiliki beberapa bagian
umum sebagai berikut:
a. Membran sel, mempunyai struktur trilaminer (tiga lapis) yang
terdiri atas dua lapis lipid (lipid bilayers) dan diantaranya terdapat
protein integral (protein intrinsik) dan di permukaannya terdapat
protein perifer (protein ekstrinsik). Membran sel dapat dikatakan
sebagai suatu sistem vakuoler, karena di dalam membran sel
terdapat pori-pori/rongga Di dalam sel terdapat suatu serabut sel
yang satu dengan serabut sel yang lain. Pada sel hewan, serabut-
serabut tersebut dinamakan Desmosom, sedangkan pada sel
tanaman disebut sebagai Plasmodesmata. Membran sel berfungsi
untuk mengendalikan atau mengontrol keluar masuknya zat/ion
dari dan ke dalam sel.
AANM17BU

b. Membran nukleus, hanya terdapat pada sel eukariotik. Merupakan


dua unit membran, yaitu membran dalam dan membran luar.
Membran dalam langsung membungkus inti, sedangkan membran
luar berhubungan langsung dengan Retikulum Endoplasmik
granuler. Tiap-tiap unit membran nukleus ini hampir mirip dengan
membran sel, yaitu merupakan dua lapis membran trilaminer (yang
disusun oleh lipid-protein-lipid), tetapi tidak mempunyai
mukopolisakarida.
c. Mitokondria, benda-benda bulat atau berbentuk seperti tongkat
yang ukurannya berkisar antara 0,2 – 0,5 µm. Jumlahnya di dalam
sel beraneka ragam, tetapi pada sel-sel yang aktif (seperti sel hati)
dapat mengandung lebih dari seribu banyaknya. Mitokondria
merupakan organel penting, karena fungsinya sudah jelas. Benda
ini mengandung enzim-enzim yang melaukan oksidasi dan
mensintesis ATP pada proses respirasi seluler. Jadi mitokondria
mengubah energi potenasial berbagai makanan menjadi energi
potensial yang disimpan di dalam ATP. Energi ATP ini digunakan
oleh sel untuk melakukan berbagai aktivitasnya. Sehubungan
dengan hal ini, maka tidak mengherankan jika mitokondria
cenderung berkumpul pada sel yang paling aktif seperti sel saraf,
sel otot, dan sel sekretoris.
d. Ribosom, struktur subseluler/organel sel paling kecil yang
tersespensi di dalam sitoplasma. Ribosom meupakan situs dan
disitulah berlangsungnya sintesis protein. Ribosom ini kemudian
dikeluarkan dari nukleolus melalui pori-pori membran nukleolus
dan bermigrasi hampir ke semua bagian sitoplasma. Dalam
sitoplasma, sebagian ribosom terikat pada permukaan luar
Retikulum Endoplasmik dan disini mereka melakukan fungsinya
membentuk molekul protein. Pada waktu sintesis protein
berlangsung, terbentuk poliribosom atau polisom (ergosom) yaitu
beberapa ribosom yang dihubungkanoleh pita mRNA. Selama
AANM17BU

sintesis protein, terjadilah siklus ribosompolisom karena ribosom


yang telah selesai mensintesis protein akan melepaskan diri dari
polisom, disimpan di dalam poliribosom, kemudian dipakai lagi
pada waktu sintesis protein berikutnya. Sebagian protein yang
dihasilkan oleh ribosom ada yng ditransfer keluar sel, tetapi
sebelumnya di label dulu dengan karbohidrat.
e. Retikulum Endoplasmik, adalah suatu sistem dengan membran
yang sangat luas di dalam sel. Retikulum endoplasmik ini terdiri
atas vesikula bermembran tunggal, di mana di bagian dalamnya
yaitu cisternae saling berhubungan dan membentuk suatu saluran.
Endoplasmik yang penuh dengan ribosom dinamakan Retikulum
endoplasmik Granuler atau kasar (Rough Endoplasmic
Reticulum)/RER. Retikulum endoplasmik juga dijumpai tanpa
adanya ribosom yang melekat, maka dinamai Retikulum
Endoplasmik halus atau Agranuler (Smooth Sndoplasmic
Reticulum /SER). Boleh jadi SER ini terkibat dajan sintesis tipe-
tipe molekul yang lain (bukan protein) misalnya lemak ,
fosofolipid dan steroid. Mungkin juga SER ini merupakan sumber
yang menyusun Apparatus Golgi (Kompleks Golgi).
f. Kompleks Golgi dijumpai pada hampir semua sel tumbuhan dan
hewan, merupakan organel yang berbentuk polimorf. Umumnya
berbetuk kantong-kantong pipih, kadang-kadang berbentuk
vesikula kecil atau vesikula besar. Terdiri atas cisternal halus,
berlapis paralel disebut Dictyosome yang dikelilingi oleh
bermacam-macam vesikula yang isinya dapat dilepas keluar sel.
Bentuk seperti cawan dengan permukaan konveks ke basal dan
permukaan konkaf ke arah apikal. Permukaan konveks disebut
forming face atau immature face, sedangkan permukaan konkaf
disebut mature face. Kompleks Golgi jumlahnya sangat menonjol
pada sel-sel yang aktif bersekresi. Protein yang disintesis oleh RER
dipindahkan ke dalam Kompleks Golgi ini. Protein-protein
AANM17BU

terkumpul di dalam kantong-kantong sampai kantong-kantong


tersebut penuh dengan protein. Kompleks Golgi ini menempati
apikal sel, di atas nukleus. Pada sel-sel yang tidak mempunyai
kutub (tidak jelas apikal basalnya), Kompleks Golgi tersebar di
dalam sitoplasma.
4. Klasifikasi Bawang Merah (Allium cepa)
Menurut Harahap, dkk., (2022, 288), bawang merah merupakan
salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada didunia. Bawang
merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim yang
membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15- 40
cm bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Kingdom : Plantae
b. Divisi : Spermatophyta
c. Subdivisi : Angiospermae
d. Kelas : Monocotyledonae
e. Ordo : Liliales
f. Famili : Liliaceae
g. Genus : Allium
h. Spesies : Allium ascalonicum L
5. Klasifikasi Singkong (Manihot utilissima)
Menurut Mustikarini, (2019, 56-57), Manihot esculenta crantz
mempunyai nama lain Manihot utilissima. Berikut ini adalah
klasifikasinya:
a. Kingdom : Plantae
b. Divisi : Spermatophyta
c. Subdivisi : Angiospermae
d. Kelas : Dicotyledoneae
e. Ordo : Euphorbiales
f. Famili : Euphorbiaceae
g. Genus : Manihot
h. Spesies : Manihot esculenta L.
AANM17BU

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Alat tulis 1 set
b. Kertas HVS Secukupnya
c. Mikroskop 4 unit
d. Kaca objek 3 buah
e. Kaca penutup 3 buah
f. Cutter/silet 1 buah
g. Gelas kimia 4 buah
h. Pipet tetes 4 buah
i. Tusuk gigi Secukupnya
2. Bahan
a. Batang singkong muda (Manihot utilissima)
b. Bawang merah (Allium cepa)
c. Sel epitel rongga mulut
d. Kapas
e. aquades

C. Cara Kerja
1. Sel Gabus
a. Diletakkan irisan gabus (batang singkong muda) atau Manihot
utilissima pada kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup
b. Diamati dengan perbesaran lemah 40x
c. Diamati bagaimana bayangan benda dan digambarkan
d. Sambil memandang ke dalam lensa okuler, digeser preparat dari
kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Diamati kemana bayangan
bergerak
e. Diubah lensa objektif ke perbesaran yang lebih besar. Diamati
apakah ada perubahan luas bidang pandang
2. Sel Hewan
AANM17BU

a. Disiapkan kaca objek dan dibersihkan dengan tissue halus


permukaannya
b. Dengan menggunakan tusuk gigi, digarukkan pada permukaan
dalam pipi anda dengan hati-hati 19
c. Diulaskan bahan tersebut pada permukaan kaca objek, kemudian
diteteskan aquades lalu ditutup dengan kaca penutup
d. Diamati dengan perbesaran lemah 40x
e. Digambar 1 atau 3 sel melalui pengamatan dengan perbesaran kuat
dan diberikan keterangan dari bagian sel yang tampak
3. Sel Tumbuhan
a. Disiapkan kaca objek dan dibersihkan permukaannya dengan tissue
halus
b. Dipotong satu siung bawang merah lalu diambil bagian yang
berdaging
c. Diotong persegi sesuai keperluan lalu diambil selaput epidermis
bagian dalam suing
d. Diletakkan selaput epidermis pada kaca objek
e. Diteteskan aquades pada selaput bawang merah, kemudian ditutup
dengan kaca penutup
f. Diamati dengan perbesaran lemah 40x, kemudian dengan
perbesaran yang lebih kuat.
g. Digambar bentuk sel dan diberi keterangan

Anda mungkin juga menyukai