Digital - 125655-R020868-Pengujian Alat-Literatur PDF
Digital - 125655-R020868-Pengujian Alat-Literatur PDF
DASAR TEORI
2.1
Adsorpsi
Adsorpsi adalah
fenomena fisik yang terjadi saat molekul-molekul gas atau cair dikontakkan
dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul-molekul tadi
mengembun pada permukaan padatan tersebut (Suryawan, Bambang 2004).
Walaupun adsorpsi biasanya dikaitkan dengan perpindahan dari suatu gas atau
cairan kesuatu permukaan padatan, perpindahan dari suatu gas kesuatu
permukaan cairan juga terjadi. Substansi yang terkonsentrasi pada permukaan
didefinisikan sebagai adsorbat dan material dimana adsorbat terakumulasi
didefinisikan sebagai adsorben (Hines, A.L dan Robert N. Maddox, 1985).
Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun
gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan
tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi, dimana
fluida terserap oleh fuida lainnya dengan membentuk suatu larutan.[4]
Proses adsorpsi dapat berlangsung jika suatu permukaan padatan dan
molekul-molekul gas atau cair, dikontakan dengan molekul-molekul tersebut,
maka didalamnya terdapat gaya kohesif termasuk gaya hidrostatik dan gaya
ikatan hydrogen yang bekerja diantara molekul seluruh material. Gaya-gaya
yang tidak seimbang pada batas fasa tersebut menyebabkan perubahanperubahan konsentrasi molekul pada interface solid/fluida. Untuk mengetahui
karakteristik yang terjadi dalam proses adsorpsi dapat diilustrasikan dengan
gambar 2.1 dibawah ini.
Universitas Indonesia
Desorp/melepaskan
Adsorp/menghisap
Universitas Indonesia
10
2.2 Adsorben
Kemampuan kerja alat untuk menghasilkan suhu yang rendah sangat
dipengaruhi oleh jenis adsorben. Dimana penyerapan adsorben dipengaruhi
oleh volume yang dipakai, dan luas permukaan spesifik.
Karakteristik adsorben yang dibutuhkan untuk adsorpsi yang baik:
1. Luas permukaan adsorben. Semakin besar luas permukaan maka semakin
besar pula daya adsorpsinya, karena proses adsorpsi terjadi pada
permukaan adsorben.
2. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi dan
desorpsi.
3. Kemurnian adsorben. Adsorben yang memiliki tingkat kemurnian tinggi,
daya adsorpsinya lebih baik.
4. Jenis/gugus fungsi atom yang ada pada permukaan adsorben. Sifat sifat
atom di permukaan berkaitan dengan interaksi molekuler antara adsorbat
dan adorben yang lebih besar pada adsorbat tertentu
Universitas Indonesia
11
zeolit. Kemampuan
desorpsi
silika gel
meningkat
dengan
2. Aktif Karbon
Aktif karbon dapat dibuat dari batu bara, kayu, dan tempurung
kelapa melalui proses pyrolizing dan carburizing pada temperatur 700
sampai 800 C. Hampir semua adsorbat dapat diserap oleh karbon aktif
Universitas Indonesia
12
kecuali air. Aktif karbon dapat ditemukan dalam bentuk bubuk dan
granular. Pada umumnya karbon aktif dapat mengadsorpsi metanol atau
amonia sampai dengan 30%, bahkan karbon aktif super dapat
mengadsorpsi sampai dua kalinya. Bentuk butiran karbon aktif adalah
seperti gambar 2.3.
3. Zeolit
Zeolit mengandung kristal zeolit yaitu mineral aluminosilicate yang
disebut sebagai penyaring molekul. Mineral aluminosilicate ini terbentuk
secara alami. Zeolit buatan dibuat dan dikembangkan untuk tujuan khusus,
diantaranya 4A, 5A, 10X, dan 13X yang memiliki volume rongga antara
0.05 sampai 0.30 cm3/gram dan dapat dipanaskan sampai 500 C tanpa
harus kehilangan mampu adsorpsi dan regenerasinya. Zeolit 4A (NaA)
digunakan untuk mengeringkan dan memisahkan campuran hydrocarbon.
Zeolit 5A (CaA) digunakan untuk memisahakan paraffins dan beberapa
Cyclic hydrocarbon. Zeolit 10X (CaX) dan 13X (NaX) memiliki diameter
Universitas Indonesia
13
2.3 Adsorbat
Adsorbat yang biasa digunakan untuk pendinginan adalah air, metanol,
dan ammonia.
1. Air
Merupakan adsorbat yang ideal karena memiliki kalor laten spesifik
terbesar, mudah didapat, murah, dan tidak beracun. Air dapat dijadikan
pasangan zeolit, dan silika gel. Tekanan penguapan air yang rendah
merupakan keterbatasan air sebagai adsorbat, sehingga menyebabkan :
-
14
b. Metanol
Di banyak hal kemampuan atau performa metanol berada diantara air
dan ammonia. Metanol memiliki tekanan penguapan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan air (meskipun pada tekanan 1 atm), sehingga sangat
cocok untuk membuat es. Meskipun demikian pada temperatur lebih dari
120 C, tekanan menjadi tidak stabil. Untuk temperatur aplikasi lebih dari
200 C adsorben yang biasa digunakan adalah karbon aktif, silika gel, dan
zeolit.
c. Ammonia
Besarnya panas laten spesifik ammonia adalah setengah lebih rendah
dari panas laten spesifik air, pada temperatur 0C dan memiliki tekanan
penguapan yang tinggi. Ammonia memiliki keuntungan yang ramah
lingkungan dan dapat digunakan sebagai refrigeran sampai -40 C, dan
dapat dipanaskan sampai 200 C. Kerugian dari ammonia :
-
pendingin
adsorpsi
berlangsung
dengan
penyerapan
Universitas Indonesia
15
(b)
(c)
(a)
(d)
16
adsorben pada kasus ini disebut adsorpsi. Proses adsorpsi meghasilkan efek
pendinginan yang terjadi pada botol labu kedua, dimana pada tekanan rendah
panas dari lingkungan diserap untuk menguapkan adsorbat (Gambar 2.5b)
sampai sistim kembali kekondisi awal dimana pada botol labu pertama berisi
adsorben dengan kandungan adsorbat berkonsentrasi tinggi dan pada botol
labu kedua terdapat adsorbat dalam fasa gas (Gambar 2.5c) [13].
adsorbat
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
2. Proses pemanasan-desorpsi-kondensasi
Selama periode ini, adsorber terus dialiri panas sehingga adsorber terus
mengalami peningkatan dan temperatur yang menyebabkan timbulnya uap
desorpsi. Sementara itu, katup aliran ke kondensor dibuka sehingga adsorbat
dalam bentuk gas mengalir ke kondensor untuk mengalami proses
kondensasi menjadi cair. Kalor laten pengembunan adsorbat diserap oleh
media pendingin pada kondenser. Siklus ini sama dengan siklus kondensasi
pada sistem pendingin mekanik. Proses ini dilustrasikan pada gambar 2.9.
20
4. Proses pendinginan-adsorpsi-evaporasi
Selama periode ini, adsorber terus melepaskan panas sehingga
adsorber terus mengalami penurunan temperatur dan tekanan yang
menyebabkan timbulnya uap adsorpsi. Sementara itu, katup aliran dari
evaporator ke adsorber dibuka sehingga adsorbat dalam bentuk uap
mengalir dari evaporator ke adsorber. Adsorbat dalam bentuk uap
dihasilkan dari proses penyerapan kalor oleh adsorbat dari lingkungan
sebesar kalor laten penguapan adsorbat tersebut. Proses ini berlangsung
pada tekanan saturasi yang rendah sehingga penyerapan kalor berlangsung
pada temperatur saturasi yang rendah pula [14]. Proses ini dilustrasikan
pada gambar 2.11.
Universitas Indonesia
21
yaitu temperatur pada saat suatu substansi berada dalam tekanan tertentu
mengalami perubahan fase. Ketika substansi mengalami perubahan fase,
substansi memerlukan ataupun melepaskan kalor laten tergantung perubahan
fasa yang terjadi.
Universitas Indonesia