Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PEMBUATAN VCO

METODE MIXING

Disusun oleh :
1. Nur Aidatul Mala
2. Yuanda Finandiyani
3. Selsa Fabiola Besari

(13030654001)
(13030654012)
(13030654018)

PENDIDIKAN IPA 2013


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pohon kelapa memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia,
mulai dari buah untuk konsumsi, daun untuk bahan bangunan, batang dan
akarnya pun dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kayu bakar karena

tekstur batangnya yang berserat. Salah satu contohnya air kelapa


digunakan sebagai bahan memuat minuman segar, pembuat cuka, penawar
racun, dan pencegah deman. Bagian pohon kelapa yang paling memiliki
banyak manfaat adalah pohonnya. Sejak berabad-abad yang lalu, buah
kelapa sudah dijadikan sebagai bahan makanan utama. Pada masyarakat
Indonesia, kelapa memang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari,
baik di pedesaan maupun perkotaan. Buah kelapa sering digunakan
sebagai bumbu masak yang memiliki kelezatan yang tidak perlu diragukan
lagi. Salah satu contohnya, buah kelapa dibuat sebagai santan dan minyak
goreng. Cara penyajiannya pun beragam, ada yang disajikan sebagai
hidangan utama, campuran sayur, bumbu, maupun minuman. Selain itu,
minyak kelapanya dapat mengobati berbagai penyakit.
Secara umum, pembuatan minyak kelapa dilakukan dengan cara
memanasakan santan sehingga menghasilkan minyak dan ampas atau
blondo. Hasilnya diperoleh minyak kelapa yang bewarna kekuningan.
Namun kelemahan cara ini adalah minyak tidak bertahan lama karena
mudah tengik. Minyak jenis ini banyak ditemui pada masyarakat pedesaan
atau pesisir yang dibuat dalam skala industri rumah tangga.
Saat ini, minyak kelapa dibuat dalam keadaan murni (VCO). Minyak
kelapa murni dibuat dari kelapa segar tanpa pemanasan atau bahan kimia
tambahan. Selain itu, tidak melalui tahap pemurnian, pemucatan, atau
penghilangan aroma kelapa. Biasanya kelapa yang digunakan adalah
kelapa dalam atau kelapa liar bukan kelapa hibrida. Oleh karena itu, untuk
mendapat minyak kelapa yang benar-benar virgin atau murni maka saya
akan membuat minyak kelapa tanpa melalui proses pemurnian, pemucatan,
pemanasan, atau menghilangkan aroma kelapa. Karena semua proses itu
dapat merubah komposisi dari minyak kelapa. Dan metode mixerlah yang
paling baik dan aman karena tidak menambahkan zat-zat apapun, hanya
mengaduk santan kelapa dalam kecepatan tinggi.
Kelapa (Cocos nucifera L) sangat populer di masyarakat karena
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Kelapa sering juga
disebut sebagai pohon kehidupan (tree of life) karena semua bagian
tanaman ini dapat digunakan untuk kehidupan. Bagian terpenting dari

kelapa adalah buahnya karena bagian tersebut dapat diolah menjadi


berbagai produk seperti kopra, dessicated coconut, santan kelapa dan
minyak kelapa (Syah, 2005a).
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang
dihasilkan dari daging buah kelapa tua yang masih segar. Beberapa metode
yang banyak digunakan dalam pembuatan VCO adalah pemanasan
(95 oC), fermentasi dan pancingan (Sutarmi dan Rozaline, 2006). Selain
metode

tersebut,

juga

ada

metode

pengadukan

(mixing). Pada

metode mixing, dengan adanya pengadukan terus-menerus, maka molekul


protein yang berfungsi sebagai emulsifier dapat rusak sehingga minyak
dapat terpisah (Cahyana dalam Koapaha, 2006).
VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan. Pada
bidang farmasi, VCO digunakan untuk obat-obatan dan kosmetik (Sutarmi
dan Rozaline, 2006). Beberapa manfaat VCO antara lain dapat mengurangi
kandungan total kolesterol, trigliserida, fosfolipid, LDL (Low Density
Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein), kandungan
polifenol dalam VCO juga dapat mencegah oksidasi LDL (Nevin dan
Rajamohan, 2004). Pada studi sebelumnya, telah dilakukan uji aktivitas
antioksidan dan antifotooksidasi dari VCO dengan cara mengestrak VCO
menggunakan pelarut etanol (Muis, 2007). Disamping itu juga telah
dilakukan penelitian mengenai potensi VCO sebagai penangkap radikal
bebas dan penstabil oksigen singlet. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa VCO memiliki aktivitas penangkap radikal bebas dan memiliki
potensi sebagai penstabil oksigen singlet (Wehantouw, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil VCO dengan metode mixing?
2. Apa keuntungan pembuatan VCO dengan metode mixing?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahuai hasil VCO dengan metode mixing.
2. Untuk mengetahui keuntungan pembuatan VCO dengan metode
mixing.
D. Manfaat
1. Memberikan nilai jual yang lebih dari buah kelapa dengan
mengubahnya menjadi minyak kelapa murni.

2. Menjadi mata pencaharian sampingan atau bahkan menjadi

pekerjaan utama karena pembuatan minyak kelapa relatif mudah.

BAB II
KAJIAN TEORI
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat
digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak
digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa secara
tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak
kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh,
pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan
warna minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan
minyak kelapa yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut diatas. Metode
ini didasarkan pada penemuan biotekhnologi sederhana, yaitu penggunaan
Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang
terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa.
VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar dengan atau
tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan kimia. Dibandingkan
dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan,
yaitu kadar air dan bebas rendah asam lemak, tidak berwarna (bening), beraroma

harum, dan daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya VCO telah
dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan. Manfaat dari
VCO diantaranya adalah meningkatkan daya tahan terhadap penyakit serta
mempercepat

proses

penyembuhan.

Manfaat

tersebut

ditimbulkan

dari

peningkatan metabolisme dari penambahan energi yang dihasilkan, sehingga


mengakibatkan sel-sel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Mereka membentuk selsel baru serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat. VCO di dalam
tubuh menghasilkan energi saja tidak seperti minyak sayur yang berakhir di dalam
tubuh sebagai energi, kolesterol, dan lemak (Rohman, 2009).
Membuat minyak kelapa dapat dilakukan dengan berbagai macam
metode, antara lain :
1. Fermentasi
Pada tahap awal kelapa segar diparut untuk diambil santannya. Selanjutnya
santan ini didiamkan selama 1-2 jam hingga terbentuk biang santan yang
menggumpal. Selanjutnya biang santan ini difermentasi selama 1-2 hari. Caranya
dengan menggunakan enzim secara langsung (mikroba penghasil enzim). Dapat
pula menambahkan larutan cuka atau ragi untuk mencegah protein berikatan
dengan minyak dan karbohidrat sehingga dapat terpisah dengan baik. Proses
fermentasi dikatatakan berhasi apabila terbentuk 3 lapisan, yaitu lapisan atas
berupa minyak murni, lapisan tengah berupa blondo, dan lapisan bawah berupa
air.
2. Pemanasan
Pada prinsipnya pembuatan VCO metode pemanasan sama dengan cara
tradisional. Pada tahap awal kelapa diparut dan diambil santannya kemudian
santan ini dipanaskan pada suhu 95o C sampai dihasilkan minyak. Selanjutnya
minyak dipanaskan pada api kecil untuk menghilangkan air yang masih ada pada
minyak kelapa murni. Untuk menghasilkan 1 liter minyak kelapa murni,
dibutuhkan 10-15 buah kelapa.
3. Pancingan
Tahapan metode pancingan dilakukan dengan cara kelapa segar diubah
menjadi santan terlebih dahulu, lalu krim kental (kanil) yang berupa cairan kental
putih dipisahkan dari air dengan cara mendiamkannya selama 1 jam. Kemudian

krim itu dicampur dengan minyak kelapa murni sebagai pancingan dengan
perbandingan tertentu lalu diaduk merata lalu didiamkan selama 7-8 jam. Lalu
akan apabila terbentuk 3 lapisan, yaitu lapisan atas berupa minyak murni, lapisan
tengah berupa blondo, dan lapisan bawah berupa air. Pada prinsinya, santan
adalah campuran antara molekul minyak, molekul air, dan protein. Ikatan tersebut
terbentuk karena adanya protein yang mengelilingi molekul minyak. Dengan
metode pemancingan, molekul minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan
sampai akhirnya bersatu. Tarikan tersebut membuat air dan protein yang
sebelumnya terikat dengan molekul santan menjadi terlepas. Jadi, model
pancingan ini mengubah bentuk emulsi air-minyak menjadi minyak-minyak.
4. Mixer
Beberapa metode yang banyak digunakan dalam pembuatan VCO adalah
pemanasan (95 oC), fermentasi dan pancingan (Sutarmi dan Rozaline, 2006).
Selain metode tersebut, juga ada metode pengadukan (mixing). Putaran
kepala mixer menyebabkan emulsi santan terpecah. Pada prinsipnya santan adalah
campuran antara molekul minyak, molekul air dan protein. Pada metode mixing,
dengan adanya pengadukan terus-menerus, maka molekul protein yang berfungsi
sebagai emulsifier dapat rusak sehingga minyak dapat terpisah (Cahyana dalam
Koapaha, 2006).
Pada tahap awal pembuatan VCO yaitu daging buah kelapa diparut atau
digiling kemudian diperas untuk diambil santannya. Selanjutnya santan didiamkan
hingga terbentuk krim dan skim. Krim inilah yang kemudian diolah dengan
berbagai metode menjadi VCO.
Santan merupakan suatu emulsi minyak dalam air. Protein (berupa
lipoprotein) yang terdapat di dalam santan berfungsi sebagai pengemulsi. Salah
satu penyebab hilangnya stabilitas protein adalah adanya pengadukan. Lapisan
molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofob berbalik ke luar, sedangkan
bagian luar yang bersifat hidrofil terlipat ke dalam. Hal ini menyebabkan protein
mengalami koagulasi dan akhirnya akan mengalami pengendapan, sehingga
lapisan minyak dan air dapat terpisah (Winarno dalam Wardani, 2007).

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat :
1. Mixer
1 buah
2. Baskom
2 buah
3. Pisau
1 buah
4. Parutan
2 buah
5. Gelas kimia 2 buah
6. Gelas ukur 1 buah
7. Corong
1 buah
8. Botol aqua 1 buah
9. Selang
1 buah (p = 50 cm, d = 1 cm)
Bahan :
1. Kelapa
2 buah
2. Air
700 ml
3. Lem tembak secukupnya
4. Kertas saring secukupnya
B. Langkah Percobaan :
a. Membuat wadah yang digunakan untuk mengendapkan santan.
1. Melubangi bagian bawah botol air mineral ukuran 1,5 liter.
2. Memasukkan selang kecil berdiameter 1 cm ke dalam
lubang botol bagian bawah.
3. Merekatkan selang dengan menggunakan lem tembak.

b. Membuat VCO
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memarut 2 buah kelapa tua. Kemudian menambahkan air
hangat ke dalam hasil parutan sebanyak 700 ml.
3. Memeras hasil parutan yang telah dicampur dengan air,
menggunakan saringan.
4. Memasukkan santan ke dalam botol air mineral sebanyak
700 ml, dengan segera menutup botol tersebut serta
mengikat selang dengan posisi ke atas agar tidak
mengeluarkan santan.
5. Mendiamkan santan tersebut selama 2 jam hingga terbentuk
2 lapisan (krim dan air)
6. Membuang air yang ada pada dasar botol melalui selang,
dengan menyisakan krimnya.
7. Menuang krim ke dalam baskom, kemudian mengaduk
menggunakan mixer selama 30 menit dengan kecepatan
tinggi.
8. Menuang

ke

dalam

botol

air

mineral,

kemudian

mendiamkan selama 24 jam hingga terbentuk minyak.


9. Menyaring hasil minyak dengan menggunakan kertas
saring, corong, dan botol kaca bening (2 kali penyaringan).
C. ALUR PEMBUATAN VCO
a. Membuat botol

b. Membuat VCO

BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Gambar

Keterangan
Aroma sedap
Tekstur lebih kesat
Minyak
Blondo
Air

B. Analisis dan Pembahasan


Berdasarkan hasil percobaan serta pengamatan yang telah
dilakukan, hasil akhir VCO memiliki 3 lapisan. Dari atas terdapat lapisan
minyak, kedua blondo, dan ketiga air yang sedikit keruh. Minyak yang
dihasilkan oleh VCO dengan metode mixing ini bening, memiliki aroma
yang sedap, dan lebih kesat daripada minyak goreng pada umumnya yang
licin.
Keuntungan VCO dengan metode mixing adalah karena metode
mixing sangat sederhana hanya membutuhkan santan yang di mixing,
Santan merupakan suatu emulsi minyak dalam air. Protein (berupa
lipoprotein) yang terdapat di dalam santan berfungsi sebagai pengemulsi.
Salah satu penyebab hilangnya stabilitas protein adalah adanya
pengadukan. Lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofob
berbalik ke luar, sedangkan bagian luar yang bersifat hidrofil terlipat ke
dalam. Hal ini menyebabkan protein mengalami koagulasi dan akhirnya

akan mengalami pengendapan, sehingga lapisan minyak dan air dapat


terpisah.
Metode mixing ini tanpa melalui proses pemanasan, penambahan
bahan lain, ataupun jenis-jenis olahan lanjutan lainnya. Minyak kelapa
yang dihasilkanpun benar-benar bening dan murni. Saat pengambilan
minyak untuk di saringpun sangat mudah karena lapisan minyak benar
benar terpisah dari lapisan lain seperti blondo dan air. Selain itu, metode
ini juga sangat efisien, peralatan yang digunakan untuk penghasil VCO
dengan metode mixing dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Secara ekonomis, memiliki keuntungan dengan bahan yang murah dan
cara pembuatan yang praktis, memiliki harga jual yang relatif tinggi.

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Minyak yang dihasilkan oleh VCO dengan metode mixing ini
bening, memiliki aroma yang sedap, dan lebih kesat daripada minyak
goreng pada umumnya yang licin. Keuntungan VCO dengan metode
mixing

adalah

karena

metode

mixing

sangat

sederhana

hanya

membutuhkan santan yang di mixing, dan tanpa melalui proses


pemanasan, penambahan bahan lain, ataupun jenis-jenis olahan lanjutan
lainnya. Minyak kelapa yang dihasilkanpun benar-benar bening dan murni.
Saat pengambilan minyak untuk di saringpun sangat mudah karena lapisan
minyak benar benar terpisah dari lapisan lain seperti blondo dan air.
Selain itu, metode ini juga sangat efisien, peralatan yang digunakan untuk
penghasil VCO dengan metode mixing dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lama. Secara ekonomis, memiliki keuntungan dengan bahan
yang murah dan cara pembuatan yang praktis, memiliki harga jual yang
relatif tinggi.
B. Saran
Dalam pembuatan VCO dengan metode mixing disarankan untuk
menggunakan santan dari kelapa yang tua. Selain itu untuk lebih jernih
perlu dilakukan penyaringan 3-5 kali. Setelah penyaringan,

minyak

diminimalkan untuk berada di udara terbuka agar tidak banyak teroksidasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S. 1986. Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Palungkun, R. 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta: PT. Swadaya.
Sardjoko. 1991. Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Umum.
Setiaji, Bambang., dan Prayugo, Surip. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Sembodo., Noorlyta, Ardiena., dan Erika, Nur. 2010. Pengaruh Kecepatan Putar
Pengaduk Proses Pemecahan Emulsi Buah Kelapa Menjadi VCO. (online.
diakses tanggal 15April 2015). http://eprints.uns.ac.id/1691/1/4-BRG_PENGARUH_KECEPATAN_PUTAR_PENGADUK-17-22.pdf

LAMPIRAN FOTO

Gb. Pembuatan
santan

Gb. Memasukkan
santan ke dalam botol
air mineral yang telah
diberi selang

Gb. Pengadukan
santan

Gb. Pengendapan
santan yang telah
diaduk

Gb. VCO yang telah


terpisah bagian bagiannya

Gb. Minyak
yang dihasilkan
dari VCO
metode mixing

Anda mungkin juga menyukai