TEORI DASAR
Dalam Bab III ini, penulis menghadirkan paparan singkat mengenai tugas
akhir penulis untuk menentukan nilai dari Original Gas In Place (OGIP). Untuk
menentukan nilai tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar atau
kecilnya volume gas awal di tempat dari suatu reservoir antara lain yaitu karakteristik
batuan reservoir, karakteristik dari fluida reservoir dan yang sangat penting adalah
jenis tenaga dorong dari suatu reservoir untuk mendorong gas ke permukaan.
3.1
batuan
untuk
mengalirkan
fluidanya
(berhubungan
dengan
permeabilitas).
3.1.1
Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori
11
12
Vp
Vp
V V gr
=
= b
100
V b V gr +V p
Vb
..................................................(3.1)
Dimana:
= porositas, (fraksi)
Vp
Vb
Vgr
menjadi dua jenis, yaitu porositas absolut dan porositas efektif. Porositas
absolut adalah perbandingan antara volume total seluruh pori bulk yang saling
berhubungan (interconnected) maupun yang tidak berhubungan yang saling
berhubungan terhadap volume total batuan. Porositas yang digunakan dalam
perhitungan adalah porositas efektif karena porositas inilah yang mampu
mengalirkan fluida yang ada di dalamnya.
Besarnya harga porositas dari suatu reservoir dapat diperoleh dengan cara
pengukuran secara tidak langsung yaitu pengukuran dengan analisa core di
laboratorium batuan inti, dan pengukuran secara langsung yaitu dengan
metode kuantitatif dari analisa logging pada sumur-sumur yang menembus
formasi produktif. Harga porositas dianggap konstan selama berlangsungnya
13
hi. i
hi
....................................................................................(3.2)
Dimana:
= porositas, (fraksi)
14
Tabel 3.1
Klasifikasi Nilai Porositas
Harga Porositas (%)
Keterangan
0-5
5-10
10-15
15-20
20-25
Porositas sedang
Porositas baik
Porositas baik sekali
3.1.2
Permeabilitas
15
v=
k dP
dl
( )
.....................................................................................(3.3)
Dimana:
v
= permeabilitas, (mD)
Karena kecepatan aliran fluida adalah debit fluida per luas area, maka
persamaan Darcy di atas berubah menjadi:
16
v=
q
A
q=
kA dP
dl
..............................................................................................(3.4)
( )
.................................................................................(3.5)
Dimana:
q
antara lain:
1.
2.
3.
4.
Aliran laminar.
Fluida yang mengalir tidak beraksi dengan batuan.
Suhu tetap selama aliran.
Fluida satu fasa dan incompressible.
Berdasarkan banyak jenis fluida yang mengalir dalam suatu batuan
yang mengalir dalam batuan tersebut terdiri lebih dari satu jenis fluida.
Permeabilitas relatif (kro, krw, krg), perbandingan antara permeabilitas
efektif terhadap permeabilitas absolutnya.
Data permeabilitas dapat diketahui dari analisa batuan inti di
17
Analisa Uji Sumur yaitu Pressure Draw Down Test dan Pressure Buld Up
Test.
3.1.3
Saturasi Fluida
....................................................................................(3.6)
.........................................................................................(3.7)
18
S o + S g =( 1S w )
.....................................................................(3.8)
Dimana:
= porositas, (fraksi)
Sw
So
Sg
mula-mula pada waktu reservoir minyak atau gas ditemukan. Besarnya Swi
penting untuk diketahui karena akan menentukan berapa bagian atau
persentase ruang pori yang tersisa, yaitu yang diisi oleh minyak atau gas,
sehingga jumlah fluida hidrokarbon dapat diketahui.
Besarnya saturasi fluida dalam suatu reservoir dipengaruhi faktorfaktor sebagai berikut:
1. Ukuran dan distribusi pori.
2. Ketinggian di atas free water level karena adanya adhesi dan tekanan
kapiler.
3. Sifat kebasahan batuan (wettabilitas).
Harga saturasi fluida di dalam batuan reservoir dapat ditentukan
dengan analisa sebagai berikut:
1. Analisa percontohan batuan (core sample) di laboratorium.
2. Analisa logging.
19
3.2
Di dalam reservoir terdapat lebih dari satu fasa fluida yang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Dalam perhitungan perkiraan cadangan dan
produksi dari suatu reservoir sangat dibutuhkan karakteristik dari fluida yang
terkandung di dalam reservoir tersebut. Data karakteristik fluida reservoir dapat
diperoleh dari hasil analisa laboratorium yang biasa disebut dengan analisa PVT
(Pressure, Volume, Temperature). Apabila data laboratorium tidak tersedia dapat
digunakan metode korelasi yang tersedia.
3.2.1
Bg=0.0283
ZT
P
..................................................................................(3.9)
Dimana:
Bg
= temperature, (oR)
20
= tekanan, (psia)
3.2.2
21
3.2.3
Pada kenyataannya gas bumi tidak ada yang mengikuti gas ideal.
Viskositas gas ideal naik dengan bertambahnya temperatur dan naiknya tidak
tergantung pada besarnya tekanan, sifat inilah yang berbalik dengan minyak
dan air. Kenaikan tekanan yang besar dapat merubah sifat gas tersebut, gas
yang tadinya ideal menjadi tidak ideal dan sifat ini cenderung mendekati
cairan. Di lapangan gas sering dijumpai pada reservoir yang sangat tinggi,
tinggi tekanannya menyebabkan naiknya viskositas gas dan menurun seiring
dengan turunnya tekanan.
3.2.4
PxMW
zxRxT ...
(3.11)
MW = 28.97 x g ...(3.12)
Dimana :
= Densitas, lb/ft3
22
= Tekanan, psi
MW
= Temperatur, oR
3.2.5
3.2.6
Faktor kompressibilitas
gas
sebenarnya pada tekanan dan temperature tertentu dengan volume gas jika gas
tersebut dianggap gas ideal pada kondisi yang sama. Faktor kompressibilitas
dilambangkan dengan simbol Z dinyatakan dengan persamaan:
23
Z=
V actual
V ideal
....................................................................................(3.13)
Dimana:
Z
V ideal
percobaan
dan
diinterpretasikan
sebagai
grafik
atau
3.2.7
Specific Gravity
Dimana:
.............................................................................................(3.14)
24
= specific gravity
g=
MW g
MW u
.......................................................................................(3.15)
Dimana:
MWg = berat molekul gas, (lb/lb-mol)
MWu = berat molekul udara, (28,97 lb/lb-mol)
Jika harga specific gravity minyak (o) diketahui maka dapat diperoleh
harga oAPI menggunakan rumus:
API=
3.3
141.5
131.5
.......................................................................(3.16)
o
Sebelum mempelajari tentang gas perlu diketahui beberapa jenis gas yang
berada di reservoir. Oleh sebab itu diperlukan keseragaman untuk mendefinisikan
beberapa macam istilah tersebut. Jenis-jenis reservoir gas antara lain:
25
3.3.1
3.3.2
Basah disini bukan berarti basah dari air tetapi juga basah sebagai
keberadaan kondensat dipermukaan, dalam kenyataannya reservoir ini juga
mempunyai air yang terkandung didalamnya.
26
Dalam kondisi separator merupakan dua fasa cairan dan gas dengan
sedikit cairan di permukaan
3.3.3
27
3.4
Pada reservoir gas berbeda dengan reservoir minyak. Pada reservoir gas hanya
terdapat 2 mekanisme pendorong alamiah. Berikut macam-macam mekanisme
pendorong alamiah pada gas:
3.4.1
Depletion Drive
28
gas terkadang juga disebut dengan volumetric control yaitu kondisi dimana
gas itu sendiri sebagai mekanisme pendorongnya
3.4.2
Water Drive
produksi yang
29
3.5
30
3.5.1
Metode Volumetrik
31
Persamaan Pyramidal
V b=
h
( A i+ A i+1 + A i A i+1 ) , acreft ...(3.17)
3
i=n
Sehingga
V b= V b ...
i=0
(3.18)
Keterangan :
Vb
Ai
Ai+1
32
A i+1
Ai
< 0,5
Persamaan Trapezoidal
Metode ini digunakan apabila
V b 1=
perbandingan luas
A i+1
Ai
> 0,5
h
( Ai + Ai +1 ) ,acreft ...(3.19)
2
h
A ,
3 n
reservoir
n
V b= V b 1 + V b 2 ..(3.20)
i=0
Keterangan:
33
Vb
ii.
An
Metode Simpson
Metode ini digunakan jika interval kontur dan isopach tidak
sama (tidak teratur) dan hasilnya akan lebih teliti jika dibandingkan
dengan metode Trapezoidal. Secara matematis dituliskan.
V b=
3.5.2
h
[ A +4 A 1+2 A2 + 4 A 3 +..+2 A i2+ 4 Ai1 + Ai ] (3.21)
3 0
G=43560 V b
1S wi
Bgi
(3.22)
Keterangan:
G = Initial gas in place, SCF
Vb
34
B gi
3.5.3
(3.23)
Keterangan :
N = Initial gas in place, satuan volume
RF = Recovery factor, fraksi
Ultimate recovery terggantung pada mekanisme pendorong dari
reservoir, mobilitas dari fluida reservoir, permeabilitas dan variasi
35
RF=
(3.24)
3.5.4
36
reservoir gas kering karena tidak ada kondensat yang terbentuk dalam
reservoir selama reservoir tersebut berproduksi.
Metode material balance digunakan untuk memperkirakan besarnya
cadangan reservoir pada suatu lapangan minyak atau gas yang telah
dikembangkan, dimana data-data produksi yang diperoleh sudah cukup
banyak. Prinsip penurunan persamaannya didasarkan pada persamaan
Schiltuis(1936), yang berdasarkan hokum kekekalan masa, dimana jumlah
massa dalam system adalah tetap atau terjadinya kesetimbangan volume
antara produksi kumulatif terhadap pengembangan fluida reservoir. Asumsi
yang digunakan dalam konsep material balance adalah:
Hubungan antara tekanan dan volume tidak tergantung pada masingmasing fluida reservoir.
Prinsip dari metode ini didasarkan atas kesetimbangan volume antara
37
Keterangan :
reservoir
Influx adalah volume air yang merembes atau masuk kedalam zona
minyak
Withdrawal adalah minyak, gas atau air yang diproduksikan
Ada beberapa macam metode dari material balance seperti P/z plot,
G p B g +W p B w =G ( B gB gi ) + G Bgi
C w Swc +C f
+W e B w .(3.25)
1S wc
38
G ( B gB gi ) +We=G p B g + Bw W p
............(3.26)
..(3.27)
P sc zT
P ziTi
P zT
G sc
=G p ( sc ) ...
T sc P
T sc Pi
T sc P
) (
(3.28)
Dengan mengganggap kondisi reservoir dalam proses isothermal atau
temperature reservoir dianggap konstan maka persamaan menjadi :
( pz )G ( Pizi )=G ( pz )
p
(3.29)
P Pi P i
=
Gp
z zi z i G
(3.30)
..
39
Dan diadopsi dari persamaan Havlena dan Odeh (3.25) tersebut dapat juga
dibuat persamaan menjadi:
F=G p B g+ W p B w =
total
produksi
air
dan
gas
(bbl)
..(3.31)
E g=Bg B gi
(3.32)
Efw =B gi
(c w s wc +c f )
p=
1s wc
........(3.34)
Efw E g
Efw
...
di
40
W B
F
=G+ e w
Eg
Eg
(3.36)