Bedah Thorax
Bedah Thorax
VASKULER
dlm situasi perang. Di As, rekonstruksi vaskuler merupakan sepertiga dari semua
rekonstruksi vaskuler yg dekerjakan.
Pembedahan
vaskuler
berkembang maju dengan adanya
perang terutama PD II,walau
waktu itu kurang memuaskan. Pd
perang korea ketiga dokter AS
dikirim khusus untuk mengangani
trauma vaskuler sbgi bgian dari
apa yg disebut Battle Injury.
FISIO-ANATOMI VASCULER
Membicarakan penanganan trauma vascular tentu tdk terlepas dr pengetahuan ttg
anatomi, fisiologi, mekanisme trauma, patogenesis & cara menegakkan diagnosa.
Vascular berarti pembuluh darah yaitu arteri dan vena. Dlm tulisan ini yg banyak
dibicarakan adalah trauma arteri mengingat trauma arteri jauh lebih sulit dibanding
trauma pada vena.
Beberapa
abad
silam
penanganan
thdp
pendarahan
akibat adax trauma vaskuler hya
berupa pengikatan pembuluh darah
(ligasi).
Thn
1759,Hallowel
berhasil malakukan penjahitan
arteri brachialis yg robek (dgn
slick). Sama dgn cabang2 ilmu
kedokteran lainnya, ilmu bedah
vascular berkembang seirama dgn
perkembangan zaman dimana
dulunya rekenstruksi vaskuler
terbatas ligasi atau penjahitan
sederhana bagian pembuluh yg
robek, sekarang ini para pakar ilmu
bedah vascular berupaya mencari,
meneliti penggunaan graft yg
komplikasinya minimal.
Insidens trauma vaskuler tdk
banyak
dibicarakan
dlm
kepustakaan, yg pasti meningkat
Secara anatomis pembuluh darah dibagi menurut ukurannya: Besar, sedang, kecil
dan bila ukuran lebih kecil dari 100 mikron disebut Arteriole atau venule. Sifat
masing2 adalah makin besar ukuran arteri, relative makin besar ukuran
elastisitasnya. Hal ini berhubungan dgn arteri ukuran besar yg mendapat beban
menahan stress dan tekanan yg lebih tinggi. Sebaliknya makin kecil arteri, unsure
otot polos dan collagen relative makin dominan, yg berhubungan dgn
vasokonstrikrisi dan vasodilatasi arteri. Dalam hal vasokonstriksi selain factor
myogenik jg o/ factor neurogenik (simpatik) dan farmakologik. Sedangkan
vasodilatasi o/ factor neurogenik, farmakologik, dan metabolic. Berbeda dgn vena
yg banyak tergantung pd volume dan tekanan darah. Vana mempunyai struktur yg
berbeda dgn arteri dimana dindingnya lebih tipis, lumennya relative lebih luas dan
sifat konstraksinya lebih kurang.
Sistem lain yg penting diketahui adalah system kolateral baik pd arteri maupun
pd vena. Sistem kolateral vena jauh lebih banyak dibandingkan arteri. Sistem ini
erat hubungannya dgn penentuan penanganan trauma vascular.
MEKANISME TRAUMA
Trauma vascular disebabkan o/
suatu kekerasan fisikk baik dalam
bentuk trauma tajam, trauma
tumpul dan trauma iatrogenik.
1. Trauma
tajam-luka
tembak menyebabkan
kerusakan
pembuluh
darah karena daya
penetrasi dgn kecepatan
tinggi, terlebih lagi bila
dalam bentuk pecahan
peluru. Luka tusuk
benda-benda berujung
tajam ataupun luka
bacok akibat suatu
kecelakaan
ataupun
perkelahian tidak jarang
menyebabkan trauma
vascular.
2. Trauma
tumpul-yg
sering adalah akibat
kecelakan lalu lintas.
Benturan
langsung,
terjepit, bila menyertai
suatu fraktur pembuluh
darah dapat terjepit atau
tertarik
melampaui
daya
elastisitas
pembuluh
darah
tersebut.
o
o
2. Penanganan Definitif.
Tempat penanganan adalah puskesmas atau rumah sakit dgn fasilitas yg lengkap
(tergantung fasilitas dan interfensi bedah yg harus dikerjakan).
Arteri. Macam tindakan yg dikerjakan tergantung pd bentuk kerusakan dan
lokasi kerusakan, dapat berupa ligasi atau penjahitan atau graft atau
trombektomi.
1.Ruptur komplet. Ligasi dapat saja dikerjakan bila sirkulasi kolateral cukup. Bila
sirkulasi kolateral tidak atau meragukan maka penyambungan atau penggunaan
graft merupakan pilihan. Ligasi dapat dikerjakan pada : arteri radialis atau ulnaris,
arteri tibialis anterior atau posterior, arteri femoralis profunda, aretri iliaca interna.
Ganggren distal dapat terjadi bila ligasi dikerjakan pada arteri aksilaris, arteri
brachialis, arteri femoralis proksimal percabangan dan arteri poplitea.
Penyambungan arteri dikerjakan bila disebabkan o/ trauma tajam tanpa kehilangan
jaringan pembuluh darah. Bila kehilangan sebagian jaringan pembuluh darah atau
sengaja dibuang karena rusak maka grafting merupakan pilihan. Donor biasanya
diambil dari vena, seperti v.Saphena magna. Pengguanaan graft dari vena haruns
dipasang terbalik mengingat dalam vena tungkai terdapat klep.
2.Ruptur inkomlet. Bentuk robekan dapat linier, oblik atau transversal, satu sisi atau
dua sisi. Pada oblik dan transversal langsung dijahit sedangkan pada linier terlebih
dua sisi, sebaiknya dengan patch graft u/ mencegah penyempitan lumen.
3.Trauma arteri tertutup. Pada Keadaan ini penentuan panjang kerusakan perlu
karena tindakan terbaik adalah reseksi, kemuadian dipasang graft.
Vena.
Dinding vena jauh lebih tipis daripada arteri, factor-faktor
pembekuan darah vena lebih kurang disbanding arteri sehingga perdarahan dari
vena lebih sulit dikontrol dibandingkan dari arteri. Kelebihan vena adalah
mempunyai kolaterale lebih banyak. Tindakan yang dikerjakan u/ trauma vena
adalah ligasi atau penjahitan atau penyambungan pd vena tetentu. Ligasi
Persiapan preoperative.
Melokalisasi darah vascular yg cedera.
Insisi searah dengan pembuluh darah, dilanjutkan dengan eksplorasi bagian
proksimal u/ control perdarahan ( dengan klem khusus).
Eksplorasi bagian distal u/ control perdarahan balik.
Bebaskan pembuluh darah dari hematoma, kemudian menilai serta menentukan
tindakan.
Pada trauma vasculer tertutup dengan trombose, dikerjakan reseksi kemuadian
disambung. Bentuk insisi oblik, dianjurkan menggunakan heparin ke distal
2000-3000 unit (diencerkan dgn NaCl 20-3- ml ) dan ke proksimal 500-1000
unit dalam lima sampai sepuluh ml. Dgn graft atau tanpa graft sambungan
dijahit dgn benag monofilament (polyetylen) 0-5 atau 0-6. Pada rupture komplet
ujung0ujung dieksisi secara oblik kemudian dibebaskan dari bekuan darah.
Penyambungn sana dgn cara diatas. Demian pula pada rupture inkomplit.
Penggunaan papaverin atauprocain intra luminal ke distal memberikan
vasodilatasi. Baroek melaporkan hasil penanganan trauma vascular di Surabaya
dari 25 kasus : amputasi satu kasus, meninggal 3 kasus, dan pulang paksa 5
kasus. Penjahitan cara kontinuos dgn tepi jahitan keuar.
Selesai penyambungan
klem distal dilepaskan, kemudian proksimal.
Maksudnya bila ada udara dalam pembuluh darah akan terdorong balik dan
keluar dari jahitan, demikian dengan bagian proksimal.
Debrideman luka, re-eksplorasi/evaluasi kembali, dipasang drain dan luka
ditutup tanpa adanya ketegangan jaringan. Pengguanaan verban melingkar
dihindarkan.
Imobilisasi organ yg mengalami trauma.
PERAWATAN POST OPERASI
Pengawasan vitalitas bagian distal tiap jam. Bila pulsasi distal tidak ada atau
tidak adekuat perlu segera arteriografi.Mungkin perlu rekonstruksi kembali.
Pemberian obat-obat vasodilator dapat meberikan hasil. Mobilisasi sebaiknya
setelah satu minggu. Drain dicabut setelah 3 hari bila tidak ada cairan keluar.
a.Femoralis
PROGNOSA
PD 2
PK
PD 2
PK
PD 2
PK
PD 2
PK
3.00%
5.68%
24.36%
20.30%
20.70%