Anda di halaman 1dari 23

Referat Bedah

Trauma Vaskular dan Penangangannya


Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat dalam Menjalani Pendidikan Pada Program Studi Spesialis pada Bagian Bedah
Thoraks Kardovaskuler Universitas Syiah Kuala Rumah Sakit Umum
Daerah dr Zainoel Abidin Banda Aceh

Auliadi Anshar S.Ked

Pembimbing
Prof. Anshar Sp. BTKV-FIHA
Latar Belakang

Trauma menjadi masalah dibanyak tempat di


dunia, dimana trauma vaskuler sendiri adalah
bagian yang penting didalam masalah
tersebut.

Trauma pembuluh darah diketahui menyebabkan ancaman


pada kelangsungan hidup bagian tubuh yang diperdarahinya.
Latar Belakang

Trauma vaskular perifer mencakup 80% dari


total keseluruhan kasus trauma vaskular, dan
kebanyakan dari trauma vaskular perifer
tersebut terjadi pada ekstremitas bawah.

Kasus- kasus trauma vaskular tersebut terutama disebabkan


oleh luka tembak kecepatan tinggi (70- 80%), luka tusuk (10-
15%), dan luka tumpul (5-10%).
Definisi
• Trauma vaskuler adalah kecederaan yang
timbul terhadap pembuluh darah yang
disebabkan oleh laserasi, kontusio, pungsi
atau hancur dan tipe cedera yang lainnya.
• Trauma vaskuler tidak termasuk kecederaan
sekunder terhadap fungsi patologis atau
penyakit seperti atherosklerosis.
Mekanisme
• Trauma vascular disebabkan oleh suatu
kekerasan fisik baik dalam bentuk:
 Trauma tajam
 Trauma tumpul
 Trauma iatrogenik:
Mekanisme
• Trauma tumpul disebabkan oleh kompresi lokal atau
deselerasi dengan kecepatan tinggi.
• Trauma pada vaskular berhubungan dengan beberapa
faktor, yaitu:
 Tipe trauma
 Lokasi trauma,
 Konsekuensi hemodinamik
 Mekanisme trauma.
• Tingkat keparahan trauma (KE) = M x V2/2 dan berlaku baik
untuk trauma tumpul maupun penetrasi.
• Perubahan pada kecepatan berefek lebih siginifikan
dibandingkan dengan perubahan pada massa.
Mekanisme
• Setelah terjadi trauma tumpul akan terbentuk
kavitas jaringan sementara yang disebabkan
oleh deselerasi atau akselerasi yang cepat.
Klasifikasi
• Terdapat klasifikasi derajat kerusakan
pada trauma tumpul vaskuler:
 Derajat I rusak endotelnya; awal
terbantuknya thrombus; tidak berdarah; tidak
mengancam jiwa.
 Derajat II tunika media rusak; dinding dalam
kasar; timbul thrombus, tidak ada
perdarahan, tidak mengancam jiwa.
 Derajat III pembuluh darah hancur,
perdarahan, thrombus ada, iskemik distal ada,
limb threatening, life treatening
Manifestasi Klinis
• Gejala klinis yang ditampilkan bergantung
kepada tipe trauma vaskular yang dialami.
• Tipe trauma yang paling sering terjadi adalah
laserasi parsial dan transeksi komplit.
Manifestasi Klinis
Tipe Trauma Gejala Klinis

Laserasi parsial Pulsasi menurun, hematoma, perdarahan

Transeksi Hilangnya pulsasi distal, iskemia

Kontusio Awal : pemeriksaan dapat normal


Dapat progresif menjadi thrombosis

Kompresi Pulsasi menurun, pulsasi dapat menjadi normal ketika


eksternal fraktur diluruskan
Manifestasi Klinis
Prosedur Diagnostik
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Anamnesis,
Pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan penunjang.
Prosedur Diagnostik
Hard Sign Soft Sign

Hilangnya pulsasi distal Berkurangnya pulsasi distal

Perdarahan pulsatil yang aktif Riwayat perdarahan sedang

Tanda-tanda iskemia Trauma pada daerah dekat PD utama

Thrill arteri dengan palpalsi Defisit neurologis


manual
Bruit pada daerah cedera dan Hematoma sekitar lesi yang tidak
sekitarnya meluas
Hematoma yang meluas
Prosedur Diagnostik
• Adapun pemeriksaan penunjang :
 ABI (ankle-brachial index)
 Pulse oxymetry
 Doppler ultrasound atau duplex ultrasound
 Arteriografi
 Angiografi
 Ultrasonografi color-flow duplex (CFD)
Prosedur Diagnostik
Penatalaksanaan
• Pada dasarnya, semakin cepat tindakan
semakin baik hasilnya.
• Golden period pada lesi vaskuler adalah 6-12
jam.
Penatalaksanaan
• Pada dasarnya penatalaksanaan dari cedera
vaskular terbagi menjadi:
 Penatalaksanaan Non Operatif
 Penatalaksanaan Endovascular
 Penatalaksanaan Operasi
Penatalaksanaan Non Operatif
• Penatalaksanaan cedera arteri minimal dan
asimptomatik masih kontroversial.
• Pendekatan ini dilakukan pada arteri yang
memiliki kolateral dan terutama pada orang
muda.
• Bila pendekatan non operatif digunakan,
disarankan untuk pencitraan vaskular untuk
memantau penyembuhan atau stabilisasi.
Penatalaksanaan Endovaskular
• Embolisasi transkateter dengan coil atau balon
dapat digunakan untukbeberapa cedera arteri.
• Pendekatan endovaskular lainnya pada cedera
ekstremitas adalah dengan penggunaan
teknologi stent-graft.
Penatalaksanaan Operasi
• Terkadang diperlukan pintasan sementara
pada arteri yang terputus (thromboresistent
plastic tube) untuk mencegah iskemia selama
tindakan operasi.
• Debridemen, fasiotomi, fiksasi fraktur,
neurorhaphy, reparasi dari vena dapat
dilakukan kemudian tanpa harus terburu-
buru.
Penatalaksanaan Operasi
• Cara rekonstruksi arteri tergantung dari luas
dan mekanisme trauma.
• Reparasi cedera pembuluh darah dapat
dilakukan dengan lateral suture patch
angioplasty, end-to-end anastomosis,
interposition graft, dan bypass graft. E
Komplikasi
• Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
 Thrombosis
 Infeksi
 Stenosis
 Fistula arteri-vena
 Aneurisma palsu
 Dan lain-lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai