Laporan Jadi PDF
Laporan Jadi PDF
Disusun Oleh:
Audra Utari
NIM : 140102052
NIM : 110102025
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN RODA GIGI LURUS
SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION FUEL INJECTION 2012
Disusun Oleh:
Audra Utari
NIM : 140102052
NIM : 110102025
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
Ir.Denur, MM
NIND : 1021086102
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat
dan karunianya jugalah kami dapat menyelesaikan Tugas Elemen Mesin II dengan
judul Perencanaan Roda Gigi Sprocket Sepeda Motor jenis Revo 110cc tahun 2008
Sehubungan dengan penyelesaian tugas ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak, Ir.Denur,MM selaku dosen pengasuh mata kuliah Tugas Elemen
Mesin II ini.
Kami menyadari bahwa
dalam tugas perencanaan ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran maupun
kritik yang membangun dari para pembaca.
Akhirnya kami berharap kiranya tugas perencanaan ini dapat bermanfaat bagi
kami dan rekan-rekan mahasiswa terutama di lingkungan Jurusan Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Riau.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1.2
1.3
Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.4
BAB II....................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 4
2.1
Klasifikasi Rodagigi.................................................................................................. 5
2.2
2.1.2
Kesimpulan ............................................................................................................ 26
4.2
Saran26
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tugas elemen mesin merupakan salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa
agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh ke dalam bentuk suatu analisa
dari suatu peralatan. Selain untuk mendapat wawasan mahasiswa, tugas ini dapat
dapat menjadi tantangan tersendiri bagi manusia dalam menguji pemahaman terkait
materi yang diberikan dalam perkuliahan.
Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, proses perancangan
sangat banyak kelompoknya, bisa dikatakan tidak terbatas, sesuai dengan kebutuhan
manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang ada. Tapi untuk merencanakan
sesuatu yang dapat memudahkan untuk memenuhi kebutuhan bukan hal yang mudah,
apalagi dizaman sekarang ini bisa dikatakan segalanya telah ada tetapi manusi tidak
pernah puas dan ingin lebih mudah lagi. Untuk sampai pada hasil perancangan harus
melalui proses yang rumit dan panjang.
Di zaman sekarang ini yang segalanya telah tersedia, proses perancangan dapat
dipermudah. Dengan berbagai organisasi yang mengeluarkan standar-standar tertentu
untuk bermacam-macam elemen mesin, para perancang tidak perlu membuat
keseluruhan elemen mesin yang akan digunakan dalam rancangannya. Tetapi yang
sulit bagi para perancang adalah proses pemilihan elemen mesin yang tepat, yang
dapat memenuhi persyaratan si perancang itu sendiri.
Dalam perancangan mesin kali ini, mencoba mengangkat permasalahan tentang
transmisi (gearbox). Gearbox merupakan salah satu komponen dari suatu mesin yang
berupa rumah untuk roda gigi. Komponen ini harus memiliki konstruksi yang tepat
agar dapat menempatkan poros-poros rida gigi pada sumbuyang benar sehingga roda
gigi dapat berputar dengan baik. Maka dari itu dengan sedikit mungkin gesekan yang
terjadi. Selain harus memiliki konstruksi yang tepat, terdapat beberapa criteria yang
dapat dipenuhi oleh komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang timbul akibat
putaran dan gesekan pada roda gigi.
Dari kesulitan konstruksi yang disyaratkan dan pemenuhan criteria yang
dibutuhkan, maka kami bermaksud membuat produk tersebut sebagai objek
perancangan
tugas
elemen
mesin.
Pembuatan
produk
tersebut
dengan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari mata kuliah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengenal beberapa komponen mesin beserta beban utamanya.
2. Memahami tahap-tahap perancangan roda gigi.
3. Mampu membuat gambar sket dan gambar teknik dari komponen yang
dirancang.
4. Menentukan variable yang akan ditemukan di lapangan.
Bab II berisi tentang teori dasar tentang komponen-komponen pada roda gigi.
Bab III berisi perhitungan roda gigi pada kendaraan bermotor sesuai spesifikasi yang
telah di pilih pada tipe kendaraan.
Bab IV analisa dan pembahasan
Bab V berisi tentang kesimpulan hasil perhitungan dan analisa roda gigi.
Daftar Pustaka
Daftar Gambar
Lampiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jika dari dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang saling
bersinggungan pada kelilingnya salah satu di putar maka yang lain akan ikut berputar
pula. Alat yang menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya
tersebut roda gesek. Cara ini cukup baik untuk menurunkan daya kecil dengan
putaran yang tidak perlu tepat.
Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak dapat dilakuka
dengan roda gesek. Untuk ini, kedua tersebut harus dibuat bergigi dan kelilingnya
sehingga penerusan daya dilakukan oleh roda gigi-gigi kedua roda yang saling terkait.
Roda bergigi semacam ini, yang dapat berbentuk silinder atau kerucut, disebut roda
gigi.
Diluar cara transmisi di atas, ada cara lain pula untuk menenruskan daya, yaitu
dengan sabuk atau rantai. Namun demikian, transmisi mempunyai keunggulan
dibandingka dengan sabuk maupun rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi
dan tepat, dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya
roda gigi disamping cara yang lain, karena memerlukan ketelitian yang lebih besar
dalam pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaan. Pemakaian roda gigi sebagai
alat transmisi telah menduduki tempat terpenting disegala bidang selam 200 tahun
terakhir ini. Penggunaan nya dimulai dari alat pengukur yang kecil dan teliti seperti
jam tangan, sampai roda gigi reduksi pada turbun besar yang berdaya puluhan
megawatt.
Dalam bab ini, akan dibahas terlebih dahulu penggolongan roda gigi, dan
kemudian diuraikan nama setiap bagian roda gigi , cara menyatakan ukuran roda gigi,
dan kemudian peristilahan, untuk roda gigi lurus yang merupakan roda gigi palin
dasar yang lain. Dalam hal profil gigi, disini akan hanya dibicarakan profil gigi
involut atau evolven saja, karena profil ini hanya satu-satunya yang dipakai secara
umum. Dalam hal roda gigi dengan perubahan kepala (atau modifikasi kepala) dan
Klasifikasi Rodagigi
2.1
2.2
Letak Poros
Roda Gigi
Keterangan
Klasifikasi
sejajar
atas
dasar
Klasifikasi
berpotongan
atas
dasar
gigi
berpotongan
berbentuk
isitimewa
Roda gigi miring silang
dan berputar
gigi
permukaan
silang.
2.1.2
2.1.3
a) Rodagigi Lurus
Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Dibandingkan
dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses
pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih murah. Rodagigi lurus ini cocok
digunakan pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak
menimbulkan gaya aksial.
2.
3.
4.
( i )
yang digerakkan
5.
4. Rodagigi permukaan
Rodagigi lurus permukaan (gambar 2.4) memiliki dua sumbu saling berpotongan
dengan sudut sebesar 90.
b) Rodagigi Miring
Rodagigi miring (gambar 2.5) kriterianya hampir sama dengan rodagigi lurus,
tetapi dalam pengoperasiannya rodagigi miring lebih lembut dan tingkat
kebisingannya rendah dengan perkontakan antara gigi lebih dari 1.
2.
3.
4.
c) Rodagigi Kerucut
Rodagigi kerucut (gambar 2.10) digunakan untuk mentransmisikan 2 buah
poros yang saling berpotongan.
10
d) Rodagigi Cacing
11
2.
3.
4.
5.
6.
b)
c)
d)
e)
f)
Daya maksimum1.400 Hp
Peningkatan pemakaian rodagigi cacing seperti gambar 2.15, dibatasi pada nilai i
antara 1 sampai dengan 5, karena dengan ini bisa digunakan untuk mentransmisikan
daya yang besar dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan
salah satu tingkat rodagigi lurus sebelum atau sesudahnya untuk dapat mendapat
reduksi yang lebih besar dengan efisiensi yang lebih baik.
12
Pemakaian dari rodagigi cacing meliputi: gigi reduksi untuk semua tipe transmisi
sampai daya 1.400 Hp, diantaranya pada lift, motor derek, untuk mesin tekstil,
rangkaian kemudi kapal, mesin bor vertikal, mesin freis dan juga untuk berbagai
sistim kemudi kendaraan.
1. N-worm atau A-worm
Gigi cacing yang punya profil trapozoidal dalam bagian normal dan bagian
aksial, diproduksi dengan menggunakan mesin bubut dengan pahat yang
berbentuk trapesium, serta tanpa proses penggerindaan.
2.
E-worm
Gigi cacing yang menunjukkan involut pada gigi miring dengan antara
87sampai dengan 45o .
3. K-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk trapezoidal,
menunjukkan dua kerucut.
4.
H-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung.
13
14
Gambar 2.18 Rodagigi cacing kerucut dipasangkan dengan rodagigi kerucut globoid
2.2
penggerak dan n 2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter lingkaran jarak bagi d 1 (mm)
dan d 2 (mm) dan jumlah gigi z 1 dan z 2 , maka perbandingan putaran u adalah :
n1 d1 m . z1 z1 1
n2 d 2 m . z 2 z 2 i
z1
i
z2
Harga i adalah perbandingan antara jumlah gigi pada rodagigi dan pinion, dikenal juga
sebagai perbandingan transmisi atau perbandingan rodagigi. Perbandingan ini dapat sebesar 4
sampai 5 dalam hal rodagigi lurus standar, dan dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan
kepala. Pada rodagigi miring ganda dapat sampai 10.
Jarak sumbu poros aluminium (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d 1 dan d 2 (mm) dapat
dinyatakan sebagai berikut :
(d1 d 2 ) m ( z1 z 2 )
2
2
d1
2a
i 1
d2
2 a .i
i 1
15
2.3
d b1
z
6. Modul (module)
perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.
m=
d b1
z
7. Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch
diukur dalam arah radial.
16
8.
Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial.
9. Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi
dengan jarak poros.
10. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi yang
berpasangan.
11. Pitch point
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang
juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.
12. Operating pitch circle
lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang rodagigi yang berkontak dan jarak
porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.
13. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
14. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
15. Width of space
Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
16. Sudut tekan (pressure angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.
17. Kedalaman total (total depth)
Jumlah dari adendum dan dedendum.
18. Tebal gigi (tooth thickness)
17
18
BAB III
PERHITUNGAN RODA GIGI
3.1 Motor Yamaha Vixion Fuel Injection 2012
Tipe Mesin
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
1-N-2-3-45
:
:
:
:
:
19
Rem Depan
Rem Belakang
Sistem Pengapian
Battery
Busi
PxLxT
Jarak Sumbu Roda
Jarak Terendah Ke Tanah
Tinggi Tempat Duduk
Berat Isi
Kapasitas Tangki Bensin
3.2
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Cakram
Tromol
T.C.I. / Transistorized Coil Ignition (Digital)
YTZ4V-MF (MF Battery 12V 3 Ah)
CR8E (NGK) / U24ESR-N (DENSO)
2.000 m x 705 mm x 1.035 mm
1.282 mm
167 mm
790 mm
125 kg
12 Liter
sebesar 11.1 kw pada putaran 8500 rpm dan torsi maksimum 13.1 Nm pada putaran
7500 rpm. Pada motor Yamaha Vixion Fuel Injection 2012 dan direncanakan
menggunakan roda didi lurus.
Hal hal yang direncanakan diantara lain:
Perbandingan reduksi
= 4.0
= 200 mm
Sudut tekanan,
= 20
Bahan pinyon
= S35C
= FC30
Penyelesaian:
1. P = 11.1 (kw)
n = 8500 (rpm)
i4
a 200 (mm)
2. Daya motor adalah 11.1 kw , sudah termasuk kelebihan daya ; jadi dapat
diambil fc = 1.
3. Pd = 1.0 x 11.1 = 11.1 (kw)
20
2 200
4. d =
1+4
d =
= 80 ()
2 200 4
1+4
= 320 ()
a =
= 201 ()
81 8500
60 1000
Ft =
102 11.1
36.03
= 36.03 ()
= 31.4 ()
21
, 1 = 6.5, 2 = 2
58
= 4.83 (
)
62
2
1/3
5.1
1/3
ds = (4.83 1.521271)
ds = (4.83 1.525036)
22
Kembali ke no.urut 5 dan mulai lagi, karena b/m biasanya arus kuran dari (610), sekalipun dalam roda gigi besar b dapat sampai 16m.
5. m = 4
6. Z 80/4 = 20, Z 320/4 = 80
Dipilih 20:81 dekat dengan 1:4
7. do = 20 x 4 = 80 (mm)
do = 81 x 4 = 324 (mm), = (80+324) / 2 = 202 (mm)
8. Ck = 0.25 x 4 = 1.0 (mm), Co = 0
9. d = (20+2) x 4 = 88 (mm)
d = (81+2) x 4 = 332 (mm)
df = (20-2) x 4 2 x 2 = 68 (mm)
df = (81-2) x 4 2 x 2 = 312 (mm)
H = 2 x 4 + 1 = 9 (mm)
10. Y = 0.346
Y = 0.433 + ( 0.443-0.433 ) (5/25) = 0.435
11. v =
Ft =
80 8500
60 1000
102 11.1
35.5
= 35.5
= 31.8 ()
5.5
24
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
Tabel 4.1 hasil perhitungan roda gigi
Modul paham, m
20
Jumlah gigi
z = 20
z = 81
i = 3.96 roda gigi standar
202 mm
Diameter luar
d = 88 mm
d = 332 mm
Lebar gigi b
25 mm
F30
Poros : S30C-D
panasnya
Diameter poros
ds = 30 mm
ds = 48 mm
25
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa fungsi roda gigi adalah meneruskan daya dari
putaran mesin keroda. Apabila dilihat dari pergesekan atau hubungan antara
roda gigi 1 dengan yang lainnnya maka dapat dipastikan perpindahan roda gigi
akan sangat kasar. Oleh karena itu diperlukan sinkroniser ring yang berfungsi
untuk memperhalus roda gigi.
5.2
Saran
Secara garis besar desain roda gigi tersebut sudah bagus, namun apabila
diinginkan kecepatan yang lebih tinggi maka Z bisa diperbesar dan Z
diperkecil.
26
DAFTAR PUSTAKA
George H. Martin, Kinematik dan Dinamik Teknik , Edisi II, Erlangga,
Jakarta, 1984
G. Neiman, Elemen Mesin, Erlangga Jakarta, 1986
Sularso.Ir.MSME,Elemen Mesin, PT.Pradya Paramita, Jakarta 1997
http://gokilsite.blogspot.co.id/2012/07/harga-yamaha-vixion-fuelinjection.html
Diakses rabu, 21 desember 2016
Sumber : gokilsite.blogspot.co.id
27
LAMPIRAN
Tabel 1. 1 Faktor bentuk gigi
28
29
30