Pendahuluan
Latar belakang :
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang
dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu baik.
Halusinasi merupakan kondisi hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal pikiran dan rangsangan dunia luar.klien memberi persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata,klien akan mengalami bentuk
stimulus visual dalam bentuk kilatan atau cahaya,gambar atau bayangan yang rumit dan
kompleks bayangan bias menyenangkan atau menakutkan
Rumusan masalah :
1.
2.
3.
4.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian Halusinasi :
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari pancaindera tanpa adanya rangsangan
(stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001). Halusinasi merupakan gangguan persepsi
dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan
panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui pancaindera tanpa stimulus eksternal; persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi
dimana pasien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada
halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi. Stimulus internal
dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata oleh pasien
Halusinasi adalah gangguan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan
dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat individu
sadar dengan baik.(Stuart&Sundenn,1998).
Halusinasi, atau salah persepsi indrawi yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal
yang nyata, mungkin melibatkan salah satu dari lima indra. (Townsend, 2002).
Halusinasi yaitu gangguan persepsi (proses penyerapan) pada panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar, pada pasien dalam keadaan sadar
Jenis-jenis Halusinasi
Halusinasi dibagi menjadi beberapa jenis, yitu sebagai berikut (Maramis, 2004):
1. Halusinasi penglihatan (visual, optik) adalah perasaan melihat sesuatu objek tetapi
pada kenyataannya tidak ada.,merupakan persepsi palsu tentang pengelihatan yang
berupa citra yang berbentuk (orang) dan citra yang berbentuk (kilatan atau cahaya
2. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik) adalah perasaan mendengar suarasuara,berupa suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musik
yang merupakan persepsi bunyi dan paling sering pada gangguan jiwa\
5. Halusinasi peraba (taktil) adalah kondisi merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari
atau seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya. Yang merupakan persepsi palsu
tentang perabaan atau sensasi adanya gerakan pada kulit.
Etiologi Halusinasi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
1. Faktor Predisposisi
Biologis
Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
Sosial Budaya
2. Faktor Prespitasi
a. Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stresor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006). Menurut Stuart (2007),
faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi
serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak
untuk diinterpretasikan.
Stres Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor lingkungan untuk
menentukan terjadinya gangguan perilaku.
Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.
3. Faktor sosiokultural.
Teori social budaya atau lingkungan meyakini bahwa oang yang berasal dari sosial
ekonomi rendah aatu kondisi orang tua tunggal dan tidak mempunyai kesempatan
mendaptkan penghargaan dari orang lain yang dapt mempengaruhi gangguan orientasi
realita sehingga memberikan reaksi yang salah dan tidak mampu berespon terhdap
stimulus dari luar.isolasi sosial merupakan factor dalam gangguan berhubungan.akibat
dari dari norma yanfg tuidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia,orang cacat dan
berpenyakit kronis.
4. . Faktor keluarga.
System keluarga yang terganggu dan Norma keluarga yang tidakmendukung
hubungan keluarga dengan pihak lain diluar keluarga dengan pihak lain diluar
keluarga dapat mengembangkan perilaku menarik diri.faktor genetic dapat
mendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial sehingga menimbulkan
perilaku menarik diri sampai dengan halusinasi
5.
6.
Faktor perkembangan
Pada tahap perkembangan individu mempunyai tugas perkembangan yang berhubungan
dengan pertumbuhan interpersonal, bila dalam pencapaian tugas perkembangan tersebut
mengalami gangguan akan menyebabkan seseorang berperilku menarik diri.
Data subjektif
Mendengar
suara
menyuruh
melakukan sesuatu yang berbahaya
Mendengar suara atau bunyi
Mendengar suara yang mengajak
bercakap-cakap
Data objektif
Bicara atautertawa sendiri
Mengarahkan telinga ke sumber
suara
Marah-marah tanpa sebab
Menutup telinga
Mulut komat kamit
Ada gerakan tangan
Data objektif
Tatapan mata pada tempat
tertentu
Menunjuk kearah tertentu
Ketakutan pada objek yang
dilihat
Data subjektif
Mencium sesuatu seperti bau
mayat,darah,
bayi,
atau
bautidak enak
Klien sering mengatakan
mencium bau sesuatu
Tipe
halusinasi
inisering
menyertai pasien dengan
demensia,
kejang
atau
penyakit serebrovaskuler
Data objektif
Ekspresi
wajah
seperti
mencium sesuatu dengan
gerakan
kuping,
hidung,
mengarahkan hidung pada
tempat tertentu
Data objektif
Mengusap menggaruk-garuk
meraba-raba,permukaan kulit.
Terlihat menggerak-gerakan
badan seperti merasakan
sesuatu rabaan
Data subjektif
Klien
seperti
sedang
merasakan makanan tertentu,
rasa tertentu atau menguyah
Data objektif
Seperti mengecap sesuatu,
gerakan
mengunyah,
meludah ,atau muntah
Mekanisme koping
Klien halusinasi akan berupaya melindungi diri dari pengalaman menakutkan yang di
sebabkan oleh penyakit yang di alami.Regresi merupakan upaya untuk mengatasi rasa
cemas.proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunanpersepsi menarik diri
berhubungan dengan masalah membangun rasa percaya dan perenungan terhadap
pengalaman internal.
Menurut stuert dan laria ( 2005) terdapat 4 tahap intensitas halusinasi yaitu:
1. Mendengarkan ansietas tingkat sedang,pengalaman halusinasi menunjukan emosi
seperti ansietas,kesepian merasa bersalah,takut dan mencoba memfokuskan pada
penerangan pikiran untuk nmengurangi ansietas.individu mengetahui bahwa
pikirannya dan pemngalaman sensorinya dapat di kontrol jika ansietasnya bisa di
atasi.
SP 1
Membanu pasien mengenal halusinasi
Menjelaskan cara mengontrolhalusinasi
Mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama :
menghardik halusinasi
Sp 2
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap
dengan orang lain
SP 3
Melatih pasien mengontrol halusinasi
melaksanakan aktivitas terjadwal
Sp 4
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ke empat: mengontrol
halusinasi dengan teratur minum obat
BAB 3
Asuhan keperawatan pasien halusinasi pengelihatan
A. Pengkajian
1. BIODATA IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.f
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : bukit besar
Tanggal Masuk RS : 1 November2016
No. Register : 11.45.76
Ruangan/Kamar : Bunga
Tanggal pengkajian : 25 Desember 2013