Bab I
Bab I
PEBDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
Pengertian Phimosis ?
2.
3.
4.
1.3
1.3.1
Tujuan
Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medical Bedah III dan semoga kami
sebagai penyusun dapat mengambil manfaat serta dapat memperluas wawasan
pada pasien dengan diagnosa medis Phimosis pada khususnya.
1.3.2
-
Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang penyakit Phimosis.
1.4
1.4.1
Manfaat
Bagi Penyusun
1.4.2
Bagi Pendidikan
Bagi Pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Phimosis adalah suatu keadaan dimana prepusium penis yang tidak dapat
diretaksi keproximal sampai ke korona glandis.
2.2
a.
Etiologi
Konginetal (fimosis fisiologis)
demikian, penelitian lain mendapatkan hanya 20% dan 200 anak laki-laki
berusia
5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.
b.
Fimosis didapat (fimosis patologik, fimosis yang sebenarnya, true
phimosis) timbul kemudian setelah. Hal ini berkaitan dengan kebersihan
hygiene) alat kelamin yang buruk, peradangan kronik glans penis dan kulit
preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit preputium
(forceful retraction) pada timosis kongenital yang akan menyebabkan
pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium yang
membuka.
2.3
Patofisiologi
2.4
Gejala Klinis
1.
2.
Balloning
3.
4.
Sulit kencing
5.
2.5
Komplikasi
2.
Infeksi prepusium
3.
2.6
Penatalaksanaan
2.7
1.
Perawatan Rutin
2.
Kebersihan penis
Penis harus dibasuh secara seksama dan bayi tidak boleh ditinggalkan berbaring
dengan popok basah untuk waktu yang lama.
3.
Phimosis dapat diterapi dengan membuat celah dorsal untuk mengurangi
obstruksi terhadap aliran keluar.
4.
Sirkumsisi
6.
Instruksi yang jelas harus diberikan pada orang tua jika bayi atau anak siap
untuk pulang kerumah. Ini termasuk hygiene dari daerah dan pengenalan setiap
komplikasi. Mereka juga harus diberikan pedoman untuk pencegahan dermatitis
amonia dan jika hal ini terjadi bagaimana untuk mengobatinya.
2.8
2.9
Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan data
Data dasar yang berhubungan dengan Phimosis adalah sebagai berikut :
-
Balloning
Retensi Urine
2.
3.
Tujuan
R/ untuk mengetahui tingkat nyeri pasien sebagai pedoman untuk tindakan yang
harus diberikan.
-
Tujuan
Perhatikan waktu
Tujuan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pimosis adalah suatu keadaan dimana preposium tidak bisa ditarik bisa
dikarenakan konginetal atau didapat. Tetapi biasanya kondisi tersebut bisa
normal dengan ditambahnya produksi hormon dan pertumbuhan.
Pimosis dapat mengakibatkan gangguan berkemih baik nyeri atau balloning
(masa diujung penis) perlu dilakukan sirkumsisi biasanya itu merupakan
indikasi untuk mencegah infeksi karena terkumpulnya urine yang mengandung
glukosa sebagai tempat terbaik bagi pertumbuhan bakteri.
3.2
Saran
Jika ada anak mengalami gejala seperti gejala pimosis untuk segera mendapat
penanganan untuk mencegah terjadi infeksi saluran kemih (UTI)