Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANDIRI

MAKALAH
PENGARUH PERKEMABANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI (TI) TERHADAP PERKEMBANGAN
AKUTANSI DAN PROSES AUDIT

Mata Kuliah: Pengantar Teknologi Informasi

Nama Mahasiswa
NIM

: Siti Hamidah

: 160810078

Kode Kelas
Dosen

: 161-IF111-T1
: Anggiat Marubah Siringo

S.Kom., M.Kom

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2

Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat sekarang ini
memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Peranan TI
dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah
teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan
menggunakan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis
dengan sangata cepat, tepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Teknologi informasi
(TI) turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.
Semakin maju perkembangan Teknologi Informasi , terutama pada ere reformasi
berdampak signifikan pada Akutansi dan Proses Audit. Dampak pengaruh yang
dirasakan secara nyata adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari
sistem manual ke sistem komputer dan banyaknya muncul software-software untuk
bidang akutansi yang dapat mempermudah menghasilkan informasi ynag di butuhkan
oleh suatu perusahaan.

1.3

Rumusan Makalah
Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa rumusan permasalah
diantaranya :
1.
2.
3.
4.

Bagaimana perkembangan TI dan Akutansi di era reformasi


Bagaimana pengaruh perkembangan TI tehadap Akutansi
Apa pengaruh Perubahan Akutansi yang diakibatkan TI terhadap Proses Audit
Bagaimana pengaruh perkembangan TI terhadap proses Audit

1.4 Tujuan Makalah


Berdasarkan Rumusan Makalah di atas maka Tujuan Makalah
yaitu sebagai beriku diantaranya :
1. Mengetahui bagaiman perkembangan TI dan Akutansi di era Reformasi.
2. Mengetahui bagaiman pengaruh Perkembangan TI terhadap akutansi.
3. Mengetahui pengaruh perubahan Akutansi yang diakibatkan TI terhadap
Proses Audit.
4. Mengetahui bagaimana pengaruh perkembangn TI terhadap Proses Audit.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Informasi


Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah
Information technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi
apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengomunikasikan dan/ atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi
dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data,suara, dan video. Contoh dari
teknologi informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, tv,
peralatan alat rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modem (misalnya
Ponsel).
Pengolahan penyimpanan dan penyebaran vocal, informasi bergambar,
teks dan nuerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputerisasi dan
telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam
sebuah artikel 1958 yang diterbitkandalam Harvard Business Review, dimana
penulis Leavit dan Whitser berkomentar bahwa teknologi baru belum memiliki
nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI).
2.1.1

Definisi Teknologi Informasi


TI merupakan salah satu manajer untuk mengatasi perubahan (Laudon dan

Laudon,2006: 14). Denifisi TI secara lengkap dinyatakan oleh Martin et al. (2002;
1), yaitu teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi serta teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan
informasi. Denifisi TI sangatlah luas dan mencakup semua bentuk teknologiyang
digunakan dalam menangkap, memanipulasi,mengkomunikasikan, menyajikan, dan
mengunakan data yang akan diubah menjadi informasi (Martin et al., 2002; 125).
Lingkungan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memejukan kinerjanya.
TI dan kinerja memiliki hubungan simbosis. Perkembangan TI yang terjadi selam
ini mencakup perkembangan infrastruktur TI, yakni hardware,software, data, dan
komunikasi (McNurlin dan Sprague, 2002: 11). Menurut Laudon dan Laudon

(2006:14-15), infrastruktur TI terdiri atas komponen hardware, software, teknologi


penyimpanan data (storage), serta teknologi komunikasi. Beberapa penulis
mengklasifikasikan teknologi stroge ke dalam komponen hardware sehingga
komponen TI terdiri atas hardware,software, dan komunikasi (McLeod dan Schell,
2004: 101-123; Mescon et al, 2002: 213-219).
2.1.2

Peranan Teknologi Informasi


Peranan Teknologi Informasi pada zaman seperti ini sudah sangat melekat
sekali dalam kehidupan manusia. Bagaimana tidak, Teknologi Informasi
mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan manusia yang semakin
bertambah banyak. Mulai dari berinteraksi, belajar, membaca berita, transaksi dan
lain-lain semuanya memakai produk-produk Teknologi Informasi.
Dalam dunia pendidikan penyebaran Teknologi Informasi akan membuat
transformasi pembelajaran ilmu pengetahuan menjadi lebih mudah dan cepat.
Teknologi informasi dapat mengubah perekonomian desa menjadi lebih baik lagi
kualitasnya dalam sektor Pertanian, Peternakan, Perkebunan denagan cara
mencari informasi yang sangat penting berkaitan pada sektor-sektor tersebut.
Dan tidak dapat dipungkiri lagi, kehadiran teknologi sudah membawa
pengaruh yang cukup besar sekali dalam kehidupan manusia dalam berbagai
bidang, seperti politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, Keamanan dan
lainya sebagainya. Jadi, kehadiran teknologi informasi dalam kehidupan manusia
menjadikan teknologi informasi sebagai sumber yang dapat dipercaya untuk
memnuhi sebagian besar keperluan manusia.

2.2 Proses Audit


Berikut ini beberapa pendapat para pakar menegenai definisi auditing yang
berkembang saat ini :

Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight


editio, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari
bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

tingkat

kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
Menurut The American Accounting Associations Committee on Basic
Auditing Concepts (Auditing: Theory And Pratice, edisi 9, 2001:1-2) audit
merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya pada
pemakai yang berkepentingan.
Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A
Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan
mengevaluasi bukti menegenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan
tingkat kesesuaian anatara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari
penugasan

tersebut

dikomunukasikan

kepada

pihak

pengguna

yang

berkepentingan.
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku
umum (GAAP). Proses diagonostik untuk membuat pertimbangan tentang akun
yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti
tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah
langkah.

Ada 3 jenis audit yang umumnya dilakukan, yaitu :

1. Audit keungan
Audit keuangan menguji reabilitas dan integritas catatan akutansi (baik
informasi keungan maupun operasional).
2. Audit sistem informasi
Audit sistem informasi menilai pengendalian umum dan aplikasi pada suatu
SIA untuk mengukur kepatuhan dengan prosedur kebijakan pengendalian
internal sertaefektivitanya dalam menjaga aset.
3. Audit manajerial atau operasional
Audit operasional/manajerial memusatkan perhatian pada penggunaan
sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran
perusahaan.
Contoh audit adalah audit tehadap pelaksanaan pengadaan barang/jas. Auditor
akan membandingkan antara realisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan
kriteranya. Realisasi pengadaan barang/jasa yang diaudit mulai dari pengumuman
lelang samapai dengan penutupan pemenang lelang dan realisai pelaksanaan
pekerjaan dan rekanan.
Berdasarkan tujuan dilaksanakanya, jenis-jenis audit dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

Audit terhadap laporan keungan (Genera Audit/Financial Audit)


Audit operasionan/ Audit terhadap kinerja (Operating Audit,Perfomance

Audit)
Audit khusus (Special Audit)

2.3 Akutansi
Akutansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi dan sosial kita.
Keputusan-keputusan tepat yang diambil oleh para individu,perusahaan,
pemerintah dan kestuan-kesatuan lain merupakan hal yang essensial bagi
distribusi dan penggunaan sumber daya Negara yang langka secara efisien. Untuk
mengambil keputusan seperti iti, kelompok-kelompok tersebut harus mempunyai
informasi yang dapat diandalkan yang diperoleh dari akutansi. Oleh sebab itu,

akutansi

digunakan

untuk

mencatat,

mengikhtisarkan,

melaporkan

dan

mengintreprestasikan data ekonomi oleh banyak kelompok di dalam sistem


ekonomi sosial.
Warren Reeve F (2005:11), akutansi adalah sistem informasi yang
memberikan laporan kepada pihak- pihak berkepentingan mengenai kegiatan
ekonomi dan kondisi perusahaan.
2.3.1

Fungsi Akutansi
Fungsi utama akutansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisai.

Dari laporan akutansi kita bisa melihat posisis keungan satu organisasi beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya. Akutansi di buat secara kualitatif dengan
satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya
oleh pihak manejer/ manajemen untuk membantu membuata keputusan suatu
organisasi.
2.3.2

Laporan Dasar Akutansi


Pada dasarnya proses akutansi akan membuat output laporan laba/rugi,

laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau
organisasi lainnya. Pada suatu laporanakutansi harus mencantumkan nama
perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan
tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat
periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.

2.4

Perkembangan Teknologi Informasi dan Akutansi Di Era Reformasi


Teknologi informasi muncul sebagai akibat dari globalisasi dalam kehidupan,
semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan
jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen dan gaya
hidup mereka terhadap produk dan jasa yang ditawarkan, untuk mengantisipasi hal
tersebut, perusahaan mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi.
Dengan menggunakan teknologi ini diharapkan dapat membantu dalam memenuhi
permintaan konsumen. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada

pemrosesan data. Dengan semakin berkembanganya teknologi informaso tersebut,


hampir semua kegiatan organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan
otomatisasi teknologi informasi.
Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer ( seperangkat
keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengrimkan
informasi (Martin, 1991).jadi teknologi informasidipakai dalam sistem organisasi
untuk menyediakan dan mengirimkan informasi bagi para pemakai dalam rangka
pengambilan keputusan.
Perkembangan akutansi terjadi seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik di
bidang industri jasa, manufakur maupun perdagangan. Akutansi sebagai suatu
aktifitas jasa, sangat bergantung perkembangannya pada aktifitas ekonomi suatu
komunitas. Organisasi bisnis dalam perkembangannya mengalami kemajuankemajuan yang sangat beragam. Pengaruh perkembangan itu sendiri membawa
dampak yang sangat besar terhadap perkembangan akutansi. Semakin maju dunia
bisnis tentu akan berpengaruh terhadap kompleksnya transaksi yang terjadi baik
dari sisi jenis maupun dari sistem dan jumlah transaksi itu sendiri.
Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu
akutansi itu sendidri. Salah satu organisasi akutansi di indonesia berada di bawah
naungan ikatan Akuntan Indonesia atau disingkat dengan IAI.

2.5 Pengaruh Perkembangan TI terhadap Akutansi


Perkembangan teknologi informasi, terutama pada era informasi berdampak
signifikan terhadap sistem informasi akutansi (SIA) dalam suatu perusahaan.
Dampak yang dirasakan secara nyata adalah pemrosesan data yang mengalami
perubahan dari sistem manual ke sistem komputer dan bermunculanya softwaresoftware untuk akutansi yang dapat mempermudah dalam membuat laporan
keungan.
Beberapa jenis-jenis software akutansi yang ada adalah :

Oracle
Oracle Corporation (NASDAQ: ORCL) adalah salah satu perusaahn utama
pengembang sistem manajemen basis data (database management system),
perangkat lunak untuk mengembangkan basis data, perangkat lunak
manjemen, hubungan pelanggan, enterprise resource planning dan perangkat
lunak manjemen rantai pasok. Oracle Corporation didirikan pada tahun 1977.
Perusahaan ini memperkerjakan 68.236 pekerja pada tahun 2007. Markasnya
berada di Rdwood City, California.

Micsoft SQL Server


Micri SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional
(RDBMS) prodek Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL
yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan
oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis
yang memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi
kemudian berkembang dengan digunakan SQL Server pada basis data besar.

Daceasy
Pada inti dari DacEasy adalah serangkaian modul yang terinterasi
memberikan informasi penting yang penting untuk operasi bisnis

Peachtree
Peachtree terdiri dari:
- Peachtree Pro
- Peachtree Complete
- Peachtree Premium
- Peachtree Quantum
- Solusi Payroll
- Perawatan Bisnis
- Cek & Formulir
- Peachtree Add-ons

Zahir Accounting
Zahir Accounting adalah software akutansi keuangan terbaik penuh inovasi
yang sangat berbeda dengan software akutansi lainya. Mempermudah
pembukuan, dimana seluruh jurnal akutansi dan laporan keuangan dibuat
secara otomatis tanpa perlu mengerti teori akutansi yang mendalam.
Mempermudah dalam mengambil keputusan bisnis. Karena dilengkapi
berbagai analisa laporan keungan perusahaan, seperti analisa rasio, break

even point analysis, berbagi grafik dan laporan interaktif yang menarik dan
teritegrasi. Dengan segala kelebihanya. Zahir Accounting Software lebih
tepat disebut busines managemnt software. Software akutansi lainya hanya
dirancang untuk mencatat jurnal transaksi. Membuat laporan laba rugi dan
laporan neraca, yang hanya mudah digunakan oleh mereka yang mengerti
teori akutansi, Zahir Accounting mudah digunakan oleh siapa saja. Zahir
Accounting adalah software accounting Indonesia terbaik.

MOYB
MYOB merupakan salh satuaplikasi pembukuan terintegrasi dengan jumlah
pengguna terbanyak di dunia selain Quickbooks dan rangkaian produk dari
sage Group. Salah satu keunggulan dari MYOB adalah kemudahan
pengoprasianya dan menu yang intuitive, sehingga penguna awam sekalipun
dapat segera menguasai langkah pengoperasian dasar dengan sangat cepat
dan mudah.
Dengan adanya software akutansi dinilai cukup praktis dalam pelaksanaan
siklus akutansi namun pengguna software harus benar-benar mengetahui cara
kerjanya karena sedikit saja melakukan kesalahn maka dia harus mengulangi
dari awal proses pekerjaanya.

Perkembangan teknologi informasi yang pesat mengakibatkan perubahan yang


sangat signifikan terhadap akutansi. Perkembangan akutansi berdasar kemajuan
tenologi terjadi dalam tiga babak, yaitu era bercocok tanam, ere industri, dan era
informasi. Hal ini dinyatakn oleh Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul The
Third Wave ( Robert, 1992).
Tonggak sejarah akutansi dimulai sejak tahun 1494, yaitu ketika Luca Pacioli
memperkenalkan sistem doble entry book keeping. Akan tetapi, praktik akutansi
sebenarnya sudah ada sejak zaman sebelum itu. Alvin Toffler dalam bukunya The
Third Wave menyatakan bahawa pada tahun 8000 SM yang dinyatakan sebagai
masa bercocok tanam orang sudah mengenal teknolog, informasi, dan akutansi.
Pada masa bercocok tanam paradigma terhadap penciptaan kemakmuran
dilakukan dengan mengeksploitasi alam. Orang bebelum mengenal teknik untuk

mengubah bahan baku menjadi produk. Teknologi pada masa itu masih bersifat
fisik sehingga teknologi informasi masih tertulis dan dikembangkan untuk
membuat catatan akutansi. Pada masa itu teknologi akutansi masih sangat
sederhana. Karena lingkungan masih sangat statis dan dapat diprediksi dengan
mudah, maka sistem single entry book keeping sudah dianggap cukup. Dengan
sistem ini orang hanya memerlukan informasi mengenai berpa aset dan utangnya
pada suatu saat tertentu.
Orang belum bepikir mengenai berapa perubahan kekayaanya dan apa penyebab
perubahan tersebut. Tahun 1650 sampai dengan 1955 dinyatakan oleh Alvin Toffler
sebagai era industri. Era ini dimulai dengan terjadinya revolusi industri, yaitu sejak
ditemukannya mesin-mesin industri. Tenaga kerja manusia di dalam pabrik mulai
diganti dengan mesin. Katalog-katalog industri mulai bermunculan dan pertukaran
dengan uang semakin berkembang.
Pada masa ini teknologi akutansi dengan single entry book keeping sudah
tidak memadai dalam penyedian informasi akutansi. Orang mulai memerlukan
informasi mengenai berapa pendapat yang diperolehnya selama satu periode
tertentu dan berapa perubahan kekayaan yang dimiliki. Pada era ini sistem dobl
entry book keeping mulai diperkenalkan oleh Luca Pacioli meskipun bukan dia
penemu sistem ini. Karena kebutuhan manusia akan informasi semakin kompleks,
maka sistem doble entry book keeping mengalami perkembangan. Mulai dari teknik
pembukuan sampai dengan metode akutansi yang kompleks seperti akutansi untuk
inflasi, dana pensiun, leasing, dan lain-lain (Belkaoui,2000). Pada masa ini sistem
informasi akutansi di dalam upaya untuk menyediakan informasi, baik kepada
pihak ekstern maupun intern maupun intern masih dilakukan secara manual hanya
dengan bantuan mesin hitung taupun kolkulator.
Era informasi dimulai dengan ditemukanya komputer pada tahun 1955. Pada
era ini teknologi informasi sudah mengunakan komputer dan pemrosesan dan
penyimpanan informasi menjadi lebih murah, dan tidak banyak dipengaruhi oleh
perkembangan TI adalah SIA. Pada dasarnya siklus akutansi pada SIA berbasis
komputer sama dengan SIA berbasis manual, artinya aktifitas yang harus dilakukan

untuk menghasilkan laporan keuangan tidak bertambah ataupun tidak ada yang
dihapus. SIA berbasis komputer hanya mengubah karakter dari suatu aktifitas.
Model akutansi berbasis biaya historis tidak cukup untuk memeberikan
informasi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan pada era teknologi informasi
(Elliot dan Jacobson, Gani 1999). Model akutansi pada era teknologi informasi
menghendaki bahwa model akutansi dapat mengukur tingkat perubahan sumber
daya, mengukur tingkat perubahan proses, mengukur aktiva tetap tak berwujud,
memfokuskan ke luar pada nilai pelanggan, mengukur proses

realtime, dan

memungkinkan network.
Kemajuan teknologi mempengaruhi perkembangan akutansi. Peranan TI
terhadap perkembangan akutansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin maju
TI, semakin banyak pengaruhnya pada bidang akutansi. Kemajuan TI
mempengaruhi perkembangan SIA dalam hal pemrosesan data, pengendalian intern,
dan peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keungan.

2.6 Pengaruh Perubahan Akutansi yang diakibatkan TI terhadap Proses Audit


Kemajuan TI juga berpengaruh signifikan pada perkembangan akutansi yang
kegiatannya tidak terlepas dari teknologi informasi tersebut. Semakin maju TI
semakin bnyak pengaruhnya pada bidang akutansi. Perkembangan teknologi
informasi akutansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak dampak yang dirasakan
secara nyata adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem
manual ke sistem komputer. Disamping itu, pengendalian intern dalam SIA aserta
peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keungan juga akan
terpengaruh. Perkembangan akutansi yang menyangkut ISA berbasis komputer
dalam menghasilkan laporan keungan akan mempengaruhi praktik pengauditan.
Perubahan proses akutansi akan mempengaruhi proses audit karena audit
merupakan suatu bidang praktik yang mengunakan laporan keuangan sebagai
objeknya. Paraktik auditing bertujuan untuk memberikan opini terhaap kewajaran
penyajian laporan keuangan yang dihasilkan oleh SIA. Perkembangan SIA dan
proses audit sebagai akibat dari adanya kemajuan teknologi yang mengakibatkan
perubahan terhadap perkembangan akutansi akan memunculkan peluang bagi

akuntan. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh akuntan yang mempunyai


pengetahuan memadai tentang SIA dan audit berbasis komputer. Sebaliknya,
akuntan yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang SIA dan audit
berbasis komputer akan tergusur posisinya karena tidak mampu memberikan jasa
yang diperlukan oleh klien.
Dengan adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akutansi yang
menyangfkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan, maka
praktik auditing akan terkena imbasnya.

2.7 Pengaruh Perkembangan TI Terhadap Proses Audit


Perkembangan TI juga mempengaruhi perkembangan proses audit.
Menurut Arens, terdapat tiga pendekatan auditing pada EDP audit, yaitu :

audit disekitar komputer (auditing around the computer),


audit melalui komputer ( auditing through the computer),
audit berbantuan komputer (auditing with computer).
Auditing around the computer adalah audit terhadap penyelenggaraan system

informasi komputer tanpa mengunakan kemampuan peralatan itu sendiri,


pemrosesan dalam komputer dianggap benar, apa yang dianggap sebagai black
box sehingga audit hanya dilakukan di sekitar box tersebut.
Pendekatan ini memfokuskan pada input dan output. Jika dalam pemeriksaan
output menyatakan hasil yang benar dari seperangakat input pada sistem
pemrosesan, maka operasi pemrosesan transaksi dianggap benar. Ketika
organisasi memperluas pengunaan Timereka pengendalian internal sering
ditanamkan di dalam aplikasi yang hanya terlihat dalm format elektronik.
Ketika dokumen sumber yang tradisional, seperti faktur, pesanan pembelian,
arsip penagihan, dan arsip akutansi, seperti jurnal penjualan, daftar persediaan,
dan lainnya hanya dalam format elektronik auditir harus menguah pendekatan
audit.

Pendekatan ini sering disebut dengan auditing throught the computer. Ada tiga
katagori penguian dari pengujian strategi ketika mengaudit melalui komputer,
yaitu pendekatan data ujian, simulasi paralel, dan pendekatan modul audit
tertanam.
Pada auditing with computer untuk membantu pelaksanaan keseluruhan
program pengauditan di gunakan mikro komputer. Auditing with computer
dimaksudkan untuk melakukan otomatisasi terhadap proses pengauditan. Mikro
komputer akan mentranspormasi beberapa fungsi audit. Auditing with computer
mengunakan software untuk melaksanakan pengujian terhadap pengendalian
intern organisasi klien (termasuk compliance test) dan engujian subtantif terhadap
catatan dan file klien.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa auditing with computer mengarah
pada penerapan expert system di dunia pengauditan. Expert system adalah
program komputer yang beciri intensif-pengetahuan yang menangkap keahlian
manusia dalam wilayah pengetahuan yang terbatas. Pada expert system
pengetahuan manusia dimodelkan atau dipresentasikan dalam satu cara yang bisa
di proses oleh komputer. Kondisi-kondisi dalam penyususnan laporan keuangan
dieksekusi dalam kontruksi IF THEN. Jika kondisi adalah benar, maka suatu
tindakan dilakukan.
Standar profesional akuntan publik menyatakan bahwa pekerjaan audit harus
dilakukan oleh seorang auditor atau lebih, yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai seorang auditor. Namun, untuk keperluan EDP audit,
maka auditor yang bersangkutan selain memiliki keahlian audit dan akutansi juga
harus memiliki keahlian komputer. Lebih-lebih jika auditor akan melakukan audit
yang through dan within the computer.
Kemajuan IT telah mengubah cara perusahaan dalam pengumpulan dalam
mengumpulkan data, memproses dan melaporkan informasi keungan oleh karena
itu auditor akan banyak menemukan lingkungan dimana data tersimpan lebih
banyak dalam media elektronik dibanding media kertas. Auditor harus
menentukan bagaimana perusahaan menggunakan system TI untuk menginisissi,mencatat,memproses,dan melaporkan transaksi dalam laporan keungan.

Sebenarnya tidak ada perbedaan konsep audit yang berlaku untuk system yang
kompleks dan system manual, yang bebeda hanyalah metode-metode spesifik
yang cocok dengan situasi system informasi akutansi yang ada. Pemehaman ini
diperlukan dalam rangka mendapatkan pemahaman internal control yang baik
agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat, timing dan perluasaan
pengujian yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai