MAKALAH
PENGARUH PERKEMABANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI (TI) TERHADAP PERKEMBANGAN
AKUTANSI DAN PROSES AUDIT
Nama Mahasiswa
NIM
: Siti Hamidah
: 160810078
Kode Kelas
Dosen
: 161-IF111-T1
: Anggiat Marubah Siringo
S.Kom., M.Kom
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2
Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat sekarang ini
memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Peranan TI
dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah
teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan
menggunakan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis
dengan sangata cepat, tepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Teknologi informasi
(TI) turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.
Semakin maju perkembangan Teknologi Informasi , terutama pada ere reformasi
berdampak signifikan pada Akutansi dan Proses Audit. Dampak pengaruh yang
dirasakan secara nyata adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari
sistem manual ke sistem komputer dan banyaknya muncul software-software untuk
bidang akutansi yang dapat mempermudah menghasilkan informasi ynag di butuhkan
oleh suatu perusahaan.
1.3
Rumusan Makalah
Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa rumusan permasalah
diantaranya :
1.
2.
3.
4.
BAB II
LANDASAN TEORI
Laudon,2006: 14). Denifisi TI secara lengkap dinyatakan oleh Martin et al. (2002;
1), yaitu teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi serta teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan
informasi. Denifisi TI sangatlah luas dan mencakup semua bentuk teknologiyang
digunakan dalam menangkap, memanipulasi,mengkomunikasikan, menyajikan, dan
mengunakan data yang akan diubah menjadi informasi (Martin et al., 2002; 125).
Lingkungan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memejukan kinerjanya.
TI dan kinerja memiliki hubungan simbosis. Perkembangan TI yang terjadi selam
ini mencakup perkembangan infrastruktur TI, yakni hardware,software, data, dan
komunikasi (McNurlin dan Sprague, 2002: 11). Menurut Laudon dan Laudon
tingkat
kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
Menurut The American Accounting Associations Committee on Basic
Auditing Concepts (Auditing: Theory And Pratice, edisi 9, 2001:1-2) audit
merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya pada
pemakai yang berkepentingan.
Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A
Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan
mengevaluasi bukti menegenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan
tingkat kesesuaian anatara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari
penugasan
tersebut
dikomunukasikan
kepada
pihak
pengguna
yang
berkepentingan.
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku
umum (GAAP). Proses diagonostik untuk membuat pertimbangan tentang akun
yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti
tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah
langkah.
1. Audit keungan
Audit keuangan menguji reabilitas dan integritas catatan akutansi (baik
informasi keungan maupun operasional).
2. Audit sistem informasi
Audit sistem informasi menilai pengendalian umum dan aplikasi pada suatu
SIA untuk mengukur kepatuhan dengan prosedur kebijakan pengendalian
internal sertaefektivitanya dalam menjaga aset.
3. Audit manajerial atau operasional
Audit operasional/manajerial memusatkan perhatian pada penggunaan
sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran
perusahaan.
Contoh audit adalah audit tehadap pelaksanaan pengadaan barang/jas. Auditor
akan membandingkan antara realisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan
kriteranya. Realisasi pengadaan barang/jasa yang diaudit mulai dari pengumuman
lelang samapai dengan penutupan pemenang lelang dan realisai pelaksanaan
pekerjaan dan rekanan.
Berdasarkan tujuan dilaksanakanya, jenis-jenis audit dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
Audit)
Audit khusus (Special Audit)
2.3 Akutansi
Akutansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi dan sosial kita.
Keputusan-keputusan tepat yang diambil oleh para individu,perusahaan,
pemerintah dan kestuan-kesatuan lain merupakan hal yang essensial bagi
distribusi dan penggunaan sumber daya Negara yang langka secara efisien. Untuk
mengambil keputusan seperti iti, kelompok-kelompok tersebut harus mempunyai
informasi yang dapat diandalkan yang diperoleh dari akutansi. Oleh sebab itu,
akutansi
digunakan
untuk
mencatat,
mengikhtisarkan,
melaporkan
dan
Fungsi Akutansi
Fungsi utama akutansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisai.
Dari laporan akutansi kita bisa melihat posisis keungan satu organisasi beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya. Akutansi di buat secara kualitatif dengan
satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya
oleh pihak manejer/ manajemen untuk membantu membuata keputusan suatu
organisasi.
2.3.2
laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau
organisasi lainnya. Pada suatu laporanakutansi harus mencantumkan nama
perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan
tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat
periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
2.4
Oracle
Oracle Corporation (NASDAQ: ORCL) adalah salah satu perusaahn utama
pengembang sistem manajemen basis data (database management system),
perangkat lunak untuk mengembangkan basis data, perangkat lunak
manjemen, hubungan pelanggan, enterprise resource planning dan perangkat
lunak manjemen rantai pasok. Oracle Corporation didirikan pada tahun 1977.
Perusahaan ini memperkerjakan 68.236 pekerja pada tahun 2007. Markasnya
berada di Rdwood City, California.
Daceasy
Pada inti dari DacEasy adalah serangkaian modul yang terinterasi
memberikan informasi penting yang penting untuk operasi bisnis
Peachtree
Peachtree terdiri dari:
- Peachtree Pro
- Peachtree Complete
- Peachtree Premium
- Peachtree Quantum
- Solusi Payroll
- Perawatan Bisnis
- Cek & Formulir
- Peachtree Add-ons
Zahir Accounting
Zahir Accounting adalah software akutansi keuangan terbaik penuh inovasi
yang sangat berbeda dengan software akutansi lainya. Mempermudah
pembukuan, dimana seluruh jurnal akutansi dan laporan keuangan dibuat
secara otomatis tanpa perlu mengerti teori akutansi yang mendalam.
Mempermudah dalam mengambil keputusan bisnis. Karena dilengkapi
berbagai analisa laporan keungan perusahaan, seperti analisa rasio, break
even point analysis, berbagi grafik dan laporan interaktif yang menarik dan
teritegrasi. Dengan segala kelebihanya. Zahir Accounting Software lebih
tepat disebut busines managemnt software. Software akutansi lainya hanya
dirancang untuk mencatat jurnal transaksi. Membuat laporan laba rugi dan
laporan neraca, yang hanya mudah digunakan oleh mereka yang mengerti
teori akutansi, Zahir Accounting mudah digunakan oleh siapa saja. Zahir
Accounting adalah software accounting Indonesia terbaik.
MOYB
MYOB merupakan salh satuaplikasi pembukuan terintegrasi dengan jumlah
pengguna terbanyak di dunia selain Quickbooks dan rangkaian produk dari
sage Group. Salah satu keunggulan dari MYOB adalah kemudahan
pengoprasianya dan menu yang intuitive, sehingga penguna awam sekalipun
dapat segera menguasai langkah pengoperasian dasar dengan sangat cepat
dan mudah.
Dengan adanya software akutansi dinilai cukup praktis dalam pelaksanaan
siklus akutansi namun pengguna software harus benar-benar mengetahui cara
kerjanya karena sedikit saja melakukan kesalahn maka dia harus mengulangi
dari awal proses pekerjaanya.
mengubah bahan baku menjadi produk. Teknologi pada masa itu masih bersifat
fisik sehingga teknologi informasi masih tertulis dan dikembangkan untuk
membuat catatan akutansi. Pada masa itu teknologi akutansi masih sangat
sederhana. Karena lingkungan masih sangat statis dan dapat diprediksi dengan
mudah, maka sistem single entry book keeping sudah dianggap cukup. Dengan
sistem ini orang hanya memerlukan informasi mengenai berpa aset dan utangnya
pada suatu saat tertentu.
Orang belum bepikir mengenai berapa perubahan kekayaanya dan apa penyebab
perubahan tersebut. Tahun 1650 sampai dengan 1955 dinyatakan oleh Alvin Toffler
sebagai era industri. Era ini dimulai dengan terjadinya revolusi industri, yaitu sejak
ditemukannya mesin-mesin industri. Tenaga kerja manusia di dalam pabrik mulai
diganti dengan mesin. Katalog-katalog industri mulai bermunculan dan pertukaran
dengan uang semakin berkembang.
Pada masa ini teknologi akutansi dengan single entry book keeping sudah
tidak memadai dalam penyedian informasi akutansi. Orang mulai memerlukan
informasi mengenai berapa pendapat yang diperolehnya selama satu periode
tertentu dan berapa perubahan kekayaan yang dimiliki. Pada era ini sistem dobl
entry book keeping mulai diperkenalkan oleh Luca Pacioli meskipun bukan dia
penemu sistem ini. Karena kebutuhan manusia akan informasi semakin kompleks,
maka sistem doble entry book keeping mengalami perkembangan. Mulai dari teknik
pembukuan sampai dengan metode akutansi yang kompleks seperti akutansi untuk
inflasi, dana pensiun, leasing, dan lain-lain (Belkaoui,2000). Pada masa ini sistem
informasi akutansi di dalam upaya untuk menyediakan informasi, baik kepada
pihak ekstern maupun intern maupun intern masih dilakukan secara manual hanya
dengan bantuan mesin hitung taupun kolkulator.
Era informasi dimulai dengan ditemukanya komputer pada tahun 1955. Pada
era ini teknologi informasi sudah mengunakan komputer dan pemrosesan dan
penyimpanan informasi menjadi lebih murah, dan tidak banyak dipengaruhi oleh
perkembangan TI adalah SIA. Pada dasarnya siklus akutansi pada SIA berbasis
komputer sama dengan SIA berbasis manual, artinya aktifitas yang harus dilakukan
untuk menghasilkan laporan keuangan tidak bertambah ataupun tidak ada yang
dihapus. SIA berbasis komputer hanya mengubah karakter dari suatu aktifitas.
Model akutansi berbasis biaya historis tidak cukup untuk memeberikan
informasi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan pada era teknologi informasi
(Elliot dan Jacobson, Gani 1999). Model akutansi pada era teknologi informasi
menghendaki bahwa model akutansi dapat mengukur tingkat perubahan sumber
daya, mengukur tingkat perubahan proses, mengukur aktiva tetap tak berwujud,
memfokuskan ke luar pada nilai pelanggan, mengukur proses
realtime, dan
memungkinkan network.
Kemajuan teknologi mempengaruhi perkembangan akutansi. Peranan TI
terhadap perkembangan akutansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin maju
TI, semakin banyak pengaruhnya pada bidang akutansi. Kemajuan TI
mempengaruhi perkembangan SIA dalam hal pemrosesan data, pengendalian intern,
dan peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keungan.
Pendekatan ini sering disebut dengan auditing throught the computer. Ada tiga
katagori penguian dari pengujian strategi ketika mengaudit melalui komputer,
yaitu pendekatan data ujian, simulasi paralel, dan pendekatan modul audit
tertanam.
Pada auditing with computer untuk membantu pelaksanaan keseluruhan
program pengauditan di gunakan mikro komputer. Auditing with computer
dimaksudkan untuk melakukan otomatisasi terhadap proses pengauditan. Mikro
komputer akan mentranspormasi beberapa fungsi audit. Auditing with computer
mengunakan software untuk melaksanakan pengujian terhadap pengendalian
intern organisasi klien (termasuk compliance test) dan engujian subtantif terhadap
catatan dan file klien.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa auditing with computer mengarah
pada penerapan expert system di dunia pengauditan. Expert system adalah
program komputer yang beciri intensif-pengetahuan yang menangkap keahlian
manusia dalam wilayah pengetahuan yang terbatas. Pada expert system
pengetahuan manusia dimodelkan atau dipresentasikan dalam satu cara yang bisa
di proses oleh komputer. Kondisi-kondisi dalam penyususnan laporan keuangan
dieksekusi dalam kontruksi IF THEN. Jika kondisi adalah benar, maka suatu
tindakan dilakukan.
Standar profesional akuntan publik menyatakan bahwa pekerjaan audit harus
dilakukan oleh seorang auditor atau lebih, yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai seorang auditor. Namun, untuk keperluan EDP audit,
maka auditor yang bersangkutan selain memiliki keahlian audit dan akutansi juga
harus memiliki keahlian komputer. Lebih-lebih jika auditor akan melakukan audit
yang through dan within the computer.
Kemajuan IT telah mengubah cara perusahaan dalam pengumpulan dalam
mengumpulkan data, memproses dan melaporkan informasi keungan oleh karena
itu auditor akan banyak menemukan lingkungan dimana data tersimpan lebih
banyak dalam media elektronik dibanding media kertas. Auditor harus
menentukan bagaimana perusahaan menggunakan system TI untuk menginisissi,mencatat,memproses,dan melaporkan transaksi dalam laporan keungan.
Sebenarnya tidak ada perbedaan konsep audit yang berlaku untuk system yang
kompleks dan system manual, yang bebeda hanyalah metode-metode spesifik
yang cocok dengan situasi system informasi akutansi yang ada. Pemehaman ini
diperlukan dalam rangka mendapatkan pemahaman internal control yang baik
agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat, timing dan perluasaan
pengujian yang akan dilakukan.