SAP
oleh
Kelompok 7
SAP
diajukan guna memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Komunitas dosen pengampu
Hanny Rasni, S.Kp.,M.kes
oleh
Kelompok 7
Intan Dwi Arini
NIM 142310101016
NIM 142310101031
NIM 142310101099
NIM 142310101137
NIM 142310101138
Sasaran
Waktu
Tanggal
: 05 Desember 2016
Tempat
Pemateri
: Kelompok 7
H. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiataan
Pendahuluan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Media
Memberi
salam, Memperhatikan
dan Flip chart
( 5 menit )
Penyajian
( 25 menit )
pendidikan
kesehatan
1. Menjelaskan
Memperhatikan
tentang :
a. Pengertian TB
Paru
b. Etiologi
TB
Paru
c. Tanda
dan
Flip chart
Gejala TB Paru
d. Penularan TB
Paru
e. Pencegahan
TB Paru
f. Manfaat
pencahayaan
rumah
g. Manfaat
modifikasi
lingkungan
pencahayaan
rumah
2. Memberikan
kesempatan
bertanya
3. Mendiskusikan
bersama
jawaban
yang
Penutup
( 15 menit )
telah
diberikan
1. Menutup
Memperhatikan,
menjawab salam
dari
yang
disampaikan.
2. Mengajukan
pertanyaan kepada
peserta.
3. Menutup
pertemuan
dan
memberi salam.
I. Evaluasi
Diskusi tentang kegiatan yang dilakukan
J. Lampiran
Daftar hadir peserta
Flip chart
K. Referensi
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 20102014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kusuma, Hardhi., & Nurafif, H. Nurul. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction.
Gunawan, Rudy, 2009. Rencana Rumah Sehat. Yogyakarta : Penerbit Kaninus
Wicaksono, Andie A. 2009. Menciptakan Rumah Sehat. Depok : Penebar Swadaya
C.
a)
b)
c)
d)
e)
D.
Penularan TB Paru
a) Sumber penularan adalah pasien TB yang dahaknya mengandung kuman TB BTA
positif.
b) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak. Sekali batuk dapat menyebarkan 3.000 kuman dalam percikan dahak.
c) Penularan terjadi melalui percikan dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam
dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab.
d) Semakin banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh pasien berarti semakin besar
kemungkinan menularkan kepada orang lain.
E. Pencegahan TB Paru
a) Menutup mulut saat batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tissue, dan pakailah
masker
b) Jangan membuang ludah dan dahak di sembarang tempat. Buang dahak di tempat
khusus tertutup dan berisi air sabun kemudian buang di lubang WC atau di kubur di
c)
d)
e)
f)
g)
tanah
Cucilah tangan dengan air sabun, air mengalir, dan keringkan.
Mengkonsumsi makanan bergizi
Olahraga secara teratur
Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk
Tidak merokok dan hindari munuman-minuman beralkohol
F. Modifikasi Lingkungan
Penyakit TB Paru sangat penting untuk dicegah agar tidak terjadi penularan ke
anggota keluarga lainnya. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah penularan
penyakit TB Paru ke anggota keluarga dengan memodifikasi lingkungan tentang
pencahayaan dengan cara membuka jendela kamar dan pintu rumah, memasang
genteng kaca di setiap ruangan, menjemur kasur yang dipakai penderita TB Paru
secara satu minggu sekali. Dengan membuka ventilasi rumah, pemasangan genteng
kaca, maupun menjemur kasur penderita TB di harapkan bakteri tersebut mati karena
terpapar sinar matahari secara langsung (Families fight TB, 2006). Selain membuka
ventilasi rumah, tempat-tempat lembab juga perlu di bersihkan, dikarenakan bakteri
ini sangat menyukai pada tempat yang lembab sehingga sangat berpotensi sebagai
tempat sarang bakteri TB Paru dan dapat menyebabkan penularan ke anggota keluarga
lain. Untuk itu kebersihan lingkungan dalam rumah juga harus diperhatikan supaya
perkembangan bakteri TB tidak begitu bertambah banyak.