Anda di halaman 1dari 25

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompresor


Kompresor dalam bahasa Inggris berarti pemampat, mengubah ukuran dari
besar ke kecil dengan cara menekan. Kompresor merupakan mesin untuk
memampatkan udara atau gas, mesin fluida yang mengubah uap refrigerant yang
masuk pada suhu dan tekanan yang rendah menjadi uap bertekanan tinggi.
Kompresor juga mengubah suhu refrigeran menjadi lebih tinggi akibat proses
yang bersifat isentropik. Lawan kata dari kompresor adalah expander yang berarti
pengembang. Karena kerjanya sebagai pemampat, maka material yang bisa
dimampatkan harus compressible atau berbentuk gas.
Secara umum, kompresor mengisap udara dari atmosfer, yang secara fisika
merupakan campuran beberapa gas dengan susunan 78% Nitrogren, 21% Oksigen
dan 1% Campuran Argon, karbon Dioksida, Uap Air, Minyak, dan lainnya.
Namun ada juga kompressor yang mengisap udara atau gas dengan tekanan lebih
tinggi dari tekanan atmosfer dan biasa disebut penguat (booster). Sebaliknya ada
pula kompresor yang menghisap udara atau gas bertekanan lebih rendah dari
tekanan atmosfer dan biasanya disebut pompa vakum.
Sebuah kompresor memiliki dua fungsi utama: 1) untuk memompa
pendingin melalui sistem pendingin dan 2) untuk menekan gas pendingin dalam
sistem sehingga dapat terkondensasi menjadi cair dan menyerap panas dari udara
atau air yang sedang didinginkan atau dingin. Kompresor sering digunakan untuk:
1. Mengirim tenaga (berupa udara) untuk peralatan pneumatik dan peralatan
pengangkat yang bekerja, secara pneumatik
2. Mengirim dan membagi-bagi gas seperti pada pipa-pipa gas dan bahan
bakar cair
3. Menyediakan udara bertekanan tinggi seperti pada mesin otomotif

4. Meningkatkan sistem tekanan untuk membantu reaksi kimia

Jenis-Jenis Kompresor
Kompresor dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu possitive-

displacement dan dinamik. Pada jenis positive-displacement, sejumlah udara atau


gas di- trap dalam ruang kompresi dan volumnya secara mekanik menurun,
menyebabkan peningkatan tekanan tertentu kemudian dialirkan keluar. Pada
kecepatan konstan, aliran udara tetap konstan dengan variasi pada tekanan
pengeluaran (UNEP, 2006).
Kompresor dinamik memberikan energi kecepatan untuk aliran udara atau
gas yang kontinyu menggunakan impeller yang berputar pada kecepatan yang
sangat tinggi. Energi kecepatan berubah menjadi energi tekanan karena pengaruh
impeller dan volute pengeluaran atau diffusers. Pada kompresor jenis dinamik
sentrifugal, bentuk dari sudu-sudu impeller menentukan hubungan antara aliran
udara dan tekanan (atau head) yang dibangkitkan (UNEP, 2006).

Gambar 2.2 Jenis Kompresor


1

Kompresor Positive Displacement

Kompresor ini tersedia dalam dua jenis: reciprocating dan putar/ rotary.
a

Kompresor reciprocating
Di dalam industri, kompresor reciprocating (torak) paling banyak

digunakan untuk mengkompresi baik udara maupun refrigerant. Prinsip kerjanya


seperti pompa sepeda dengan karakteristik dimana aliran keluar tetap hampir
konstan pada kisaran tekanan pengeluaran tertentu. Juga, kapasitas kompresor
proporsional langsung terhadap kecepatan. Keluarannya, seperti denyutan.

Gambar 2.3 Penampang melintang kompresor reciprocating


Kompresor reciprocating tersedia dalam berbagai konfigurasi; terdapat
empat jenis yang paling banyak digunakan yaitu horizontal, vertical, horizontal
balance-opposed, dan tandem. Jenis kompresor reciprocating vertical digunakan
untuk kapasitas antara 50 150 cfm. Kompresor horisontal balance opposed
digunakan pada kapasitas antara 200 5000 cfm untuk desain multitahap dan
sampai 10,000 cfm untuk desain satu tahap (Dewan Produktivitas Nasional,
1993).
Kompresor udara reciprocating biasanya merupakan aksi tunggal dimana
penekanan dilakukan hanya menggunakan satu sisi dari piston. Kompresor yang
bekerja menggunakan dua sisi piston disebut sebagai aksi ganda. Sebuah
kompresor dianggap sebagai kompresor satu tahap jika keseluruhan penekanan

dilakukan menggunakan satu silinder atau beberapa silinder yang parallel.


Beberapa penerapan dilakukan pada kondisi kompresi satu tahap. Rasio kompresi
yang terlalu besar (tekanan keluar absolut/ tekanan masuk absolut) dapat
menyebabkan suhu pengeluaran yang berlebihan atau masalah desain lainnya.
Mesin dua tahap yang digunakan untuk tekanan tinggi biasanya mempunyai suhu
pengeluaran yang lebih rendah (140-160oC), sedangkan pada mesin satu tahap
suhu lebih tinggi (205-240oC).
Untuk keperluan praktis sebagian besar plant kompresor udara
reciprocating diatas 100 horsepower/ Hp merupakan unit multi tahap dimana dua
atau lebih tahap kompresor dikelompokkan secara seri Udara biasanya
didinginkan diantara masing-masing tahap untuk menurunkan suhu dan volum
sebelum memasuki tahap berikutnya (UNEP, 2006). Kompresor udara
reciprocating tersedia untuk jenis pendingin udara maupun pendingin air
menggunakan pelumasan maupun tanpa pelumasan, mungkin dalam bentuk paket,
dengan berbagai pilihan kisaran tekanan dan kapasitas.
Prinsip kerja kompresor torak adalah sebagai berikut:
Tenaga mekanik dari penggerak mula ditransmisikan melalui poros engkol
dalam bentuk gerak rotasi dan diteruskan ke kepala silang (cross head)
dengan perantaraan batang penghubung (connecting rod).
Pada kepala silang gerakan rotasi diubah menjadi gerak translasi yang
diteruskan ke torak melalui batang torak (piston rod).
Gerakan torak bolak balik dalam silinder mengakibatkan perubahan
volume dan tekanan sehingga terjadi proses pemasukan, kompresi, dan
pengeluaran.
Secara sederhana prinsip kerja, perubahan tekanan dan volume dalam
suatu kompresor torak Simplex Single Acting dapat diuraikan dalam bentuk
diagram P-V sebagai berikut :

Gambar 2.4 Diagram P-V Kompresor Torak (reciprocating)


Torak (reciprocating) memulai langkah kompresi pada titik (1), torak
bergerak kekiri dan gas dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik (2). Pada
titik ini tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi
dari pada tekanan di dalam pipa keluar, sehingga katup keluar pada kepala silinder
akan terbuka. Jika torak bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder
pada tekanan tetap sebesar Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik
akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.
Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan
kepala silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya
harus sama dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa
sisa. Namun dalam praktiknya harus ada jarak (clearance) di atas torak agar tidak
membentur kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang-lubang laluan pada
katup-katup. Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah
kompresinya, di atas torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc dan
tekanan sebesar Pd. Jika kemudian torak memulai langkah isapnya (bergerak
kekanan), katup isap tidak dapat terbuka sebelum sisa gas di atas torak
berekspansi sampai tekanannya turun dari Pd menjadi Ps. Katup isap baru mulai
terbuka dititik (4) ketika tekanannya sudah mencapai tekanan isap Ps. Disini
pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses pengisapan ini berlangsung sampai

titik mati bawah (1). Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa volume gas yang
diisap tidak sebesar volume langkah torak sebesar Vs melainkan lebih kecil, yaitu
hanya sebesar volume isap antara titik mati bawah (1) dan titik (4).
Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga
cara yaitu dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.

1. Kompresi Isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka ini berarti ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga
temperatur gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses ini
dibarengi dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, sehingga
temperatur dapat dijaga tetap dan kompresi ini disebut dengan kompresi isotermal
(temperatur tetap). Proses isotermal mengikuti hukum Boyle, maka persamaan
isotermal dari suatu gas sempurna adalah:

Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk
perhitungan kompresor tidak banyak kegunaannya. Pada kompresor yang
sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak mungkin
untuk menjaga temperatur yang tetap dalam silinder. Hal ini disebabkan oleh

cepatnya proses kompresi (beberapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam
silinder.

2. Kompresi Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi
akan berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas.
Proses semacam ini disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah
terjadi secara sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat
sempurna pula. Namun proses adiabatik reversible sering dipakai dalam
pengkajian teoritis proses kompresi. Hubungan antara tekanan dan volume dalam
proses adiabatic dapat dinyatakan dalam persamaan:

Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus kompresi isotermal dapat


dilihat bahwa untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatic akan
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal. Karena
tekanan yang dihasilkan oleh kompresi adiabatik lebih tinggi dari pada kompresi

isotermal untuk pengecilan volume yang sama, maka kerja yang diperlukan pada
kompresi adiabatik juga lebih besar.

3. Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang
sesungguhnya, ada di antara keduanya dan disebut kompresi politropik. Hubungan
antara P dan v pada proses politropik dapat dinyatakan dengan persamaan:

Pada kondisi dimana tidak dilakukan pendinginan pada ruang kompresi


(kompresor sentrifugal pada umumnya), maka harga n > k. Bila ada pendinginan
pada ruang kompresi (pada kompresor torak), maka harga n terletak antara 1< n <
k. Perhitungan dapat dilakukan baik dengan pendekatan kondisi adiabatik
reversible maupun kondisi politropik.

Kompresor Putar/ Rotary


Kompresor rotary mempunyai rotor dalam satu tempat dengan piston dan

memberikan pengeluaran kontinyu bebas denyutan. Kompresor beroperasi pada


kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan hasil keluaran yang lebih tinggi
dibandingkan kompresor reciprocating. Biaya investasinya rendah, bentuknya
kompak, ringan dan mudah perawatannya, sehingga kompresor ini sangat popular

di industri. Biasanya digunakan dengan ukuran 30 sampai 200 hp atau 22 sampai


150 kW (UNEP, 2006). Jenis dari kompresor putar adalah:

Kompresor lobe (roots blower)

Kompresor ulir (ulir putar helical-lobe, dimana rotor putar jantan dan
betina bergerak berlawanan arah dan menangkap udara sambil
mengkompresi dan bergerak kedepan.

Jenis baling-baling putar/ baling-baling luncur, ring cairan dan jenis


gulungan.
Kompresor ulir putar menggunakan pendingin air. Jika pendinginan sudah

dilakukan pada bagian dalam kompresor, tidak akan terjadi suhu operasi yang
ekstrim pada bagian-bagian yang bekerja. Kompresor putar merupakan kompresor
kontinyu, dengan paket yang sudah termasuk pendingin udara atau pendingin air.
Karena desainnya yang sederhana dan hanya sedikit bagian-bagian yang bekerja,
kompresor udara ulir putar mudah perawatannya, mudah operasinya dan fleksibel
dalam pemasangannya. Kompresor udara putar dapat dipasang pada permukaan
apapun yang dapat menyangga berat statiknya (UNEP, 2006).

Gambar 2.5 Kompresor Ulir (UNEP, 2006)


2

Kompresor Dinamis
Kompresor udara sentrifugal merupakan kompresor dinamis, yang

tergantung pada transfer energi dari impeller berputar ke udara. Rotor melakukan
pekerjaan ini dengan mengubah momen dan tekanan udara. Momen ini dirubah
menjadi tekanan tertentu dengan penurunan udara secara perlahan dalam difuser

statis. Kompresor udara sentrifugal adalah kompresor yang dirancang bebas


minyak pelumas. Gir yang dilumasi minyak pelumas terletak terpisah dari udara
dengan pemisah yang menggunakan sil pada poros dan ventilasi atmosferis
(UNEP, 2006).
a

Kompresor Sentrifugal
Kompresor Sentrifugal merupakan kompresor yang bekerja kontinyu,

dengan sedikit bagian yang bergerak lebih sesuai digunakan pada volum yang
besar dimana dibutuhkan bebas minyak pada udaranya. Kompresor udara
sentrifugal menggunakan pend ingin air dan dapat berbentuk paket khususnya
paket yang termasuk after-cooler dan semua control.
Kompresor ini dikenal berbeda karakteristiknya jika dibandingkan dengan
mesin reciprocating. Perubahan kecil pada rasio kompresi menghasilkan
perubahan besar pada hasil kompresi dan efisiensinya. Mesin sentrifugal lebih
sesuai diterapkan untuk kapasitas besar diatas 12,000 cfm (UNEP, 2006).
Prinsip kerja kompresor sentrifgal adalah Energi mekanik dari unit
penggerak (energi putar) yang diteruskan pada impeler akan memberikan gaya
sentrifugal kepada udara atau gas sehingga memperbesar energi kinetiknya.
Energi kinetik yang dimiliki gas atau udara kemudian dirubah menjadi energi
potensial (tekanan) didalam diffuser dengan cara memperlambat laju kecepatan
udara dan gas. Energi potensial akhir keluar merupakan tekanan discharge dari
kompresor sentrifugal tersebut.

Gambar 2.6 Gambaran kompresor sentrifugal (UNEP, 2006)


b

Kompresor Aksial
Kompresor ini memiliki prinsip kerja seperti jenis rotari yaitu system

udara alir dan cocok sebagai penghantar udara yang besar. Kompresor aliran ada
yang dibuat arah masukannya udara secara aksial dan ada yang radial. Keadaan
udara dirubah dalam satu roda turbin atau untuk lebih mengalirkan kecepatan
udara. Energi kinetik yang ditimbulkan diubah ke energi yang berbentuk tekanan.
Pada komporesor aliran aksial, udara mendapatkan percepatan oleh sudut yang
terdapat pada rotor alirannya ke arah aksial.
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari
ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masukan pertama udara
dilemparkan keluar menjauhi sumbu dan oleh dinding ruangan dipantulkan dan
kembali mendekati sumbu. Dari tingkat pertama masuk lagi ketingkat berikutnya,
sampai beberapa tingkat yang dibutuhkan.
Disini nosel masuk berfungsi mengarahkan dan mempercepat aliran gas
atau udara ke dalam sudu pengarah. Dari sudu pengarah, gas akan masuk ke sudu
putar yang akan menambahkan energi ke daam gas. Sudu tetap berfungsi sebagai
difuser dan pembelok arah aliran ke deretan sudu gerak pada tingkat berikutnya.
Biasanya beberapa deret pertama dari sudu tetap dapat diatur untuk penggunaan
mesin diluar kondisi rancangan, sedangkan sebagian besar sudu tetap adalah
fixed. Sudu tetap pada tingkat terakhir berfungsi sebagai sudu pembebas olakan
sebelum aliran gas atau udara lewat nosel sisi keluar. Kompresor ini umumnya
dipakai untuk kapasitas yang besar tetapi dengan tekanan yang tidak terlalu tinggi.
Beberapa kriteria seleksi untuk berbagai jenis kompresor terlihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Kriteria Seleksi Umum untuk Kompresor

Tabel 2.2 Perbandingan Untuk Beberapa Jenis Kompresor Yang Penting

2.3 Klasifikasi Kompresor


Klasifikasi kompresor dapat digolong-golongkan atas beberapa, yaitu :

Kompresor yang digolongkan atas dasar tekananya.

Kompresor atas golongan dibagi atas 3, yaitu :


1. Kompresor (pemampat) dipakai untuk jenis yang bertekanan tinggi.
2. Blower (peniup) dipakai untuk bertekanan rendah.
3. Fan (kipas) dipakai untuk yang bertekanan sangat rendah.
b

Atas dasar pemampatanya kompresor dapat dibagi atas 2, yaitu :

1. Jenis Turbo
Jenis turbo menaikan tekanan dan kecepatan gas-gas dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeler atau dengan gaya angkat (lift) yang
ditimbulkan oleh sudu.
2. Jenis Perpindahan
Jenis perpindahan menaikkan tekanan dengan memperkecil atau
memafaatkan volume gas yang dihisap ke dalam silinder atau stator oleh torak
atau sudu. Jenis perpindahan ini dibagi 2 macam, yaitu :
a. Jenis putar (rotary)
Jenis ini dibagi atas beberapa, yaitu :
- Kompresor Sekrup
- Kompresor Sudu Luncur
- Konpresor Roots
b. Jenis Bolak-balik
c

Kompresor yang dibagi atas dasar Konstruksinya.

Berdasarkan atas ini dibagi atas berbagai macam, yaitu :


1.

Berdasarkan Jumlah Tingkat Kompresis, yaitu: Satu Tingkat, Dua Tingkat,


dan banyak Tingkat.

2.

Berdasarkan Langkah Kerja, yaitu: Kerja Tunggal (Single Acting), Kerja


Ganda (Double Acting).

3. Berdasarkan Susunan Silinder, yaitu: Mendatar, Tegak, BentukL, BentukV, BentukW, Bentuk Bintang, Lawan Berimbang (Balance Oposed).
4. Berdasarkan Cara Pendingin, yaitu, Pendingin Air, Pendingin Udara.

5. Berdasarkan Transmisi Penggerak, yaitu: Langsung, SabukV, Roda Gigi.


6. Berdasarkan Penempatanya, yaitu: Permanen (stationery), dapat
dipindahkan (portable).
7. Berdasarkan Cara Pelumasannya, yaitu: Pelumas Minyak, Tanpa Minyak.
2.4 Bagian-Bagian Kompresor
Kompresor terdiri dari beberapa bagian utama yang fungsinya satu dengan
yang lain saling berhubungan, diantaranya adalah :
1. Bagian statis
a. Casing
Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungsi :

Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari luar.

Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian-bagian yang


bergerak.

Sebagai tempat kedudukan nozel suction dan discharge serta bagian diam
lainnya.
b. Inlet Wall
Inlet wall adalah diafram (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi

suction sebagai inlet channel dan berhubungan dengan inlet nozle. Karena
berfungsi sebagai saluran gas masuk pada stage pertama, maka meterialnya harus
tahan terhadap abrasive dan korosi.
c. Guide Vane
Guide vane di tempatkan pada bagian depan eye impeler pertama pada
bagian suction (inlet channel). Fungsi utama guide vane adalah mengarahkan
aliran agar gas dapat masuk impeller dengan distribusi yang merata. Konstruksi
vane ada yang fixed dan ada yang dapat di atur (movable) posisi sudutnya dengan

tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan dicapai effisiensi dan stabilitas
yang tinggi.
d. Eye Seal
Eye seal ditempatkan di sekeliling bagian luar eye impeller dan di tumpu
oleh inlet wall. Eye seal selalu berbentuk satu set ring logam yang mengelilingi
wearing ring impeller. Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari gas yang keluar
dari discharge impeller (tekanan tinggi) kembali masuk ke sisi suction (tekanan
rendah).
f. Diffusser
Diffuser berfungsi untuk merubah energi kecepatan yang keluar dari
discharge impeler menjadi energi potensial (dinamis). Untuk multi stage dipasang
diantara inter stage impeler.
g. Return Bend
Return bend sering juga disebut crossover yang berfungsi membelokan
arah aliran gas dari diffuser ke return channel untuk masuk pada stage/ impeler
berikutnya. Return bend di bentuk oleh susunan diafragma yang dipasang dalam
casing.
h. Return Channel
Return channel adalah saluran yang berfungsi memberi arah aliran gas dari
return bend masuk ke dalam impeler berikutnya. Return channel ada yang
dilengkapi dengan fixed vane dengan tujuan memperkecil swirl (olakan aliran
gas) pada saat masuk stage berikutnya sehingga dapat memperkecil vibrasi.
i. Diafragma

Diafragma adalah komponen bagian dalam kompresor yang berfungsi


sebagai penyekat antar stage dan tempat kedudukan eye seal maupun inter stage
seal. Dengan pemasangan diafragma secara seri, akan terbentuk tiga bagian
penting, yaitu diffuser, return bend, dan return channel. Diafragma ditempatkan
didalam casing dengan hubungan tongue-groove sehingga mudah dibongkar
pasang.

2. Bagian Dinamis
a. Shaft dan Shaft Sleeve
Shaft atau poros transmisi digunakan untuk mendukung impeler dan
meneruskan daya dari pengerak ke impeler. Untuk penempatan impeler pada shaft
di gunakan pasak (key) dan pada multi stage, posisi pasak di buat selang-seling
agar seimbang. Sedangkan jarak antar stage dari impeler di gunakan shaft sleeve,
yang berfungsi sebagai pelindung shaft terhadap pengaruh korosi, erosi dan abrasi
dari aliran dan sifat gas dan untuk penempatan shaft seal diantara stage impeler.
b. Impeler
Suatu impeler berfungsi untuk menambah kecepatan (velocity) gas dengan
memutar sekeliling garing pusat (center line) dan menyebabkan gas bergerak dari
inlet wheel sampai ke tip (discharge), perbedaan gerak dari sumbu putar inlet
wheel dan dishcarge menyebabkan naiknya energi kinetik dengan akibat naiknya
kecepatan gas. Impeler adalah bagian dari rotor kompresor yang memberikan
tambahan energi kinetik pada fluida gas melalui sudu-sudunya (blade).
c. Bantalan (Bearing)
Bantalan (bearing) adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk
mendukung beban radial dan aksial yang berputar dengan tujuan memperkecil
gesekan dan mencegah kerusakan pada komponen lainnya.

2.5 Kom ponen Kom presor


Mesin kompresor terdiri dari beberapa bagian yang saling
berhubungan. Bagian ini satu sama lain saling menunjang dalam proses
kompresi udara. Komponen dari kompresor tersebut diantaranya adalah:
a

Drain Valve
Salah satu perangkat penting dari sebuah kompresor adalah drain

valve. Perangkat ini merupakan bagian yang mengatur tekanan udara yang
terdapat

dalam

tabung

penyimpanan

kompresor.

Dalam

tabung

penyimpanan udara, biasanya terdapat air yang merupakan efek dari


perbedaan suhu udara dalam tabung dengan suhu ruangan. Air ini dapat
dibuang melalui perangkat ini. Selain itu kotoran yang ikut masuk ke
dalam tabung juga dapat dikeluarkan dengan alat ini.
b Fluid Cooler
Akibat proses kompresi yang dialakukan oleh mesin kompresor,
suhu pada mesin kompresor menjadi tinggi. Apabila suhu ini dibiarkan
begitu saja, tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya
ledakan, yang diakibatkan oleh overheat pada mesin kompresor. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka pada mesin kompresor biasanya sudah
terdapat sebuah mekanis, untuk menurunkan suhu pada mesin kompresor.
Alat tersebut adalah fluid cooler. Selain mengendalikan suhu mesin
kompresor, alat ini juga dapat mendinginkan dan mengontrol suhu tekanan
udara yang dihasilkan oleh kompresor.
c

Hose
Untuk menggunakan udara bertekanan yang telah terisimpan dalam

tabung penyimpanan kompresor, kita membutuhkan selang khusus. Selang


ini digunakan untuk mengalirkan

udara bertekanan tersebut sehingga

dapat digunakan setiap saat. Biasanya selang ini mempunyai kemampuan


untuk menahan tekanan yang terdapat pada udara tersebut.

Selang ini

pada umumnya terbuat dari karet dengan panjang yang bervariasi. Selang

karet ini ada yang berbentuk spiral, namun ada juga yang berbentuk lurus,
yang digulung pada gulungan khusus untuk selang kompresor.
d Hose Fitting
Untuk menghubungkan hose dengan mesin kompresor, digunakan
sebuah alat yang terpasang pada pangkal dari hose yang kita gunakan.
Alat tersebut lazim disebut hose

fitting. Alat ini menghubungkan hose

dengan Ball valve yang terpasang pada kompresor. Hose fitting ini
terpasang pada hose dengan menggunakan pressure tools, sehingga tidak
mudah

terlepas

walaupun

diberikan

tekanan

yang

tinggi.

Untuk

menghubungkan hose fitting dengan ball valve, pada hose fitting ini
terdapat draft dalam yang sesuai dengan draft yang ada pada ball valve.
Selain terpasang pada bagian pangkal, untuk menghubungkan hose dengan
ball valve, hose fitting juga terdapat pada bagian ujung dari hose. Fungsi
hose fitting yang terpasang pada bagian ujung ini adalah untuk
menghubungkan hose dengan perangkat lain yang kita gunakan, seperti
pistol angin maupun alat sejenis lainnya.
e

Ball Valve
Untuk menghubungkan kompresor dengan hose melalui hose fitting,

diperlukan alat khusus. Alat tersebut adalah ball valve. Selain untuk
menghubungkan kompresor dengan hose maupun hose fitting, ball valve
juga berfungsi untuk mengatur pengeluaran udara bertekanan dari dalam
kompresor. Pada ball valve terdapat bola yang berlubang di tengahnya.
Bola ini dapat diputar dengan menggunakan tuas yang terdapat pada
bagian atas ball valve. Apabila posisi lubang bola searah dengan arah ball
valve (terbuka), maka udara akan keluar menuju hose. Namun apabila
lubang pada bola dalam ball valve ini mempunyai posisi yang tidak searah
(tertutup), maka udara bertekanan yang terdapat pada kompresor tidak
akan keluar menuju hose.
f

Filters
Setiap mesin mempunyai satu bagian yang mempunyai fungsi

sebagai penyaring. Pada kompresor, filter yang digunakan terdiri dari dua

jenis, yaitu filter udara dan filter oli. Filter udara mempunyai fungsi untuk
menyaring udara yang masuk ke dalam intake kompresor. Seperti kita
ketahui bahwa udara disekitar kita sebenarnya tercampur dengan debu dan
kotoran lain. Filter ini mempunyai fungsi untuk mencegah debu dan
kotoran tersebut masuk ke dalam kompresor. Biasanya filter ini dipasang
pada bagian yang menghubungkan intake kompresor dengan dunia luar.
Filter udara ini harus sering dibersihkan untuk mendapatkan hasil kerja
yang maksimal pada kompresor. Filter oli pada dasarnya mempunyai sistim
kerja yang sama dengan filter udara. Fungsi dari filter oli ini adalah untuk
menyaring minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi bagian dari
mesin kompresor. Hal ini akan semakin menambah kinerja dari kompresor
dalam melakukan kompresi udara.
g

Pressure Gauge
Seringkali kita ingin mengetahui berapa tekanan udara yang

terdapat pada tabung penyimpanan kompresor. Namun kita tidak mungkin


mengetahuinya tanpa ada alat bantu yang memudahkan kita mengetahui
berapa tekanan udara yang tersimpan dalam tabung kompresor. Alat
tersebut dikenal dengan nama pressurre gauge. Pada pressure gauge
terdapat angka-angka yang menunjukkan jumlah tekanan dalam tabung
penyimpanan. Satuan yang terdapat pada pressure gauge ini ada dua
macam, yaitu psi dan bar. Kedua ukuran tekanan udara ini mempunyai
perbandingan angka masing- masing, tergantung satuan tekanan yang
mana yang biasa kita gunakan.
h Pressure Switch
Untuk menghubungkan pressure gauge dengan kompresor, terdapat
sebuah alat lain yang bernama pressure switch. Selain berfungsi sebagai
penghubung antara kompresor dengan pressure gauge, pressure switch
juga

mempunyai

fungsi

sebagai

pemutus

tenaga

yang

digunakan

kompresor apabila kapasitas tabung penyimpanan telah mencapai batas


yang sudah ditentukan. Hal ini lebih ditujukan untuk menghindari
terjadinya overloaded pada tabung penyimpanan. Selain untuk memutus

arus listrik, pressure switch juga berfungsi sebagai sensor untuk


menyalakan kembali kompresor apabila jumlah tekanan udara dalam
tabung penyimpanan sudah mencapai titik minimum tekanan yang
ditentukan. Dalam alat ini juga terdapat pengatur tekanan, baik itu tekanan
maksimal maupun tekanan minimal, yang tersimpan dalam tabung sesuai
keinginan kita.
i

Safety Valve
Adakalanya kita menginginkan tekanan kompresor yang cukup

tinggi, tanpa memperhitungkan kapasitas dari tabung pengaman. Pada saat


tekanan dalam kompresor sudah melebihi batas maksimal, maka akan ada
alat yang secara otomatis mengeluarkan kembali tekanan udara tersebut,
hingga ke titik aman. Alat ini biasa disebut safety valve. Dengan adanya
safety

valve

ini,

maka

kemungkinan

terjadinya

ledakan

tabung

penyimpanan kompresor dapat dihindari. Titik maksimal pada safety valve


ini juga dapat diatur sesuai dengan keinginan kita, melalui pressure
switch.
j

Receiver Tank
Untuk menyimpan udara yang sudah dikompresi oleh mesin kompresor,

diperlukan sebuah tempat yang mampu menahan besarnya tekanan dari udara
tersebut. Tempat penyimpanan ini biasa dikenal dengan nama receiver tank.
Model dari receiver tank biasanya berbentuk tabung dengan ukuran yang
bervariasi, tergantung dari kapasitas yang mampu ditampungnya. Sedangkan
posisi receiver tank pada kompresor ada yang vertikal, dan ada juga yang
dipasang secara horisontal. Biasanya receiver tank ini terbuat dari pelat baja yang
dilapisi dengan lapisan khusus anti karat, dan dicat dengan warna yang sesuai
dengan kompresornya. Pada receiver tank biasanya terdapat juga drain valve.
Drain valve ini berfungsi sebagai pembuang air yang terdapat dalam receiver tank
sebagai akibat dari kompresi udara yang dilakukan oleh kompresor. Kapasitas dari
receiver tank berkisar antara 80 galon sampai dengan 8000 galon, tergantung
model dari kompresor yang menyertainya.

2.6 Prinsip Kerja Kompresor


Mesin kompresor udara memiliki prinsip kerja yang sudah terorganisir dengan
baik. Prinsip kerja kompresor merupakan satu kesatuan yang saling mendukung,
sehingga kompresor dapat bekerja dengan maksimal. Prinsip kerja dari sebuah
kompresor biasanya terbagi menjadi empat prinsip utama, yaitu:
1. Staging
Selama proses kerja kompresor, suhu dari mesin kompresor menjadi tinggi
dan meningkat sesuai dengan tekanan yang terdapat dalam kompresor tersebut.
Sistim ini lebih dikenal dengan nama polytopic compression. Jumlah tekanan
yang terdapat pada kompresor juga meningkat seiring dengan peningkatan dari
suhu kompresor itu sendiri. Kompresor mempunyai kemampuan untuk
menurunkan suhu tekanan udara dan meningkatkan efisiensi tekanan udara.
Tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor mampu mengendalikan suhu dari
kompresor untuk melanjutkan proses berikutnya.
2. Intercooling
Pengendali panas, atau yang lebih dikenal dengan intercooler merupakan
salah satu langkah penting dalam proses kompresi udara. Intercooler mempunyai
fungsi untuk mendinginkan tekanan udara yang terdapat dalam tabung kompresor,
sehingga mampu digunakan untuk keperluan lainya. Suhu yang dimiliki oleh
tekanan udara dalam kompresor ini biasanya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan suhu ruangan, dengan perbedaan suhu berkisar antara 10Fahrenheit
(sekitar -12Celcius) sampai dengan 15Fahrenheit (sekitar -9Celcius).
3. Compressor Displacement and Volumetric Efficiency
Secara teori, kapasitas kompresor adalah sama dengan jumlah tekanan
udara yang dapat ditampung oleh tabung penyimpanan kompresor. Kapasitas
sesungguhnya dari kompresor dapat mengalami penurunan kapasitas. Penurunan

ini dapat diakibatkan oleh penurunan tekanan pada intake, pemanasan dini pada
udara yang masuk ke kompresor, kebocoran, dan ekspansi volume udara.
Sedangkan yang dimaksud dengan volumetric efficiency adalah rasio antara
kapasitas kompresor dengan compressor displacement.
4. Specific Energy Consumption
Yang dimaksud dengan specific energy consumption pada kompresor
adalah tenaga yang digunakan oleh kompresor untuk melakukan kompresi udara
dalam setiap unit kapasitas kompresor. Biasanya specific energy consumption
pada kompresor ini dilambangkan dengan satuan bhp/100 cfm.

2.7 Kapasitas Kompresor


Kapasitas refrigeransi dari sebuah mesin refrigeransi tergantung pada
kemampuan

kompresor

memenuhi

jumlah

gas

refrigeran

yang

perlu

disirkulasikan. Kapasitas kompresor adalah debit penuh aliran gas yang ditekan
dan dialirkan pada kondisi suhu total, tekanan total, dan diatur pada saluran masuk
kompresor. Debit aliran yang sebenarnya, bukan merupakan nilai volum aliran
yang tercantum pada data alat, yang disebut juga pengiriman udara bebas/ free air
del ivery (FAD) yaitu udara pada kondisi atmosfir di lokasi tertentu. FAD tidak
sama untuk setiap lokasi sebab ketinggian, barometer, dan suhu dapat berbeda
untuk lokasi dan waktu yang berbeda.
Kompresor yang sudah tua, walupun perawatannya baik, komponen
bagian dalamnya sudah tidak efisien dan FAD nya kemungkinan lebih kecil dari
nilai rancangan. Kadangkala, faktor lain seperti perawatan yang buruk, alat
penukar panas yang kotor dan pengaruh ketinggian juga cenderung mengurangi
FAD nya. Untuk memenuhi kebutuhan udara, kompresor yang tidak efisien
mungkin harus bekerja dengan waktu yang lebih lama, dengan begitu memakai
daya yang lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan. Pemborosan daya tergantung
pada persentase penyimpangan kapasitas FAD. Sebagai contoh, kran kompresor

yang sudah rusak dapat menurunkan kapasitas kompresor sebanyak 20 persen.


Pengkajian berkala terhadap kapasitas FAD untuk setiap kompresor harus
dilakukan untuk memeriksa kapasitas yang sebenarnya. Jika penyimpangannya
lebih dari 10 persen, harus dilakukan perbaikan.
Metoda ideal pengkajian kapasitas kompresor adalah melalui uji nosel
dimana nosel yang sudah dikalibrasi digunakan sebagai beban, untuk membuang
udara tekan yang dihasilkan. Alirannya dikaji berdasarkan suhu udara, tekanan
stabilisasi, konstanta orifice, dll. Kapasitas kompresor biasanya dinyatakan
dengan volum gas yang diisap per satuan waktu (m3/jam).
1

Untuk kompresor torak, secara teori kapasitas kompresor dapat dinyatakan


sebagai :

V = (/4) x D2 x L x z x n x 60 (m3/jam)
dimana,
D = diameter silinder (m)
L = panjang langkah torak (m)
z = jumlah silinder
n = jumlah putaran poros per menit
2

Untuk kompresor putar (positif) lihat juga gambar 1.7

Gambar 2.7 Volume langkah torak dari kompresor putar

dimana,

D = diameter dalam dari silinder rumah (m)


d = diameter luar dari silinder torak berputar (m)
t = tebal silinder (m)
z = jumlah silinder
n = jumlah putaran rotor per menit
2.8 Efisiensi Kompresor
Beberapa pengukuran kompresor yang biasa digunakan adalah: efisiensi
volumetrik, efisiensi adiabatik, efisiensi isotermal, dan efisiensi mekanik. Efisiensi
adiabatik dan isotermal dihitung sebagai daya isotermal atau adiabatik dibagi oleh
konsumsi daya aktual. Gambar yang diperoleh menunjukan efisiensi keseluruhan
kompresor dan motor penggerak.

1.3.1 Efisiensi isotermal


Efisiensi isotermal = Daya masuk aktual terukur / Daya Isotermal. Daya
isotermal (kW) = P1 x Q1 x loger/36,7. dimana,
P1= Tekanan mutlak masuk kg/ cm2
Q1= Udara bebas terkirim/ FAD, m3/jam.
r = Perbandingan tekanan P2/P1
Perhitungan daya isotermal tidak menyertakan daya yang diperlukan untuk
mengatasi gesekan dan biasanya memberikan efisiensi yang lebih rendah dari
efisiensi adiabatis. Nilai efisiensi yang dilaporkan biasanya efisiensi isotermal.
Hal ini merupakan bahan pertimbangan yang penting dalam memilih kompresor
berdasarkan nilai efisiensi yang dilaporkan.
1.3.2 Efisiensi Volumetrik

Dalam prakteknya, panduan yang paling efektif dalam membandingkan


efisiensi kompresor adalah konsumsi daya spesifik, yaitu kW/volum debit aliran,
yang dapat digunakan untuk berbagai kompresor.

2.9 Analisa Termodinamika Pada Kompresor


Kerja spesifik ideal adalah kalor spesifik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan kompresor ideal (Wk 1-2). Sedangkan kerja kompresor aktual
adalah kalor spesifik yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor dengan
memperhatikan efisiensi kompresor karena pada dasarnya kompresor tidak pernah
bekerja secara isentropis. Effisiensi kompresor merupakan perbandingan antara
kerja kompresor pada siklus ideal dengan kerja kompresor sebenarnya, yaitu :

Dengan menentukan effiensi kompresor menurut [lit 13, hal 198] untuk
kompresor aksial berharga 0,85 0,90 dan untuk kompresor sentrifugal 0,80.

Anda mungkin juga menyukai