PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Jawa?
2. Apa bukti bahwa Islam telah masuk di Jawa?
3. Siapa sajakah tokoh-tokoh pembawa Islam di Jawa?
4. Bagaimana Islam disampaikan di Jawa?
5. Apa pengaruh masuknya Islam di Jawa?
BAB II
PEMBAHASAN
dapat mendirikan kerajaan Bintara adalah dipimpn oleh para bangsawan Tuban dan
ampel.
Ada empat teori mengenai kapan masuknya Islam ke Jawa, yaitu:
1. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Jawa pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran
Islam di Jawa
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia
Cambay Timur Tengah Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297
yang bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan
Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih
memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu
adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan
Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula)
tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang
memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan
ajaran Islam.
2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap
teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk
ke Jawa pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori
ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab
sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga
sesuai dengan berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafii, dimana pengaruh
mazhab Syafii terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah.
Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran
yaitu Al Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk
tanda-tanda bunyi Harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah
nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A.
HusseinJayadiningrat.
4. Teori China
Para pedagang dan angkatan laut China, mengenalkan Islam di pantai
dan pedalaman Jawa, dengan bukti antar lain :
a. Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).
b. Beberapa makam China muslim.
c. Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
Dari Keempat teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki
kebenaran dan kelemahan. Maka, berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan
bahwa Islam masuk ke Jawa dengan jalan damai pada abad ke 7 (teori Makkah/
teori Arab) dan mengalami perkembangan pada abad ke - 13. Sebagai pemegang
peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia, Gujarat
(India), dan Cina.
Bentuk Bangunan
Masuknya islam di Jawa sampai sekarang masih menimbulkan hasil telaah
yang sangat beragam. Dalam bentuk artefak terdapat bukti-bukti dalam bentuk
makam, batu nisan , masjid, ragam hias dan tata kota.
1) Makam.
Bukti sejarah yang paling factual ditemukannya Batu nisan kubur Fatimah binti
Maemun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H (1082M), pada nisan
makam itu tercantum prasasti berhuruf dan berbahasa arab.
Serangkaian batu nisan yang sangat penting ditemukan di kuburan-kuburan
Jawa Timur, batu-batu itu menunjukkan makam orang-orang muslim.
Berdasarkan rumitnya hiasan yang terdapat pada beberapa batu nisan dan
lokasinya yang dekat dengan situs ibu kota Majapahit, batu-batu Jawa Timur
tersebut member kesan bahwa beberapa orang anggota kaum elite jawa
memeluk islam pada masa kerajaan Majapahit yang beragama hindu-budha,
selain itu batu-batu nisan tersebut merupakan bukti paling kuno yang masih ada
tentang penduduk jawa yang beragama islam.
2) Masjid.
Sumber sejarah dalam arkeologi yang berupa bangunan masjid juga banyak
ditemukan di jawa masjid memberikan petunjuk adanya komunitas muslim di
wilayah tersebut masjid dikalangan orang islam berfungsi sebagai Islamic
center sebagai contoh masjid Demak, selain itu didalam bangunan masjid
terdapat beberapa kelengkapan tergantung pada jenis masjidnya antara lain :
mimbar, maqsuro, beduk, kentongan. Tentang menara masjid kuno di Jawa
justru tidak memilikinya.
3) Ragam Hias
Dengan diterimanya ajaran islam sebagai penuntun hidup yang baru di Jawa,
beberapa ragam hias baru, yaitu kaligrafi, stiliran. Epitaph pada beberapa nisan
kubur troloyo menunjukkan adanya kesalahan penulisan dan bentuk huruf arab
Surabaya, dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di
Jawa. Ia menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama
Arya Teja. Sunan Bonang dan Sunan Kudus adalah anak-anaknya, sedangkan
Sunan Drajat adalah cucunya. Makam Sunan Ampel teletak di dekat
C. Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-13 dari
Husain bin Ali. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri
adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui
kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia
dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih
sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan
memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya.
Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het
Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya
Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang
diperkirakan wafat pada tahun 1525.[6]
D. Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan
Syarifah adik dari Sunan Bonang. Sunan Kudus adalah keturunan ke-14 dari
Husain bin Ali. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar
dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang dan
hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan
priyayi Jawa. Diantara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto
penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu
peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya
bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada
tahun 1550.
E. Sunan Giri
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-12 dari
Husain bin Ali, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan
dari Sunan Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton,
Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa
Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak
dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti
kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin
ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia).
Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan
rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil
menyiarkan agama Islam.
Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media
kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa.
Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia
mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan
ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua
kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia
khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak
sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng
dan lain-lain.
Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis
dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para dai dan muballig yang
menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren
tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan
Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan
Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku,
Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat
dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat
dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja
lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan
hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para
Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi
cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
Diantara kesenian yang paling terkenal adalah wayang. Jalur ini dilakukan
oleh Sunan Kalijaga. Beliau adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan
wayang. Para penonton dibimbing untuk mengucapkan syahadat. Sebagian cerita
wayang dipetik dari Mahabarata dan Ramayana
Islam
atau
Islamisasi
Jawa
kedua
istilah
ini
saling
seluruh wilayah Jawa dan Madura (kecuali Banten). Inilah keunikan tahun Jawa,
hasil akulturasi kalender Hijriyah dan Caka.
Selanjutnya menggabungkan Islam dengan budaya Jawa dalam hal ini
melaksanakan syariat Islam dengan kemasan budaya Jawa, misalnya berbakti kepada
orang tua adalah wajib. Dalam melaksanakan syariat ini masyarakat Jawa biasanya
menggunakan media sungkem
Aspek aspek Jawa yang dipengaruhi Islam, diantaranya :
a. Kekuasaan politik : Raja bergelar susuhunan dan Sultan mengangkat diri
sebagai sayidina panata gama
b. Budaya / religi : ritual selamatan, tahlilan, dan sebagainya
c. Arsitektur masjid, yang mirip dengan bangunan Cand
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam tersebar di Jawa sejak abad ke-7 H dan bukti-bukti bahwa Islam telah
masuk Jawa ialah adanya bentuk-bentuk bangunan dan karya-karya seni. Penyebar
Islam tersebut ialah yang sering disebut dengan Wali Songo diantaranya: Sunan Gresik,
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria,
Sunan Gunung Jati, dan Sunan Drajat. Adapun jalur yang ditempuh dalam
penyampaian Islam ialah: perdagangan, kultural, pendidikan, kekuasaan politik, dan
kesenian.
DAFTAR PUSTAKA
Darori Amin, Islam dan Kebudayaan Jawa, (Yogyakarta: Gama Media, 2002),
hlm. 28
H.J.De Graaf, Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1958), hlm. 19-20
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo 2008), hlm. 48.
Abdul, Jamil dkk, Islam Dan Kebudayaan Jawa (Yogyakarta : Gama
Media,2000) hal 28-33
G . F Pijper, Beberapa Study Tentang Sejarah Islam Di Indonesia 1900-1950,
(Tudjimah , UI Press, 1985)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Masuknya Islam Di Jawa
B. Bukti Bahwa Islam Telah Masuk Di Jawa
C. Tokoh - Tokoh Pembawa Islam di Jawa
D. Cara Penyampaian / Jalur Yang ditempuh
E. Pengaruh Islam Di Jawa
MAKALAH
SEJARAH UMUM
Kerajaan Islam Di Jawa
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran
SEJARAH UMUM
Disusun Oleh :
NAMA
: Resti Rostanti
KELAS
: XI IPS - 2
2014 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penyusun