Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis
dapat

menyelesaikan

makalah

yang

berjudul

Konsep

Penggunaaan TIK dalam Pembelajaran Fisika di Sekolah


dengan baik dan lancar.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini
diharapkan pembaca memahami mengenai penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran fisika di sekolah.
Terwujudnya makalah ini, juga tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis berterimakasih kepada
Bapak Drs. Maison, M.Si., Ph.D. dan Bapak Dwi Agus Kurniawan,
S.Pd., M.Pd sebagai dosen pengampu dan rekan-rekan yang telah
membantu. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
mempunyai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberi manfaat kepada pihak-pihak yang membacanya.
Jambi, September
2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................3
BAB II.................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................5
2.1 Hakekat Teknologi Informasi dan Komunikasi............................5
2.2 Teknologi Pendidikan..................................................................8
2.2.1 Tumbuh dan Berkembangnya konsep teknologi
pendidikan.................................................................................8
2.2.2 Kedudukan TIK dalam Pendidikan...................................11
2.2.3 Teknologi Pendidikan Dalam Pembelajaran.....................12
2.3 Jenis-jenis TIK dalam Pembelajaran Fisika................................14
2.3.2 E-Learning.......................................................................17
2.4 Peran TIK dalam Pembelajaran Fisika.......................................21
BAB III..............................................................................................25
PENUTUP.........................................................................................25
3.1 Kesimpulan..............................................................................25
3.2 Saran........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari

ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah

semua

teknologi

yang

berhubungan

dengan

pengambilan,

pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran,


dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi,
2006: 6). Semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi,
dan infrastruktur komputer maupun telekomunikasi. Tercakup dalam
definisi

Lersebut

istilah

TIK

atau

ICT

(Information

and

Communication Technology), atau yang di kalangan negara Asia


berbahasa

Inggris

disebut

sebagai

Infocom,

muncul

setelah

berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun


perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai samna
penyebaxan informasi pada paruh kedua abad ke-20. Perpaduan
kedua

teknologi

tersebut

berkembang

sangat

pesat,

jauh

melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal


abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat
berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa
dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah
memengamhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. "Intrusi" TlK
ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh
sehingga tidak ada satu pun peralatan hasil inovasi teknologi yang
tidak memanfaatkan perangkat TIK.

Teknologi telah merupakan bagian integral dalam setiap


masyarakat. Makin maju suatu masyarakat makin banyak teknologi
1 Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si., Teknologi Pembelajaran (Bandung: Pt
Remaja Rosdakarya, 2015), Hal. 1-2.

yang dikembangkan dan digunakan. Teknologi telah membantu kita


dalam berbagai bidang kehidupan; untuk membantu penglihatan
telah diciptakan teknologi berupa kacamata, mikroskop, teleskop,
dan lain-lain. Untuk membantu pendengaran diciptakan pula
pengeras suara, stetoskop, dan sebagainya. Berdasarkan kenyataan
in banyak di antara kita yang berpendapat bahwa teknologi
merupakan solusi atas masalah yang kita hadapi. Teknologi
dianggap sebagai suatu jawaban, meskipun sering kali kita lupakan
apa sebenarnya pertanyaannya. Tidak terkecuali dalam bidang
pendidikan, ada yang rnenganggap bahwa teknologi akan dapat
mengatasi masalah pendidikan yang kita hadapi.
Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi yaitu
masalah pembelajaran. Masalah ini sangat kompleks, karena
meliputi semua unsur atau komponen yang terkait serta pada
semua lapis kegiatan, yaitu lapis makro, meso, dan mikro. Pada
semua komponen dan lapis tersebut terdapat beragam masalah
yang tidak mungkin dipecahkan hanya dengan satu cara. Secara
makro

masalah

yang

kita

hadapi

termasuk

masalah

mutu,

kesempatan, kesesuaian, dan efisiensi pengelolaan pembelajaran.


Masalah mutu dapat dijabarkan lebih lanjut pada mutu komponen
yang terkait seperti guru, buku, kurikulum, sarana, proses, dan
sebagainya. Dalam kesempatan ini, masalah itu dibatasi pada
masalah yang sifatnya mikro, yaitu mutu proses pembelajaran.2
Pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan
dalam tiga era atau zaman. Era yang pertama dikenal dengan era
pertanian, era yang kedua dikenal dengan era teknologi industri dan
era yang ketiga yakni abad 21 dikenal dengan era teknologi
2 Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc., Menyemai Benih Teknologi Pendidikan
Edisi Kedua (Jakarta: Prenadamedia Group, 2004), Hal. 466.

informasi dan komunikasi. Posisi pendidikan Indonesia saat ini


berada

pada

transisi

dari

era

teknologi

industri

ke

era

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau juga dikenal dengan


era e-learning (Siahaan, 2012).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
menyebabkan terjadinya proses perubahan dalam segala aspek
kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Kehadiran TIK dalam dunia
pendidikan bukan saja sebagai mata pelajaran tetapi lebih dari itu
telah

melebur

dalam

semua

mata

pelajaran

yakni

dengan

memanfaatkan TIK dalam kegiatan proses belajar mengajar. TIK


sekarang ini memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang
bersifat global dari dan ke seluruh penjuru dunia sehingga batas
wilayah

suatu

negara

negara

sekalipun

menjadi

tiada

dan

memungkinkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang disebut


distance learning. Melalui pemanfaatan TIK, siapa saja dapat
memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana
saja. di mana saja, dan kapan saja dikehendaki. Secara khusus,
pemanfaatan

TIK

dalam

pembelajaran

dipercaya

dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan keterampilan


siswa dalam memperluas akses terhadap sumber-sumber belajar,
menjawab tuntutan ICT literate (melek teknologi informasi dan
komunikasi), mengurangi biaya pendidikan, dan meningkatkan rasio
biaya manfaat dalam pendidikan.
Pembelajaran fisika merupakan salah satu subsistem yang
tidak luput dari arus perubahan yang disebabkan oleh kehadiran TIK
yang sangat intrusif: Dengan segala atributnya, TIK menjadi hal
yang tidak dapat dihindarkan lagi dalam sistem pembelajaran di
kelas.

Beragam

kemungkinan

ditawarkan

oleh

TIK

untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di kelas. Di antaranya

ialah (1) peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional


guru, (2) sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, (3) sebagai
alat bantu interaksi pembelajaran. dan (4 ) sebagai wadah
pembelajaran, termasuk juga perubahan paradigma pembelajaran
yang diakibatkan oleh pemanfatan TIK dalam pembelajaran.3
1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai


berikut:
1. Bagaimana konsep TIK dalam pembelajaran fisika?
2. Apa saja jenis-jenis TIK dalam pembelajaran fisika?
3. Bagaimana peranan TIK sebagai peningkatan mutu pendidikan
fisika di sekolah?
1.3

Tujuan

1. Mendeskripsikan konsep TIK dalam pembelajaran fisika


2. Mendeskripsikan jenis-jenis TIK dalam pembelajaran fisika
3. Mendeskripsikan peranan TIK sebagai peningkatan mutu
pendidikan fisika di sekolah

3 Sardianto Markos Siahaan, Prosiding Seminar Nasional Fisika: Energi,


Lingkungan, dan Teknologi Masa Depan: Tantangan dan Peluang Ilmu Fisika
(Palembang: Simetri, 2012), Hal. 13.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Hakekat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Secara

sederhana

teknologi

informasi

dapat

dikatakan

sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar


informasi tersebut dapat dicari dengan mudah dan akurat. Isi dari
ilmu tersebut dapat berupa teknik-teknik dan prosedur untuk
menyimpan informasi secara efisien dan efektif. Informasi dapat
dikatakan sebagai data yang telah diolah. Informasi tersebut dapat
disimpan dalam bentuk tulisan, suara, gambar, gambar mati
ataupun gambar hidup. Sehingga informasi akhirnya dapat berupa
ilmu dan pengetahuan itu sendiri.4
Selain itu agar informasi dapat berkembang maka perlu
dilakukannya komunikasi. Ada berbagai definisi tentang komunikasi
semuanya tidak ada yang salah, semuanya mengandung unsurunsur yang esensial bagi komunikasi. Karena komunikasi berada
dan terjadi di mana-mana maka berbagai definisi menyentuh semua
yang mampu dicapai oleh hakikat komunikasi itu.
Edwin Newman (1948) menjelaskan bahwa komunikasi adalah
suatu proses ketika sejumlah orang diubah menjadi kelompok yang
berfungsi. Colin Cherly (1964) memberikan batasan komunikasi
merupakan pembentukan satuan sosial yang terdiri dari individuindividu melalui penggunaan bahasa dan tanda. Harnack & Fest
(1964) menerangkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
ketika

manusia

ben'nteraksi

untuk

mencapai

tujuan

pengintegrasian baik antar individu dalam kelompok tadi maupun di


4 Darmawan, Deni. 2013. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset), Hal. 16.

luar kelompok tersebut. Gray & Wise (1959) menjelaskan bahwa


komunikasi dipandang sebagai proses penyajian stimuli maupun
sebagai suatu respons apakah itu yang sebenarnya ataupun yang
dikhayalkannya, sebagaimana ia muncul dalam kesadaran si
pengambil inisiatif dari proses ini.
Dance

(1967)

menjelaskan

komunikasi

yang

sudah

berkembang dengan hasil analisisnya terhadap dunia pendidikan


dan

psikologi,

komunikasi

dianggap

sebagai

suatu

proses

penggunaan respons melalui simbol-simbol verbal, di mana simbol


verbal

itu

bertindak

terungkapkan

tadi.

sebagai

Barelson

stimuli
&

bagi

Steiner

respons

(1964)

yang

memberian

penjelasan komunikasi merupakan proses penyampaian informasi,


ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan
simbol

kata,

penjelasannya,

gambar,
maka

angka,

kontrol

gIafik,

sosial

dan

sudah

lain-lain.

dilakukan

dari
dalam

hubungannya dengan media komunikasi yang berupa simbol dan


lambang sebagai ungkapan keadaan seseorang secara psikologis.
Shanon & Weaver (1949) mengemukakan komunikasi merupakan
kegiatan yang mencakup semua prosedur melalui pikiran seseorang
yang dapat memengaruhi orang lain. Kaitannya dengan proses
interaksi pendapat ini sudah mendekati strategi dalam melakukan
hubungan antarpribadi.
Pakar komunikasi Indonesia memberikan batasan tentang
komunikasi

ini

menyampaikan

di

antaranya

bahwa

Onong

komunikasi

Uchyana
adalah

(1986,h.
suatu

15)

proses

penyampaian pesan pikiran dan atau perasaan kepada orang lain


dengan

menggunakan

simbol

atau

lambang

sebagai

media.

Pendapat ini dilandasi oleh keyakinan Carl I. Hovland bahwa


komunikasi merupakan suatu proses di mana seorang komunikator

menyampaikan pesan perangsang untuk mengubah tingkah laku


orang lain atau komunikan.
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan dan pembelajaran
maka terdapat sejumlah pengertian komunikasi menurut para ahli
komunikasi, Dance dalam Rakhmat (2001 :3) menyebutkan bahwa
kurang lebih ada 98 definisi yang masing-masing memiliki sudut
pandang berbeda berdasarkan posisi teoretik yang dipijaknya.
Dalam studi komunikasi terdapat dua posisi atau kerangka pikiran
yang dianggap saling melengkapi, yaitu kerangka pikir komunikasi
sosial dan kerangka pikir komunikasi behavioral.5
Teknologi komunikasi pada dasarnya merupakan wujud hasil
pemikiran dari komunikasi bermedia sebagai salah upaya dalam
memenuhi

kebutuhan

informasi

dengan

cepat,

jelas,

dan

melampaui batas ruang dan waktu. Rogers (1986) menjelaskan


bahwa teknologi komunikasi adalah Peralatan perangkat keras
dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai
sosial,

yang

memungkinkan

setiap

individu

mengumpulkan,

memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu


lain. Dalam memberikan sedikit perbedaan antara pemahaman
terhadap teknologi informasi dan komunikasi dalam hal ini, Abrar
(2003: 3-4) menjelaskan bahwa memberikan analisis pemahaman
bahwa Teknologi komunikasi berkaitan erat dengan informasi. Ada
teknologi

komunikasi

yang

berfungsi

menyalurkan

informasi,

teknologi komunikasi yang berfungsi mengolah informasi, teknologi


komunikasi yang berfungsi sebagai pengolah dan penyimpan
informasi. Tetapi bertolak dari pengertian teknologi informasi yang
ditulis Richard Weiner dalam Webster's New World Dictionary of
5 Prof.Dr. Ishak Abdulhak,M. Pd.dkk, Teknologi Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), Hal 23-25.

Media

and

Communications

menyebutkan

bahwa

teknologi

informasi adalah pemrosesan, pengolahan, dan penyebaran data


oleh kombinasi dan telekomunikasi, maka teknologi informasi lebih
merupakan pengerjaan data. Teknologi informasi menitikberatkan
perhatiannya

pada

bagaimana

data

ditukangi

dengan

menggunakan komputer dan telekomunikasi.6


Everett M Rogers dalam bukunya Communication Technology
(1986), mengemukakan teknologi informasi merupakan perangkat
keras bersifat organisatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan
siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses dan saling
mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain.
Haag dan Keen (1996) dalam Abdul Kadir dan Terra Ch Triwahyuni
(2003:2)

bahwa

mengemukakan

teknologi

informasi

adalah

seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi


dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan
informasi.7
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah
teknologi dan informasi. Maka yang dimaksud dengan teknologi
informasi

adalah

hasil

rekayasa

manusia

terhadap

penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga:

Lebih cepat
lebih luas sebarannya
lebih lama penyimpanannya8

6 Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi,


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2013), Hal. 39.
7 Ibid, Hal. 47.
8 Ibid., hlm. 17.

proses

Apabila diamati dengan lebih mendalam, baik pengertian


teknologi komunikasi maupun teknologi informasi, nyatalah bahwa
di antara dua bidang tersebut saling berkaitan satu dengan yang
lain, bahkan sering kali digunakan untuk menyebut hal yang sama
secara bergantian. Oleh karena itu, dalam penggunaan sehari-hari
kedua istilah tersebut seringkali diucapkan dalam napas yang sama,
karna pengertian yang terkandung pada masing-masing istilah
tersebut memang saling berkaitan satu sama lain.9
2.2Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan merupakan konsep yang kompleks. Ia
dapat dikaji dari berbagai perspektif dan kepentingan. Kecuali itu
teknologi pendidikan sebagai suatu bidang kajian ilmiah, senantiasa
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi yang
mendukung dan memengaruhinya.

10

2.2.1Tumbuh dan Berkembangnya konsep teknologi


pendidikan
a. Perkembangan pendidikan
Pendidikan telah berlangsung sejak awal peradaban dan
budaya manusia. Bentuk dan cara pendidikan itu telah mengalami
perubahan,

sesaui

dengan

perubahan

zaman

dan

tuntutan

kebutuhan. Kapan pendidikan yang terstruktur mulai dilaksanakan,


dan apa tujuan dan caranya? Tidak ada yang tahu kapan
pendidikan terstruktur dimulai. Dalam kurun waktu yang berbeda
beberapa penulis seperti Thomson (1951), Saettler (1968, Ashby
(1972), serta Ornstein dan Levine (1981) berpendapat tentang awal
9 Ibid., hlm. 45.
10 Yusufhandi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan Edisi Kedua,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2004), hlm. 467.

pendidikan struktur dimulai pada sekitar tahun 500 SM oleh kaum


Sufi (Sophist). Oleh Ashby, berlangsungnya pendidikan yang
dilaksanakan oleh kaum Sufi itu dinyatakan sebagai terjadinya
refolusi pertama dalam bidang pendidikan. Revolusi ini terjadi
dengan diserahkannya pendidikan anak dari orangtua kepada
orang lain yang berprofesi sebagai guru.11
Beberapa tokoh guru pengelana tersebut Socrates (469-399
SM), Plato (439- 347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Socrates
diketahui sebagai seorang filsuf yang mengajarkan bagaimana cara
mernperoleh kebenaran, keindahan, dan kebajikan. Salah seorang
murid Socrates yang terkenal adalah Plato. Plato berpendapat
bahwa kebenaran, kebajikan, keindahan, dan keadilan adalah
bersifat universal.
Salah seorang murid Plato yang terkenal adalah Aristoteles.
Aristoteles ini juga dikenal sebagai tutor Raja Iskandar Agung
(Alexander the Great). Dia mendirikan lembaga pendidikan yang
disebut

Lycem.

Manusia

yang

terdidik

mampu

menerapkan

pikirannya dalam perilaku etik dan politik. Aristoteles menekankan


perlunya pendidikan sebagai landasan perkembangan kebudayaan.
Oleh karena itu, dia menganjurkan adanya kewajiban bersekolah.
Perkembangan budaya selanjutnya telah melahirkan pendidikan
yang lebih terstruktur dalam bentuk sekolah dengan kurikulum
tertentu.12
b. Perkembangan Teknologi
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) teknologi telah dikenal
manusia sejak jutaan tahun karena dorongan untuk hidup yang
11 Yusufhadi Miarso, Op. cit. hlm. 107.
12 Yusufhadi Miarso, Op. cit. hlm. 108.

lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal
peradaban

sebenarnya

telah

ada

teknologi

meskipun

istilah

teknologi belurn digunakan. Istilah teknologi berasal dari


techne atau cara dan logos atau pengetahuan. Jadi secara
harfiah teknologi dapat diartikan dengan pengetahuan tentang
cara.13
Bila

dilacak

ke

belakang,

terdapat

beberapa

tonggak

perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan


terhadap eksistensi TIK saat ini. Pertama, temuan telepon oleh
Alexander

Graham

Bell

pada

1875.

Temuan

ini

kemudian

ditindaklanjuti dengan penggelaran jaringan komunikasi dengan


kabel yang melilit seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian
dijkuti

pemasangan

infrastruktur

masif

kabel
pertama

komunikasi
yang

trans_atlantik.

djbangun

manusia

Inilah
untuk

komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun


1910-1920, terealisasi transmisi suara tanpa kabel melalui siaran
radio AM yang pertama (Lallana, 2003: 5).
Komunikasi suara tanpa kabel segera berkembang pesat dan
kemudian diikuti pula oleh transmisi audiovisual tanpa kabel, yang
berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik
pertama beroperasi pada 1943, yang kemudian diikuti oleh tahapan
miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor
pada 1947, dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada
1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan soko
guru TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era perang
dingin.
Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok
Timur (eks Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi
13 Yusufhadi Miarso, Op. cit. hlm. 112.

elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elekronik untuk


pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang.
Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian
terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor
inilah yang menjadi otak perangkat keras komputer, dan terus
berevolusi sampai saat ini.
Di lain pihak, perangkat telekornunikasi berkembang pesat
saat mulai diimplementasikannya teknologi digital menggantikan
teknologi analog yang mulai menampakkan batas-batas maksimal
pengeksplorasiannya.

Digitalisasi

perangkat

telekomunikasi

kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang dari


awal merupakan petangkat yang mengadopsi teknologi digital.
Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk
telepon

seluler.

Di

atas

infrastruktur

telekomunikasi

dan

komputerisasi inilah kandungan isi (content) bempa multimedia


mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi
telekomunikasi-komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad
ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicin'kan oleh revolusi industri. Jika
revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti otot
manusia,

revolusi

digital

(karena

konvergensi

telekomunikasi

komputasi multimedia tteadi melalui implementasi teknologi digital)


menciptakan

mesingmesin

yang

mengganti

(atau

setidaknya

meningkatkan kemarnpuan) otak manusia.14


2.2.2Kedudukan TIK dalam Pendidikan
Sudah selayaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada
segera

memperkenalkan

dan

memulai

penggunaan

Teknologi

14 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: Pt Remaja


Rosdakarya, 2015), hlm. 2-3.

Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai basis pembelajaran yang


lebih

mutakhir.

merupakan

Hal

salah

ini

satu

penting,
faktor

mengingat

penting

penggunaan

yang

TIK

memungkinkan

kecepatan transformasi ilmu pengetahuan kepada para pesena


didik, generasi bangsa ini secara lebih luas. Dalam konteks yang
lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan penyelenggalaan
pendidikan,

baik

yang

pemerintah

daerah,

memberikan

akses

diselenggarakan

maupun

oleh

masyarakat

pemahaman

dan

pemerintah,

harus

mampu

penguasaan

teknologi

mutakhir yang luas kepada para peserta didik.


Program pembangunan pendidikan yang terpadu, terarah dan
berbasis teknologi paling tidak akan memberikan multiplier effect
dan nurturing effect terhadap hampir semua sisi pembangunan
pendidikan sehingga TIK berfungsi untuk memperkecil kesenjangan
penguasaan

teknologi

mutakhir,

khususnya

dalam

dunia

pendidikan. Pembangunan pendidikan berbasis TIK setidaknya


memberikan

dua

keuntungan.

Pertama,

sebagai

pendorong

komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan


proaktif

dalam

memberikan

maksimalisasi

kesempatan

luas

potensi
kepada

pendidikan.
peserta

didik

Kedua,
dalam

memanfaatkan setiap potensi yang ada, yang dapat diperoleh dari


sumber-sumber yang tidak terbatas.
Adapun kedudukan lain TIK dalam pendidikan yaitu:
a. Mempermudah

kerja

sama

antara

pakar

dan

mahasiswa,menghilangkan batasan ruang, jarak, dan waktu.


b. Sharing Information, sehingga hasil penelitian dapat digunakan
bersama-sama
pengetahuan

dan

mempercepat

pengembangan

ilmu

c. Virtual University,yaitu dapat menyediakan pendidikan yang


diakses oleh orang banyak15
2.2.3Teknologi Pendidikan Dalam Pembelajaran
Di muka sudah disebutkan bahwa teknologi pendidikan
membantu memecahkan masalah belajar. Masalah belajar itu ada
yang bersifat mikro maupun makro, beberapa masalah belajar
mengajar mikro yang ada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sulit mempelajari konsep yang abstrak


Sulit membayangkan peristiwa yang telah lalu.
Sulit mengamati sesuatu objek yang terlalu kecil/besar.
Sulit memperoleh pengalaman langsung.
Sulit memahami pelajaran yang diceramahkan.
Sulit untuk memahami konsep yang rumit.
Terbatasnya waktu untuk belajar.
Masalah tersebut dapat dibantu diatasi dengan menggunakan
berbagai kombinasi komponen sistem pembeiajaran. Misalnya,
masalah pada butir 1 s/d 4 dapat diatasi dengan digunakannya
media pembelajaran.Masalah tersebut pada butir 5 s/d 8 dapat
diatasi

dengan

mengombinasikan

pesan

dengan

teknik

pembelajaran tertentu. Namun perlu ditegaskan bahwa usaha


pemecahan masalah tidak mungkin diiakukan hanya dengan dasar
intuisi

ataupun

peniruan

begitu

saja

Guru

harus

memiliki

pengetahuan dan keterampilan khusus untuk keperluan itu, yaitu di


bidang teknoiogi pendidikan.
Dalam skala makro, yaitu yang meliputi seluruh sistem
pendidikan, terdapat masalah belajar seperti belum cukupnya
kesempatan belajar yang merata pada SLTP, terbatasnya kualitas
pendidikan

yang

ditandai

antara

lain

dengan

rendahnya

produktivitas belajar,belum sesuai dan sepadannya pendidikan


15 Ibid., hlm. 4-5.

sekolah dengan dunia sekitar khususnya dunia kerja, dan belum


sesuainya dengan perkembangan iptek.
Presiden Nixon dalam pengarahannya kepada komisi itu
menyatakan bahwa, Kita telah menjadi korban dari kecanggihan
teknologi kita sendiri. Tetapi saya yakin bahwa kemampuan dan
keterampilan yang sama, yang telah menimbulkan masalah itu,
akan dapat dikerahkan untuk tujuan mengatasinya. (Ticktom
1970: 27)
Komisi ini kemudian menyimpulkan bahwa, ... this nation
should make a far greater investment in institutional technology
such an investment will contribute to extending the scope and
upgrading the quality of education, and that the result will benefit
individuals and society. (Tickton, 1970: 32-35).
Apabila konsep teknologi pendidikan diterapkan dalam suatu
sistem pendidikan, maka akan dapat dilihat ciri-ciri umum, sebagai
berikut:
1. Adanya dan dimanfaatkannya sumber-sumber baru berupa
orang,

pesan,

memungkinkan

bahan,

peralatan,

orang

untuk

teknik,

belajar

dan

secara

latar

yang

terarah

dan

terkendali.
2. Dilakukannya fungsi pengembangan yang meliputi penelitian,
perancangan,

produksi,

seleksi,

logistik,

penyebaran,

dan

penilaian dalam proses pengadaan dan pemakaian sumber


belajar.
3. Dilaksanakannya

fungsi

pengelolaan

atas

organisasi

dan

personel yang melakukan kegiatan pengembangan dan/atau


pemanfaatan sumber belajar.
4. Dilakukannya pendekatan dari bawah (bottom-up approach) di
mana guru/ pembina kegiatan belajar menyelenggarakan proses
pembelajaran, dengan konsekuensi ke atas (pengelola satuan

pendidikan) untuk memberikan dukungan yang diperlukan, dan


di tingkat pengelola pendidikan daerah menyediakan sarana
sarana yang diperlukan, dan ditingkat pengelola pendidikan di
pusat

menyediakan

menjamin
sebaiknya.
5. Timbulnya

aturan,

terlaksananya
berbagai

jenis

anggaran

dan

lainnya

yang

proses

pembelajaran

dengan

pola

pembelajaran

dengan

terintegrasinya sumber belajar baru dalam kegiatan belajar


mengajar.
6. Timbulnya berbagai alternatif kelembagaan kegiatan pendidikan
dengan rentangan antara sekolah tradisional hingga jaringan
belajar
7. Adanya standar mutu bahan ajaran dan tersedianya sejumlah
pilihan bahan ajaran yang mutunya terujikan
8. Meningkatnya
keragaman proses
pembelaiaran

dengan

mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan kondisi


lingkungan.
9. Dilakukannya perencanaan dan pengembangan pembelajaran
oleh para ahli yang khusus bertanggung jawab untuk itu dalam
suatu kerja sama tim.
10. Tersedianya bahan ajaran dengan kuaiitas yang lebih baik,
serta jumlah dan macam yang lebih banyak.
11. Dilakukannya penilaian dan penyempurnaan atas segala
tahap dalam proses pembelajaran.
12. Dikembangkan dan digunakannya

berbagai

instrumen

penilaian hasiI belajar berdasarkan penguasaan tujuan yang


ditetapkan.
13. Berkembangnya profesi dan peranan guru.
Tentu saja tidak semua ciri harus ada dalam setiap usaha
penerapan konsep teknologi pendidikan. Meskipun makin banyak

ciri yang terdapat, semakin mantap penerapan konsep teknologi


pendidikan tersebut.16
2.3Jenis-jenis TIK dalam Pembelajaran Fisika
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi
sebuah cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan
informasi. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki potensi
besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam
menampilkan fenomena fisika. Banyak hal abstrak atau imajinatif
yang sulit dipikirkan siswa, dapat dipresentasikan melalui simulasi
komputer. Latihan dan percobaan-percobaan virtual dapat dilakukan
siswa dengan menggunakan program-program sederhana untuk
penanaman dan penguatan konsep fisika dalam memecahkan
masalah sehari-hari.
Dalam pembelajaran ilmu fisika, sebagian besar memerlukan
media peraga atau alat penunjang untuk memudahkan pemahaman
materi tersebut terutama untuk materi yang berhubungan dengan
fenomena-fenomena alam. Di satu sisi, eksperimen merupakan
salah satu metode yang biasa digunakan untuk memudahkan
pemahaman, tetapi dalam kenyataannya metode ini terdapat
beberapa kendala diantaranya keterbatasan waktu yang tersedia,
peralatan yang kurang memadai serta kurang responnya siswa
terhadap apa yang sedang dihadapi. Oleh karena itu, diperlukan
pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran dalam bentuk media
virtual atau multimedia interaktif. Dimana dengan media virtual ini
siswa bisa melakukan eksperimen untuk membuktikan suatu teori
dengan mudah, jelas, dan tepat.
16Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan Edisi Kedua,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2004), hlm. 476-480.

2.3.1 Multimedia
Penggunaan multimedia merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan untuk meggambarkan fenomena-fenomena fisika
secara jelas atau secara visual sehingga mudah untuk diamati dan
dipahami. Berbagai keterbatasan dan kesulitan dalam pembelajaran
dapat diatasi dengan menggunakan multimedia. Sebagai contoh,
masih banyak sekolah yang tidak memiliki osiloskop. Kalaupun ada,
seringkali guru tidak menggunakannya dengan alasan takut rusak
atau karena tidak ada pembangkit arus AC frekuensi rendah.
Keterbatasan ini dapat di atasi dengan menggunakan multimedia
Pesona Fisika. Pada penggunaan multimedia Pesona Fisika, juga
dapat dilakukan praktikum secara virtual.17
Tidak dapat dipungkiri bahwa pesatnya kemajuan dibidang
teknologi memberikan pengaruh di bidang pendidikan. Dunia
pendidikan dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi
dan informasi. Pemanfaatan kemajuan teknologi mampu tersebut
dapat

meningkatkan

efisiensi

dan

efektivitas

proses

belajar

mengajar. Memudahkan siswa mengerti konsep dan fenomena


fisika, sebaliknya juga memudahkan guru dalam mengajarakan
fisika bagi siswanya. Dengan kata lain kemajuan teknologi dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang menarik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran fisika. Multimedia interaktif
(MMI) merupakan model pembelajaran yang menarik berbasis
teknologi. Model pembelajaran multimedia interaktif (MMI) diartikan
sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan,
17 Sardianto Markos Siahaan, Prosiding Seminar Nasional Fisika: Energi,
Lingkungan, dan Teknologi Masa Depan: Tantangan dan Peluang Ilmu
Fisika (Palembang: Simetri, 2012), hlm. 14.

perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses


belajar.
Lee, Nicoll, dan Brooks (2004) dalam penelitiannya tentang
Perbandingan Pembelajaran Berbasis Web secara Inkuiri dan
Contoh Kerja dengan Menggunakan Physlets, menemukan bahwa
siswa merasa tertolong dengan penggunaan model pembelajaran
(multimedia

interaktif)

MMI

jenis

Physlets,

dalam

hal

memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak menjadi


lebih konkret. Model pembelajaran MMI jelas sesuai dengan tujuan
pembelajaran fisika di kelas yaitu menanamkan konsep fisika baik
yang

bersifat

abstrak

maupun

konkret.

Hendrawan

dan

Yudhoatmojo (2001) dalam penelitiannya tentang Efektivitas dari


Lingkungan Pembelajaran Maya Berbasis Web (Jaringan), juga
mengatakan

bahwa

lingkungan

pembelajaran

yang

bermedia

teknologi (model pembelajaran MMI) dapat meningkatkan nilai para


siswa (konsep), sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari
pengalaman belajar mereka. Eni Nuraeni (2006) dari penelitian
yang dilakukannya menyimpulkan multimedia yang digunakan
untuk

media

pembelajaran

dapat

meningkatkan

penguasaan

konsep mahasiswa dengan taraf kepercayaan 95%.


Penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran fisika
akan sangat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep
yang bersifat abstrak. Model pembelajaran hipermedia pada materi
induksi magnetik dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika
dan dapat meningkatkan keterampilan generik sains guru serta
memberikan tanggapan yang baik terhadap model pembelajaran
hipermedia materi pokok induksi magnetik (Setiawan dkk, 2007).
Model pembelajaran berbasis multimedia berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar fisika dengan rata-rata gain kelas

eksperimen lebih unggul sebesar 4,73 terhadap rata-rata gain kelas


kontrol sebesar 3,19. Perbedaan tersebut signifikan pada taraf
nyata 0,05 dengan probabilitas 0,00 dengan t
yang lebih besar dibandingkan dengan t

hitung
tabel

sebesar 4,064
sebesar 2,060

(Wiendartun, 2007). Penggunaan Teknologi dalam pembelajaran


fisika

(Physics

Education

Technology/PhET)

lebih

produktif

dibandingkan dengan metode tradisional seperti ceramah dan


demonstrasi (Finkelstein, 2006). Wiyono (2009) telah melakukan
penelitian

yang

hasilnya

menyatakan

bahwa

konsep-konsep

relativitas khusus yang bersifat abstrak dapat dipahami oleh


mahasiswa

dengan

bantuan

model

pembelajaran

berbasis

multimedia interaktif.18
2.3.2E-Learning
E learning means Electronic learning According to Derek
Stockley 2003 The delivery of a learning, training or education
program by electronic means. E-learning involves the use of a
computer or electronic device (e.g. a mobile phone) in some way to
provide training, educational or learning material. The use of
electronic media and information and communication technologies
in education, teaching and training is called E-learning.19
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang
dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun
informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran
dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur
18Ibid,. hlm. 19.
19 Srivastava, Ekta and Argarwal, Nisha. 2013. E-Learning : New Trend in
Education and Training. International Journal of Advanced Research ISSN
NO 2320-5407. Volume 1, Issue 8, 797-810. Hal 797.

dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak


terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran
seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh
perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang
dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan yang memang
bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.Elearning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang
lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailinglist, e-newsletter
atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin
mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas.
Sebagaimana

yang

disebutkan

diatas,

e-learning

telah

mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih


ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur
maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi
informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik
dapat

lebih

memantapkan

penguasaannya

terhadap

materi

pembelajaran.20
Kemajuan teknologi menawarkan berbagai kemudahan bagi
manusia

untuk

memperoleh

informasi

dalam

waktu

singkat.

Pemenuhan kebutuhan manusia akan informasi menjadi lebih cepat


dengan hadirnya internet. Salah satu manfaat internet bagi
pendidikan yaitu sebagai media pembelajaran. Terdapat tiga fungsi
internet sebagai media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai
20 Muliansani. Optimasi Model pembelajaran berbasis e-learning dengan
Dropbox dalam proses kegitan belajar mengajar, Vol.5 No. 2 Jul-Des ISSN
: 2088-0294, 2015. Hal 94.

komplemen (pelengkap), suplemen (tambahan), dan subsitusi


(pengganti). Internet sebagai media pembelajaran menjadi salah
satu pilihan yang mendukung kegiatan pembelajaran.21
E-Learning Research and Assessment Network : A Web site
featuring Web-based tools for evaluating learning resource quality.
Members can register the metadata for any learning object and
then use evaluation tools within eLera to rate the object individually
or collaboratively. The goals of e-learning are (1) to improve the
quality of online learning resources through better design and
evaluation; (2) to develop effective pedagogical models that
incorporate learning objects; and (3) to help students, teachers,
professors. instructional designers, and others to select pedagogical
models and digital resources that meet their requirements.22
Sistem e-learning merupakan suatu bentuk implementasi
teknologi yang ditujukan untuk membantu proses pembelajaran
yang dikemas dalam bentuk elektronik/digital dan pelaksanaannya
membutuhkan sarana komputer berbasis web dalam situs Internet.
Pada dasarnya e-learning mengandung pengertian dan memberikan
dampak memperluas peran, cakrawala, dan memberikan jangkauan
proses mengajar seperti biasanya. Aplikasi e-learning ini dapat
memfasilitasi secara formal maupun informal aktivitas pelatihan
dan

pembelajaran

kegiatan

dan

serta

komunitas

proses

belajar

pengguna

mengajarnya

media

elektronik

sendiri,
seperti

21Lovy Herayanti, M. Fuadunnazmi, Habibi, Jurnal Materi dan


Pembelajaran Fisika (JMPF): Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Moodle Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Calon Guru, Volume 5
Nomor 1 2015 ISSN : 2089-6158, (Mataram: IKIP Matram, 2015), hlm. 23.
22Lori lockyer, Learning Design And Learning Objects, (New york : United
States America, 2009), hlm. 587.

Internet, Intranet, CD-ROM, Video, dvd, televisi, handphone, pda,


dan lain sebagainya.
Kebermanfaatan

e-learning

dari

perspektif

pendidik,

di

antaranya:
a)

Meningkatkan pengemasan materi pembelajaran dari yang

b)

saat ini dibangun


Menerapkan strategi

c)
d)
e)
f)

inovatif
Efisiensi
Pemanfaatan aktivitas akses pembelajar.
Menggunakan sumber daya yang terdapat pada Internet
Dapat
menerapkan
materi
pembelajaran
dengan

g)

multimedia.
Interaksi pembelajaran lebih luas dan multisumber belajar.

konsep

pembelajaran

baru

dan

Kebermanfaatan dari perspektif peserta didik, yaitu:


a) Meningkatkan komunikasi dengan pendidik dan peserta didik
lainnya.
b) Lebih banyak materi pembelajaran yang tersedia yang dapat
diakses tanpa memperhatikan ruang dan waktu.
c) Berbagai informasi dan materi terorganisasi dalam satu wadah
materi pembelajaran online.23
Istilah

E-Learning

didefinisikan

sebagai

sebuah

bentuk

teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam


bentuk dunia maya (Munir, 2009). Dalam teknologi E-Learning,
semua proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam kelas
dilakukan secara langsung namum virtual, artinya pada saat yang
sama seorang pendidik mengajar di depan sebuah komputer yang
ada di suatu tempat yang berbeda sehingga secara langsung
pendidik saling berkomunikasi dan saling berinteraksi pada waktu
yang sama namun tempat yang berbeda. Istilah E-Learning
23Deni Darmawa, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi ,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 273-274.

digunakan untuk mendukung usaha pembelajaran melalui teknologi


komputer dengan internetnya.
Pemanfaatan

internet

sebagai

media

pembelajaran

dimungkinkan terjadi dengan menyediakan sarana pembelajaran


online (Munadi, 2010). Pembelajaran online diartikan sebagai jenis
pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
mahasiswa menggunakan media internet atau media jaringan
komputer lainnya.
Pembelajaran online dapat dilakukan dengan menyediakan
software LMS (Learning Management System) yang menyediakan
fitur-fitur untuk menunjang kegiatan pembelajaran. LMS merupakan
software yang dibuat untuk memudahkan seorang dosen mengatur
kegiatan pembelajaran dan berinteraksi dengan mahasiswa tanpa
terbatas ruang dan waktu. Salah satu LMS yang dapat digunakan
adalah moodle.24
Moodle adalah sebuah Open Source Course Management
System (CMC), yang berarti tempat belajar dinamis menggunakan
model

berorientasi

objek,

juga

dikenal

sebagai

Learning

Management System (LMS) atau Virtual Learning Environment


(VLE). Moodle merupakan sebuah program aplikasi yang dapat
merubah media pembelajaran ke dalam bentuk web. Manfaat dari
pengunaan

LMS

menggunakan

Moodle

secara

online

sangat

penting, diantaranya untuk mengatasi keterbatasan frekuensi tatap


muka antara mahasiswa dengan dosen (Lovy,dkk. 2015).
Moodle dalam pembelajaran sains banyak digunakan sebagai
salah satu media pembelajaran karena membantu dalam mengajar
24 Lovy Herayanti, M. Fuadunnazmi, Habibi, Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika (JMPF): Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Moodle Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Calon Guru, Volume 5
Nomor 1 2015 ISSN : 2089-6158, (Mataram: IKIP Matram, 2015), hlm. 23.

sains. Seperti ungkapan Hartono (2005) bahwa ada beberapa


alasan menggunakan moodle untuk meningkatkan pengajaran,
yaitu: (1) mampu memberikan siswa akses ke bahan kursus dalam
lingkungan

yang

terkendali

sehingga

pembelajaran

dapat

berlangsung dimana saja, (2) memantau kemajuan dan menyimpan


catatan belajar siswa, (3) memperluas kelas dengan menyediakan
diskusi

online,

evaluasi,

kegiatan,

dan

yang

paling

penting

memungkinkan kolaborasi serta komunikasi untuk pembelajaran,


(4) memanfaatkan multimedia yang menarik, media 3D interaktif,
dan konten berbasis web yang memungkinkan siswa dengan gaya
belajar berbeda untuk mengakses kurikulum, dan (5) membantu
pendidik sains berkolaborasi, berbagi, dan menyimpan sumber
daya pengajaran.25
2.4Peran TIK dalam Pembelajaran Fisika
Hakikat

dari

proses

belajar

mengajar

adalah

proses

komunikasi yaitu penyampaian informasi dari sumber informasi


melalui media tertentu kepada penerima informasi. Ada beberapa
alasan berkenaan dengan pemanfaatan media, di antaranya:
pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran akan
lebih mudah dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih
bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar
(Nana Sudjana, 2001: 2).26
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam
25 Ibid., hlm. 24.
26 Rohmani dkk. Pengembangan media pembelajaran fisika berbasis multimedia
interaktif terintegrasi dengan lks pokok bahasan hukum newton tentang gerak
kelas X Sma/Ma . Vol.4 , No.1,2015 ISSN : 22527893 , hlm. 153

pembelajaran. Pembelajaran berbasis TIK saat ini yang sedang


banyak dikembangkan oleh para pengembang dunia pendidikan
salah satunya adalah pembelajaran dengan menggunakan media
ajar dengan basis multimedia.27
Media berbasis komputer menjadi penting dikembangkan
karena
teknologi

perkembangan
dalam

zaman

berbagai

yang

bidang,

menuntut
termasuk

penggunaan

dalam

bidang

pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut (Aina, 2013) menyatakan


bahwa kemendikbud pun memiliki rencana strategis mengenai
penguatan dan perluasan penggunaan TIK dalam bidang pendidikan
termasuk untuk memfasilitasi proses belajar mengajar seperti
adanya e-pembelajaran. Multimedia pembelajaran merupakan salah
satu media berbasis komputer yang dapat dikembangkan untuk
membantu siswa dan guru selama proses pembelajaran. Mayer dan
Moreno (2003) menyatakan bahwa multimedia berperan dalam
menciptakan

proses

Pembelajaran

yang

pembelajaran
bermakna

dapat

yang

lebih

membantu

bermakna.
siswa

untuk

memperoleh pengetahuan yang dapat disimpan dalam memori


jangka panjang dan dapat diterapkan pada kondisi yang nyata, baru
dan berbeda.
Pada kurikulum SMP, multimedia pembelajaran sains idealnya
dikemas secara terpadu. Namun demikian sampai saat ini karena
keterbatasan kemampuan pengembang, multimedia pembelajaran
sains hanya dibuat khusus untuk pembelajaran biologi (Aina, 2013)
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, pada pelajaran
fisika materi fluida untuk membantu siswa dalam mereduksi
miskonsepsi

dan

mendapatkan

pengetahuan

yang

bermakna

(Sahin, dkk., 2010) dan multimedia pada mata pelajaran kimia


27 Ibid., hlm. 153

untuk membantu siswa menjelaskan fenomena kimia pada tingkat


partikel (Falvo, 2008; Kozma & Russel, 1997). Pada kurikulum 2013
pembelajaran

IPA

dilaksanakan

secara

terpadu,

keterpaduan

pelajaran IPA pada tingkat SMP bertujuan agar siswa mampu


memahami suatu fenomena alam dari berbagai sudut pandang
disiplin ilmu IPA. Selain itu, keterpaduan IPA juga diharapkan
mampu mengembangkan berbagai keterampilan pada siswa yang
tidak dapat dikembangkan jika pembelajarannya dilakukan secara
terpisah. Untuk menyesuaikan tuntutan kurikulum tersebut, maka
diperlukan perangkat pembelajaran yang terpadu juga, termasuk
dalam multimedianya.28
Pemanfaatan media berbasis komputer dalam pembelajaran
menjadi

bagian

meningkatkan

penting

literasi

yang

sains

perlu

siswa.

dikembangkan

Hal

tersebut

untuk

didasarkan

pendapat (Fan dan Geelan, 2012) yang mengemukakan bahwa


multimedia

pembelajaran

pengembangan

dapat

pembelajaran

sains

berkontribusi
yang

berkualitas

dalam
dan

meningkatkan literasi sains siswa dikemudian hari.


Lebih
ketersediaan

lanjut

(Camberlain,

teknologi

2012)

memungkinkan

menjelaskan
siswa

bahwa

mendapatkan

pengalaman belajar yang lebih kaya selama di kelas melalui


penggunaan simulasi dengan multimedia dalam mempelajari suatu
konsep. Sejalan dengan hal tersebut dijelaskan bahwa penggunaan
simulasi

interaktif

dalam

multimedia

dapat

meningkatkan

pemahaman konsep ilmiah dan meningkatkan keterampilan proses

28 Latip, Abdul dan Anna Permanasari. Pengembangan Multimedia


pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP pada tema teknologi
, p-ISSN : 1979-7281 e-ISSN 2443-1281 . 2015 .

sains siswa (Evan, Yaron dan Leinhadt, 2008; Buckley, Gobert &
Horwitz, 2006; Klahr, Triona & Williams, 2007).29
Mayer dan Moreno, 2003 menyatakan bahwa multimedia
pembelajaran

dapat

menciptakan

pembelajaran

yang

lebih

bermakna. Selanjutnya (Mayer dan Moreno, 2003) menjelaskan


bahwa pembelajaran bermakna itu merupakan pembelajaran yang
mengarahkan pada pemahaman secara mendalam dan mampu
menerapkan konsep pada kondisi nyata, baru dan berbeda.
Pembelajaran bermakna menurut Mayer dan Moreno ini sejalan
dengan luaran yang diharapkan dari literasi sains yakni membekali
siswa dengan konsep sains yang benar dan membekali siswa agar
dapat

menerapkan

Berdasarkan

hal

konsep

tersebut

sains

maka

pada

kehidupan

nyata.

terdapat

keterkaitan

antara

pembelajaran bermakna menurut Mayer dan Moreno dengan literasi


sains. Keduanya mengarahkan pada pemahaman konsep sains yang
benar dan penerapan konsep sains pada kehidupan sehari-hari.
Hasil kajian literatur dari (Fan dan Geelan, 2012) yang
menemukan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran
sains

dapat

meningkatkan

pemahaman

siswa,

meningkatkan

keterampilan proses sains dan meningkatkan pemahaman siswa


mengenai hakikat sains. Aspek-aspek tersebut merupakan bagian
dari domain literasi sains yaitu kompetensi sains, pengetahuan
sains, konteks dan sikap siswa terhadap sains. Lebih lanjut (Fan dan
Geelan, 2012) mengemukakan bahwa multimedia pembelajaran
dapat berkontribusi dalam pengembangan pembelajaran sains yang
berkualitas dan meningkatkan literasi sains siswa dikemudian hari.30
29 Ibid., hal
30 Ibid .,hal

HASIL DISKUSI
Potensi

pemanfaatan

ICT

atau

Teknologi

Informasi

dan

Komunikasi dalam pendidikan sangat banyak diantaranya adalah


untuk meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan efesiensi,
serta kualitas pembelajaran dan pengajaran. Disamping itu, dengan
kreativitas para guru, ICT juga berpotensi untuk digunakan dalam
mengajarkan berbagai materi pelajaran yang abstrak, dinamis, sulit,
serta skill melalui animasi dan simulasi.
Ada banyak kegiatan dalam pendidikan dan pengajaran yang
bisa dilakukan guru dengan bantuan ICT, yaitu diantaranya adalah
administrasi,
pembuatan

komunikasi,
rencana

pengembangan

pembelajaran,

sumber

penyampaian

belajar,

bahan

ajar,

evaluasi, aktivitas dalam dan luar kelas, belajar mandiri, hingga


pengembangan profesi guru. Akan tetapi pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran oleh guru dan siswa secara optimal memang tidaklah
mudah. Paling tidak ada tiga kondisi yang harus dipenuhi, yakni:
(1)Guru dan siswa harus mempunyai akses yang mudah ke
perangkat teknologi termasuk koneksi Internet,
(2)Tersedianya konten digital (bahan ajar) yang mudah dipahami
guru dan siswa,
(3)Guru
harus
punya

pengetahuan

dan

ketrampilan

menggunakan teknologi dan sumber daya guna membantu


siswa mencapai standar akademik.
ICT dapat diterapkan secara inovatif pada semua tahapan
aktivitas

belajar

mengajar

mulai

dari

pembuatan

rencana

pembelajaran, penyiapan materi, penyajian materi, pelaksanaan


pembelajaran, hingga evaluasi. Esensi inovasi adalah adanya

sesuatu yang baru yang berbeda dari biasanya (konvensional).


Namun ICT tidak serta merta harus diterapkan untuk semua hal
atau

semua

aspek

dalam

pembelajaran.

Misalnya

dalam

pembelajaran Sains atau IPA (fisika, kimia, biologi, dll), dengan


memanfaatkan ICT guru bisa membuat animasi atau simulasi untuk
memudahkan siswa mempelajari konsep yang abstrak, dinamis,
serta kompleks.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan

dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan


hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam,
bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi
informasi

dan

komunikasi

yang

ditunjang

dengan

teknologi

elektronika. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi


dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi
yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja.
Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk
bidang pendidikan.
Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi
mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan
berkembangnya

teknologi

informasi

dunia

pendidikan

mulai

memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Akan tetapi


semua itu tidak terlepas dari sisi negatifnya. Menyikapi keadaan ini,
maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan
dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan

tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor
dalam pengembangannya.
Dalam pembelajaran ilmu fisika, sebagian besar memerlukan media
peraga atau alat penunjang untuk memudahkan pemahaman
materi tersebut terutama untuk materi yang berhubungan dengan
fenomena-fenomena

alam.

Oleh

karena

itu,

diperlukan

pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran dalam bentuk media


virtual atau multimedia interaktif. Dimana dengan media virtual ini
siswa bisa melakukan eksperimen untuk membuktikan suatu teori
dengan mudah, jelas, dan tepat.Teknologi dalam pembelajaran
fisika

ada

dua

yaitu

e-learning

dan multimedia.

multimedia

merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk


meggambarkan fenomena-fenomena fisika secara jelas atau secara
visual sehingga mudah untuk diamati dan dipahami. Sistem elearning merupakan suatu bentuk implementasi teknologi yang
ditujukan untuk membantu proses pembelajaran yang dikemas
dalam bentuk elektronik/digital dan pelaksanaannya membutuhkan
sarana komputer berbasis web dalam situs Internet.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam
pembelajaran. Pada kurikulum SMP, multimedia pembelajaran sains
idealnya dikemas secara terpadu. Namun demikian sampai saat ini
karena keterbatasan kemampuan pengembang, Pada kurikulum
2013 pembelajaran IPA dilaksanakan secara terpadu, keterpaduan
pelajaran IPA pada tingkat SMP bertujuan agar siswa mampu
memahami suatu fenomena alam dari berbagai sudut pandang
disiplin ilmu IPA. Selain itu, keterpaduan IPA juga diharapkan
mampu mengembangkan berbagai keterampilan pada siswa yang

tidak dapat dikembangkan jika pembelajarannya dilakukan secara


terpisah. Untuk menyesuaikan tuntutan kurikulum tersebut, maka
diperlukan perangkat pembelajaran yang terpadu juga, termasuk
dalam multimedianya.
3.2

Saran
Menurut pendapat para pakar informasi, dampak negative

dari berbagai fasilitas komunikasi, termasuk internet, sama sekali


tidak dapat dipandang sebelah mata, karena dampak negatif
tersebut sangat mempengaruhi aktivitas penggunanya. Maka dari
itu, peranan orang tua dan tenaga pendidik sangat dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, Ishak. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Dermawan, Deni. 2013. Pendidikan Teknologi Dan Komunikasi.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Dermawan, Deni. 2015. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Herayanti, Lovi, dkk. 2015. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika
(JMPF): Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Moodle
Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Calon Guru. Volume 5
Nomor 1 2015 ISSN : 2089-6158. Mataram: IKIP Matram.
Latip,

Abdul

dan

Anna

Permanasari.

2015.

Pengembangan

Multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa


SMP pada tema teknologi. p-ISSN : 1979-7281 e-ISSN 24431281.
Lockyer, Lori dkk. 2009. Learning Design And Learning Objects. New
york : IGI Global UK.
Muliansani. 2015. Optimasi Model pembelajaran berbasis e-learning
dengan Dropbox dalam proses kegitan belajar mengajar. Vol.5
No. 2 Jul-Des ISSN : 2088-0294.
Niarso ,yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta : Prenadamedia Group.
Rohmani dkk. 2015. Pengembangan media pembelajaran fisika
berbasis multimedia interaktif terintegrasi dengan lks pokok
bahasan hukum newton tentang gerak kelas X Sma/Ma . Vol.4 ,
No.1. ISSN : 22527893

Siahaan, Sardianto Markos. 2012. Prosiding Seminar Nasional Fisika:


Energi, Lingkungan, dan Teknologi Masa Depan: Tantangan dan
Peluang Ilmu Fisika. Palembang: Simetri.
Srivastava, Ekta and Nisha Argarwal. 2013. E-Learning : New Trend
in Education and Training. International Journal of Advanced
Research ISSN NO 2320-5407. Volume 1, Issue 8, 797-810.
PENILAIAN NON-TES KEGIATAN DISKUSI MATA KULIAH PEER
TEACHING
Judul Makalah: Penggunaan TIK Dalam Pembelajaran Fisika
Kelompok 4:
1.
2.
3.
4.
5.

Annisa Dini Pratiwi (A1C314001)


Nadiya Septiriani (A1C314021)
Nika Fitriana (A1C314017)
Puspa Armandita (A1C314026)
Rafettania Prihatin (A1C314036)

Tanggal: 18 September 2016


NAMA
Anisa Dini Pratiwi

ASPEK PENILAIAN
1. Penulisan makalah mengacu pada
standar penulisan dan EYD
2. Penyajian presentasi/pemaparan
makalah
3. Pemahaman Materi
4. Keaktifan dalam diskusi
Jumlah skor
Nilai

SKOR
1

Nadiya
Septiriani

1. Penulisan
makalah
mengacu
pada
standar
penulisan
dan EYD
2. Penyajian presentasi/pemaparan
makalah
3. Pemahaman Materi
4. Keaktifan dalam diskusi
Jumlah skor
Nilai

Nika Fitriana

1. Penulisan
makalah
mengacu
pada
standar
penulisan
dan EYD
2. Penyajian presentasi/pemaparan
makalah
3. Pemahaman Materi
4. Keaktifan dalam diskusi
Jumlah skor
Nilai

Puspa Armandita

1. Penulisan makalah mengacu pada


standar penulisan dan EYD

2. Penyajian presentasi/pemaparan
makalah
3. Pemahaman Materi
4. Keaktifan dalam diskusi
Jumlah skor
Nilai
Rafettania Prihatin

1. Penulisan makalah mengacu pada


standar penulisan dan EYD
2. Penyajian presentasi/pemaparan
makalah
3. Pemahaman Materi
4. Keaktifan dalam diskusi
Jumlah skor
Nilai

Anda mungkin juga menyukai