LABIOPALATOSCHISIS
OLEH :
Reni Karlina
130112110666
Nadhila Farrahnas
130112110581
Atar Trengginas
130112120011
Rahardi Mokhtar
130112110632
PRESEPTOR :
Hardisiswo Soedjana, dr. SpBP-RE(K)
2013LABIOPALATOSCHISIS
Labiopalatoschisis adalah suatu kelainan kongenital yang sering dijumpai di
Indonesia. Secara umum dapat dikatakan bahwa insidensi terjadi labio atau palatoschisis
adalah 1 dari 1000 kelahiran hidup. Untuk Indonesia belum diperoleh angka insidensi.
Kejadian labiopalatoschisis pada laki-laki adalah 2x lebih sering dari perempuan,
manakala kejadian palatoschisis sahaja lebih sering pada wanita.
KLASIFIKASI
Klasifikasi labio atau palatoschisis berguna untuk menuliskan diagnosa serta
mendeskripsikan kejadian anatomis yang terdapat pada setiap kasus :
1. Klasifikasi Fogh Anderson
-
Post-alveolar cleft
Parsial ( palatum molle sahaja )
Komplit ( keduanya )
Submucous cleft
EMBRIOLOGI
Untuk dapat memahami terjadinya labio atau palatoschisis, kita harus tahu
perkembangan embriologi normal yang terjadi pada pembentukan wajah, khususnya
disekitar bibir dan langit-langit.
Perkembangan wajah
Pada minggu ke-4, dimana panjang embrio 3,5mm, terbentuk 5 buah primordia
sekeliling mulut primitif atau stomadeum. Pada akhir minggu ke-8 muka telah terbentuk
lengkap.
Lima buah prosessus yang terbentuk pada wajah adalah :
a) Prosessus frontalis, yang tumbuh dari arah kepala ke bawah. Prosessus ini
merupakan batas atas stomadeum. Pada perkembangan selanjutnya dalam minggu
ke-5 dan 6 pada prosessus ini terbentuk dua buah nasal placoda berbentuk tapak
kuda terbuka kearah stomadeum. Kedua plakoda ini dinamakan prosessus
nasomedialis dan lateralis yang kemudian akan membentuk bagian-bagian
hidung, bibir atas, gusi dan bagian anterior palatum, sebelah depan foramen
incisivus.
b) Sepasang prosessus maksilaris, yang merupakan batas superolateral stomadeum.
c) Sepasang prosessus mandibularis, yang merupakan batas bawah stomadeum.
Keduanya berfusi digaris tengah pada minggu ke-4 dan selanjutnya berkembang
menjadi pipi bagian bawah, bibir bawah, mandibula, gusi dan gigi geligi.
Teori perkembangan bibir atas adalah seperti berikut :
1. Teori fusi prosessus : Prosessus maksilaris berkembang kearah depan dan
garis tengah, dibawah prosessus nasolateralis
Luka operasi dibersihkan dari sisa-sisa bekuan darah dan kotoran dengan
larutan H2O2 setiap hari.
REFERAT
LABIOPALATOSCHIZIS
DISUSUN OLEH:
ASTRID FEINISA KHAERANI C1103032
ISGA IFAYANI C1103039
SUZI ADITIANI C1103056
ATTIA MAHDA C1103081