Referat Luka Bakar Listrik
Referat Luka Bakar Listrik
Disusun Oleh :
Zhana Daisya Triani
1108152080
Pembimbing
dr. Mulyadi,Sp.BP-RE
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan referat ini yang berjudul Luka Bakar Listrik.
Referat ini disusun sebagai sarana untuk memahami Luka Bakar Listrik,
meningkatkan kemampuan menulis ilmiah dibidang kedokteran khususnya di
Bagian Ilmu Bedah dan memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Kepaniteraan
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau/Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada dr.
Mulyadi, Sp.BP-RE selaku pembimbing serta pihak yang telah membantu penulis
dalam mengumpulkan bahan sumber tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, dan masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat
diharapkan penulis dari dokter pembimbing serta rekan-rekan Koassisten demi
kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini membawa manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Listrik berasal dari muatan elektron yang melewati potensial gradien dari
Batasan masalah
Referat ini membahas tentang patofisiologi, gejala klinis, diagnosis,
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan referat ini adalah :
1.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Patofisiologi
mengalami ruptur gendang telinga dan kontusio organ dalam. Luka bakar listrik
muncul tanpa arus listrik langsung yang mengenai korban dapat ditangani dan
dikelompokkan pada luka bakar biasa.
Resistensi jaringan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi yaitu
saraf, pembuluh darah, otot, kulit, tendon, lemak dan tulang. Secara teori jaringan
yang memiliki resistensi tertinggi akan menghasilkan panas paling banyak. Pada
cedera yang berat lokasinya lebih sering terlihat pada area lengan dan tungkai
dengan bagian terparah adalah bagian proksimal. Jaringan dalam dan perioseus
akan menahan panas terutama yang terletak di antara dua tulang. Jaringan
tersebut mendapat cedera yang lebih banyak dan berat dari pada jaringan
superfisial.
Hubungan antara cedera vaskuler mikro dan makroskopik muncul segera
dan tidak dapat kembali seperti semula. Pada hewan percobaan, terjadi nekrosis
pada dinding pembuluh darah dan trombosis dengan destruksi dari endotel arteri,
pyknosis dari otot polos pembuluh darah dan eksudat dari fibrin yang menyertai
perubahan trombotik. Penelitian ini juga menemukan nekrosis otot yang progresif
selama 72 jam pertama setelah cedera dan berhubungan dengan kerusakan
vaskuler.
2.2
primary survey pada ATLS seperti luka bakar pada umunya terdapat 3 hal yang
harus dilakukan pada golden hour fase akut luka bakar listrik yaitu:
1.
2.
waktu monitoringnya.
Pasien yang memiliki resiko compartment syndrome dan membutuhkan
3.
menggunakan
Alat
Proteksi
Diri
Monitoring EKG
Terdapat ketidaknormalan pada jantung termasuk disaritmia dan
kerusakan miokardium yang muncul setelah kontak dengan listrik tegangan tinggi
maupun rendah sehingga dibutuhkan monitoring dengan menggunakan EKG.
Gambaran disaritmia yang paling sering muncul adalah perubahan ST-T yang
tidak spesifik dan fibrilasi atrium. Penanganan disaritmia seperti yang
ditunjukkan oleh ACLS.
Kerusakan miokardium langsung juga dapat terjadi. Cedera ini lebih
terlihat sebagai kontusio miokardium akibat trauma daripada infark miokard.
Perubahan pada nilai kreatinin kinase (CK) dan MB kreatinin kinase (CKMB)
menjadi indikator infark miokard yang telah memburuk apabila EKG tidak
memberikan gambaran kerusakan miokardium, khususnya pada kerusakan parah
otot rangka.
Indikasi monitoring jantung lainnya yaitu:
1
2
3
Kehilangan kesadaran
Abnormal EKG dengan atau tanpa iskemia
Terekam gambaran disaritma sebelum dan sesudah pemindahan ke ruang
gawat darurat
CPR di tempat kejadian.
2.2.2
Mioglobinuria
Munculnya pigmentasi urin (warna keunguan) pada pasien luka bakar
2.2.3
Compartment syndrome
Pasien dengan luka bakar listrik tegangan tinggi pada ekstremitas
2.3
Pengobatan
Penanganan luka bakar listrik yaitu dengan menggunakan 11,1%
Mafenide acetat krim (Sulfamylon) pada eskar yang tipis didekat titik kontak,
karena memiliki daya penetrasi yang bagus. Silver sulfadiazine digunakan
sebagai kontrol bakteri pada luka bakar yang dalam dan sebagai biological
dressing pada area superfisial serta pada luka bakar yang pengirimannya
membutuhkan waktu lebih dari 12 jam. Eksisi dilakukan setelah 2-3 hari kejadian
hingga semua jaringan yang mati di buang. Tatalaksana konservatif dari
pembuangan jaringan yang rusak dan penutupan luka menggunakan skin graft
dengan atau tanpa flaps untuk menutup jaringan lunak memberikan hasil yang
baik
Penanganan untuk rasa nyeri tidak memiliki standar khusus. Terapi yang
digunakan pada fase akut adalah sama untuk semua pasien luka bakar termasuk
didalamnya opioid, NSAID dan benzodiazepine untuk nyeri yang menimbulkan
EKG 12 Lead
Gambar 2.1
Alur tatalaksana luka bakar listrik fase akut
2.4
Komplikasi
Komplikasi dari luka bakar listrik termasuk mengenai ginjal, septik,
jantung, saraf dan manisfestasi okuler. Penurunan fungsi saraf mungkin muncul
pada saat perjalanan kerumah sakit atau beberapa hari hingga mingu setelah
cedera. Katarak adalah salah satu komplikasi okuler tersering, meskipun gejala
klinisnya akan mengenai seluruh area mata. Patofisiologi hal ini belum diketahui
tapi katarak terjadi pada 5-20% pasien luka bakar listrik.
Penurunan fungsi saraf muncul terlambat setelah beberapa hari hingga
minggu setelah kejadian cedera. Penurunan fungsi tersebut termasuk paresis,
paralisis Guillain Barre Syndrome, transverse myelitis atau amilotropik lateral
sklerosis. Gejala saraf yang paling sering muncul antara lain : penurunan
kecerdasan (42%), kelemahan (32%), paraestesia (24%) dan nyeri kronik (24%).
Simptom tersering adalah ansietas (50%), mimpi buruk (45%), insomnia (37%)
dan pengulangan kejadian (37%). Aktifitas simpatis yang berlebihan juga dapat
merubah pola perkemihan dan fungsi seksual tetapi hal ini belum dapat
dijelaskan, kemungkinan karena terdapat cedera pada vaskuler.
BAB III
KESIMPULAN
Listrik berasal dari muatan elektron yang melewati potensial gradien dari
gradien tinggi ke gradien rendah melewati suatu penghantar atau konduktor. Luka
bakar listrik dapat disebabkan oleh listrik tegangan tinggi, tegangan rendah dan
petir. Luka bakar listrik dapat menghasilkan luka yang sedikit tetapi mengenai
lapisan kulit yang dalam. Primary survey luka bakar listrik sama dengan luka
bakar pada umumnya kemudian perhatikan juga kemungkinan terjadinya henti
jantung, mioglobinuria karena gagal ginjal dan gejala compartment syndrome.
Komplikasi luka bakar listrik dapat mengenai ginjal, septik, jantung, saraf dan
manisfestasi okuler.