EKSPERIMEN FISIKA II
SEMESTER GENAP T.A. 2016/2017
Disusun Oleh:
LABORATORIUM TERMODINAMIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2017
Segala puji bagi Allah SWT yang telah senantiasa memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen
Fisika II ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tujuan penyusunan adalah bahwa diktat ini dapat membantu para asisten
dan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan praktikum dengan baik dan benar
sekaligus untuk menambah wawasan terhadap teori yang telah didapatkan dalam
perkuliahan serta membantu menambah ketrampilan mahasiswa dalam melakukan
kerja di laboratorium.
1. Sampul 1
2. Kata Pengantar 2
3. Tata Tertib 3
4. Daftar Isi 4
I. TUJUAN
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah:
1. Untuk mengukur tegangan Hall pada temperatur ruang dan medan magnet
konstan sebagai fungsi dari arus kontrol dan membuat plot pada sebuah
grafik (pengukuran tanpa kompensasi untuk tegangan cacat).
2. Untuk mengukur tegangan yang melintasi sampel pada temperatur ruang
dan arus kontrol konstan sebagai fungsi induksi magnet B.
3. Untuk mengukur tegangan yang melintasi sampel pada arus kontrol
konstan sebagai fungsi temperatur. Jarak pita germanium dihitung dari
pengukuran-pengukuran.
4. Untuk mengukur tegang Hall UH sebagai fungsi induksi magnet B, pada
temperatur ruang. Arah pembawa muatan dan konstanta Hall RH bersama-
sama dengan mobilitas Hall H dan konsentrasi pembawa muatan p
dihitung dari pengukuran-pengukuran.
5. Untuk mengukur tegangan Hall UH s ebagai fungsi temperatur pada
induksi magnet B konstan dan nilai-nilai yang diperoleh diplot pada
sebuah grafik.
= . exp
2
=
2
di mana Eg dapat ditentukan.
ln = ln 0 + Eg/2k . T-1
adalah
Dengan arah arus kontrol dan medan magnet yang ditunjukkan pada Gambar
2, pembawa muatan yang memberikan kenaikan arus pada sampel dibelokkan
maju di tepi depan sampel. Oleh karena itu, jika (dalam sebuah probe n-
doped) elektron-elektron adalah pembawa muatan utama, maka tepi depan
sampel akan menjadi negatif dan dengan konduksi hole pada sampel p-doped,
menjadi positif.
Konduktivitas 0, mobilitas pembawa muatan H, dan konsentrasi pembawa
muatan p dihubungkan melalui konstanta Hall RH:
= . , = .
1
=
.
= . = .
RH = 4,17 . 10-3 m3/As dengan standar deviasi sRH = 0,08 . 10-3 m3/As.
=
.
H = RH . 0
1
=
.
B. Langkah Percobaan
1. Aturlah alat-alat percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Potongan uji pada papan harus diletakkan ke dalam modul efek Hall
melalui petunjuk alur. Modul secara langsung dihubungkan dengan
keluaran unit power supply 12 V~ di atas masukan AC pada samping
belakang modul.
dst... dst..
25
30
dst... dst..
300
dst...
105
dst... dst..
280
300
Tabel Tegangan hall sebagai fungsi temperatur (Ip=30 mA, B=300 mT)
No. T (C) UH (V)
1. 30
dst... dst...
105
I. TUJUAN
1. Untuk mengamati hubungan antara tegangan dan kuat medan listrik,
dengan jarak antar pelatnya konstan.
2. Untuk mengamati hubungan antara kuat medan listrik dan jarak antar plat,
dengan tegangan konstan.
Persamaan di atas adalah persamaan Maxwell untuk medan listrik E pada pelat
kapasitor.
Untuk kasus keadaan mantap (steady-state) dalam muatan kosong jarak antara
pelat-pelat,
=0 (1)
=0 (2)
Jika salah satu pelat ditempatkan pada bidang y-z dan pelat yang lain sejajar
dengan bidang itu pada jarak d, dan jika batas gangguan karena luasan yang
terbatas pada pelat-pelat diabaikan, maka persamaan (2) berikut menyatakan
bahwa E terletak pada arah x dan seragam. Oleh karena medan tidak berotasi (rot
E =0), maka dapat direpresentasikan sebagai gradien medan skalar :
= =
Sedangkan E, karena dia seragam, maka bisa juga direpresentasikan sebagai hasil
bagi dari diferensial
= = (3)
Gambar 1: Susunan untuk pengukuran kuat medan listrik sebagai fungsi tegangan
dan jarak antar plat.
U=200 V
dst...
I. Tujuan
Tujuan dilakukan percobaan ini, adalah:
1. Untuk merekam tegangan reflektor U pada setiap step percobaan. Alat
geser digunakan untuk menggerakkan layar reflektor yang diposisikan
sejajar dengan garis hubung antara transmitter dan receiver yang sejajar
terhadap dirinya dengan step (0,5 1) mm..
2. Untuk menentukan nilai d pada variasi maksimum dan minimum dari
grafik U = U(d) dan dibandingkan dengan nilai ekspektasi secara teoritis.
= 2( ) = 2 + (1)
= =2 +
= + ; n = 0, 1, 2, 3,..... (2)
2 +1
= =2 +
2
= + ; n = 0, 1, 2, 3,.....(3)
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini, antara lain:
Unit ultrasonik 13900.00 1
Power supply untuk unit ultrasonik,5 VDC 13900.99 1
Transmitter ultrasonik pada batang 13901.00 1
Receiver ultrasonik pada batang 13902.00 1
Multimeter digital 07134.00 1
Bangku optik, l = 60 cm 08283.00 1
Pangkalan untuk bangku optik, putaran 08284.00 2
Bantalan geser untuk bangku optik, h = 80 mm 08286.02 2
Bantalan geser untuk bangku optik 08286.00 1
Alat penggeser, horisontal 08713.00 1
Lengan ayun 08256.00 1
Layar logam, 30x30 cm 08062.00 1
Pita pengukur, 2 m 09936.00 1
Kabel penghubung, l = 50 cm, merah 07361.01 1
Kabel penghubung, l = 50 cm, biru 07361.04 1
B. Langkah Percobaan
1. Rangkailah alat percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1,
merujuk pada diagram pada Gambar 2 untuk penjelasan yang lebih
detail.
2. Letakkan bantalan transmitter dan receiver ultrasonik pada bantalan
gesernya (h = 80 mm). Atur keduanya pada ketinggian yang sama,
kemudian arahkan mereka pada bangku optik sehingga sumbu
tengahnya sesuai dan lurus dengan bangku optik. Gunakan lengan
dst.
I. TUJUAN
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah:
1. Untuk menentukan impedensi sebuah kumparan sebagai fungsi frekuensi.
2. Untuk menentukan induktansi kumparan.
3. Untuk menentukan perubahan fase di antara terminal tegangan dan arus
total, sebagai fungsi frekuensi pada rangkaian.
4. Untuk menentukan induktansi total pada kumparan yang disambungkan
secara paralel dan seri.
(1)
dimana I adalah arus.
Hambatan R dipilih sehingga hambatan DC pada kumparan, dengan nilai 0,2
dapa diabaikan. Jika tegangan bolak-balik U mempunyai frekuensi = 2f dan
bentuk gelombang
U = U0 cos t,
kemudian penyelesaiannya (2) adalah
I = I0 cos (t - )
dengan perubahan fase diberikan oleh
tan = L/R (2)
dan
(3)
Ini biasanya untuk menghilangkan impedensi komplek sebagai operator Ri:
Kumparan RL = iL,
Hambatan Ohm = R.
Dengan sambungan paralel,
Impedensi riil pada sebuah rangkaian adalah nilai absolut tot dan untuk
hubungan fase, analogi ke (2) adalah rasio bagian imajiner pada bagian riil tot.
B. Langkah Percobaan
1. Rangkailah alat percobaan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1,
2a dan 2b.
2. Sambungkan Cobra3 Basic Unit ke port komputer COM1, COM2,
atau port USB (untuk port komputer USB gunakan USB ke konverter
RS232 14602.10).
3. Mulailah program measure dan pilih Cobra3 Gauge Universal
Writer.
4. Mulailah pengukuran dengan menggunakan parameter-parameter
yang diberikan pada Gambar 3.
Tugas 2
Dengan garis regresi pada nilai-nilai yang terukur dari Gambar 4 dan
pernyataan linear (lihat persmaan (4))
y = a + bx
f = a + (1/2 L) R
Kita peroleh untuk induktansi:
L = 1/2 b
Nilai teoritis induktansi yang digunakan adalah L(300) = 2 mH, L(600) =
9 mH.
Gambar 4: Frekuensi terukur untuk kumparan 300 lilitan dan 600 lilitan dan
untuk resistor yang berbeda-beda ketika tegangan yang sama melewati
kumparan sebagai lintasan resistor.
Tugas 3
Perubahan fase di antara tegangan total dan arus total dapat diukur
dengan menggunakan sebuah rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar
2b. Gunakan Software Measure Survey Function sebagaimana yang
ditunjukkan pada Gambar 5 untuk pengukuran perubahan fase. Plot
perubahan fase (lihat Gambar 6) dan tangensial perubahan fase sebagai
fungsi frekuensi dari Cobra3 function generator (Lihat Gambar7).
Dari garis regresi pada nilai-nilai yang terukur pada Gambar 7 dan
pernyataan linear (Lihat persamaan (2))
Gambar 5: pengukuran amplitudo arus dan tegangan dan perubahan fase dengan
menggunakan Survey Function.
Gambar 6: Perubahan fase di antara arus total dan tegangan total untuk 600
lilitan dan resistor 47 Ohm sebagai fungsi frekuensi.
Tugas 4
Ketika kumparan-kumparan disambungkan secara paralel atau seri,
ketelitian harus dilakukan untuk memastikan bahwa antar bagian mereka
cukup jauh, karena medan magnetnya mempengaruhi satu sama lain.
Seperti halnya tugas 3, gunakan Survey Function untuk pengukuran
perubahan fase dan plot tangensial perubahan fase sebagai fungsi
frekuensi (lihat Gambar 8).
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah
1. Untuk menentukan indeks bias suatu larutan gula dengan variasi
konsentrasi (sampel standar).
2. Dapat menggunakan refraktometer dengan baik dan benar.
3. Mengetahui konsentrasi gula pada minuman-minuman soft drink dengan
metode refraktometer.
I. TUJUAN
1. Mengukur pecahan garis pusat menjadi dua garis dalam bilangan
gelombang sebagai fungsi densitas fluks magnet menggunakan
interferometer Fabry-Perot dan teleskop buatan sendiri.
2. Mengevaluasi nilai magneton Bohr dari hasil pada poin 1.
3. Mencari cahaya yang diemisikan dengan arah medan magnet secara
kualitatif.
Oleh karena itu pada kasus ini ada 9 jenis transisi yang diperbolehkan. 9
transisi ini dapat dikelompokkan menjadi 3 grup dengan 1 grup masing-masing
3 transisi. Di mana semua transisi yang ada pada suatu grup mempunyai energi
yang sama dan akibatnya mempunyai panjang gelombang yang sama juga.
Oleh karena itu, hanya akan ada 3 garis saja yang tampak.
Grup pertama di mana = -1, memberikan sebuah garis yang
merupakan cahaya terpolarisasi vertikal terhadap medan magnet. Grup tengah,
dimana = 0 memberikan sebuah garis yang merupakan cahaya
terpolirasi vertikal terhadap medan magnet. Dan grup terakhir di mana
= +1 memberikan garis cahaya yang terpolarisasi lagi secara vertikal
terhadap medan magnet.
Dengan adanya suatu analiser, ketiga garis dapat terlihat secara simultan.
Masing-masing cincin yang diamati dalam sebuah medan magnet terpecah
menjadi 3 cincin ketika diberi medan magnet. Dengan menyisipkan analiser,
dua garis dapat diamati secara langsung jika analiser berada pada posisi
horisontal (efek zeeman transversal). Dengan memutar elektromagnet 90
cahaya datang dari lampu spektrum sejajar terhadap arah medan yang juga
dapat diamati ketika kutub magnet digerakkan. Hal tersebut juga menunjukkan
bahwa cahaya terpolarisasi melingkar. Bagaimanapun posisi analiser, setiap
cincin yang terlihat tanpa medan magnet adalah secara permanen terpecah
menjadi dua cincin dengan adanya medan magnet (efek zeeman Longitudinal).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.
Gambar 3. Sinar refleksi dan transmisi pada permukaan sejajar (1) dan (2) terhadap
etalon. Jarak etalon adalah t.
Gambar 4. Memfokuskan cahaya yang memancar dari etalon Fabry-Perot. Cahaya yang
masuk etalon pada sudut difokuskan masuk ke sebuah cincin dengan jari-jari r = f
adalah panjang fokus lensa.
dengan
Akhirnya diperoleh:
atau (3)
Jika n sesuai dengan frinji yang terang, n harus intejer. Bagaimanapun,
no, yang mana memberi interferensi pada pusat (cos = 1 atau = 0 pada
persamaan 1), adalah pada umumnya bukan intejer. Jika n1 adalah orde
intereferensi cincin pertama, dengan jelas n1 < n0 ketika n1 = n0 cos n1.
Kita kemudian memisalkan
n1 = n0 ; 0 < < 1
di mana n1 adalah intejer tertutup terhadap n0 (lebih kecil dari pada n0).
Sehingga, kita mempunyai secara umum pola cincin ke-p, sebagaimana
terukur dari pusat luar,
np = (n0 ) (p 1) (4)
Menggabungkan persamaan (4) dengan persamaan (2) dan (3), kita
peroleh untuk jari-jari cincin, substitusi rp ke rn0,
(6)
2
dapat ditentukan secara grafik dengan mengeplot rp versus p dan
memperhitungkan rp2 = 0.
Sekarang, jika ada dua komponen garis spektrum (pecahan satu
garis pusat menjadi dua komponen) dengan panjang gelombang a dan b,
yang mana saling menutup antara yang satu dengan lainnya, mereka akan
mempunyai orde fraksi pada pusat a dan b:
di mana n1,a, n1,b adalah orde interferensi pada cincin pertama. Oleh
karenanya, jika cincin-cincin tidak overlap dengan sebuah orde lengkap
n1,a = n1,b dan selisih bilangan gelombang antara dua komponen adalah
menjadi sederhana
(7)
Selanjutnya, menggunakan persamaan (5) dan (6), kita peroleh
(8)
Tampilan persamaan (8) untuk komponen a dan b, menghasilkan
dan
Dengan mensubstitusi orde fraksi ini ke dalam persamaan (7), kita peroleh
selisih bilangan gelombang berikut:
(9)
Dari persamaan (6) jelas bahwa selisih antara kuadrat jari-jari komponen a,
adalah sama dengan (dengan bagian yang sangat kecil) selisih untuk
komponen b yang sama.
(10)
Persamaan (10) memberikan bukti nyata bahwa v tidak bergantung pada
dimensi yang digunakan dalam pengukuran sistem jari-jari cincin pada
penguatan pola interferensi.
B. Langkah Kerja
1. Rangkailah alat percobaan sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 5.
2. Lihatlah pengaturan jarak antar bagian pada bangku optik seperti pada
Gambar 6 dengan unsur-unsur sebagai berikut (posisi perkiraan dalam cm
diberikan dalam kurung):
Pengukuran:
1. Pola cincin yang telah terbentuk sebagaimana dijelaskan di bagian
pengaturan di atas, jari-jari cincin telah diukur pada densitas fluks
magnetik yang berbeda. Kemudian gunakan persamaan (10) untuk
menentukan selisih bilangan gelombang n yang sesuai.
2. Lanjutkan pengukuran dalam dua langkah berikut: (1) Ambil gambar
dari pola cincin pada arus kumparan/intensitas medan magnet yang
berbeda. (2) Ukurlah diameter cincin dalam gambar ini.
3. Untuk mendapatkan gambar yang terang dari kamera klik menu <File>
dan pilih entri <Capture Window>. Pada Capture Window pengaturan
mengenai misalnya, kontras, kecerahan dan saturasi gambar dapat
dioptimalkan melalui menu dengan cara memilih <Video Capture
Filter> dari menu <Option>.
I. TUJUAN
Menentukan tegangan induksi sebagai fungsi:
1. kuat medan magnet,
2. frekuensi medan magnet,
3. jumlah lilitan kumparan induksi,
4. komponen kumparan induksi.
(1)
dengan (2)
(4)
dan
menghasilkan
(5)
(6)
atau untuk nilai-nilai efektif
(7)
Sehingga tegangan Ueff pada kumparan induksi harus proposional
dengan:
Jumlah lilitan n pada kumparan induksi
Daerah komponen A pada kumparan induksi
Jumlah lilitan m pada kumparan medan
Panjang l kumparan medan
Frekuensi pada arus yang melalui kumparan medan
B. Langkah Kerja:
1. Rangkailah peralatan seperti yang terlihat pada Gambar 1.
2. Hubungkan kumparan yang menghasilkan medan ke modul functoin
generator dan letakkan kumparan-kumparan induksi ke dalam
kumparan penghasil medan lalu hubungkan ke Analog ln 2/S2,
paling baik hubungkan ke kedua stopkontak warna kuning ( + dan - )
dan bukan ke stopkontak ground.
I. TUJUAN
1. Menentukan distribusi angular tekanan suara pada dua transmitter
ultrasonik yang bergetar dalam sefase.
2. Menentukan posisi angular interferensi minimum dan membandingkan
nilai yang ditemukan dengan secara teori yang diharapkan.
3. Ulangi pengukuran dengan dua transmitter ultrasonik yang bergetar di luar
fase.
4. Ulangi pengukuran pertama dengan ditambah menentukan distribusi
angular tekanan suara pada setiap tansmitter tunggal.
(2)
Ketika r>>d, dalam akar dapat diabaikan.
(3)
Perkiraan kedua dalam persamaan (3) juga ada tujuan tertentu. Pada
pengkuadratan sisi kanan dalam persamaan (3), ditemukan bahwa kedua
bagian itu hanya kira-kira sama ketika ( 2 sin ) . Hal ini
terpenuhi berdasarkan kondisi yang diberikan
( = 55 , < 10 < 60 ) , secara analogi untuk :
B. Langkah Kerja
Catatan:
Untuk menjaga agar interferensi pada medan pengukuran sekecil
mungkin, jangan lakukan percobaan dalam ruangan yang sangat
sempit atau dalam sekitar permukaan pantul secara langsung (dinding,
papan tulis, dsb.). direkomendaasikan bahwa alat-alat ukur dan power
supply dipasang sejauh mungkin dibelakang dua transmiter.
Selanjutnya, orang yang sedang melakukan percobaan sebaiknya tidak
juga berdiri sampai menutup medan pengukuran.
Gambar 5. Pola interfrensi dua pemancar ultrasonik yang beroperasi dalam sefase
dengan masing-masing secara terpisah diukur distribusi angular tekanan
suaranya pada sumber S1 dan S2 dan penyajian dari penjumlahan dan
diferensialnya.
Maxima Minima
n 2 (0) (mm) 0
2 ( ) (mm)
0
1
2
3
4
5
6
JUDUL PRAKTIKUM
BAB I PENDAHULUAN
BAB II DASAR TEORI
BAB III METODOLOGI
1.1 Alat dan Bahan
1.2 Gambar Percobaan
1.3 Langkah Percobaan
BAB V PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
PRKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II
Judul percobaan:
Asisten Praktikum
( )