OLEH :
DOSEN :
JURUSAN FISIKA
2016
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah dengan
judul:Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann terhadap Atom Magnetik dalam Medan Magnet
untuk Menganalisis Resonansi Magnetik Atom.
Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan semangat dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada: Bapak Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah FISIKA
STATISTIK yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah.Semua pihak yang
terkait yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, semoga Allah membalas semua
kebaikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan pengajaran
serta menjadi amal ibadah di sisiNya, amiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1................................................................................................Latar
Belakang................................................................................... 5
1.2................................................................................................Rumusan Masalah
............................................................................................................ 5
1.3................................................................................................Tujuan Penulisan
............................................................................................................ 5
1.4................................................................................................Manfaat Penulisan
............................................................................................................ 6
3
BAB IV PENUTUP
4.1................................................................................................Kesimpulan.. ......
............................................................................................... 20
4.2................................................................................................Saran .............
............................................................................................... 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan masalah
1. Apa itu Statistika Maxwell Boltzmann ?
2. Bagaimana Konfigurasi Penyusunan Statistika Maxwell Boltzmann?
3. Bagaimana Keadaan Atom Magnetik dalam Medan Magnet?
4. Bagaimana Aplikasi Statistika Maxwell Boltzmann terhadap Keadaan Atom Magnetik
dalam Medan Magnet untuk Menjelaskan Resonansi Magnetik Atom?
1.3.Tujuan Penulisan
5
3. Menentukan keadaan Atom Magnetik dalam Medan Magnet.
4. Menentukan Aplikasi Statistika Maxwell Boltzmann terhadap Atom Magnetik dalam
Medan Magnet untuk Menjelaskan Resonansi Magnetik Atom.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
7
Ada n1 sistem pada kelompok energi 1
...
...
...
...
Selanjutnya kita akan menentukan jumlah cara penyusunan sistem- sistem yang
tersebar pada tingkat-tingkat energi di atas. Untuk maksud terse but, mari kita mulai dengan
menganggap semua keadaan energi kosong (tidak di tempati sistem) dan di luar ada sejumlah
sistem yang akan diisi pada keadaan-keadaan tersebut. Di sini ada dua tahap proses yang
terjadi.
Proses I adalah membawa N buah sistem dari luar ke dalam assembli dan proses II
adalah menyusun sistem pada kempompok-kelompok energi yang ada di dalam assembli.
8
Gambar 1. Cara membawa N system diluar masuk kedalam Assembli
Proses I: Membawa N Buah Sistem ke Dalam Assembli. Mari kita hitung jumlah cara
yang dapat ditempuh pada tiap proses pertama yaitu membawa N buah sistem dari luar ke
dalam assembli. Proses ini tidak bergantung pada konfigurasi assembli. Yang terpenting
adalah bagaimana membawa masuk N buah sistem ke dalam assembli. Untuk menentukan
jumlah cara tersebut, perhatikan tahap-tahap berikut ini.
i. Ambil satu sistem dari daftar N buah sistem yang berada di luarassembli (Gambar 1).
Kita bebas memilih satu sistem ini dari N buahsistem yang ada tersebut. Jadi jumlah
cara pemilihan sistem yangpertama kali dibawa masuk ke dalam assembli adalah N
cara.
ii. Setelah sistem pertama dimasukkan ke dalam assembli maka tersisa N- 1 sistem
dalam daftar di luar. Ketika membawa masuk system kedua ke dalam assembli kita
dapat memilih salah satu dari N-1buah sistem dalam daftar. Jumlah cara pemilihan
sistem ini adalah N- 1 cara.
iii. Begitu seterusnya.
iv. Akhirnya, ketika sistem ke-N akan dimasukkan ke dalam assemblihanya ada satu
sistem yang tersisa di luar. Tidak ada pilihan-pilihanyang mungkin sehingga jumlah
cara memasukkan sistem ke-N ke dalamasembli adalah hanya 1 cara.
v. Dengan demikian, jumlah total cara membawa masuk N buah sistem ke dalam
assembli adalah :
9
Gambar 2 Menentukan cara menyusun n1 sistem pada g1 keadaan
Ambil partikel pertama.Kita dapat menempatkan partikel ini entah di keadaan ke-1,
keadaan ke-2, keadaan ke-3, dan seterusnya hingga keadaan ke-g1. Jadi jumlah cara
menempatkan partikel pertama pada kelompok-1 yang memiliki g1 keadaan adalah g1 cara.
Setelah partikel-1 ditempatkan, kita ambil partikel 2.Partikel ini pun dapat
ditempatkan di keadaan ke-1, keadaan ke-2, keadaan ke-3, dan seterusnya hingga keadaan ke-
g1. Dengan demikian, jumlah cara menempatkan partikel kedua juga g1 cara. Hal yang sama
juga berlaku bagi partikel ke-3, partikel ke-4, dan seterusnya, hingga partikel ke-n1 .
Akhirnya, jumlah cara menempatkan n1 partikel pada g1 buah keadaan adalah
Sejumlah g1 (n )
1
pemilihan partikel yang berbeda menghasilkan penyusunan yang berbeda pula. Padahal tidak
demikian.Urutan pemilihan yang berbeda dari sejumlah n_1 partikel yang ada tidak
berpengaruh pada penyusunan asalkan jumlah partikel pada tiap bangku tetap jumlahnya.
Urutan pemilihan sejumlah n_1 partikel menghasilkan n_1! macam cara penyusunan. Dengan
demikian, jumlah riil cara penyusunan n_1 partikel pada g_1 buah keadaan seharusnya adalah
g_1^(n_1 )/(n_1 !)
Penjelasan yang sama juga berlaku bagi n_2 buah partikel yang disusun pada g_2
keadaan. Secara umum jumlah cara menempatkan ns partikel di dalam kelompok energi yang
mengandung keadaan adalah:
g_s^(n_s )/(n_s !)
10
Akhirnya jumlah cara mendistribusikan secara bersama-sama n1 sistem pada
kelompok dengan g1 keadaan, n2 sistem pada kelompok dengan g2 keadaan, .. , ns sistem
pada gs keadaan adalah
Dengan demikian, jumlah total cara menempatkan N buah sistem kedalam konfigurasi
yang mengandung n1 sistem pada kelompok dengan g1keadaan, n2 sistem pada kelompok
dengan g2 keadaan, .., ns sistem pada kelompok dengan gs keadaan adalah
M
g ns
W ( { n s } ) =N ! s
1 ns !
dalam keadaan energi dalam sistem partikel pada temperatur absolut T adalah
f MB ( )= A e / kT
Nilai A bergantung pada jumlah partikel dalam sistem dan memainkan peran sepadan
untuk konstanta normalisasi pada fungsi gelombang.Biasanya,k adalah konstanta boltzman
yang nilainya adalah
memberikan energi :
n ( )= Ag ( ) e /kT
Harga Rata-Rata
11
ditempati oleh sistem dalam jumlah yang sama banyak, dan sebagainya. Tiap konfigurasi
memiliki peluang kemunculan yang berbeda-beda.
Misalkan X adalah salah satu sifat sebuah assembli. Nilai X yang kita ukur
merupakan perata-rataan nilai X pada semua konfigurasi yang mungkin. Misalkan nilai X
beserta peluang kemunculan konfigurasi dilukiskan pada Tabel.
Perlu diperhatikan di sini bahwa jumlah konfigurasi yang mungkin tidak sama
dengan jumlah sistem atau jumlah kelompok energi dalam assembli. Nilai rata-rata X
memenuhi hubungan
12
Perlu diperhatikan di sini bahwa jumlah konfigurasi yang mungkin tidak sama
dengan jumlah sistem atau jumlah kelompok energi dalam assembli. Nilai rata-rata X
memenuhi hubungan dengan probabilitas maksimum, memiliki nilai yang jauh lebih besar
daripa- da probabilitas konfigurasi-konfigurasi lainnya, maka perhitungan menjadi sangat
sederhana. Misalkan P (konfig t) = Pmaks dan terpenuhi syarat-syarat berikut ini:
Sekarang kita mencari yang memiliki probabilitas kemunculan paling besar. Kita
menganggap bahwa kongurasi yang dibentuk oleh sistem-sistem dalam assembli yang
menghasilkan besaran makroskopik adalah kogurasi dengan probabilitas maksimum
tersebut.Cara yang dilakukan adalah mencari kumpulan ns sedemikian sehingga W
maksimum. Tetapi karena W meru- pakan perkalian sejumlah faktor maka akan lebih mudah
jika kita memaksi- malkan lnW. Sebab jika lnW maksimum maka W pun maksimum. Dengan
cara demikian kita peroleh :
13
M
gnss
ln W ( { ns } ) =ln N !+ ln
s=1 ns !
{ }
n1 n2 nM
g1 g2 g
ln N ! +ln x x x M
n 1 ! n2 ! nM !
gn1 1 gn 2 g nM
ln N ! +ln ( ) ( )
n1 !
+ ln 2 ++ ln M
n2 ! nM ! ( )
gnss
( )
M
ln N ! + ln
s=1 ns !
M
ln N ! + {ln g ns
s ln n s ! }
s=1
M
ln N ! + {ns ln g sln ns ! }
s=1
ln N! = N ln N- N
ln ns= ns ln ns - ns
M
ln W N ln N N + { n s ln g sn s ln ns +n s }
s=1
M
lnW N ln N N + { ns ln gs ns ln n s+ ns }
s=1
14
m
00+ { ns ln gs +n s ln gs n s ln nsns ln ns + ns }
s=1
s =1 {
n s ln g s+ ns x 0 n s ln ns ns
( n1 n )+ n }
s
s s
M
{ ns ln g s n s ln n s }
s =1
M
{ ln g sln n s } ns
s =1
M
gs
ln
s =1
( )
ns
ns
Karena kita harus menerapkan syarat batas kekekalan energi dan jumlah partikel, maka solusi
untuk ns dicari dengan menggabungkan persamaan
M
N = ns
s=1
M
U = E s n s
s=1
Ke dalam Persamaan
lnW + N + U =0
M M M
gs
ln
s=1
( ) ns
n s+ ns + Es n s=0
s=1 s=1
{( ) }
M
gs
ln
ns
+ + Es n s=0
s=1
15
ns
Nilai berapapun maka harus terpenuhi
gs
ln ( )
ns
+ + Es =0
gs
ln ( )
ns
= E s
gs
=exp ( E s)
ns
g s
n s= (+Es)
e
2.3. Konfigurasi Atom Magnetik dalam Medan Magnet mengunakan Statistika Maxwell
Boltzmann
Suatu assembli yang mengandung kumpulan atom yang memiliki momen magnet,
didalam assembli tersebut diberikan medan magnet B
a. Tidak ada interaksi antara atom. Interaksi hanya terjadi antara atom dengan medan
magnet luar yang diberikan.(ini hanya penyederhanaan, karena sebenarnya antara
momen magnetik ada interaksi)
16
b. Momen magnetik atom hanya bisa mengambil salah satu dari dua arah orientasi yaitu
searah medan magnet atau berlawanan arah medan magnet
Jadi untuk mengetahui konfigurasi momen magnetik total yang dihasilkan oleh
kumpulan atom-atom tersebut dapat kita gunakan Statistik Maxwell Boltzmann, karena Atom
merupakan sistem klasik yang memenuhi fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann. (Abdullah,
Mikrajuddiah. 2009 : 89)
Kita akan menentukan berapa momen magnetik total yang dihasilkan oleh kumpulan
atom atom tersebut .Kita mulai dengan menghitung energi yang dimiliki masing masing atom
akibat interaksi momen magnetik dengan magnet luar.Interaksi antara momen magnetik
Dengan adalah sudut antara momen magnetik dan medan magnet. karena hanya
ada dua arah orientasi momen magnetik yang diizinkan yaitu searah medan magnet (
U =B
Dan tambahan energi atom dengan momen magnetik berlawanan arah medan magnet
adalah
U =B
Probabilitas mendapatkan atom dengan arah momen searah medan magnet sebanding
U
dengan n( ) dan probabilitas menemukan atom dengan arah momen berlawanan dengan
U
arah medan magnet sebanding dengan n( ) . dengan demikina kita dapat menulis
17
P=K n(U )
P=K n(U )
Dimana K adalah faktor penormalisasi titik karena jumlah total probabilitas harus 1,
+ P
maka P =1 yang memberikan ungkapan untuk faktor normalisasi sebagai berikut
1
K=
n ( U ) +n (U )
Dengan demikian
n (U )
P =
n ( U ) +n(U )
n(U )
P =
n ( U ) +n(U )
n ( U ) exp [ ] [ ]
U
kT
=exp
B
kT
n ( U ) exp [ ] [ ]
U
kT
=exp
B
kT
P P
Subsitusi persamaan diatas kedalam dan .Kita dapatkan bentuk eksplisit
P =
[ ]
exp
B
kT
exp [ ] [ ]
B
kT
+exp
B
kT
18
P =
exp[ ] B
kT
exp [ ] [ ]
B
kT
+exp
B
kT
Selanjutnya kita menghitung momen magnetik rata rata atom.Karena hanya ada dua
arah orientasi yang diijinkan maka momen magnetik rata rata atom dapat dihitung dengan
persamaan sederhana
=+ P P
=+
[ ]
exp
B
kT
exp
[ ]B
kT
[ ] [ ]
exp
B
kT
+exp
B
kT
exp
[ ] [ ]
B
kT
+ exp
B
kT
exp
B
kT [ ] [ ]
exp
B
kT
exp
B
kT [ ] [ ]
+exp
B
kT
exp
B
kT [ ] [ ]
exp
B
kT
sinh
B
[ ]
2 kT
=
exp
B
kT [ ] [ ]
+ exp
B
kT
cosh
B
kT [ ]
2
tanh
[ ]
B
kT
Kita mempelajari transisi resonansi di negara internal atom melewati medan periodik
statis. Resonansi gerak-induced ini terjadi ketika frekuensi osilasi lapangan bahwa
pengalaman atom sama dengan frekuensi transisi. Prinsip resonansi adalah sama dengan
19
"efek Okorokov" [1] atau "resonansi eksitasi koheren" [2], yang telah dipelajari secara
ekstensif menggunakan balok ion cepat melewati kristal untuk resonansi pada frekuensi
tinggi bahkan di x- yang Rezim ray. Prinsipnya adalah, bagaimanapun, cukup umum, dan
kami tertarik untuk ekstensi eksperimen energi untuk sangat rendah, seperti resonansi di rf
atau microwave wilayah. Jika salah satu justru dapat mengontrol kedua gerakan atom dan
lapangan periodisitas, adalah mungkin untuk mengontrol negara internal atom dengan teknik
resonansi ini dengan cara yang sama dengan menggunakan radiasi elektromagnetik.
Gerak-diinduksi resonansi adalah sangat kecepatan tergantung di alam, dan itu sangat
perlu dicatat bahwa eksitasi internal harus terjadi dengan mengorbankan energi kinetik atom.
Fitur-fitur ini tidak dicapai dengan teknik rf atau microwave resonansi standar, dan kami
berharap bahwa resonansi gerak-diinduksi akan menemukan aplikasi yang berguna sebagai
tipe baru metode kontrol atom. Kami telah melaporkan resonansi magnetik gerak-diinduksi
menggunakan sel tipis uap Rb, yang bidang periodik diterapkan dengan sepasang array kabel
pembawa arus paralel [3, 4].Its setup eksperimental sederhana cukup memuaskan untuk
demonstrasi gerak-diinduksi resonansi di wilayah rf. Namun, atom dalam sel tipis
bertabrakan dengan permukaan sel cukup sering, yang terdegradasi ketajaman resonansi.
Untuk penyelidikan lebih lanjut, kami membutuhkan interaksi lagi koheren atom
dengan bidang periodik, bersama-sama dengan peningkatan rasio signal-to-noise dari
spektrum resonansi.Oleh karena itu kami telah membangun sistem eksperimental baru, di
mana sinar atom berlebihan dari Rb melewati tumpukan array planar kawat pembawa arus
paralel ("kisi magnet") ditempatkan dalam ruang vakum. Periode spasial dari medan magnet
yang dihasilkan oleh kisi magnetik adalah a= 1 mm. Kecepatan v atom adalah sekitar 500 m /
s, yang dipilih dengan kesegarisan Laser balok menggunakan efek Doppler. Frekuensi osilasi
lapangan atom lihat adalah maka f = v / a ~ 500 kHz. Sinar laser polarizes atom oleh
pemompaan optik, dan laser probe lain mendeteksi transisi resonansi magnetik antara
sublevels Zeeman dari keadaan dasar. Sebagai memindai medan magnet longitudinal, kita
memiliki puncak resonansi yang diamati jauh lebih tajam dan jelas daripada percobaan sel
sebelumnya. Profil resonansi sempit diperoleh dalam pengukuran memiliki lebar hampir
hanya ditentukan oleh waktu transit melalui bidang periodik.
20
BAB III
PEMBAHASAN
21
Gambar 4. Skema dari setup eksperimental. Inset: tingkat energi yang relevan dari 85Rb.
Laser detuning juga ditampilkan.
22
Gambar 5. (a) Bagian tengah dari kisi magnetik dilihat dalam arah balok atom. (b) Skema
diagram sirkuit pada printed circuit boards (PCB). Satu PCB sesuai dengan daerah hijau
gelap.PCB ditunjukkan berdampingan, meskipun mereka benar-benar menumpuk. (c)
Kompensasi untuk bidang periodik terdistorsi dengan menggunakan dua kawat koreksi
tambahan. Medan magnet yang dihitung adalah komponen tegak lurus terhadap PCB di
pusat antara dua PCB yang berdekatan untuk arus 1 A.
Sebuah kisi magnetik terdiri dari tumpukan printed circuit boards (PCB), yang
masing-masing memiliki arus periodik. Sebuah bagian tengah kisi magnetik dilihat dalam
arah balok ditunjukkan pada Gambar. 2 (a).Setiap papan memiliki bentuk persegi panjang 60
mm lebar dan 30 mm sepanjang arah balok. Dengan total 11 PCB ditumpuk dengan
kesenjangan 0,8 mm antara satu sama lain, di mana sebagian besar atom Rb dalam berkas
lulus. Sudut kisi magnetik dapat disesuaikan untuk mencapai keselarasan yang baik antara
kisi dan balok.
Sebuah diagram skematik rangkaian ditunjukkan pada Gambar. 2 (b). Sebuah jejak
tembaga hantar arus (0,4 mm lebar) berjalan bolak-balik dengan periode spasial dari = 1 mm.
Arus di tepi papan dibelah dua untuk mengkompensasi distorsi bidang periodik yang
dihasilkan oleh array dari jumlah terbatas kabel [5] pembawa arus. Gambar 2 (c) secara
skematis menggambarkan bagaimana kompensasi ini bekerja.Secara keseluruhan 28 periode
spasial yang dihasilkan. Juga mengacu Ref. [3] untuk rincian medan magnet periodik yang
dihasilkan oleh array dari kawat pembawa arus paralel.
Diagram tingkat energi dari 85Rb relevan dengan pengukuran diberikan dalam inset
dari Gambar. 1. Sebuah pompa laser yang sirkuler terpolarisasi (panjang gelombang: 780 nm)
polarizes atom dari 85Rb dalam keadaan dasar F = 3 oleh pemompaan optik. Transisi
resonansi magnetik antara sublevels Zeeman-split ini negara F = 3 terdeteksi dengan laser
probe (panjang gelombang: 780 nm) melalui penyerapan. Polarisasi probe laser termodulasi
antara kiri dan kanan sirkuler polarisasi di 42 kHz oleh modulator fotoelastik untuk lock-in
deteksi. Sinyal resonansi diamati sebagai memindai medan magnet membujur diterapkan oleh
sepasang kumparan sepanjang balok pompa dan dengan demikian mengubah membelah
Zeeman. Dua pasang lainnya dari kumparan (tidak ditampilkan dalam gambar) yang
digunakan untuk membatalkan medan magnet liar.
Peran penting lain dari sinar laser adalah memilih atom dalam sempit kecepatan
berkisar dari distribusi yang luas Maxwell-Boltzmann menggunakan efek Doppler. Frekuensi
23
laser stabil untuk salah satu jalur resonansi spektrum penyerapan kejenuhan 85Rb dan
selanjutnya bergeser menggunakan modulasi acousto-optik. The detuning resultan dari
frekuensi laser dari F = 3 F '= 4 siklik transisi menentukan kecepatan yang dipilih. Lebar
distribusi kecepatan yang dipilih diperkirakan sekitar 5 -. 10 m / s, yang terutama ditentukan
oleh linewidth alami (6 MHz) dari F = 3 F '= 4 transisi.
Gambar Berkala 6. spektrum yang diamati dengan medan magnet periodik (a) dan (b ) off.
Gambar 3 (a) dan (b) menunjukkan gerak-induced resonansi untuk atom dengan
kecepatan 512 m / s dipilih oleh detuning laser 656 MHz. X dan y-sumbu adalah scanning
medan magnet longitudinal dan sinyal lock-in intensitas laser probe yang dikirimkan, masing-
masing. Arus dari 5 mA menghasilkan medan magnet periodik dengan amplitudo 0,8 T di
pusat antara dua PCB yang berdekatan. Medan magnet periodik dan laser cukup lemah untuk
mendapatkan sinyal sempit di setup eksperimental ini. Jejak yang rata-rata 1000 kali lebih
dari 500 s. Seperti jelas terlihat dalam angka, sinyal resonansi gerak-diinduksi hanya muncul
ketika medan magnet periodik diterapkan. Sinyal memuncak di 510 kHz, dalam perjanjian
yang baik dengan nilai yang diharapkan dari 512 kHz.Perhatikan bahwa puncak besar terlihat
di kedua tokoh di medan magnet membujur nol disebut yang "resonansi Hanle", yang
diproduksi oleh medan magnet transversal residual.
Perhatikan salah satu dari gambar bahwa ada dua dips kecil pada Gambar. 3 (a).sinyal
dari motion- diinduksi resonansi atom dengan kecepatan yang berbeda. dimaksudkan untuk
mengamati atom dengan kecepatan 512 m / s melalui F = 3 F '= 4 siklik transisi, tetapi
24
sebenarnya, meskipun jumlahnya lebih kecil, atom dengan kecepatan 368 m / s atau 417 m / s
merupakan tambahan yang diamati melalui transisi dari F = 3 untuk masing-masing F '= 2
atau 3,. Perhatikan bahwa laser memiliki detunings berbeda sehubungan dengan transisi ini
karenanya dipilih kecepatan yang berbeda juga. Dua sinyal kecil berubah dalam arah yang
berlawanan dibandingkan dengan puncak resonansi utama, karena transmisi laser yang
menurun untuk transisi ini ketika gerakan-diinduksi resonansi terjadi, sementara itu
meningkatkan untuk F = 3 F '= 4 transisi.
Perluasan garis karena dengan waktu penerbangan melalui kisi magnetik, batas
fundamental dari lebar garis di setup, diperkirakan 16,3 kHz (lebar penuh pada setengah
maksimum) [6], yang merupakan kontribusi utama untuk lebar garis diperoleh dari 20 kHz.
Ini berarti bahwa faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap linewidth, seperti dephasing
disebabkan oleh tabrakan atom dengan papan sirkuit cetak, tidak kritis.Di antara mereka,
namun, lebar terbatas pilihan kecepatan tentu menyebabkan perluasan tambahan,
diperkirakan sekitar 10% peningkatan dari transit-time perluasan.ketakserbasamaan dari
medan magnet longitudinal alasan kemungkinan lain untuk memperluas itu.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
w ( { ns } )=N !
25
m
gsns
ns !
s=1
3. Keadaan Atom Magnetik dalam bahan dan Medan Magnet luar yang diberikan
keduanya saling berinteraksi,ada yang bergerak searah dengan medan magnet yang
diberikan,ada yang berlawanan dengan medan medan magnet yang diberikan dan ada
yang bergerak acak .
4. Aplikasi Statistika Maxwell Boltzmann terhadap Atom Magnetik dalam Medan
Magnet bisa digunakan untuk menentukan momen magnetik total yang dihasilkan
oleh kumpulan atom-atom
4.2.Saran
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, jadi kami sebagai penulis
mengharapkan saran-saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-
6596/185/1/012021/pdf;jsessionid=EF24EF415024D6E2156CDD287934DC6
6.c4.iopscience.cld.iop.org
26