Belajar Dan Pembelajaran Unit 2 PDF
Belajar Dan Pembelajaran Unit 2 PDF
Belajar Dan Pembelajaran Unit 2 PDF
Pendahuluan
Secara berturut-turut pada tiap subunit dari Unit 2 ini, Anda akan mempelajari
secara garis besar landasan yuridis dan prinsip perencanaan pembelajaran serta
implikasi pedagogiknya dalam pembelajaran yang mendidik di SD/MI. Pada tiap
subunit akan dibahas topik-topik yang didasarkan pada kebijakan yang dikeluarkan
oleh penanggung jawab pendidikan mulai dari tingkat nasional sampai pada tingkat
kabupaten/kota, disertai sejumlah latihan yang harus Anda kerjakan secara individual
2-52 Unit 2
Subunit 2.1
Landasan Yuridis Perencanaan Pembelajaran
Terkait dengan visi dan misi pendidikan nasional tersebut di atas, perlu dilakukan
berbagai hal sebagai bagian reformasi pendidikan antara lain sebagai berikut.
2-54 Unit 2
berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Dalam
kaitan ini, kriteria dan kriteria penyelenggaraan pendidikan dijadikan
pedoman untuk mewujudkan: (a) pendidikan yang berisi muatan yang
seimbang dan holistik; (b) proses pembelajaran yang demokratis, mendidik,
memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis; (c) hasil pendidikan yang
bermutu dan terukur; (d) berkembangnya profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan; (e) tersedianya sarana dan prasarana belajar yang
memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik secara optimal; (f)
berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberdayakan satuan
pendidikan; dan (g) terlaksananya evaluasi, akreditasi dan sertifikasi yang
berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Sesuai dengan dasar, fungsi dan tujuan seperti diamanatkan di dalam Pasal 2 dan
3 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapat dikatakan
bahwa pendidikan nasional yang bermutu hendaknya diarahkan untuk
pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
GENDER KEBANGSAAN
INDIVIDU
AGAMA RAS
ETNIK
WILAYAH GEOGRAFIS
KEMAMPUAN/
KETIDAKMAMPUAN
2-56 Unit 2
Oleh karena karakteristik individual bervariasi terutama dalam hal variasi kelas
sosial, etnik, wilayah geografis, agama, gender, dan kemampuan/ketidak-mampuan
setiap peserta didik, maka rencana dan pengaturan proses pembelajaran di sekolah
perlu disesuaikan. Penyesuaian rencana pembelajaran secara operasional dengan
keragaman karakteristik individual peserta didik ini dimaksudkan agar setiap peserta
didik memperoleh kesempatan untuk tumbuh-kembang berdasarkan potensi diri
(kemampuan dan ketidak-mampuan) yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan
hakikat kurikulum seperti dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional seperti dikutip berikut ini.
BAB X
KURIKULUM
Pasal 36
(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
(4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
2-58 Unit 2
Dalam wacana psikologi, tiap peserta didik yang terlibat dalam proses
pembelajaran memiliki potensi psikologis untuk tumbuh-kembang. Di dalam diri
setiap peserta didik terdapat kemampuan (abilities) dan ketidak-mampuan
(disabilities). Kemampuan-kemampuan psikologis tersebut harus dikembangkan
oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran yang diikutinya. Oleh sebab itu,
dalam merencanakan proses pembelajaran perlu diperhatikan prinsip-prinsip
perkembangan peserta didik, terutama yang berkaitan dengan aktifitas belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seperti motivasi, minat, kecerdasan, dan
potensi psikis lainnya.
Secara sosiologis dan antropologis, peserta didik adalah individu yang
merupakan bagian dari suatu kelompok masyarakat. Tiap kelompok masyakarat
memiliki karakteristik tertentu sebagai konsekuensi nilai-nilai budaya yang
berkembang dan dianut oleh setiap anggota masyarakat bersangkutan. Karakteristik
sosiologis dan antropologis ini turut mempengaruhi proses pembelajaran, sehingga
dalam merancang kurikulum perlu dipertimbangkan pula keragaman karakteristik
individual peserta didik sebagai konsekuensi dari keragaman karakteristik sosiologis
dan antropologis masyarakat dari mana peserta didik berasal. Hal ini perlu
diperhatikan karena menurut penjelasan Owens (1991:62) bahwa keragaman
karakteristik identitas individual ini dapat dibedakan dalam beberapa kelompok kerja
sesuai peran dan status masing-masing. Secara mikro, ada dua kelompok kerja utama
di sekolah; di satu sisi ada individu yang berperan sebagai pendidik atau guru
(melakukan pekerjaan mengajar), dan di sisi lain, ada individu yang berperan sebagai
peserta didik (melakukan pekerjaan belajar). Secara natural antara kedua kelompok
kerja tersebut terjadi interaksi atau transaksi sosial dan transaksi akademik
(intelektual). Lingkup interaksi atau transaksi individu di sekolah tidak dapat
dilepaskan dari karakteristik budaya masyarakat di sekitarnya. Secara skematis
lingkup interaksi atau transaksi individu di sekolah digambarkan dalam Gambar 2
berikut ini.
BUDAYA
ORGANISASI
KELOMPOK KERJA
INDIVIDU
2-60 Unit 2
keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Permendiknas Nomor 23 tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Latihan
Setelah mempelajari materi pada Sub Unit 2.1 di atas, Anda diminta mengerjakan
soal latihan berikut ini.
1. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menetapkan standar isi pendidikan
nasional. Jelaskan lingkup dari standar isi pendidikan nasional yang
dimaksud!
2. Apakah pemberlakuan KTSP merupakan pengganti KBK? Jelaskan jawaban
Anda!
3. Apakah landasan yuridis kurikulum di Indonesia tetap?
2-62 Unit 2
Subunit 2.2
Prinsip Perencanaan Pembelajaran
Beragam dan
terpadu
Berpusat pada
peserta didik dan
lingkungan
Tanggap ipteks
KURIKULUM
Menyeluruh dan
Berkesinam-
bungan Relevan dengan
kebutuhan
kehidupan
Belajar
sepanjang
hayat Seimbang antara
kepentingan nasional
Gambar 3 di atas menggambarkan prinsip-prinsipdanumum
daerah yang harus
diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran yang mendidik, yang mencakup:
(1) Prinsip berpusatGambar 3 Prinsip Pengembangankebutuhan,
Kurikulumdan kepentingan
pada potensi, perkembangan,
(Disadur dari Pusat Perkembangan Kurikulum Kementerian Pendidikan Malaysia, 2001 )
peserta didik dan lingkungannya.
2-64 Unit 2
(5) Prinsip menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum yang dikembangkan harus mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang
pendidikan.
(6) Prinsip belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan pemberdayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
(7) Prinsip seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Secara operasional, pengembangan kurikulum harus mengacu pada hal-hal sebagai
berikut.
(a) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
dan takwa serta akhlak mulia.
(b) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, serta
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.
2-66 Unit 2
(h) Dinamika perkembangan sosial.
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan indvidu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan negara lain.
(j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu,
kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan
serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa salam wilayah
NKRI.
(k) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian budaya. Penghayatan
dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
(l) Kesetaraan jender.
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan
dan memperhatikan kesetaraan jender.
(m) Karakteristik satuan pendidikan.
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas satuan pendidikan.
Setiap mata pelajaran disusun deskripsi dan silabusnya yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, pengalaman belajar, materi pokok pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar.
RELEVAN
ILMIAH
SISTEMATIS
KONSISTEN
MENYE
LURUH
SILABUS
MATA
PELAJARAN
AKTUAL MEMADAI
FLEKSIBEL dan
KONTEK
STUAL
Gambar 4 di atas merangkum prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
2-68 Unit 2
(e) Memadai, artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian cukup untuk
menunjang pencapaian kompetensi belajar;
(f) Aktual dan Kontekstual, artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian
meperhatikan perkembangan ilmu teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi;
(g) Fleksibel, artinya keseluruhan komponen pribadi dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah
dan tuntutan masyarakat; dan
(h) Menyeluruh, artinya komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Di samping beberapa prinsip yang telah dikemukakan di atas, berkaitan dengan
teori belajar yang dikemukakan Skinner, perlu pula diperhatikan beberapa prinsip
yang perlu menjadi acuan dalam perencanaan pembelajaran yang mendidik seperti
dikemukakan berikut ini.
(1) Prinsip pengukuhan atau penguatan (reinforcement).
Reinforcer atau penguat yaitu stimuli yang meningkatkan peluang muncul
respons. Penguatan itu dampak stimuli. Contoh penguat permen karena permen
memperkuat perilaku dan karenda itu stimuli. Sasaran permen bukan penguat, meski
dampaknya pada anak selaku penguat. Skinner memilah penguat bersifat primer dan
digeneralisasi. Penguat primer adalah stimuli yang diperkuat tanpa perlu belajar;
misalnya makan adalah kebutuhan yang tidak dipelajari. Penguat digeneralisasi yaitu
stimuli netral tetapi karena setelah berulang kali dipasangkan dengan sejumlah
penguat dalam berbagai situasi, akhirnya menjadi penguat bagi perilaku tertentu.
Misalnya, perilaku pengejar uang, sukses, prestise merupakan jenis penguat generalis
bagi sejumlah orang modern. Ada penguat yang positif dan ada pula penguat yang
negatif. Penguat positif yaitu stimuli peningkat munculnya respon ketika stimuli enak
ditambahkan pada situasi, sedangkan penguat negatif yaitu stimuli peningkat
munculnya respon saat stimuli jelek disingkirkan.
(2) Prinsip penguat dan hukuman.
Penguat positif berupa senyuman, anggukan dan memberi nilai bagus. Penguat
negatif (melegakan) yaitu menyingkirkan stimuli ancaman dikeluarkan dari kelas
atau sekolah, ancaman memperoleh nilai gagal (tidak lulus), atau menghindarkan
2-70 Unit 2
(5) Prinsip jadwal penguatan.
Jadwal penguatan yaitu pola dan cara penguatan dilakukan berupa jadual
perlakuan penguatan. Pola penjadualan di antaranya lewat continuous reinforcement,
yaitu tiap respon yang benar dilakukan diberi penguatan, dan intermittent (partial)
reinforcement yaitu sebagian (bukan seluruh) respons yang benar diberi penguatan.
Skinner memakai continuous reinforcement untuk meningkatkan kecepatan belajar
tetapi hasilnya kurang cukup lama diingat. Jadual yang terbaik yaitu diawali dengan
penguatan berkesinambungan kemudian dilanjutkan dengan intermittent atau partial
reinforcement agar efektif menghindarkan pebelajar cepat lupa.
Memahami jadual penguatan berdampak pada perilaku diterapkan ibu yang
memuji nilai PR dan ulangan anaknya! Pujian itu membuat anak makin rajin
mengerjakan PR dan belajar. Perhatikan mannersim (bandana, Jawa) orang ketika
sedang berpikir keras, ia garuk-garuk kepala (padahal tidak gatal), menggigit kuku
dan menengadahkan kepala. Walau kebiasaan itu tidak berkaitan dengan berpikir,
tetapi berdampak penguatan dan pembiasaan. Kebetulan saat berperilaku aneh itu
berhasil menemukan pemecahan. Fenomena perilaku seperti ini sering disebut
sebagai tahyul perilaku terjadual (superstitious scheduled behavior) manusia
moderen.
Setelah mempelajari bahan ajar pada Sub-unit 2.2 di atas, Anda diminta
mengerjakan soal-soal latihan dengan membaca secara teliti terlebih dahulu kasus
yang tertera dalam kotak berikut ini.
Pagi itu, Ibu Sri guru kelas 4 SD Inpres 1 Kaliurang yang terletak di lereng
gunung Merapi berangkat naik sepeda motor ke sekolah dengan membonceng
anaknya yang duduk di kelas 3. Jam di arloji Ibu Sri sudah menunjukkan pukul
07.00 wib (Waktu Indonesia Bagian Barat), padahal jarak antara rumah Ibu Sri
dengan sekolah +6 km.
Setibanya di sekolah, peserta didik sudah berada di ruang kelas karena jam
sekolah dimulai tepat pukul 07.00 wib. Setelah mengantar anaknya ke ruang
kelas 3, Ibu Sri segera memasuki ruang kelas 4 dengan disambut ucapan
Selamat pagi Bu! oleh semua peserta didik secara serempak dalam keadaan
berdiri dipimpin ketua kelasnya. Dengan suara datar Ibu Sri berkata, Ok,
duduk dan keluarkan buku PR Matematika.
Semua peserta didik serempak duduk sambil mengambil buku tulis PR
Matematika dan membukanya di atas meja. Ibu Sri bertanya, Siapa yang
tidak mengerjakan PR silahkan berdiri di depan kelas. Peserta didik saling
berbisik satu sama lain sambil mendudukkan kepala. Ibu Sri berkata lagi
dengan suara yang agak keras, Baik, kalau semua mengerjakan PR saya akan
periksa, tetapi kalau ternyata ada yang tidak mengerjakan, awas ya, saya akan
suruh keluar dan tidak boleh ikut pelajaran hari ini.
Pertanyaan
1. Apakah Ibu Sri mengelola pembelajaran mengikuti langkah-langkah tertentu?
Jelaskan jawaban Anda!
2. Ditinjau dari prinsip penyusunan silabus mata pelajaran, apakah Ibu Sri
mengikuti prinsip tersebut dalam pembelajaran yang dikelolanya pagi itu?
Jelaskan jawaban Anda!
3. Ditinjau dari teori belajar Skinner, prinsip pembelajaran apakah yang
diterapkan Ibu Sri terhadap peserta didik yang tidak mengerjakan PR
Matematika? Jelaskan jawaban Anda!
2-72 Unit 2
Rambu-Rambu Jawaban Soal Latihan
1. Ibu Sri mengelola pembelajaran mengikuti prinsip-prinsip tertentu, yaitu (a)
menyuruh peserta didik menyiapkan di atas meja buku pekerjaan PR
Matematika, (b) menanyakan siapa peserta didik yang tidak mengerjakan PR
Matematika, (c) memeriksa buku pekerjaan PR Matematika satu per satu, dan
(d) menghukum seorang peserta didik yang hanya mengerjakan dua nomor
PR Matematika, serta (e) melanjutkan pembelajaran dengan materi baru.
Prinsip-prinsip yang ditempuh Ibu Sri ini bukanlah prinsip pembelajaran yang
telah dirancang sebelumnya, karena saat itu Ibu Sri sudah terlambat masuk
kelas dan tanpa membicarakan pekerjaan PR Matematika langsung
melanjutkan pembelajaran dengan materi yang baru.
2. Ditinjau dari prinsip penyusunan silabus mata pelajaran, Ibu Sri tidak
mengikuti prinsip tersebut dalam pembelajaran yang dikelolanya pagi itu.
Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan Ibu Sri antara lain (a) tidak
memiliki dasar keilmuan dalam pendidikan dan pembelajaran karena di
dalam diri Ibu Sri terkandung muatan emosi sehingga pembelajaran
berlangsung tanpa terencana dengan baik, (b) tidak relevan, karena Ibu Sri
hanya menyuruh peserta didik menyiapkan buku PR Matematika di atas meja
dan tidak membahasnya bersama peserta didik bagaimana hasil pekerjaan
peserta didik, (c) tidak sistematis, karena Ibu Sri hanya memeriksa buku
peserta didik sampai pada orang yang kelima, kemudian langsung
menghentikan pembelajaran yang berkaitan dengan PR Matematika dan
langsung melanjutkan pembelajaran dengan materi yang baru, (d) tidak
konsisten, karena peserta didik yang dihukum mengerjakan soal PR
Matematika di papan tulis langsung dihukum berdiri terus di depan kelas
dengan satu kaki sambil memegang ke dua belah daun telinganya.
3. Ditinjau dari teori belajar Skinner, prinsip pembelajaran yang diterapkan Ibu
Sri terhadap peserta didik yang tidak mengerjakan PR Matematika ada
kemungkinan menggunakan prinsip penguatan negatif (negative
einforcement), akan tetapi penerapannya tidak mendidik. Peserta didik tanpa
diberi penjelasan mengapa ia dihukum dengan mengerjakan PR Matematika
di papan tulis dan berdiri satu kaki di depan kelas sambil memegang kedua
belah daun telinganya.
2-74 Unit 2
Tes Formatif Unit 2
1. Jelaskan standar yang menjadi acuan dalam merencanakan proses pembelajaran
yang mendidik!
2. Jelaskan arah dari seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah dalam prinsip
pembelajaran yang mendidik!
3. Jelaskan maksud dari prinsip pembelajaran yang berpusat pada peserta didik!
4. Jelaskan aturan tentan Standar Isi yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor
22 Tahun 2006!
5. Prinsip utama apakah yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang
mendidik? Jelaskan jawaban Anda!
2-76 Unit 2
Daftar Pustaka
Bourne, Lyle E. Jr. & Ekstrand, Bruce R. 1973. Psychology: Its Principles and
Meanings. Hinsdale, Illinois: The Dryden Press
Potensi= kemampuan yang dimiliki seseorang baik secara phisik mapun secara
psikis.
2-78 Unit 2