Budidaya Makroalga
Budidaya Makroalga
oleh
Dewi Maspufah
140342601189
BAB 1
PENDAHULUAN
a. bahan :
- Tali multifilament 12 mm sebagai tali utama (main line) dan pemberat
- Tali multifilament 5 mm sebagai tali ris
- Tali multifilament 2 mm sebagai tali pengikat tali utama dan pelampung
- Pelampung kecil (botol aqua) sebagai pelampung tali ris
- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung
- Pemberat (beton, batu gunung dll)
- Tali rafiah/tali 2 mm /plastik es sebagai pengikat rumput Laut
b. Alat :
- Pisau dapur
- Meteran
- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat seperti sekop
c.Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selam.
d. Ukuran long line bervariasi sesuai dengan keinginan yaitu 25 x 30 m, 50 x 50 m
e. Jarak antar titik ikat/titik rumpun tanam adalah 25 30 cm
f. Jarak antar tali ris 200 300 cm
g. Jumlah pelampung bola 12 buah
h. Jumlah pelampung kecil (botol aqua) 6 / tali ris
i. Jumlah pemberat 12 buah dengan berat masing-masing + 50 kg
j. Bibit yang ditanam antara 75 100 g / rumpun
k. Tali pengikat rumput untuk tali rapiah panjangnya 35 -40 cm, sedangkan untuk tali
berbentuk gelang diameternya 30 40 cm
2. Rakit Apung
a. Bahan :
- Tali multifilament 12 mm sebagai tali pemberat
- Tali multifilament 5 mm sebagai tali ris
- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung
utama
- Pemberat (beton, batu gunung dll)
- Tali rafiah/tali 2 mm /plastik es sebagai pengikat rumput laut
- Bambu
- Kayu pasak/usuk
- Jaring
b. Alat :
- Pisau, parang, gergaji, bor tangan/listrik, pahat, gunting
- Meteran
- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat seperti sekop
c.Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selama
> Bambu yang baik untuk rakit
- Tua dan lurus
- Diameter ukuran minimal 5 cm dan panjang minimal 10 m
- Tidak pecah
d. Ukuran rakit maksimal 10 x 10 m yang kecil 4 x 4 m
- Jarak antar tali ris 25 cm.
- Jarak antar titik tanam / rumpun 25 - 30 cm
- Jaring yang digunakan sebagai pelindung meshsize maksimal 2.5 inch
- Bentuk / disain tidak mudah berubah dan tali ris kuat terbenang
- Bibit yang ditanam antara 75 100 gram
3. Jalur
a. Bahan :
- Tali multifilament 12 mm sebagai tali pemberat dan main
line
- Tali multifilament 6 mm sebagai tali ris
- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung utama
- Pemberat (beton, batu gunung dll)
- Tali rafiah/tali 2 mm /plastik es sebagai pengikat rumput ` laut
- Bambu
b. Alat :
- Pisau, parang, gergaji, bor tangan/listrik, pahat, gunting
- Meteran
- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat seperti sekop
c.Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selam.
4.Metode Kantong
a. Bahan :
- Keranjang kantong terbuat dari benang PE ukuran D18 - 21
- Tali multifilament 6 mm sebagai ttali gantung
- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung utama
- Pemberat (beton, batu gunung dll)
- Kantong
- Pemberat kantong
b. Alat :
- Pisau, parang, gergaji, gunting
- Meteran
- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat seperti sekop
c.Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selam.
Gambar 2.5 Metode Kantong
2. Sistem Lepas Dasar Penanaman rumput laut
Sistem Budidaya dengan cara ini dimana alga laut di tanam di dasar perairan. Menggunakan
patok dan tali.
Patok
a. Bahan :
- Tali multifilament 10 mm sebagai tali utama (main
line)
- Tali multifilament 5 mm sebagai tali ris
- Tali rafiah/tali 1 mm /plastik es sebagai pengikat
rumput laut
- Patok
b. Alat :
- Pisau dapur, parang
- Meteran
- Linggis, cangkul, hammer,
c. Penunjang : Kacamata selam, karung panen
d. Ukuran Patok ;
- Panjang patok maksimal 100 cm
- Diameter patok minimal 3 cm
- Bahan patok dapat berupa kayu atau besi
- Jarak antar patok 50 80 cm
- 40 % patok dipermukaan perairan
- Panjang tali ris 5 meter, jika lebih sebaiknya menggunakan pelampung kecil (botol ).
- Jarak antar tali ris 25 30 cm
- Jarak antar titik tanam 25 30 cm
- Jarak antara tali ris dengan dasar perairan 30 cm
3. Tebar Tempel
> Di Tambak :
- 1 ha bibit 1 -2 ton disesuaikan dengan kesuburan tambak
- Pergantian air minimal satu kali seminggu
- Kedalaman air tambak pada minggu 1 4 sekitar 40 50
cm, minggu ke 4 8 kedalaman 60 -70 cm
- Apabila pertumbuhan kurang dapat ditambahkan pupuk 20
kg/ha
- Tambak harus bersih dari predator dan teritip/siput dan
lumut
- Bibit ditebar secara terurai
> Di Laut :
- Bibit diikat dengan tali rafiah dan diikatkan pada karang atau batu gunung. kelemahannya
adalah mudah diserang oleh predator dan gampang hanyut atau putus.
1. Makro alga merupakan alga yang memiliki bentuk dan ukuran makroskopis atau
dapat dilihat secara langsung (kasat mata). Makro alga umumnya epifit memiliki
bagian talus yang khusus untuk menempel pada subsrat bagian yang menyerupai akar,
ini di sebut holdfast.
2. Klasifikasi alga, makroalga terdiri dari 3 divisio yaitu
- Rhodophyta alga merahmemiliki warna merah sampai ungu, kadang-kadang juga
lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau
suatu lembaran mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup
oleh zat warna merah yang mengadakan fluoresensi yaitu fikoeritrin.
- Phaeophyta alga coklat merupakan alga yang berwarna pirang. Dalam
kromatofornya mengandung klorofil a, karotin, xantofil terutama fikosanting yang
menutupi warna lainnya sehingga menyebabkan warnanya menjadi pirang
- Chlorophyta alga hijau merupakan alga dengan pigmen hijau yang jelas
menyerupai tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a, b, karotin,
xantovil, violaxantin, dan lutein.
3. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk budidaya makroalga diantaranya
metode sistem terapung, metode kantong, metode sistem lepas dasar, dan sistem tebar
tempel.
Daftar Rujukan
Aslan, I.M, 1991. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius.
Mubarak, H. 1982. Teknik Budidaya Rumput Laut. Jakarta: LON-LIPI.
Nahle. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kimbal, J.1992. Biologi. Edisi ke lima jilid 2. Terjemahan edit S.S Tjitrosomo dan N. Sugiri.
Jakarta: Erlangga.
Kordi, M.G.H. 2010. Ekosistem Terumbu Karang. Potensi, Fungsi dan Pengelolaan. Jakarta :
Rineka Cipta.