Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN 4

UJI AKTIVITAS SEDATIF DAN HIPNOTIKA

A. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat mempelajari pengaruh obat penekan susunan
saraf pusat.
B. Dasar Teori
Obat sedatif adalah obat yang secara efektif dapat mengurangi ansietas dan
menimbulkan efek menenangkan dengan sedikt atau tidak ada efek pada
fungsi motorik atau mental. Obat hipnotik dapat menimbulkan rasa
mengantuk, memperlama, dan mempertahankan keadaan tidur yang sedapat
mungkin menyerupai keadaan tidur yang alamiah. Dalam kamus kedokteran
Dorland, sedatif berarti menghilangkan iritabilitas dan kegaduhan atau obat
yang bekerja seperti itu, sedangkan hipnotik berarti menimbulkan tidur, juga
agen yang menyebabkan hal itu.
Obat sedatif hipnotik merupakan golongan obat yang menekan susunan
saraf pusat. Namun efek hipnotik lebih bersifat depresan terhadap susunan
saraf pusat daripada sedatif. Obat sedatif menekan aktivitas mental,
menurunkan respon terhadap rangsangan emosi sehingga menenangkan. Obat
hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta
mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis. Beberapa obat dalam
golongan hipnotik dan sedatif, khususnya benzodiazepine dan barbiturate.
Dalam praktikum ini akan diamati efek esdaif dari beberapa obat melalui
percobaan menggunakan parameter rotarod, daya cengkram, refleks kornea
dan diameter pupil mata.
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
Spuit injeksi dan jarum (1mL)

Rotarod (batang berputar)

2. Bahan :
Phenobarbital / luminal

Diazepam

Klorpomasin

Aquabidest
Hewan uji mencit

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
2. Bila belum tersedia buat larutan dan suspensi dari bahan-bahan uji yang
diperlukan.
3. Kelompok mencit yang digunakan dengan jumlah 3 ekor tiap kelompok.
4. Adaptasika mencit-mencit tersebut dengan meletakkannya pada alat
rotarod selama 5 menit.
5. Tandai mencit dari masing-masing kelompok dan berikan bahan-bahan
uji sebagai berikut :
Kelompok I (kontrol) diberi aquabides secara peroral.

Kelompok II diberi phenobarbital 80 mg/kg BB secara peroral.

Kelompok III diberi klorpomasin 100 mg/kg BB secara peroral.

Kelompok IV diberi diazepam 20-50 mg/kg BB secara peroral

6. Lakukan percobaan pada menit-menit ke 15, 30, 45, 60 dengan


meletakkan mencit-mencit tersebut di atas rotarod selama 2 menit.
7. Amati berapa kali mencit-mencit itu terjatuh dari rotarod.
8. Selain itu amati juga hal-hal sebagai berikut :
Refleks balik badan dan kornea.

Perubahan diameter pupil mata.

Daya cengkram

9. Catat jumlah dan ukur dari masing-masing hasil pengamatan.


E. DATA PENGAMATAN
Hewan Pemberian 15menit 30menit 45menit 60menit
Mencit Phenobarbital 2 kali 5 kali 10 kali 2 kali
Mencit Diazepam 3 kali 3 kali 4 kali 4 kali
F. PEMBAHASAN
Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat
(SSP) yang realtif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan
tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat (kecuali benzodiazepin) yaitu
hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, bergantung pada dosis.
Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktivitas, menurunkan respons terhadap
perangsangan emosi dan menenangkan. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan
mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur
fisiologis.
Pada praktikum kali ini kita akan menggunakan obat phenobarbital dan
Diazepam. Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut dalam lemak dan
memiliki durasi kerja yang lebih panjang dibandingkan midazolam
Farmakokinetik pada diazepam cepat diserap melalui saluran cerna dan
mencapai puncaknya dalam 1 jam (15-30 menit pada anak-anak). Kelarutan
lemaknya yang tinggi menyebabkan Vd diazepam lebih besar dan cepat mencapai
otak dan jaringan terutama lemak. Diazepam juga dapat melewati plasenta dan
terdapat dalam sirkulasi fetus.
Ikatan protein benzodiazepine berhubungan dengan tingginya kelarutan
lemak. Diazepam dengan kelarutan lemak yang tinggi memiliki ikatan dengan
protein plasma yang kuat. Sehingga pada pasien dengan konsentrasi protein
plasma yang rendah, seperti pada cirrhosis hepatis, akan meningkatkan efek
samping dari diazepam.
Kelompok 1 perlakuan obat phenobarbital, mencit pertama pada menit ke-15
dan ke-30 ada reaksi pada mencit yaitu jatuhnya dari alat rotarod 3 kali, dan pada
menit 45 dan 60 reaksinya pada mencit yaitu jatuhnya dari alat rotarord 4 kali.,.
Kelompok 2 dengan obat diazepam secara per oral, mencit pertama pada
menit ke-15 dan 30 reaksinya pada mencit yaitu jatuhnya dari alat rotarord 2 kali
dan 5 kali, sedangkan pada menit 45 dan 60 reaksi mencit jatuh dari rotarord yaitu
10 kali dan 2 kali.
G. KESIMPULAN :
Pada paktikum kali ini kita dapat menyimpulkan sebagai berikut diantaranya
yaitu :
1. Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi
diperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah
atau menyebabkan tidur.
2. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh obat
penekan susunan syaraf pusat.
3. Dari data pada kelompok di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian
antara obat phenobarbital dan diazepam itu efek yang paling kuat sedatifnya
yaitu diazepam.

DAFTAR PUSTAKA
Tjay, T. H. dan Rahardja. K. (2002). Obat-Obat Penting. Edisi Kelima Cetakan
Kedua. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D., 1995, Farmakologi dan Terapi, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta.
Djamhuri, Agus., 1995, Sinopsis Farmakologi dengan Terapan Khusus di Klinik
dan Perawatan, Edisi 1, Cetakan Ketiga, Hipokrates, Jakarta.
Ganiswara, Sulistia G (Ed), 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Balai
Penerbit Falkultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 1
UJI AKTIVITAS SEDATIF DAN HIPNOTIK

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 1 / II A
Arief Kurniawan
Dewi Apriyani
Firna Oktaviani
Linda Lestari
Muhammad Idris
Novi Istiqomah
Reren Salwa Salsabila
Yulanda Elvinovendra
Dosen Pengampu : Ratna Widyasari, M.Farm-Klin,. Apt

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK


2016

Anda mungkin juga menyukai