Anda di halaman 1dari 4

Data Hasil Pengamatan

6.1.Pratikum 1 (Mengenal sistem koloid)


No Setelah Setelah didiamkan
Sampel Jenis sampel
. disaring Filtrat Residu
1. Susu Koloid Larut, Stabil Keruh Tidak ada
2. Gula Larutan Larut, Stabil Bening Tidak ada
Suspensi Tidak larut,
3. Kopi Keruh Ada
Tidak stabil
Larut, Tidak
4. Detergen Koloid Keruh Ada
stabil
5. Urea Larutan Larut, Stabil Bening Tidak ada

6.2.Pratikum 2 (Mengamati efek tyndall)


Sampel Pengamatan
Larutan Susu Menghamburkan cahaya
Larutan Gula Meneruskan cahaya
Larutan Kopi Menghamburkan cahaya
Larutan Detergen Menghamburkan cahaya
Larutan Urea Meneruskan cahaya

6.3.Pratikium 3 (Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid)


Penggumpalan/koagulasi
Koloid
Penyebab Perubahan yang terjadi
Agar-agar menjadi padat
sehingga terjadi
A Agar-agar (sol) Perubahan Suhu
penggumpalan Sol menjadi
gel
Emulsi minyak dalam air
terjadi penggumpalan,
B Susu (emulsi) Perubahan Keasaman (pH)
perubahan warna jadi
semakin keruh

6.4.Pratikum 4 (Memperagakan pembuatan koloid)


Percobaan Kegiatan pembuatan Hasil
Membentuk campuran yang berwarna
putih keruh dan setelah dibiarkan agak
a. Sol belerang (dispersi)
lama ada endapan pada bagian bawah
A campuran
Setelah didinginkan atau dibiarkan
b. Sol agar-agar (dispersi) sejenak, menjadi padat seperti gel dan
warnanya hijau
Campuran air mendidih dengan FeCl3
menjadi lebuh kental dan Fe(OH)3
B Sol Fe(OH)3 (kondensasi)
warnanyacoklat kemerahan dan Muatan
koloid bernilai positif
Air dan minyak makan tidak tercampur,
a. Campuran air dan minyak
dan keadaannya minyak makan berada
makan
C diatas
b. Campuran air, minyak Minyak makan dapat tercampur dengan
makan, dan sabun (emulsi) air

VII. Pembahasan
7.1.Praktikum 1 :
Setelah melakukan percobaan dapat dilihat, ketika mencampurkan susu, kopi,
gula,detergen, urea ke dalam air, kelimanya larut dalam air.
Jika mencampurkan air dengan susu instant dan detergen , ternyata kedua larutan itu
larut tetapi larutan itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan campuran susu tidak
akan memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaring. Hasil penyaringan tetap
keruh. Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, secara mikroskopis
partikel-partikelnya yang tersebar di dalam air masih dapat dibedakan. Campuran seperti
inilah yang dinamakan koloid. Dan jika didiamkan campuran detergen tidak akan memisah
dan juga dapat dipisahkan dengan penyaring. Hasil penyaringan tetap keruh. Campuran
seperti ini juga yang dinamakan koloid. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersinya
adalah lemak, sedangkan medium pendispersinya adalah air.
Jika mencampurkan air dengan gula dan urea , ternyata kedua larutan itu larut dan
bening. Jika didiamkan campuran itu tidak akan memisah dan juga tidak dapat dipisahkan
dengan penyaring. Hasil penyaringan tetap bening. Secara makroskopis campuran ini tampak
homogen dan secara mikroskopis partikel-partikelnya tersebar di dalam air tidak dapat
dibedakan. Campuran seperti inilah yang dinamakan larutan.
Saat mencampurkan air dengan kopi, kopi tidak larut dalam air. Walaupun campuran ini
diaduk, lambat laun kopi akan memisah dan mengendap di dasar gelas. Campuran ini bersifat
heterogen dan merupakan sistem dua fase. Campuran ini dapat dipisahkan dengan
penyaringan. Campuran seperti ini dinamakan suspensi.

7.2.Pratikum 2 :
Pada percobaan tersebut dapat diketahui bahwa pada larutan gula dan larutan urea ,
berkas sinar yang berasal dari senter tidak terlihat karena berkas sinar hanya berjalan lurus
tanpa penghamburan saat melewati zat tersebut. Oleh karena itu larutan gula dan larutan
urea tergolong larutan sejati.
Sedangkan pada campuran detergen dan susu berkas sinar yang berasal dari senter yang
kemudian melewati larutan detergen dan susu akan dihamburkan dan menimbulkan berkas
sinar pada layar dan menyebar, berkas cahaya yang melalui larutan ini dapat diamati dari arah
samping. Hal ini disebabkan karena partikel-partikelnya mempunyai ukuran partikel-partikel
yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Oleh karena itu larutan
detergen dan susu tergolong koloid. Sebaliknya, pada larutan sejati, ukuran partikel-
partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit
diamati.

7.3.Pratikum 3 :
Agar-agar termasuk sol. Perubahan yang terjadi setelah dipanaskan yaitu
timbul penggumpalan dari sol menjadi gel dan apabila ditinjau dari terdispersinya agar-agar
terdispersi dalam air. Susu termasuk dalam elmusi. Perubahan yang terjadi setelah diberi cuka
terbentuk gumpalan-gumpalan susu, dan warna menjadi semakin keruh. Hal ini disebut
proses Adsorpsi, dimana terjadi peristiwa penyerapan suatu zat sehingga partikel zat tersebut
menempel pada bidang penyerapannya.Apabila ditinjau dari terdispersinya susu termasuk
emulsi minyak dalam air.
7.4.Pratikum 4 :
Pada percobaan A, Pembuatan sol belerang menggunakan cara dispersi yaitu dengan
tenggelam dalam air. Belerang yang telah dihaluskan bersama gula akan membentuk butiran
yang ukurannya menyerupai koloid. Kemudian campuran dilarutkan dalam air sehingga
menghasilkan koloid jenis sol.
Untuk pembuatan agar-agar digunakan cara peptisasi. Cara peptiasi ini menggunakan zat
pemeptiasi (pemecah) yaitu air dengan dipanaskan untuk memecah molekul-molekul besar
dalam hal ini serbuk agar-agar supaya menjadi molekul-molekul kecil ukuran koloid. Setelah
air dan agar-agar sudah menyatu sepenuhnya kemudian didinginkan sejenak. Maka jadilah
sol padat yaitu agar-agar.
Pada percobaan B, sol Fe(OH)3 di masukan ke dalam pipa U
FeCl3 + H2O Fe(OH)3 + HCl
Ternyata terjadi proses koagulasi penggumpalan muatan koloid. sehingga, partikel sol
Fe(OH)3 berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Jika partikel koloid
berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif, jika partikel koloid
berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif.
Pada percobaan C, Minyak dan air adalah emulsi (cair bertemu cair namun bersifat
antagonis/ tolak menolak) sehingga tidak bisa larut dalam air. Kedudukan minyak berada di
permukaan air, hal ini disebabkan oleh massa jenis minyak yang lebih kecil dari pada massa
jenis air.
Agar minyak larut dalam air maka ditambahkan emulgator yaitu larutan sabun.
Kemudian air dan minyak tersebut dapat bercampur. Sabun disebut sebagai emulgator karena
dapat menggabungkan dua buah fese yang tidak bisa bersatu.

VIII. Kesimpulan
1. Meskipun ketiganya berupa campuran dua zat atau lebih, ternyata dari ketiga campuran
dalam percobaan memiliki perbadaan dari segi bentuk, sifat, ukuran, serta fasenya yang
dikelompokan ke dalam tiga macam jenis dispersi, yaitu dispersi halus (larutan), dispersi
koloid, dan dispersi kasar (suspensi).
Campuran yang berupa larutan yaitu memiliki sifat larut, bening, mengalami satu fase
(homogen), stabil, tidak dapat disaring.
Campuran yang berupa suspensi yaitu larutan tersebut memiliki sifat tidak larut
meskipun diaduk dan didiamkan, keruh, mengalami dua fase, tidak stabil, larutannya
heterogen, dan dapat dipisahkan dengan penyaring.
Campuran yang berupa koloid yaitu memiliki sifat larut dalam air, keruh, mengalami dua
fase, tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, hasil penyaringan tetap keruh. Secara
pengelihatan makroskopis, campuran ini tampak homogen, tetapi sebenarnya bersifat
heterogen
2. Bedasarkan Efek Tyndall
Sistem koloid : bila dikenai seberkas cahaya, maka oleh sistem tersebut akan dihamburkan
Larutan sejati : bila di kenai seberkas cahaya, maka oleh larutan tersebut akan di teruskan.
3. Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Gel
adalah koloid yang wujudnya berada diantara padat dan cair yang dapat terbentuk dari suatu
sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang
agak padat. Agar-agar cenderung masuk dalam jenis koloid berupa sol. Emulsi adalah sistem
koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya zat cair sistem koloid dari zat cair
yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua
jenis zat cair itu tidak saling melarutkan.
4. Ada beberapa cara dalam membuat koloid, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi. Cara
kondensasi yaitu dengan menggabungkan partikel-partikel halus menjadi lebih kasar melalui
suatu reaksi kimia. Dalam percobaan ini dapat dilakukan dengan cara hidrolisis. Sedangkan
cara dispersi yaitu dengan memecah partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus
atau partikel koloid.

Anda mungkin juga menyukai