Anda di halaman 1dari 4

Akibat Perburuan Hewan Secara Liar

Ditulis oleh: Andrean Perdana Tuesday, 11 November 2014


Berikut ulasan mengenai Akibat Perburuan Hewan Secara Liar.
Silahkan disimak!

Perburuan liar adalah pengambilan hewan dan tanaman liar


secara ilegal dan bertentangan dengan peraturan konservasi
serta manajemen kehidupan liar. Perburuan liar merupakan
pelanggaran terhadap peraturan dan hukum perburuan.

Suatu perburuan bisa menjadi ilegal karena sebab-sebab berikut:

1. Perburuan tidak dilakukan pada musimnya; biasanya musim


kawin dinyatakan sebagai musim tertutup ketika kehidupan
liar dilindungi oleh hukum.
2. Pemburu tidak memiliki izin yang sah.
3. Pemburu secara ilegal menjual hewan, bagian tubuh hewan
atau tanaman untuk memperoleh keuntungan.
4. Perburuan dilakukan di luar waktu yang diperbolehkan.
5. Pemburu mempergunakan senjata yang dilarang pada
hewan yang diburu.
6. Hewan atau tanaman yang diburu berada dalam wilayah
yang dibatasi.
7. Hak untuk memburu suuatu hewan diklaim oleh seseorang.
8. Jenis umpannya tidak manusiawi. (contohnya makanan yang
tidak cocok untuk kesehatan hewan)
9. Menggunakan cara berburu yang dilarang (misalnya
menggunakan lampu sorot untuk membuat rusa
kebingungan, atau berburu dari kendaraan yang bergerak).
10. Hewan atau tanaman yang diburu dilindungi oleh
hukum atau termasuk spesies yang terancam punah.
11. Hewan atau tanaman yang diburu telah ditandai untuk
penelitian.

Berbicara mengenai perburuan hewan ataupun satwa liar,


seringkali mengenai kepunahan ragam satwa yang rawan punah,
yang sudah barang tentu itu benar dan fatal dampaknya. Akan
tetapi kita jarang mempelajari dampak dari sudut pandang yang
lain. Berikut beberapa fakta lain akibat perburuan hewan secara
liar:

Penyakit Zoonosis

Dengan maraknya perburuan hewan liar, penyakit ini akan


mempunyai persentase perkembangan dan mewabah ke manusia
yang semakin besar. Penyakit Zoonosis adalah infeksi yang
ditularkan di antara hewan vertebrata dan manusia ataupun bisa
sebaliknya. Penyakit Zoonosis ini belakangan menjadi perhatian di
dunia dengan dikenalnya penyakit flu burung dan virus H5N1 oleh
penduduk seantero dunia.

Penyempitan Area Hutan

Efek dari berkurangnya satwa secara langsung akan berdampak


pada berkurangnya kualitas ekosistem di hutan liar ataupun di
hutan lindung. Ketika semakin banyak manusia yang melakukan
perburuan pada suatu hutan tertentu, akhirnya membuat sebuah
ruang atau area transportasi baru bahkan area terbuka baru
untuk bermukim sementara bagi para pemburu. Pada jangka
waktu tertentu, luas lahan tersebut akan terakumulasi cukup
besar, di mana semakin lama perburuan liar itu terjadi, maka
akan semakin luas area manusia dalam mengeksplorasi hutan liar
atau hutan lindung itu sendiri secara terus-menerus. Di negara
kita Indonesia, hal ini telah terjadi di berbagai hutan liar maupun
hutan lindung, yang bahkan tidak pernah ditanggapi serius oleh
pengelola hutan atau pemerintah, yang akhirnya semakin lama
hal tersebut terjadi, maka semakin rusak pula hutan-hutan yang
ada di negara kita ini.

Berkurangnya Lapangan Kerja

Dampak yang satu ini cukup unik tapi memang terjadi. Kita tau
sekarang ini banyak ditemui area wisata yang dibangun di area
yang dulunya merupakan hutan liar ataupun hutan lindung, di
mana kita sering sebut pembebasan lahan baru. Ternyata,
meskipun secara kasat mata terlihat dengan adanya wahana
wisata baru ataupun wisata alam baru yang dibangun dan
dikelola dengan lebih baik dan lebih modern, akan memberikan
peningkatan peluang kerja yang besar. Namun, kenyataan
tersebut secara perbandingan masih sangat jauh dengan
lapangan pekerjaan yang akhirnya banyak berkurang dari wisata-
wisata baru tersebut. Meskipun tidak secara langsung terjadi
perburuan hewan, namun beberapa tindakan dalam mengelola
atau membangun wisata tersebut berhubungan dengan
perburuan hewan dan ekosistemnya.
Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia
Pemburuan liar
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1. Melinda defitir
2. Eka marethi m.p
3. Gista apriani
4. Fadli aryansyah
Guru ppembimbing : yulia sp.d

Anda mungkin juga menyukai