12 - TA3111 Perilaku Batuan PDF
12 - TA3111 Perilaku Batuan PDF
PERILAKU BATUAN - 4
Suseno Kramadibrata
Made Astawa Rai
Ridho K Wattimena
Laboratorium Geomeknika
FIKTM - ITB
Pendahuluan
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
t
Kurva t
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
o = W
t
E
W
E
Spring Dashpot
Kurva & -t
Perilaku Batuan Elasto-Plastik
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
1 > E
1
E
1 =0
E t
Kurva -
Perilaku Batuan Elasto-Plastik Sempurna
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
r r
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
E
Kurva -
Perilaku Batuan Elastik-Fragile
Perilaku Kurva -
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
Tegangan
Strength failure D
Crack closure A
1. Penutupan rekahan
Regangan
O
l= regangan lateral; v = regangan volumetrik; a= regangan aksial
Kekuatan Jangka Panjang
Bieniawski (1970)
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
s1
s2
s3
s5 s4
s6
E1
E2
E3
E4
E5
E6
e1 e2 e3 e4 e5 e6
Kekuatan Jangka Panjang
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
Failure
II Creep stabil
Uji Kuat Tekan
a
I tidak ada creep
O
Uji Creep Kuat Tekan t
Relaksasi Pada -
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
II Relaksasi stabil
a a
I II III
Rayapan Rayapan Sekunder Rayapan E
Primer Tersier
C
Rayapan
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
H
A
F
O G t
OA - Regangan elastik seketika
AC - Rayapan primer (transient creep) laju deformasi menurun fungsi waktu - deformasi
elastik tertunda - jika tegangan dibebaskan sebelum melewati (C), terjadi instantaneous
recovery (CF) diikuti dengan delayed elastic recovery (FG).
CD - Rayapan sekunder (steady-state creep) laju deformasi konstan
DE - Rayapan tersier (accelerated rate creep) laju deformasi menaik fungsi waktu - runtuh
Jika tegangan tetap diberikan setelah (C) rayapan sekunder dgn laju regangan konstan
& contoh mengalami deformasi permanen.
Jika tegangan dibebaskan sepanjang titik (CD), deformasi permanen & tidak kembali ke
kondisi semula.
Deformasi permanen = f(laju regangan tetap & t pembebanan yang dialaminya)
Model Reologi
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
=G ,
G= modulus geser
E
E - Spring
Reologi Sederhana
2. Newtonian - Plastik Sempurna
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
W
0
t o = W
Dashpot
Suatu material plastik sempurna adalah material yang tidak akan terdeformasi sama
sekali selama tegangan yang diterimanya lebih kecil dari tegangan batas o.
Jika tegangan yang diterima sama atau lebih besar dari batas tersebut ( o) , material
akan terus terdeformasi tanpa penambahan tegangan.
Model material tersebut adalah sebuah beban W diletakkan pada permukaan yang
memiliki koefisien gesekan tetap
Reologi Sederhana
2. Newtonian plastik/Viscous perfect/pure
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
t 3
( Viscocitytetap)
1
0.5 3 2
1
2 2
Shearstress m ax 1 2 3 1
2
1
2
3 1
1
3 1
2 2 2
d
1 3 1 3
dt
Reologi Sederhana
3. St. Venent Elasto Plastik Sempurna
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
E
W W
0 0
/E
E
t t
1 2
k
Regangan seketika disusul dengan
1 2 kenaikan reganan secara linear
E
System 0 t 0
t
E
Reologi Kompleks
4. Kelvin Firm Viscous
o
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
/E
t t
E
Et
= +
0
1 e 3
=E +3
E
3
Reologi Kompleks
4. Generalized Kelvin
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
( E1 E 2 )
E1
E2
E1 E 2
/E
t
= 1 1 + E1 1
= E2 2
= 1 + 2
= 1 ( /E1) + k1 ( /E2)
+ (E1 + E2) = E2( 1 + E1 )
Reologi Kompleks
4. Burger
E1
E2
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
3
3
t
t Model merepresentasikan model
t
1 e t1
material yang paling sederhana
k2 k1 daripada regangan pada saat
2
reganagan primer dan sekunder.
G1t Model ini adalah yang paling
2 1 t
1 (t )
1 1 1 1
e 1 cocok untuk material sedimen
9k 3G 2 3G1 3G1 3 2 1 = Delayed rate elasticity
2 = rate viscous flow
E
k G1 = delayed elasticity
3(1- 2 ) G2 = elastic shear modulus
Model Reologi untuk Tipe Batuan
yang Berbeda
(Lama & Vutukuri, 1978)
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
Hardy, 1959;
Batubara Modified Burger Viskoelastik
Bobrov, 1970
= tegangan
= regangan geser
= regangan
= koefisien gesek
E = Modulus Young
= koefisien viskositas
W = beban Kuznetsov dan Vashcillin
Model Hubungan regangan-waktu
Model mekanik Diskripsi Model
Reologi Rumus Grafik
Hooke
E
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
t
Newton
3
(t ) t Rayapan sekunder
3
Kelvin E
E
/E
t
(t ) 1 e 3
E Rayapan primer
3
t
Maxwell E 3
(t )
E 3
t Regangan elastik seketika dan
/ rayapan sekunder
t
E
Burger E1
E1
E2 3 1
t
(t ) 1 e
E2 E1 Regangan elastik seketika,
3 2 rayapan primer dan sekunder
3 t /E2
1 3 2 t
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
2.5
KURVA RAYAPAN SAMPEL C 02
2.0
Regangan (%)
1.5
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
REG AKSIAL
1.0
0.5
0.0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260
Waktu (jam)
1,40
1,20
y = 0,0006x + 1,2542
1,00 y = 0,2549x 0,3465 R2 = 0,8509
0,80 R2 = 0,9967
0,60
0,40 y = 0,0261x
0,20 R2 = 1
0,00
0 100 200 300 400 500
Waktu (jam )
Kurva Rayapan Umum - Regangan
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
= e + (t) + At + T(t)
= regangan total
e = regangan elastik seketika
(t) = fungsi regangan - rayapan primer
At = fungsi regangan linier terhadap waktu - rayapan sekunder
T (t) = fungsi regangan - rayapan tersier
Kurva sederhana rayapan primer yang cocok, (t) = Atn
Andrade (1910): rayapan pada logam lunak, (t) = At0.33
Rayapan pada massa batuan perambatan rekahan
Tahap rayapan primer: batuan beradaptasi dengan tegangan yang
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
Jenis Beban
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
Wawersik & Brown (1973): Rayapan UCS & UTS batu granit Westerly -
percepatan rayapan meningkat sedikit demi sedikit hingga tercapai rayapan
tersier. Sebelum contoh runtuh ada tanda-tanda keruntuhan yang
ditunjukan oleh pengukur deformasi. Sedang pada beban tarik, rayapan
tersier terjadi begitu cepat dan tidak ada tanda-tanda sebelum terjadi
keruntuhan.
Chugh (1974): Rayapan UCS & UTS - laju rayapan UTS batu pasir = 6 kali
laju rayapan UCS batupasir. Laju rayapan UTS batu gamping & granit = x
kali laju rayapan UCS batu gamping & granit.
Tingkat Tegangan
Besarnya rayapan = f(tegangan yang diterima batuan).
Jika tegangan yang diterima kecil regangan yang terjadi terlampau kecil.
Jika tegangan yang diberikan besar kurva akan langsung menuju tahap
tersier & disusul dgn keruntuhan & tahap ini berlangsung sangat cepat.
Afrouz dan Harvey (1974) melakukan uji batuan yang berbeda yaitu dalam
kondisi jenuh air dan kering pada tingkat tegangan yang berbeda dan
memperoleh data bahwa pada tingkat beban dua kali lipat rayapan
sekunder naik 90% sedangkan rayapan primer naik 50%-80%.
Faktor Yang Mempengaruhi Rayapan
Kandungan Air dan Kelembaban
Griggs (1940) batuan Alabaster yang dicelup dalam larutan HCl &
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
0.5 L
[ 1, 2, 3] = f [ 1, 2, 3]
L/D=2
0.5 L
D+ D
3
Batuan Elastik Linear & Isotrop
1. Batuan dikenakan tegangan sebesar 1 pada arah (1), sedangkan pada arah (2) dan
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
(3) = 0
1 1 1
1 2 3
E E E
2. Batuan dikenakan tegangan sebesar 2 pada arah (2), sedangkan tegangan pada
arah (1) dan (3) = 0
2 2 2
1 2 3
E E E
3. Batuan dikenakan tegangan sebesar 3 pada arah (3), sedangkan tegangan pada
arah (1) dan (2) = 0
3 3 3
1 2 3
E E E
1
4. Batuan dikenakan tegangan 1 pada arah (1) # 1 total 2 3
E E
2
2 pada arah (2) # 2 total 1 3
E E
3
3 pada arah (3) # 3 total 1 2
E E
1. Bentuk umum hubungan adalah sebagai berikut (arah prinsipal):
N = 1 + 2 + 3
i bervariasi dari 1 sampai 3.
1
1 N
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
1
E E
2. Jika tidak pada arah prinsipal maka hubungan regangan tegangan adalah:
i bervariasi dari 1 sampai 3
j bervariasi dari 1 sampai 3
1
ij ij N ij
E E
11 12 13
Straintensor : i 21 22 23
31 32 33 dij = 0 jika i j
dij = 1 jika i = j
11 12 13
Stresstensor : i 21 22 23
31 32 33
3. Bentuk umum hubungan tegangan dan regangan adalah sebagai berikut :
i = i + i (arah prinsipal)
= 1 + 2 + 3
i bervariasi dari 1 sampai 3
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
E
ModulusGeser G
2(1 )
E
(1 )(1 2 )
xz =0 ( xz = 13)
X
z
z
( x y ) 0
E E
z
( x y )
E E
1 1 1
x ( x y z ) ( x y
2
x
2
y) (1 2
) x (1 ) y )
E E E
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
1 1 1
y ( y x z ) ( y x
2
x
2
y ) (1 2
) y (1 ) x )
E E E
(1 ) E E
x x y ( 2 ) x y
(1 )(1 2 ) (1 )(1 2 )
(1 ) E E
y y x ( 2 ) y x
(1 )(1 2 ) (1 )(1 2 )
E
xy xy dengan xy 12 dan xy 12
2(1 )
xy xy
z ( x y )
(1 )E E
0
(1 )(1 2 ) (1 )(1 2 )
x x
E (1 ) E
y 0 y
(1 )(1 2 ) (1 )(1 2 )
xy E xy
0 0
2(1 )
Tegangan Bidang (Plane Stress)
Pada tegangan bidang maka seluruh tegangan pada salah satu
sumbu sama dengan nol.
z = 0, xz = 0, yz = 0.
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
Z z=0& z=0
y y
1
x ( x y )
E
1
( )
y
E
y x
z #0 x x
xy
z ( x y )
xy E
G
0 E
z xz yz x 2
( x y )
(1 )
E
y 2
( y x )
(1 )
xy G xy
Symmetrical Revolution
Jika sebuah benda berbentuk silinder diputar pada sumbunya
maka benda tsb dapat diwakili oleh sebuah bidang.
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
Model Analisis
Model Axisymmetric
Model Plainstrain
Model Axisymmetric
Load
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
Load
Load
Load Load
Load
Kepundan
Kepundan
Lubang
Lubang
Pembawa
Lumpur
Pembawa
Lumpur
0
-0.2 0 200 400 600 800 1000 1200 1400
-0.4
Penurunan (m)
-0.6
-0.8
-1
-1.2
-1.4
-1.6
-1.8
-2
Jarak (m)