Fistula Peri Anal
Fistula Peri Anal
Oleh:
Dyah Nisma Purboningtyas
201020401011179
Pembimbing:
dr.Muwardi Romli M. Sp B M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
2
2012
3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL................................................................................................. 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 3
BAB 2 LAPORAN KASUS.................................................................................. 5
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 14
BAB 4 KESIMPULAN......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
terdengar suara nafas vesikuler kanan dan kiri pasru sama, tidak terdengar
wheezing maupun ronkhi. Pada palpasi didapatkan fremitus taktil normal,
ekspansi pergerakan dinding dada simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar
aksila. Perkusi sonor pada kedua lapangan paru. Sedangkan pada pemeriksaan
jantung tidak didapatkan voussore cardiaque, iktus cordis tak teraba, tidak
didapatkan thrill atau fremissement, pada saat perkusi didapatkan batas kiri
redup ICS VII line axillaris anterior sinistra, batas kanan kanan redup ICS IV
para sternal line dextra, dan batas atas redup ICS III sternal line sinistra. Padaa
saat auskultasi terdengar S1 S2 tunggal, tidak terdengar bunyi murmur maupaun
gallop.
Pada pemeriksaan abdomen tampak flat/datar, tidak tampak caput meduse
maupun grey sign dan cullen sign. Pada saat palpasi teraba soefl, tidak
didapatkan nyeri tekan, hepar dan lien sulit dievaluasi. Perkusi timpani, tidak
didapatkan shifting dullnes maupun meteorismus. Saat aukultasi bising usus
normal, tidak terdengar bruit maupun metalic sound.
Pada pemeriksaan uro-genitalia normal, tidak didapatkan adanya massa,
tidak terdengar bising arteri renalis dextra maupun sinistra, ginjal tidak teraba
saat palpasi. Pada pemeriksaan anal tidak didapatkan massa, abses maupun
tanda-tanda radang tapi terdapat outlet. Pada ekstremitas didapatkan akral
hangat kering merah, tidak didapatkan edema.
Pemeriksaan status lokalis
Inspeksi : Tampak outlet pada regio perianal arah jam 6, tidak didapatkan
tanda-tanda radang, abses maupun massa.
Palpasi : RT : Tonus sfingter ani adequat, mukosa licin, ampula rekti tidak
kolap, tidak didapat massa maupun darah, teraba indurasi arah jam
6 dengan jarak 1 cm dari tepi anus.
Berikut ini adalah gambar dari pasien :
7
Pemeriksaan Laboratorium
1.Pemeriksaan Darah Lengkap
Diffcount : 1/0/76/17/6 (1-2/0-1/49-67/25-33/3-7)
Hematokrit : 45,2 % (L 40-54%, P 35-47%)
Hemoglobin : 15,5 g/dl (P=12,0-16,0 mg/dl, L=13,0-18,0 mg/dl)
Leukosit : 9700 (4000-10.000)
Trombosit : 275.000 (150.000- 450.000)
LED : 35/58 (L 0-5/jam, P 0-7/jam)
2. Pemeriksaan kadar glukosa darah
GDA : 87 (<200 mg/dl)
3. Pemeriksaan Faal Homeostasis
Bleeding time : 230 (1-5 menit)
Clothing time : 910 (5-11 menit)
Assesment : Fistula perianal
8
Rencana tindakan :
1. Infus RL 1500cc/24 jam
2. Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
3. Injeksi Metamizole 3x1
4. Pro Fistulektomi
Laporan Operasi
Nama operator : dr. Muwardi Tgl : 31-01-2012
Asisten 1 : Gh mulai jam: 11.00
Asisten 2 : DM selesai jam: 12.00
Persiapan operasi : inform consent, pasang infus + DK, antibiotik pre OP
Posisi pasien : Lithotomi pengaruh GA
Desinfeksi : Betadine + Alkohol
Insisi kulit dan pembukaan lapangan OP: regio perianal
Pendapatan pada explorasi : Fistula peri anal
Apa yang dikerjakan : Fistulektomi
Penutupan lapangan OP & kulit: primer
Komplikasi OP : Perdarahan
Kata kunci
- Laki-laki
- 55 tahun
- Bisul didekat lubang pantat
- Nyeri
- Bisul pecah 1 bln yll
- Hilang timbul
- Pus (+)
- Darah (-)
- BAB kadang keras
- BAK dbn
- Higiene sanitasi baik
9
BAB III
PEMBAHASAN
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan bisul di dekat lubang
pantat yang diketahuinya sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku bisul tersebut
pecah sekitar 1 bulan yang lalu dan mengeluarkan nanah tapi tidak didapatkan darah.
Menurut pengakuan pasien, saat bisul belum pecah terasa sangat nyeri dan kemudian
setelah pecah nyerinya hanya kadang-kadang saja.
Bisul didekat lubang pantat ini adalah fistula perianal yang merupakan sebuah
hubungan yang abnormal antara epitel dari kanalis anal dan epidermis dari kulit
perianal. Fistula perianal adalah bentuk kronik dari abses anorektal yang tidak
sembuh yang membentuk traktus akibat inflamasi.
Anatomi
Kanalis anal merupakan bagian akhir dari usus besar dan rektum, yang berawal
dari diafragma pelvis yang melewati otot levator ani dan berakhir di pinggiran anal.
Kanalis ini mempunyai panjang sekitar 4 cm. Dinding otot dari kanalis anal
merupakan kelanjutan dari lapisan otot sirkuler rektum yang kemudian menebal dan
membentuk sfingter internal.
Secara anatomis kanalis anal memanjang dari pinggiran anal ke linea dentata.
Akan tetapi para ahli mendefinisikan kanalis anal memanjang dari pinggiran anal ke
cincin anorektal. Cincin anorektal sendiri teraba saat pemeriksaan rektar 1-1,5 cmdi
atas linea dentata.
Pinggiran anal adalah pertemuan antara anoderm dengan kulit perianal.
Anoderm merupakan epitel tersendiri yang kaya akan saraf tapi kurang dalam hal
perangkat (folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea). Linea dentata atau
linea pectinata yang merupakan pertemuan antara mukokutaneus sebenarnya terletak
1-1,5 cm dari pinggiran anal.
Kanalis anal dikelilingi oleh sebuah sfingter internal dan eksternal, yang
keduanya menjalankan mekanisme sfingter anal. Sfingter interna merupakan
kelanjutan dari bagian dalam otot polos sirkuler rektum. Juga merupakan otot
11
.
12
membentuk traktus. Kanalis anal mempunyai 6-14 kelenjar kecil yang terproyeksi
melalui sfingter anal dan menuju kripta pada linea dendata. Kelenjar dapat terinfeksi
dan menyebabkan penyumbatan. Bersamaan dengan penyumbatan itu, terperangkap
juga feses dan bakteri dalam kelenjar. Penyumbatan ini juga dapat terjadi setelah
trauma, pengeluaran feses yang keras, atau inflamasi. Apabila kripta tidak kembali
membuka ke kanalis anal maka akan terbentuk abses di dalam rongga intersfingteric.
Abses lama kelamaan akan meninggalkan jalan keluar dengan meninggalkan fistula.
Pada kasus-kasus mudah, aturan Goodsall, dapat membantu untuk
mengantisipasi keadaan anatomi dari fistula perianal. Aturan ini menyatakan bahwa
fistula dengan bukaan eksternal yang terletak anterior dari garis transversal tengah
anus akan mengikuti garis radial lurus menuju linea dentata. Fistula dengan bukaan
posterior dari garis transversal akan mengikuti garis membelok menuju garis tengah
posterior. Pengecualian untuk aturan ini bila bukaan eksternal berjarak lebih dari 3 cm
dari pinggiran anus. Gambaran yang terakhir ini hampis selalu berasal dari traktus
primer atau sekunder dari garis tengah posterior yang konsisten dengan abses tapal
kuda sebelumnya.
diikuti dengan anteroposterior, lateral dan gambaran X-ray oblik untuk melihat jalur
fistula.
Pasca Operasi
Pada operasi fistula simple, pasien dapat pulang pada hari yang sama setelah
operasi. Namun pada fistula kompleks mungkin membutuhkan rawat inap beberapa
hari.
Setelah operasi mungkin akan terdapat sedikit darah ataupun cairan dari luka
operasi untuk beberapa hari, terutama sewaktu buang air besar. Perawatan luka pasca
operasi meliputi sitz bath (merendam daerah pantat dengan cairan antiseptik), dan
penggantian balutan secara rutin. Obat obatan yang diberikan untuk rawat jalan antara
lain antibiotika, analgetik dan laksatif. Aktivitas sehari hari umumnya tidak terganggu
dan pasien dapat kembali bekerja setelah beberapa hari. Pasien dapat kembali
menyetir bila nyeri sudah berkurang. Pasien tidak dianjurkan berenang sebelum luka
sembuh, dan tidak disarankan untuk duduk diam berlama-lama.
19
Prognosis pada pasien dengan fistula perianal adalah fistel dapat kambuh bila
lubang dalam tidak turut dibuka atau dikeluarkan, cabang fistel tidak turut dibuka
atau kulit sudah menutup luka sebelum jaringan granulasi mencapai permukaan.
20
BAB IV
KESIMPULAN
Fistula perianal yang merupakan sebuah hubungan yang abnormal antara epitel
dari kanalis anal dan epidermis dari kulit perianal. Fistula perianal adalah bentuk
kronik dari abses anorektal yang tidak sembuh yang membentuk traktus akibat
inflamasi.
Hampir semua fistel perianal disebabkan oleh perforasi atau penyaliran abses
anorektum, sehingga kebanyakan fistel mempunyai satu muara di kripta di perbatasan
anus dan rektum dan lubang lain di perineum kulit kepala.
Sebagian besar fistula ani memerlukan operasi karena fistula ani jarang sembuh
spontan. Setelah operasi risiko kekambuhan fistula termasuk cukup tinggi yaitu
sekitar 21% (satu dari lima pasien dengan fistula post operasi akan mengalami
kekambuhan).
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Patel, Mukul, 2003, Anal Fistula (Fistulo in Ano), diakses tgl 30 januari 2012
dari http://www.proctocure.com/anal_fistula.htm
2. Wim De Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, EGC, Jakarta
3. Zagrodnik, Dennis F, 2009, Fistulo in Ano, diakses tanggal 30 Januari 2012,
dari http://emedicine.medscape.com/article/190234-overview#showall
4. Anonim, 2011, Anal Fistula, diakses tanggal 31 Januari 2012 dari
http://enwikipedia.org.wiki/anal_fistula
5. Tonino, Susane, and Robin Smithuis, 2009, Rectum-Perianal Fistulas, diakses
tanggal 31 Januari 2012 http://www.proctocure.com/anal_fistula.htm
6.