PENDAHULUAN
Hernia adalah suatu keadaan keluarnya jaringan organ tubuh dari suatu ruangan melalui suatu celah atau lubang keluar di bawah kulit atau menuju ke rongga lain, dapat kongenital ataupun aquisita (didapat). Hernia inguinalis lateralis merupakan suatu hernia yang melalui annulus inguinalis yang terletak disebelah vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar dari rongga abdomen melalui kanalis inguinalis eksternus. Sebagian besar hernia timbul dalam regio ingualis sebanyak 75% dengan sekitar 50% dari ini merupakan hernia inguinalis indirek dan 25% sebagai inguinalis direk. Secara umum lebih sering ditemukan pada laki laki dari pada perempuan.
: Tn. G : 053079 :
DATA DEMOGRAFIS
Alamat : Buana Bukit Permata No. 26 Agama : Kristen Suku : Batak Pekerjan : Pensiunan Kodim Bahasa Ibu : Bahasa Indonesia Jenis Kelamin : Laki-laki
DATA BIOLOGIK
Tinggi Badan : 167 cm Berat Badan : 63 kg Habitus : Atletikus
DATA KLINIS
Keluhan Utama : Benjolan dilipat paha sebelah kiri yang hilang timbul, sejak 2 bulan SMRS Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan benjolan di lipat paha sebelah kiri sejak 2 bulan SMRS, benjolan di rasakan makin membesar dari waktu ke waktu. Pasien mengaku benjolan yang di rasakan bersifat hilang timbul. Benjolan timbul saat pasien beraktivitas dan benjolan dapat hilang saat pasien berbaring. Pasien mengaku tidak merasakan nyeri pada benjolan tersebut. Sehari-hari pasien sering mengangkat benda berat. Pasien tidak mengeluhkan adanya demam dan riwayat trauma, mual maupun muntah. Nafsu makan pasien baik. BAK pasien lancar, berwarna kuning, dan tidak disertai dengan darah, BAB pasien lancar.
PEMERIKSAAN JASMANI
STATUS GENERALIS :
Kesadaraan : Compos Mentis Kesan sakit : Tampak Sakit Ringan Status gizi : Kesan Gizi Baik Tanda Vital:
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 84 kali per menit Suhu : 36,8 C RR : 20 kali per menit
Kepala dan leher : konjungtiva anemis-/-, sclera ikterik -/-, KGB tidak teraba, kelenjar tirod tidak teraba. Thorax: paru dan jantung dalam batas normal Abdomen :
(I) Datar, tidak terdapat jaringan parut, tidak tampak pelebaran vena, tampak benjolan berbentuk lonjong (A) Bising usus (+), Normal (Pa) Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA kanan & kiri negatif. (Pe) Timpani pada ke empat kuadran abdomen, meteorismus (-)
Ekstremitas : Bentuk normal, deformitas (-), oedema (-), tanda-tanda radang/infeksi (-), akral hangat pada ke empat ekstremitas.
STATUS LOKALIS
Inspeksi:
Tanpa mengedan : Tidak tampak benjolan, tidak tampak tanda- tanda radang. Mengedan : Tampak benjolan bulat agak lonjong
Palpasi:
Teraba
benjolan 3cmx2cmx2cm, konsistensi kenyal, dapat didorong masuk kembali dengan jari, permukaan licin, batas tidak tegas, nyeri tekan (-). dilakukan usus (+)
Perkusi:
Tidak
Auskultasi:
Bising
PEMERIKSAAN PENUJANG
Laboratorium
Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit Bleeding time Clothing time GDS HBsAg
: 6500/ml (normal 5000-10000) : 4,25 juta/mm3 (normal 3,6-5,2) : 13,3 g/dL(normal 14-18) : 40 % (normal 42-51%) : 326.000/mm3(normal 150-400) : 200(normal 1-6) : 1130(normal 10-16) : 124 mg/dl (normal < 200 mg/dl) : Negatif
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien sebelum dilakukan operasi
EKG dilakukan untuk mengetahui kondisi jantung pasien sebelum dilakukan operasi, karena usia pasien yang sudah diatas 50 tahun merupakan salah satu faktor resiko kelainan pada jantung.
DIAGNOSIS
Alasannya adalah :
Dari
anamnesis : Seorang laki-laki berusia 65 thn, datang dengan keluhan terdapat benjolan di lipat paha sebelah kiri (yang semakin lama semakin membesar, timbul pada saat aktivitas dan hilang bila pasien berbaring ) sejak 2 bulan SMRS. Sehari-hari pasien sering mengangkat benda berat . Dari status generalis: Pada inspeksi abdomen tampak benjolan berbentuk lonjong.
Inspeksi:
Tanpa mengedan : Tidak tampak benjolan, tidak tampak tandatanda radang. Mengedan : Tampak benjolan bulat agak lonjong
Palpasi:
Teraba benjolan 3cmx2cmx2cm, konsistensi kenyal, dapat didorong masuk kembali dengan jari, permukaan licin, batas tidak tegas, nyeri tekan (-).
Perkusi:
Tidak dilakukan
Bising usus (+)
Auskultasi:
TATALAKSANA
Operatif : Herniotomi dan Hernioplasty Medikamentosa:
IVFD RL 20 tetes per menit Antibiotika Ceftazidine 2 x 1 gram Analgetika Ketorolac 3 x 1 ampul
Anjuran:
Bed rest Diet tinggi serat setelah operasi agar BAB lancar Usahakan untuk tidak mengangkat benda-benda berat Usahakan untuk tidak melakukan aktivitas berat
FOLLOW UP
5 Juni 2013
6 Juni 2013
S: Rasa nyeri di daerah post operasi. Flatus (+). O: Tanda vital : T : 120/80, N : 90, S : 37C, RR : 18. Abdomen : - Inspeksi: Tanda hematom post op (-). Tanda radang luka post op (-). - Palpasi : Sensibilitas daerah inguinal (+). - Perkusi : timpani. - Auskultasi : bising usus (+) normal. A: Hari 1 post Hernioraphy. P: IVFD RL 20 tetes per menit Ceftazidine 2 x 1 gram Ketorolac 3 x 1 ampul Diet Lunak Ganti Verban
S: Rasa nyeri di daerah post operasi. Sudah bisa duduk, dab berjalan sendiri. O: Tanda vital: T : 120/80, N : 84, S : 36,5C, RR : 20. Abdomen : -Inspeksi: Tanda hematom post op (-). Tanda radang luka post op (-). -Palpasi : Sensibilitas daerah inguinal (+). -Perkusi : timpani. - Auskultasi : bising usus (+) normal. A: Hari 2 post Hernioraphy. P: Ganti Verban Boleh Pulang dgn Resep Pulang : - Cefixime 2 x 500 mg - Asam Mefenamat 3 x 500 mg
PROGNOSIS
Ad vitam Ad functionam Ad sanationam
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta : 1997. Way, Lawrence, Doherty, Gerard M, Current Surgical Diagnosis and Treatment, eleventh edition, Mc Graw Hill, Boston: 2003. Longmore, Wilkinson, Davidson, Faulkes, Mafi, Oxfrord Handbook of Clinical Medicine, 8th edition, Oxford: 2010.
TERIMA KASIH