KEGANASAN HEMATOLOGI
Yetti Hernaningsih, dr, SpPK
Setiap sel merupakan event dari intensitas cahaya tertentu. Pengukuran pencaran
cahaya mencerminkan sifat fisik dari suatu sel. FSC atau Forward Scattered light Cell
menggambarkan ukuran sel dan SSC atau Scattered light Cell menggambarkan kompleksitas
internal sel, sedangkan fluoresens memberikan informasi mengenai molekul membran atau
intraselular (protein, DNA) yang mana tergantung pada antibodi dan zat warna yang
dilabelkan. Ketika sel yang berlabel fluorokrom melewati aliran cahaya, fluorokrom yang
terikat pada sel akan mengalami eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan
mengabsorbsi cahaya dan secara cepat kembali keadaan istirahat dengan memancarkan
(mengemisikan) sinyal fluoresen dengan panjang gelombang yang lebih panjang. Selanjutnya
sinyal fluoresen ditampung dan diperkuat oleh fotodetektor.
Gambar 2 . Konsep atom dengan elektron yang mengelilingi nukleus. Elektron mengabsorbsi
energi untuk mencapai orbit eksitasi. Ketika kembali ke keadaan istirahat mengemisikan
cahaya yang kita kenal sebagai fluoresens.
Pada alat imunofenotiping Facs Calibur digunakan 2 sumber cahaya, yaitu laser biru
dan laser merah serta detektor 4 macam fluoresens. Fluoresens yang umum digunakan antara
lain Fluoresence Isothiocyanate (FITC), Phycoerythrin (PE), Peridinin Chlorophyll Protein
(PerCP), Allophycocyanin (APC). Masing-masing fluoresen ini mengemisikan panjang
gelombang dan warna tertentu, dan ditangkap oleh detektor tertentu pula (tabel 1).
Tabel 1. Karakteristik fluorokrom
Berdasarkan sinar emisi yang ditangkap detektor inilah kita dapat mengklasifikasikan apakah
sel tertentu mengekspresikan molekul CD yang telah dilabel fluorokrom tertentu tadi dengan
melihat daerah kuadran grafik (gambar 3). Cut-off untuk menyatakan hasil positif bervariasi,
pada umumnya dipakai minimal 20%.
Indikasi Imunofenotiping
Indikasi pemeriksaan imunofenotiping antara lain untuk membantu mendiagnosis dan
mengklasifikasikan jenis keganasan hematologi, memperkirakan prognosis (CD38, Zap70),
mendteksi klon (V, kappa/lambda), mendeteksi sejumlah kecil sel ganas yang tersisa setelah
pengobatan (deteksi Minimal Residual Disease)
Pengumpulan dan Penanganan Spesimen
Sampel darah utuh dengan antikoagualan Tripotassium ethylenediamine tetra-acetate
(K3EDTA). Pada sampel harus dituliskan tanggal dan waktu pengambilan. Sampel disimpan
pada suhu ruang (18-22C) dan dikirim ke laboratorium segera mungkin. Sampel hemolisis,
terbentuk klot atau beku tidak dapat dikerjakan. Pengecatan untuk analisis flow sitometri
optimal dilakukan dalam 24 jam sejak pengambilan sampel.
Satu sel dapat mengekspresikan beberapa antigen spesifiknya, sehingga banyak pilihan panel
antibodi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan sel tertentu. British Commitee for
Standards in Haematology (BCSH) dan US-Canadian Consensus Group memberikan
rekomendasi pemilihan panel antibodi seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Panel antibodi monoklonal (atau poliklonal) yang direkomendasikan oleh BCSH dan
US-Canadian Consensus Group untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan leukemia akut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Theml H, Diem H, Haferlach T (2004). Color Atlas of Hematology. Practical Microscopic
and Clinical Diagnosis. 2nd ed. Thieme-Clinical Sciences. Stuttgart, p 92-3.
7. Alice Longobardi Givan (2001). Flow Cytometry first principles. 2nd ed. Wiley-Liss Inc.
New York, p 47-58.
10. Fixor Parakevas (2009). Clinical Flow Cytometry. In : John P. Greer. John Foerster, George
M. Rodgers, et al (eds). Wintrobes Clinical Hematology 12th ed. Wolters Kluwer,
Lippeincott Williams & Wilkins, Philadelhia, p 21-31.