HIDRAULIKA
ALIRAN LAMINER DALAM PIPA
KELOMPOK 2
ANDRI INDRIANTO 14301010007
MUHAMMAD RAHMAD 14301010036
Aliran Laminer
Setiap partikel bergerak dalam satu arah horisontal sehingga terjadi lapisan-
lapisan fluida dengan kecepatan berbeda
Distribusi kecepatan tidak merata dan kuadratis
Bila pada aliran aminer disemprotkan cairan berwarna, maka cairan tadi akan
bergerak horisontal searah dengan aliran
Aliran laminer terjadi bila :
Viskositas cairan tinggi
Kecepatan aliran rendah
Luas penampang pipa kecil
Dalam aliran laminer partikel-partikel zat cair bergerak di sepanjang lintasan- lintasan lurus,
sejajar dalam lapisan-lapisan atau laminae. Besarnya kecepatan-kecepatan dari laminae yang
berdekatan tidak sama. Aliran laminer diatur oleh hukum yang menghubungkan tegangan geser
ke laju perubahan bentuk sudut, yaitu hasil kali kekentalan zat cair dan gradien kecepatan atau
=dv/dy ( 1-0)
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan aliran, hasil dari percobaan Reynolds
adalah
faktor keadaan aliran yaitu kekentalan zat cair (mu),
rapat massa zat cair (rho)
diameter pipa D.
Hubungan antara ,, dan D yang mempunyai dimensi sama dengan kecepatan adalah /D.
Reynolds menunjukkan bahwa aliran dapat diklasifikasaikan berdasarkan suatu angka tertentu.
Berdasarkan pada percobaan aliran dalam pipa, Reynold menetapkan bahwa untuk angka
(bilangan) Reynold di bawah 2.000, gangguan aliran dapat diredam oleh kekentalan zat cair, dan
aliran pada kondisi tersebut adalah laminar. Aliran akan turbulen apabila angka Reynolds lebih
besar 4.000. Apabila angka Reynolds pada kedua nilai di atas (Re = 2000 dan Re=4000) disebut
dengan batas kritik bawah dan atas.
Untuk pipa - pipa bundar yang mengalir penuh,
Vd Vd V (2r0 )
Re atau
v v
( 1-0)
Untuk penampang yang tak bundar, perbandingan luas penampang terhadap keliling basah,
disebut jari-jari hidraulik R (dalam m), sehingga
V (4 R )
Re
v
( 1-0)
dengan
V = kecepata rerata,
D = diameter pipa,
= kekentalan kinematik.
Kehilangan energi selama pengaliran melalui pipa diturunkan dengan menggunakan gambar
2.5, kehilangan energi pada pengaliran antara titik 1 dan 2 adalah :
Karena V1 = V2, maka :
Di dalam mempelajari aliran zat cair , beberapa faktor yang penting diketahui adalah distribusi
kecepatan aliran, tegangan geser dan kehilangan energi atau tenaga selama pengaliran.
Persamaan distribusi kecepatan, tegangan geser dan kehilangan tenaga untuk aliran laminer dan
mantap akan diturunkan untuk aliran melalui pipa berbentuk lingkaran. Penurunan persamaan-
o
y v
r
vc
Pada aliran laminar untuk zat cair riil , kecepatan aliran pada dinding batas adalah nol. Diangap
bahwa disrtibusi kecepatan pada setiap tampang adalah simetris terhadap sumbu pipa, sehingga
semua pipa yang berjarak sama dari sumbu pipa mempunyai kecepatan sama.
Dipandang suatu silinder kecil dengan jari-jari r, tebal r , dan panjang s . Luas penampang
2rrs
3. Gaya berat silinder : w =
Hukum Newton II :
F=Ma ( 1-0)
Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah
d d
2rr 2rr ( s) 2rs 2rs( r )
ds dr
2rrs sin o
( 1-0)
d
rdr ( h) d (r ) 0
ds
d
( h) rdr d (r ) 0
ds
1 d
r 2 ( h) r A
2 ds
atau
A 1 d
r ( h)
r 2 ds
( 1-0)
Dari persamaan Newton untuk kekentalan, tegangan geser diberikan oleh persamaan berikut
dv
dr
=- ( 1-0)
tanda negatip menunjukkan bahwa v berkurang dengan pertambahan . Substitusi persamaan (1-
d dv
ds dr
r2 (p + h) - r=A
d
1
r ( p h)
2
ds Adr
dv
r
Kondisi batas dari persamaan tersebut adalah dv/dr = 0 untuk r = 0, sehingga didapat koofisien
d
(p h ) r 2
v ds B
4
( 1-0)
Kondisi batasnya adalah v = 0 untuk r = a. Apabila nilai tersebut dimasukkan ke dalam
a2 d
0 ( h) B
4 ds
a2 d
B ( h)
4 ds
(a 2 r 2 ) d
v ( h)
4 ds
( 1-0)
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa kecepatan maksimum terjadi di pusat pipa, r = 0, yang
mempunyai bentuk :
a2 d
v max ( h)
4 ds
( 1-0)
Kecepatan rerata dihitung berdasarkan debit aliran dibagi dengan luas penampang.
v dA
A
V= ( 1-0)
Dengan A = a2 dan dA = 2r dr
a a
(a 2 r 2 ) d
VdA
0 0
4 ds
( h)2rdr
a a
2 d 2 d
( h) (a 2 r 2 )rdr ( h) (a 2 r r 3 )dr
4 ds 0
4 ds 0
2 d 1 2 2 1 4 a4 d
( h) a r r ( h)
4 ds 2 4 8 ds
Hubungan antara kecepatan rerata dan kecepatan maksimum dapat diperoleh dari substitusi
persamaan (1-14) ke dalam persamaan (1-16) :
a2 v max
v
8 a2
4
vmax=2V ( 1-0)
Apabila pipa adalah horizontal (h = konstan), maka dh/ds = 0, sehingga persamaan (1-13, 1-14
dan 1- 16) menjadi :
( a 2 r 2 ) dp
v
4 ds
( 1-0)
a 2 dp
v max
4 ds
( 1-0)
a 2 dp
v
8 ds
( 1-0)
Apabila panjang pipa adalah L dan penurunan tekanan dp=-p (tanda negatif menunjukkan
penurunan tekanan), maka
( a 2 r 2 ) p
v
4 L
( 1-0)
a 2 P
v max
4 L
( 1-0)
a 2 P
v
8 L
( 1-0)
maka :
1 8 4Vr
r 2V
2 a a2
r
4V
a2
( 1-0)
Persamaan (1-26) adalah distribusi tegangan geser pada tampang pipa yang berbentuk garis lurus
dengan =- 0 pada pusat pipa dan maksimum di dinding pipa.
Kehilangan energi selama pengaliran melalui pipa adalah sebagai berikut. Seperti terlihat dalam
gambar di bawah, kehilangan tenaga pada pengaliran antara titik 1 dan 2 adalah:
2 2
p v p v
hf ( 1 1 ) ( 2 2 )
2g 2g