Anda di halaman 1dari 7

KEWIRAUSAHAAN

SKENARIO INDONESIA TAHUN 2045

Nama : Amirul Syahril

Nim : 13330001

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2016

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia akan menuju kebangkitan kedua pada tahun 2045. Inilah yang
melatarbelakangi kebangkitan generasi emas. Seratus tahun setelah Indonesia merdeka
menjadi momentum yang tepat bagi pemerintah dalam membangun Karakter Generasi
Emas 2045 sebagai kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar,
bermartabat, dan berjaya pada tingkat global. Namun masih banyak pekerjaan rumah
yang harus diselesaikan untuk mewujudkan hal tersebut. Krisis bangsa dalam hal sumber
daya manusia yang berkarakter masih menjadi persoalan utama, Tidak dapat dipungkiri
bahwa generasi 2045 berhadapan dengan tantangan yang sangat kompleks.

Globalisasi dengan dukungan teknologi informasi yang begitu pesat membuat


kehidupan sulit dipahami dan diprediksi. Seringkali masyarakat terjebak pada pola
berpikir praktis, menjadikan pengumpulan harta sebagai kriteria keberhasilan tanpa
memperhatikan aspek etika dan moral. Oleh sebab itu, pelaksanaan pendidikan sejak dini
harus memperhatikan pengintegrasian proses pembelajaran dengan pengaplikasian nilai-
nilai yang telah ditetapkan. Bukan hanya memperhatikan aspek kemampuan berpikir dan
memahami suatu persoalan, namun lebih jauh lagi yaitu pada penanaman kesadaran
spiritual.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan saya menulis tentang Skenario Indonesia tahun 2045 untuk
membahas skenario pendidikan menuju generasi emas 2045

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan telah ada sejak Nabi Adam As di mana saat Allah swt baru
menciptakannya dari tanah. Ia berinteraksi dan mengajarkannya secara langsung
nama-nama benda. Hal ini dapat dilihat pada QS. 2:31-33. Sejak saat itu pula manusia
mengambil pelajaran dan merealisasikannya untuk kemajuan peradaban manusia.
Proses tersebut dipandang sebagai hal yang alami dalam mengembangkan seluruh
potensi yang ada pada setiap insan.

Pendidikan tanpa Guru, ibarat kebun tanpa pemiliknya. Guru, memiliki peran
yang sangat strategis bagi dunia pendidikan. Karena dari semua komponen
pendidikan yang ada seperti kurikulum, sarana prasarana, metode pengajaran, guru,
siswa, orangtua dan lingkungan, yang paling menentukan adalah Guru. Ada sebuah
ungkapan bahwa have good teachers, will have good nations. Guru memiliki
kedudukan yang sangat mulia, dari merekalah tercipta generasi emas dengan
peradaban manusia yang gemilang. Terlebih ia mengemban amanat untuk
mewujudkan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tantangan pendidikan di era informasi saat ini, mengharuskan Guru untuk


lebih kreatif, inovatif dan inspiratif dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang
bermutu untuk menyongsong generasi emas Indonesia Tahun 2045. Dengan jumlah
penduduk lebih dari 240 juta jiwa, Guru menjadi kunci utama keberhasilan sumber
daya manusia yang tidak hanya produktif tetapi juga unggul dan religius. Ini juga
tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk bersinergi mencerdaskan anak
bangsa.Peran Guru yang tidak hanya mengajar, termasuk dalam UU No. 14 tahun
2005, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Sedangkan hakikat guru menurut Ki Hajar Dewantara adalah ing ngarso
sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yakni di depan menjadi

3
contoh jika di tengah membangkitkan hasrat belajar dan jika dibelakang memberikan
dorongan.

4
BAB III

PEMBAHASAN

Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan


manusia. Suatu tindakan proses belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Pendidikan sejatinya dapat mencetak generasi unggulan di masa depan. Kalau
sistem pendidikan kita bisa konsisten menerapkan pendidikan yang naturalistik,
dan spiritualistik, dan tidak sepotong-sepotong pasti akan menghasilkan manusia
Indonesia yang berkarakter.

Pendidikan harus dapat menghasilkan insan-insan yang memiliki karakter


mulia, di samping memiliki kemampuan akademik dan keterampilan yang
memadai. Salah satu cara untuk mewujudkan manusia yang berkarakter adalah
dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran. Nilai-
nilai karakter utama yang harus terwujud dalam sikap dan perilaku peserta didik
sebagai hasil dari proses pendidikan karakter adalah jujur (olah hati), cerdas (olah
pikir), tangguh (olah raga), dan peduli (olah rasa dan jiwa).

Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat dilakukan


dengan pemuatan nilai-nilai karakter dalam semua mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah dan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Untuk itu guru harus
mempersiapkan pendidikan karakter mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga
evaluasinya. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah perlu didukung oleh
keteladanan guru dan orang tua murid serta budaya yang berkarakter.

Pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilitator, baik dalam


aspek kognitif, afektif, psikomotorik, maupun konatif. Seorang pendidik
hendaknya mampu membangun suasana belajar yang kondusif untuk belajar-
mandiri (self-directed learning). Ia juga hendaknya mampu menjadikan proses
pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. Sebenarnya kita tidak dapat
mengajarkan apapun, kita hanya dapat membantu peserta didik untuk menemukan
dirinya dan mengaktualisasikan dirinya. Setiap pribadi manusia memiliki self-
hidden potential excellece(mutiara talenta yang tersembunyi di dalam diri), tugas
pendidikan yang sejati adalah membantu peserta didik untuk menemukan dan
mengembangkannya seoptimal mungkin. Mengajar yang sesungguhnya adalah
mengajarkan siswa bagaimana belajar atau sekolah merupakan tempat untuk
belajar bagaimana caranya belajar.

5
BAB IV

PENUTUP DAN DAFTAR PUSTAKA

Pada tahun 2045 akan menjadi momentum paling penting dalam sejarah
bangsa Indonesia. Karena di tahun itu, bangsa ini memasuki usia 100 tahun
kemerdekaan. Dan di tahun itu pula lah Indonesia akan diisi oleh para generasi-
generasi emas.

Dalam membangun generasi emas 2045, diperlukan usaha dan kinerja yang
sinergis antara semua pihak. Mengurus pendidikan merupakan pekerjaan besar
yang tidak dapat dikerjakan hanya oleh suatu instansi pemerintah. Oleh karena itu,
untuk melahirkan generasi emas tentunya harus didukung oleh seluruh
stakeholder. Baik itu peran penyelenggara pendidikan formal maupun peran orang
tua dan lingkungan. Pendidikan pertama dibentuk di keluarga oleh orang tua. Guru
merupakan orang tua kedua anak dalam pendidikan.

Pendidikan memang bukanlah persoalan yang mudah, bila kita tanam


sekarang ia dapat dirasakan hasilnya 20 tahun mendatang. Maka dari itu, kita
harus bersinergi untuk mewujudkan generasi emas 2045. Persoalan-persoalan itu
dapat kita pecahkan bersama-sama dengan bergandengan tangan. Tidak ada lagi
yang lalai dalam tugas mendidik, tidak saling adu jotos, jujur dalam mengelola
anggaran pendidikan. dengan memperhatikan pendidikan anak usia dini pada saat
ini, akan mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12
besar dunia pada 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan
ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk mencapai visi 2025 dan
2045 memerlukan penyiapan generasi yang mampu berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan.

https://patriamaya27.wordpress.com/2014/07/10/pendidikan-menuju-
generasi-emas-2045/
https: //kabartangsel.com/2015/06/pendidikan-karakter-untuk-indonesia-
emas-2045/

6
7

Anda mungkin juga menyukai