Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum
Kurikulum secara bahasa berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olah raga yaitu jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start hingga finish. Sedangkan
secara istilah banyak diantara ilmuan ilmuan terdahulu yang mengemukakan
pendapatnya akan definisi dari sebuah kurikulum ini yang terus berkembang
pengertian itu seiring dengan perkembangan zaman. Diantara salah satu dari
pendapatnya yaitu William C. Bagley megatakan (the curriculum).. is a
storehouse of organized race experience, conserved (until) needed in the
constructive solution of new and antired problems.Selanjutnya menurut Saylor,
Alexander dan Lewis menganggap bahwa kurikulum sebagai segala upaya
sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah, maupun di luar sekolah. Namun dalam kesehariannya banyak
yang mengartikan bahwa kurikulum adalah rencana pendidikan, mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah, namun yang populer yaitu the of a school is all
experiences that pupils have under the guadience of teh school yaitu segala
pengalaman anak di sekolah di bawah bimbingan sekolah. Definisi yang mirip
seperti itu diberikan antara lain oleh Harold Alberty, John Kerr dan lain-lain.
Adapun pengertian landasan Menurut Hornby c. s. dalam The anvance
leaners dictionaru of current English mengemukakan definisi landasan sebagai
berikut :faoudation . that on which an idea or belief rest an underlying
principles as the foundations of religious belie the basis or starting point. Jadi
menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi
sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari sesuatu. Contohnya dalam agama islam
yang menjadi landasan utama umat muslim dalam melaksanakan ibadah kepada
Allah SWT adalah al-quran dan sunnah. Jadi, landasan kurikulum dapat diartikan
sebagai suatu gagasan atau prinsip yang bersumber dari kepercayaan dan menjadi
sandaran atau pijakan untuk pengembangan kurikulum yang dinamis.
B. Landasan-Landasan Kurikulum
b) Aliran Esensialisme
Aliran ini didasarkan oleh nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal
peradaban manusia. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak
pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan
kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Nilai-nilai yang
dimaksud ialah yang berasal dari kebudayaan dan falsafat yang korelatif selama
empat abad belakangan, yaitu sejak zaman renaissance, sebagai pangkal
timbulnya pandangan esensialisme adat.
Aliran ini menghendaki adanya kurikulum yang memuat mata pelajaran
yang dapat menghantarkan manusia agar dapat menghayati nilai-nilai kebenaran
yang berasal dari tuhan. Kurikulum menurut aliran ini berpangkal pada landasan
ideal dan organisasi yang kuat. Herman Harrel Home, salah satu tokoh dari aliran
ini berpendapat bahwa kurikulum hendaknya bersendikan atas fundamental
tunggal, yaitu watak manusia yang ideal dan ciri-ciri masyarakat yang ideal.
Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditunjukan kepada yang serba
baik.
c) Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah aliran yang berusaha merombak tata susunan
lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Pandangan tentang ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang menjadi dasar bagi
pengembangan konsep kurikulum yaitu, dari segi ontologi, mereka berpendapat
bahwa realita itu bersifat universal, ada dimana-mana dan sama setiap tempat.
Dari segi epistemologi, untuk memahami realita memerlukan asas tahu,
maksudnya kita tidak mungkin memahami realita tanpa terlebih dahulu melalui
proses pengalaman dan hubungan dengan realitas terlebih dahulu melalui
penemuan ilmu pengetahuan. Sedangkan dari segi aksiologinya, bahwa dalam
proses interaksi sesama manusia diperlukan nilai-nilai. Begitu juga dalam
hubungan manusia dengan alam semesta, prosesnya tidak mungkin dilakukan
dengan sikap netral.
d) Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan paham yang berpusat pada manusia individu
yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas/kreatif , seseorang
eksistensialis sadar bahwa kebenaran itu bersifat relative, dan karenanya itu
masing masing individu bebas menetukan mana yang benar atau salah .
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang
hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami
dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan: Bagaimana saya hidup di dunia? Apa
pengalaman itu?
e) Aliran Perenialisme
Perenial berarti abadi , aliran ini beranggapan bahwa beberapa gagasan
telah bertahan selama berabad abad dan masih relevan saat ini seperti pada saat
gagasan tersebut baru ditemukan. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian,
keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial
tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan
sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran
absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini
lebih berorientasi ke masa lalu.
1. Pendekatan Sains
2. Pendekatan Filosofi
3. Pendekatan Religi
Daftar Rujukan
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Bandung: Rosda Karya
Ali Saifullah.HA. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan: Pengantar Filsafat
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi
dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna
Ismaun. 2001. Filsafat Ilmu I. (Diktat Kuliah). Bandung: UPI Bandung.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media
Iptek.
Pertanyaan :