Anda di halaman 1dari 36

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul


Adapun pengertian dari Medan Cultural Center adalah

2.1.1 Pengertian Medan Cultural Center


Medan adalah ibukota dari propinsi Sumatera Utara . Cultural adalah kebudayaan
(kata benda). Di propinsi Sumatera Utara terdapat berbagai jenis kebudayaan seni yaitu :
seni tari, musik, teater, dan seni rupa. Sedangkan center adalah pusat, inti.
Jadi Pengertian judul Medan Cultural Center adalah wadah/tempat pusat
pembinaan dan pelatihan seni tradisional yang terdiri dari seni tari, musik, teater, sastra,
dan rupa yang berada di kota Medan yang merupakan ibukota Sumatera Utara.

2.2 Tinjauan Umum


Ada beberapa yang menjadi tinjauan umum dalam perancangan Medan Cultural
Center, yaitu :

2.2.1 Pengertian Seni


Pengertian tentang Seni dapat ditelusuri dari kata seni itu sendiri. Dalam Bahasa
Indonesia seni dapat diartikan sebagai berikut :1)
Halus, tipis
Kecakapan batin (akal) yang luar biasa yang dapat menjadikan atau menciptakan
sesuatu yang luar biasa
Keahlian membuat karya yang bermutu
Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi

2.2.2 Jenis-Jenis Seni


Terdapat beberapa macam pembagian jenis seni. Perkembangan zaman juga
mempengaruhi tumbuhnya bermacam-macam seni. Seni adalah pencerminan jiwa atau
gagasan yang tertuang di dalam bermacam-macam bentuk dengan berbagai media ungkap.

1)
Wawasan Seni, halaman 10

Universitas Sumatera Utara


Ditinjau dari bentuk perwujudannya, seni terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Seni rupa ; seni yang wujudnya dapat dilihat dengan mata dan diraba yang disebut
pula seni visual. Sudarmadji (1979) memberikan batasan bahwa seni rupa adalah
segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan media garis, warna, tekstur,
volume, dan ruang.
Seni sastra ; merupakan ungkapan batin yang dinyatakan dalam bentuk tulis yang
indah. Dalam hal estetika, sastra lebih memusatkan perhatiannya pada daya emosi
dalam hubungannya dengan dunia kehidupan. Hanya sebagian kecil saja yang
merupakan ungkapan perasaan keindahan secara murni.
Seni pertunjukan ; Seni yang disajikan dengan penampilan peragaan. Maksudnya
seni itu akan dapat dihayati selama berlangsungnya proses ungkap oleh pelakunya.
Secara mudah seni pertunjukan adalah seni yang ditunjukkan oleh pelakunya.
Seni pertunjukan meliputi :
Seni musik ; yaitu ungkapan batin yang dinyatakan dengan irama nada yang
melodis. Melodi seni musik adalah suara, karena itu pengamatan pada seni musik
adalah pengamatan auditif. Pesona pada seni musik tidak cukup apabila dicapai
lewat alat audio seperti tape recorder atau radio saja , sebab pesona seni musik
adalah pesona yang dicapai melalui proses penampilan, baik penampilan vokal
maupun penampilan instrumental. Pengamat akan lebih mudah menghayati seni
musik lewat televisi daripada radio, dan lebih tepat lagi jika lewat pertunjukan
langsung.
Jenis musik dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Art music (Musik seni) ; merupakan musik yang serius, dimana didalamnya
termasuk musik klasik, musik klasik kontemporer, dan beberapa lagu jazz.
Popular music (Musik populer) ; merupakan musik yang didalamnya terdiri dari
semua gaya (genre) musik yang sudah populer secara luas, ataupun dimaksudkan
untuk konsumsi massal, dan disebarkan melalui radio, dan media yang sejenis.
Traditional music (Musik tradisional) ; Merupakan istilah yang digunakan untuk
menamakan musik rakyat . Pada umumnya musik traditional diturunkan melalui
oral transmission ( mulut ke mulut ) , dan memiliki landasan kebudayaan tertentu.
Seni tari ; yaitu ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerik ritmis
yang indah. Gerak ritmis pada tari selalu didukung dan dituntun dengan irama
musik, oleh karena itu seni tari tidak dapat terlepas dari seni musik. Gerak-gerak

Universitas Sumatera Utara


ekspresif pada seni tari adalah gerak-gerak yang indah, diberi bentuk dan ritme dari
badan manusia dalam ruang yang dapat menggetarkan perasaan pengamat.
Pembagian tari :
Tari tradisional ; tari yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Jenis tari ini
sangat beraneka ragam, mengingat suku di Indonesia sangat banyak. Akan tetapi,
seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pesatnya perkembangan tari
kontemporer, tari tradisional hampir terlupakan.
Tari kontemporer ; adalah tari yang menunjukkan kondisi kreatif dari masa
terakhir.
Tari kontemporer terdiri dari :
- Modern dance ; Modern dance adalah tarian yang dikembangkan pada awal abad
20an. Pada awal 1900an, beberapa penari memberontak pada peraturan tari klasik
ballet. Dengan teknik, kostum serata sepatu ballet yang baru, pelopor-pelopor awal
tari modern ini berlatih tarian bebas.
- Kreasi
- Tari luar (dansa) ; Adalah tari yang berasal dari daerah-daerah luar Indonesia. Tari
luar terdiri dari :
Seni teater ; yaitu ungkapan jiwa yang dipertunjukkan secara langsung dengan
materi manusia sebagai pelakunya. Pada dasarnya seni teater adalah seni kolektif,
karena teater adalah pementasan terpadu antara seni sastra sebagai wahana dialektik
antara pelakunya, mungkin juga antar pelaku dan penonton, seni gerak sebagai
akting pelakunya, seni rupa dan seni musik yang menjadi pendukung pementasan.
Teater tidak saja menampilkan pengalaman-pengalaman psikologis, melainkan juga
pengalaman-pengalaman yang karakteristik intelektual, bahkan sampai pada
pengalaman-pengalaman emosional bawah sadar dan metafisis. Pentas teater tidak
hanya menampilkan realita psikologis, tetapi lebih jauh dari itu, menampilkan juga
realita sosial yang kompleks dalam bentuk-bentuk simbolis.
Berikut adalah jenis-jenis pertunjukan teater :
Drama ; Drama (secara harfiah di artikan sebagai aksi, dari arti secara lisan
melakukan) adalah cabang dari teater dalam dialog baik dari menulis text
(bernain) atau mengarang yang terpenting.
Opera ; Opera adalah sebuah bentuk seni dimana penyanyi dan musisi
menampilkan sebuah drama mengkombinasikan teks (disebut sebuah libretto) dan
lembaran music. Opera merupakan bagian dari tradisi music klasik barat. Opera

Universitas Sumatera Utara


memasukkan banyak elemen dari teater, seperti acting, pemandangan dan pakaian
dan kadang-kadang termasuk tarian. Pertunjukannya secara khas diberikan di opera
house, ditemani oleh orchestra atau musical yang lebih kecil.
Pantomim ; Pantomime ( secara tidak formal, panto) tidak dipusingkan dengan artis
peniru, merujuk kepada sebuah pelakon , adalah sebuah produksi teatrikal music-
komedi ditemukan di United Kingdom, Canada, Jamaica, Africa selatan, jepang,
india, irlandia, Gibraltar dan Malta, dan seringnya dipentaskan selama musim natal
dan tahun baru
Ditinjau dari masa perkembangannya, seni terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Seni tradisional ; dalam proses penciptaan seni tradisional terjadi hubungan antara
subjek pencipta dan kondisi lingkungannya. Pencipta seni tradisional biasanya
terpengaruh oleh keadaan sosial budaya masyarakat di suatu tempat, dalam hal ini
banyak berkaitan dengan kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib. Justru seni
tradisional akan kuat bertahan apabila berakar pada hal-hal yang bersifat sakral.
Seni kontemporer ; adalah seni yang paling baru, yang mudah merangsang dan
menimbulkan kejutan. Kriteria kontemporer bukan semata-mata ditentukan oleh
bentuk baru, tetapi terutama ditentukan oleh kreasi yang baru. Bentuk seni
kontemporer dapat imitatif, ekspresif, realistis, non-realistis, atau abstrak. Seni
kontemporer cenderung melepaskan diri dari keterikatan bentuk objek.
Seni pop ; seni pop mencerminkan kesukaan para seniman mengaitkan karyanya
dengan budaya yang sedang populer atau budaya rakyat kebanyakan (Mass
Culture).
Ditinjau menurut fungsinya, seni terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
Seni sakral ; yang berfungsi untuk kepentingan hal-hal yang berhubungan dengan
keagamaan atau kepercayaan.
Seni sekuler ; yang berfungsi untuk hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan
keduniawian. Dalam hal ini seni adalah sebagai alat atau sebagai objek.

2.3 Lokasi
Tinjauan umum yang juga perlu dibahas dalam pendekatan terhadap perancangan
Medan Cultural Center adalah lokasi site yang akan digunakan sebagai tempat Medan
Cultural Center.

Universitas Sumatera Utara


2.4.1 Tinjauan Lokasi
Tinjauan lokasi Medan Cultural Center terdiri atas tinjauan fisik dan non fisik.

2.4.2.1 Fisik
Tinjauan fisik dalam perancangan Medan Cultural Center terdiri dari kriteria
pemilihan lokasi dan letak geografis

Kriteria Pemilihan Lokasi


Pemilihan lokasi sangat penting untuk menunjang keberhasilan proyek arsitektur,
pada proyek Pengembangan Taman Budaya Sumatera Utara ini, site yang akan digunakan
adalah site yang berada di kawasan CBD Medan dengan fungsi tata guna lahan sebagai
Taman Seni dan Budaya Medan.
Lokasi site Taman Budaya Sumatera Utara ini berada pada lingkungan 13, yaitu
area dengan fungsi sebagai fasilitas publik, pada lingkungan 13 ini memiliki peruntukan
wilayah yaitu sebagai area komersial, fasilitas hunian (flat) dan fasilitas publik (Taman
Seni dan Budaya Medan)
Lokasi ini sangat cocok berdasarkan tabel kriteria lahan (tabel 2.1) berikut ini :
Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi
Taman
Budaya
Sumatera
No. Kriteria Lokasi Utara
1. Tinjauan terhadap Berada dikawasan strategis yang merupakan
struktur kota daerah komersil mengingat bangunan yang
dirancang memiliki fungsi komersil yang
berskala kota sehingga mendukung fungsi
bangunan untuk komersil, pameran dan
pendidikan.
2. Wilayah Berada di WPP yang sesuai dan merupakan
Pengembangan termasuk dalam wilayah pengembangan kota
Medan.
3. Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan
memiliki fungsi eksisting yang dapat
mendukung bangunan.

Universitas Sumatera Utara


4. Pencapaian atau Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik
aksesibilitas angkutan umum , maupun pribadi.
5. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi
yang dapat saling mendukung dengan
bangunan yang direncanakan seperti fungsi
komersial, pemukiman dan fungsi pendidikan.
6. Utilitas kota / Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai
lingkungan sebagai pendukung dalam lokasi site (listrik,
air, telefon, drainase, dll)
7. Status Ada status hak milik
kepemilikian
8. Nilai lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum
mungkin
9. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat
mengurangi cahaya yang masuk kedalam
bangunan
10. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site
maupun dari luar site.
11. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional
dan fasilits-fasilitas yang direncanakan. (> 1
Ha)
12. Kontur tapak / Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan
topografi perencanaan bangunan.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Medan Cultural Center yang berada
lingkungan 13 kawasan CBD Medan memiliki potensi site yang cukup besar untuk
mendukung fungsinya, sehingga pada proyek Pengembangan Taman Budaya Sumatera
Utara ini lokasi yang dipergunakan adalah di kawasan CBD pada lingkungan 13 dengan
fungsi sebagai fasilitas publik.

Letak Geografis
Secara geografis posisi site Taman Budaya Sumatera Utara berada pada lingkungan
13 Kelurahan Suka Damai Kecamatan Medan Polonia, seperti yang terlihat pada gambar
2.1 dan gambar 2.2 dibawah ini

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Blok Plan Kawasan CBD Polonia

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.2 Peta Kawasan Taman Budaya

Universitas Sumatera Utara


Lokasi proyek berada di kotamadya Medan, kecamatan Medan Polonia.
Lokasi : Kotamadya Medan, Kecamatan Medan Polonia, Kelurahan Suka Damai

Batas-batas site
Utara : Fasilitas Komersial (Ruko, Gedung parkir, Hotel Convention)
Selatan : Convention Hall, Danau Buatan
Timur : Fasilitas Hunian (Flat)
Barat : Bangunan Publik

2.4.2.2 Non Fisik


Tinjauan non-fisik pada perancangan Medan Cultural Center adalah kondisi pasar
wisata di kotamadya Medan,

Kondisi Pasar Wisata di Kotamadya Medan


Berdasarkan data dari BPS dari tahun 2005-2008 jumlah wisatawan yang masuk ke
wilayah administrasi Sumatera Utara mencapai 6.683.809 orang seperti yang ditunjukkan
pada tabel 2.2 berikut ini

Tabel 2.2 Jumlah Wisatawan asing dan lokal yang menginap di Sumatera Utara
No Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Total
Wisatawan Wisatawan Wisatawan Wisatawan
Asing pada Asing pada Lokal pada Lokal pada
hotel hotel non hotel hotel non
bintang bintang bintang bintang

1 2005 122.700 12.580 816.200 481.750 1.433.230

2 2006 143.300 18.651 911.900 767.525 1.841.376

3 2007 124.000 22.451 820.100 688.688 1.655.239

4 2008 101.500 24.505 765.800 862.159 1.753.964

Universitas Sumatera Utara


Total 491.500 78.187 3.314.000 2.800.122 6.683.809

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa kondisi pariwisata di Sumatera Utara
memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung proyek Medan Cultural Center ini,
terutama dengan fungsinya untuk menjadi tempat wisata budaya di Sumatera Utara.

2.4.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi


Deskripsi kondisi eksisting lokasi terdiri dari : luas lahan, kondisi kontur,
pencapain pada site, peraturan GSB, KDB, dan KLB, keistimewaan site dan juga
kekurangan site.

2.4.2.1 Luas lahan


Luas lahan site Taman Budaya Sumatera Utara yang berada di kawasan CBD
adalah 12.900,43 m2.

2.4.2.2 Kontur
Pada lokasi site konturnya relatif datar, tidak ada kontur alami yang terdapat pada
site, adapun kontur yang terjadi pada site adalah kontur buatan pada saat perancangan
Medan Cultural Center.

2.4.2.3 Pencapaian Site


Lokasi site yang berada Kawasan CBD Polonia sangat memudahkan pencapaian
menuju site, karena berada di jalan arteri yang dilalui oleh banyak kendaraan umum dan
juga kendaraan pribadi, Untuk menuju site Taman Budaya Sumatera Utara dapat melalui 3
jalan yang mengelilinginya (gambar 2.3 dan gambar 2.4)

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.3 pencapaian site

Gambar 2.4 Analisa Entrance

2.4.2.4 Peraturan GSB, KDB, KLB

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Laporan Perencanaan kawssan CBD Polonia, lokasi site yang berada
di lingkungan 13, CBD Polonia memiliki peraturan sebagai berikut :
GSB adalah Garis Sempadan Bangunan yang mengatur jarak batas bangunan
dengan batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis
sempadan ini hanya depan atau jalan saja, biasanya perhitungan umum GSB
ditentukan dengan ( x lebar jalan) + 1m. GSB pada area tersebut adalah antara 19-
21 m
KDB adalah Koefisien Dasar Bangunan yang merupakan perbandingan tapak
dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan
perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah
atau lahan. Sebagai kawasan pusat permukiman, perdagangan dan rekreasi, maka
koefisien dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 59% -
75%, maka koefisien dasar bangunan adalah antara : 59% x 12.900,43 m2 = 7.611,
25 m2.
KLB adalah Koefisien Lantai bangunan yang merupakan perbandingan luas tapak
dan klasifikasi yang telah ditetapkan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari
100% untuk bangunan bertingkat. Pada lokasi site KLB nya adalah 2 lantai.

2.4.2.5 Keistimewaan Site


Pada site ini memiliki kelebihan yatu sebagai berikut :
Berada pada salah satu jalan arteri sekunder di kawasan CBD Polonia.
Pencapaian menuju site mudah karena jalan tersebut dilalui oleh banyak angkutan
umum.
Dekat dengan fasilitas hunian dan hotel yang menjadi target pasar Medan Cultural
Center tersebut.
Tidak adanya bangunan dengan fungsi yang sejenis di sekitar lokasi site.

2.4.2.6 Kekurangan Site


Pada site ini memiliki kekurangan yatu sebagai berikut :
Macet
Vegetasi kurang

2.4 Tinjauan Fungsi

Universitas Sumatera Utara


Tinjauan fungsi merupakan tinjauan non-fisik yang bertujuan untuk mengetahui
jenis-jenis kegiatan apa saja yang terdapat pada Medan Cultural Center.

2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan


Berikut adalah deskripsi para pengguna dan kegiatan yang ada di Medan Cultural
Center.

2.4.1.1 Deskripsi Pengguna


Medan Cultural Center memiliki pangsa pasar tersendiri yang berbeda dari
bangunan-bangunan lain yang ada di sekitar site, pangsa pasar Medan Cultural Center
tersebut adalah seniman, pelajar (pelajar yang menjadi pengguna Medan Cultural Center
adalah para pelajar yang memiliki mata pelajaran kesenian ataupun kebudayaan),
mahasiswa (mahasiswa yang menjadi pengguna Taman Budaya Sumatera Utara adalah
mahasiswa yang berasal dari Nommensen, Unimed, dan USU jurusan seni) dan para
pegawai Medan Cultural Center, serta masyarakat umum penikmat seni dan kebudayaan.

2.4.1.2 Deskripsi Kegiatan


Kegiatan yang diwadahi pada Taman Budaya Sumatera Utara adalah kegiatan seni
dan budaya yang terdiri dari :
Kegiatan Kebudayaan yang terdiri dari :Seni Tari (13 sanggar), Seni Musik (3
sanggar), Seni Teater (9 sanggar), Seni Sastra, Seni Rupa (2 sanggar), biasanya
berupa kegiatan latihan yang pada umumnya dimulai pada sore hari sekitar pukul
16.00 WIB hingga malam hari, Tiap kegiatan latihan kebudayaan di Taman Budaya
Sumatera Utara dibimbing oleh pelatih yang berasal dari Pengurus kegiatan
kesenian tersebut.
Kegiatan Administrasi
Kegiatan Administrasi dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Kegiatan Pameran
Kegiatan Pameran merupakan kegiatan yang bersifat insidental sesuai dengan
reservasi yang dilakukan oleh para seniman yang ingin menggunakan gedung.

2.4.2 Deskripsi Perilaku


Deskripsi perilaku yang akan dibahas adalah perilaku anggota sanggar, pegawai
Medan Cultural Center, dan pengunjung Medan Cultural Center.

Universitas Sumatera Utara


2.4.2.1 Perilaku Anggota Sanggar
Pada dasarnya anggota sanggar baik sanggar seni tari, sanggar seni musik, sanggar
seni teater, sanggar seni rupa, menginginkan untuk mengadakan latihan di dalam fasilitas
gedung yang sudah disediakan oleh pihak Taman Budaya Sumatera Utara, tetapi karena
situasi dan fasilitas gedung yang kurang memadai, maka banyak sanggar yang mengadakan
latihan ataupun kegiatan diluar gedung yang sudah ditentukan fungsinya
Hal ini sebenarnya cukup berpengaruh pada proses latihan yang dilakukan oleh
para anggota sanggar, suasana latihan menjadi kurang kondusif untuk melakukan latihan
yang optimal, hal ini juga semakin parah diakibatkan oleh jadwal latihan (penggunaan
gedung) yang terbatas yaitu rata-rata 2 kali seminggu, padahal para anggota sanggar
mengharapkan untuk memiliki jadwal latihan 3 kali seminggu.
Akibat dari itu maka banyak anggota sanggar yang mengadakan latihan diluar
jadwal, dan diluar gedung sanggar ; mereka melakukan latihan di halaman luar dan
pelataran parkir

2.4.2.2 Perilaku Pegawai Medan Cultural Center


Para pegawai Taman Budaya Sumatera Utara melakukan aktivitas mulai pukul
08.00 hingga pukul 16.00 aktivitas ini merupakan hal rutin yang terjadi setiap hari di
Taman Budaya Sumatera Utara.

2.4.2.3 Perilaku Pengunjung Medan Cultural Center


Para pengunjung Medan Cultural Center terdiri dari seniman dan orangtua para
anggota sanggar, pada umumnya mereka datang untuk mengantar anak yang merupakan
anggota sanggar dan menonton latihan yang ada di Medan Cultural Center dan pada event-
event tertentu mereka datang untuk menonton acara pertunjukan yang diadakan oleh pihak
Medan Cultural Center dan oleh pihak sanggar.
Pada umumnya mereka menonton latihan di sekitar sanggar dengan
mempergunakan fasilitas yang ada di sekitar tempat latihan tersebut antara lain batu-batu
besar, amphiteatre, dan lantai tempat latihan.

2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang


Kebutuhan ruang pada Taman Budaya Sumatera Utara dapat dikelompokkan pada
tabel 2.3 sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3 kebutuhan ruang Medan Cultural Center
Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan Ruang

Administrasi Karyawan Kegiatan administrasi Ruang kepala


Kegiatan Pembinaan Medan Cultural
Menerima Center
pendaftaran sanggar Ruang Kepala Sub
Mengatur pengelolaan Bagian Tata Usaha
pertunjukan Ruang Staf Urusan
Melakukan Sub Bagian Tata
pendokumentasian Usaha
kebudayaan Ruang Staf Urusan
Melakukan Seksi Teknis dan
pengkajian Informasi
kebudayaan Ruang Mekanikal
Mengkoordinir jadwal dan Elektrikal
latihan Ruang Keamanan
Melakukan kegiatan Toilet
sanitair Gudang
Mengawasi Lobby
Keamanan
Mengawasi
Kebersihan
Pengguna sanggar Kegiatan administrasi
sanggar
Pengunjung Membeli tiket
pertunjukan
Latihan Karyawan Menerima Sanggar seni tari
pendaftaran siswa Sanggar seni
Melakukan pelatihan musik
Memberikan teori Sanggar seni teater
Memberikan Sanggar seni rupa

Universitas Sumatera Utara


konsultasi pada murid Ruang pengajar
sanggar Lobby
Menyimpan peralatan Hall
seni tari Gudang
Menyimpan peralatan Toilet
seni musik
Menyimpan peralatan
seni teater
Menyimpan peralatan
seni rupa
Melakukan kegiatan
sanitair
Pengguna sanggar Mendapat pengajaran
dan teori latihan
Latihan menari
Latihan bermain
musik
Latihan seni teater
Latihan seni rupa
Pengunjung Menonton kegiatan
latihan
Melakukan kegiatan
sanitair
Pertunjukan Karyawan Mempersiapkan Loket
gedung atau tempat Hall
pertunjukan Lobby
Mengawasi kegiatan Panggung
pertunjukan Auditorium
Melakukan kegiatan Ruang ganti
sanitair Ruang kontrol
Menjual tiket tata suara
pertunjukan

Universitas Sumatera Utara


Melakukan kegiatan Ruang kontrol
sanitair tata lampu
Pengguna sanggar Mempersiapkan Ruang proyektor
pertunjukan Ruang persiapan
Mengganti kostum Ruang rias dan
Melakukan ruang ganti
pertunjukan Ruang kostum
Melakukan kegiatan Ruang
sanitair Mekanikal &
Pengunjung Membeli tiket Elektrikal
pertunjukan Gudang
Menonton Toilet
pertunjukan
Melakukan kegiatan
sanitair
Rekreasi Pengguna sanggar Melakukan Open space/plaza
pertunjukan
Melakukan kegiatan
sanitair
Pengunjung Menonton
pertunjukan
Melakukan kegiatan
sanitair
Makan & minum Karyawan Membeli makanan Ruang Makan
dan minuman Dapur
Menonton Selasar
pertunjukan Gudang
Melakukan kegiatan Toilet
sanitair
Pengguna sanggar Membeli makanan
dan minuman
Menonton

Universitas Sumatera Utara


pertunjukan
Melakukan kegiatan
sanitair
Pengunjung Membeli makanan
dan minuman
Menonton
pertunjukan
Melakukan kegiatan
sanitair
Penunjang Karyawan Memberikan Perpustakaan
pelayanan Galeri
Menerima titipan Toko souvenir
barang Musholla
Menerima Toilet
pengembalian buku
Menjual souvenir
Melakukan kegiatan
fotokopi
Memamerkan hasil
karya para seniman
Mendokumentasikan
kegiatan Taman
Budaya Sumatera
Utara
Melakukan kegiatan
ibadah
Melakukan kegiatan
sanitair
Pengguna sanggar Meminjam buku
Membaca buku
Membeli souvenir
Memamerkan hasil

Universitas Sumatera Utara


karya
Melakukan kegiatan
ibadah
Tinggal sementara
Melakukan kegiatan
sanitair
Pengunjung Meminjam buku
Membeli souvenir
Melakukan kegiatan
ibadah
Melakukan kegiatan
sanitair

2.4.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang


Persyaratan ruang yang akan dibahas adalah persyaratan pada ruang untuk fasilitas
administrasi, fasilitas latihan fasilitas pertunjukan, fasilitas rekreasi, fasilitas makan dan
minum, serta fasilitas penunjang.

2.4.4.1 Fasilitas Administrasi


Fasilitas administrasi ini disesuaikan dengan jumlah pegawai dan pengunjung yang
datang ke Taman Budaya Sumatera Utara.

2.4.4.2 Fasilitas Latihan


Fasilitas latihan terdiri untuk latihan seni music, seni tari, seni teater, dan seni rupa.
Seni Musik
Pada fasilitas seni musik ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu :
Ruang kelas teori
Ruang kelas teori digunakan untuk memberikan teori mengenai musik. Sebelum
masuk ke studio latihan murid-murid biasanya diajarkan secara teori. Ruangan ini
dikhususkan untuk masing-masing jenis permainan musik.
Ruang latihan vokal

Universitas Sumatera Utara


Ruang latihan vocal ini ditujukan bagi siwsa yang ingin meningkatkan dalam
bidang tarik suara.
Ruang latihan gitar
Ruang latihan gitar dibagi lagi menjadi 3 ruangan, yaitu:
R. latihan gitar klasik
R. latihan gitar elektrik
R. latihan gitar bass
Ruang latihan piano
Asal mula kata piano sebenarnya adalah pianoforte, yang berasal dari bahasa Italia.
Piano dibuat oleh Bartolomeo Cristofori pada tahun 1720-an. Secara umum, piano
termasuk ke dalam kelompok musik instrumental. Piano memproduksi suara dari getaran
papan suara yang volumenya dapat diperkuat (dapat diatur besar kecilnya). Aliran music
piano, antara lain:
Piano klasik
Piano jazz
Piano pop
Ruang latihan keyboard
Ruang ini digunakan untuk latihan alat musik keyboard.
Ruang latihan drum
Ruangan ini digunakan untuk latihan alat music keyboard. Ruangan ini tentunya
membutuhkan besaran yang lebih luas karena alat musiknya yang juga memiliki ukuran
yang cukup besar.

Seni Tari
Pada fasilitas seni tari ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu :
Studio tari
Ada beberapa hal penting yang mempengaruhi perancangan studio tari, antara lain :
Proporsi ruang
Studio tari sebaiknya dirancang secara proporsional dengan pertimbangan area
untuk menari yang proporsional adalah berbentuk persegi atau bujur sangkar dan bebas
kolom, yang memungkinkan pergerakan ke segala arah di dalam ruangan.
Permukaan lantai dan persyaratannya

Universitas Sumatera Utara


Permukaan lantai untuk sanggar tari haruslah menunjang untuk kegiatan tersebut,
gambar 2.5 dibawah ini menunjukkan lapisan-lapisan yang digunakan pada lantai di
sanggar tari

Gambar 2.5 Lantai pada sanggar tari

Ruang penyimpanan
Kualitas estetika ruang
Ruang yang terang
Sistem akustik yang baik dan kedap suara
Ventilasi
Pencahayaan yang fleksibel, mudah dikontrol, dan bebas silau
Studio tari merupakan ruang untuk kegiatan kreatif serta konsentrasi. Ruang latihan
tari sebaiknya berbentuk persegi yang proporsional untuk pergerakan penari dan
instrukturnya. Bidang-bidang lengkung, sisi-sisi yang sejajar, atau ruang yang menyempit
sebaiknya dihindari karena akan menyulitkan para penari untuk bergerak bebas.
Beberapa contoh besaran studio tari dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini

Tabel 2.4 besaran studio


Kecil (m2) Sedang (m2) Besar (m2)
Yorkshire Dance 90 160 200
Scotiabank Dance
80 160 280
Centre
509 Dance 80 130 160

Dengan studi banding di atas, maka diasumsikan besaran studio tari adalah:
Studio kecil : 80 m2
Studio sedang : 160 m2
Studio besar : 280 m2

Universitas Sumatera Utara


Ruang ganti
Ruang ganti ini berguna untuk mengakomodasi kebutuhan para penari. Pada area
ini dibutuhkan beberapa ruang utama dan persyaratan lainnya, seperti :
Ruang ganti bagi peserta dan juga ruang ganti khusus bagi bintang tamu yang
melakukan pertunjukan pada event-event tertentu.
Meja rias, cermin, dan lampu harus tersedia seefektif mungkin.
Ruang locker juga memerlukan pengamanan yang baik.
Ruang istirahat

Pada fasilitas tari, perlu disediakan ruang istirahat, seperti yang ada pada tempat
umum lainnya, dengan area duduk atau area istirahat yang ditempatkan di luar jalur
sirkulasi, yang memungkinkan para partisipan untuk beristirahat atau memulihkan tenaga
setelah menari.

Seni Teater
Pada fasilitas seni teater ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu :
Ruang Latihan Teater
Persyaratan untuk ruang latihan teater adalah sebagai berikut :
Ruangan dilengkapi dengan kamera, agar para pemain dapat menyaksikan
aktingnya sendiri guna mengetahui kekurangan-kekurangannya dalam latihan.
Ruangan dilengkapi sistem akustik yang baik.

Seni Rupa
Pada fasilitas seni rupa ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu :
Ruang Latihan Seni Rupa
Persyaratan pada ruang latihan seni rupa adalah :
Ruangan dilengkapi peralatan untuk mendukung kegiatan seni rupa

2.4.4.3 Fasilitas Pertunjukan


Pada fasilitas pertunjukan ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu :
Gedung Pertunjukan

Universitas Sumatera Utara


Gedung ini disediakan untuk menampung pertunjukan tari, teater dan musik. Pada
tari, para penari melakukan pertunjukan di atas panggung, sedangkan dansa melakukan
pertunjukan di lantai. Oleh karena itu, gedung pertunjukan harus dapat disesuaikan dengan
kedua kebutuhan yang dapat dilihat pada tabel 2.5 dan juga pada gambar 2.6 dan gambar
2.7 dibawah ini
Tabel 2.5 Lebar Panggung untuk Berbagai Pertunjukan
Kecil Sedang Besar
Drama 8 10 10
Opera 12 15 20
Tari 10 12 15
Musik 10 12 15
Lain-Lain 12 15 20

Gbr.2.6 Batasan Penglihatan dan Pendengaran pada gedung Pertunjukan

Di dalam gedung pertunjukan terdapat toilet untuk penonton dan penampil,


ruang ganti, ruang rias, lobby, ruang kontrol dan juga gudang.

Keterangan:

a = bentuk kaki kuda

b = bentuk kipas 900

Universitas Sumatera Utara


Gbr.2.7 Format Auditorium untuk Opera, Tari dan Musik
Concert hall adalah suatu fasilitas untuk mengkomunikasikan segala jenis
performing arts. Komponen utama pada sebuah concert hall :
Auditorium/stage
Ruang publik
Backstage
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam auditorium/stage ini adalah:
- Garis pandangan (sight lines)
Garis pandangan ini adalah untuk mendapatkan pemandangan penonoton yang
jelas, bebas
dari
halangan dan
terbuka seperti
yang

diilustrasikan pada gambar 2.8

Gbr. 2.8 Garis Pandang

Keterangan :
P : titik pandang terendah dan berdekatan pada panggung yang dapat dilihat jelas oleh
penonton. Jika panggung dapat dinaikan (600-1100 mm) dari lantai terendah auditorium
maka P adalah setting line dari pertunjukan. Setting line pertunjukan tidak boleh lebih dari
600 mm dari lantai panggung. Jika terdapat orchestra pit maka P adalah kepala konduktor
orkestra.

Universitas Sumatera Utara


HD : jarak horizontal antar mata penonton tepat dibelakangnya, dimana berhubung dengan
ruang antar baris kursi (760-1150).
EH : tinggi mata normal 1120 mm diatas lantai dibawahnya, titik mata ini akan tergantung
pada dimensi kursi.
E : jarak antara pertengahan mata dengan kepala bagian atas, diambil 100 m. Untuk
kepastian pemandangan yang jelas/ terbuka min 125 mm
D : jarak antara penonton di baris depan dengan P. Lebih dekatnya baris pertama dengan
stage mengakibatkan rendahnya posisi lantai penonton.

- Pengaturan kursi auditorium


Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan kenyamanan penonton pada suatu
pertunjukan. Untuk standar kursi pada area concert hall dapat ditentukan melalui
keterangan di bawah ini dan juga gambar 2.9
- Dimensi kursi
- Lebar kursi dengan sandaran lengan minimal 525 mm
- Lebar kursi tanpa sandaran lengan minimal 450 mm
- Tinggi kursi dan kemiringan : 430-450 mm dan sudut horizontal 7-9
- Tinggi sandaran punggung dan kemiringan 800-850 mm dari lantai (dapat
ditinggikan untuk alasan akustik) dan sudut belakang 15-20
- Kedalaman kursi : 600-720 mm untuk kedalaman kursi dan sandaran punggung,
jika kursi dapat dilipat maka kedalaman : 425-500 mm
- Sandaran lengan : lebar min.50 mm, tinggi 600 mm diatas lantai.
- Jumlah kursi dalam satu baris:

Gbr. 2.9 Posisi kursi


- Ruang antar baris kursi:

Universitas Sumatera Utara


Persyaratannya adalah ruang lewat (clearway) : min 300-500 mm, dimensi jarak
antar baris min 850 mm, yang dapat diilustrasikan seperti gambar di 2.10 di bawah ini.

Gbr. 2.10 jarak kursi

- Gangways
Persyaratannya adalah lebar min 1100 mm, kemiringan 1:10 dan 1:12 jika
digunakan oleh pemakai kursi roda, landasan yang lebih miring harus memilki anak tangga
biasa.

- Akustik
Hasil akustik suatu pertunjukan meliputi kualitas suara, baik berupa musik maupun
dialog, yang didengarkan oleh penonton dan juga para pelaku pentas diatas panggung.
Akustik tidak terlepas dari penggunaan bahan dan konstruksi penyerap bunyi yang dipakai
sebagai pengendali bunyi dalam ruang, diantaranya bahan berpori, penyerap panel/selaput,
karpet dan kain. Selain itu dapat dibantu dengan penggunaan komputer atau alat seperti
sound reflecting disk yang dapat mengatur waktu untuk merefleksikan suara berdasarkan
jenis pertunjukan yang sedang berlangsung.

Ampitheatre
Ampitheatre merupakan fasilitas untuk melakukan pertunjukan outdoor dan
didesain sedemikian rupa agar memiliki pantulan suara yang baik.

2.4.4.4 Fasilitas Rekreasi


Fasilitas rekreasi yang terdapat pada Medan Cultural Center adalah sebagai berikut
:
Open Space

Universitas Sumatera Utara


space atau plaza ini merupakan tempat yang berfungsi untuk melakukan
pertunjukan seni tari dan teater di tempat terbuka dengan daya tampung sekitar 200 orang

Jalan Seni
Jalan seni adalah tempat para pejalan kaki untuk mengelilingi Taman Budaya
Sumatera Utara yang disekitar jalan tersebut terdapat pertunjukan kesenian seperti seni
musik dan seni rupa

2.4.4.5 Fasilitas Makan dan Minum


Fasilitas makan dan minum yang disediakan pada Medan Cultural Center adalah
restaurant.
Restaurant
Hal yang perlu diperhatikan adalah pada area :
Ruang makan
Ruang makan memiliki persyaratan yaitu memiliki kebersihan yang dijaga, luas
satu area ruang duduk kurang lebih 2 m2 untuk empat kursi dan satu meja
Dapur
Dapur memiliki persyaratan yaitu, dilengkapi dengan penghisap panas untuk
mengurangi udara panas, dapur hendaknya tidak terlihat langsung dari ruang makan agar
tidak mengganggu kenyamanan para pengunjung, dapur dilengkapi dengan gudang-gudang
penyimpanan makanan.

2.4.4.6 Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang yang disediakan pada Medan Cultural Center adalah :
Perpustakaan
Perpustakaan dikhususkan untuk buku-buku tentang seni dan ditujukan untuk para
pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang seni. Ruangan ini dilengkapi
dengan interior yang menarik dan nyaman untuk menarik minat pengunjung
Galeri

Universitas Sumatera Utara


Galeri dipergunakan untuk menyediakan kebutuhan akan tempat pameran yang
berkenaan dengan kesenian. Ruangan ini dilengkapi dengan interior yang menarik dan
nyaman untuk menarik minat pengunjung.
Toko souvenir
Toko souvenir dipergunakan untuk menyediakan kebutuhan akan tempat penjualan
souvenir yang berkenaan dengan kesenian. Ruangan ini dilengkapi dengan interior yang
menarik dan nyaman untuk menarik minat pengunjung.

Universitas Sumatera Utara


2.4.5 Studi Banding Fungsi Sejenis
Untuk mambantu perancangan Medan Cultural Center ini maka penulis
mempelajari beberapa bangunan sejenis untuk dijadikan sebagai studi banding, yaitu :
Taman Ismail Marzuki, Esplanade di Singapura, dan Tho-ha Village di Vietnam.

2.4.5.1 Taman Ismail Marzuki


Taman Ismail Marzuki adalah Taman Budaya yang terletak di Jakarta yang berada
di jalan Cikini Raya no 73, Jakarta Pusat (gambar 2.11). TIM dibangun diatas areal tanah
seluas sembilan hektar. Dulu tempat ini dikenal sebagai ruang rekreasi umum Taman
Raden Saleh (TRS). Pengunjung TRS selain dapat menikmati kesejukan paru-paru kota dan
nonton sejumlah hewan, juga bisa nonton balap anjing di treck Balap Anjing yang kini
berubah menjadi kantor dan ruang kuliah mahasiswa fakultas perfilman dan televisi IKJ.
Ada juga lapangan bermain sepatu roda berlantai semen. Fasilitas lainnya ialah dua
gedung bioskop, Garden Hall dan Podium melengkapi suasana hiburan malam bagi warga
yang suka nonton film. Tetapi sejak 37 tahun lalu suasana seperti itu tidak lagi dapat
ditemukan. Khususnya setelah Bang Ali menyulap tempat ini menjadi Pusat Kesenian
Jakarta TIM

Gambar 2.11 Peta Taman Ismail Marzuki

Universitas Sumatera Utara


Taman Ismail Marzuki merupakan Taman Kesenian yang memiliki fasilitas-
fasilitas yang mewadahi kesenian daerah Jakarta yang terdiri dari seni sastra, seni rupa,
seni teater, seni musik, seni musik dan film. Fasilitas-fasilitas yang ada di Taman Ismail
Marzuki adalah Graha Bakti Budaya, Galeri Cipta, Teater Kecil/Teater Studio, Teater
Halaman
Graha Bhakti Budaya
Graha Bhakti Budaya (gambar 2.12) adalah Gedung Pertunjukan yang besar,
mempunyai kapasitas 800 kursi, 600 kursi berada di bawah dan 200 kursi di balkon.
Panggung GBB berukuran 15m x 10m x 6m. Gedung ini dapat dipergunakan untuk gedung
pertunjukan konser musik, teater baik tradisional maupun modern, tari, film, dan
dilengkapi dengan tata cahaya, sound sistem akustik, serta pendingin ruangan.

Gambar 2.12 : Graha Bhakti Budaya


Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III
Galeri Cipta II (Gambar 2.13) adalah ruang pameran yang lebih besar dari Galeri
Cipta III (GC III). Kedua ruang tersebut dapat dipergunakan untuk pameran seni lukis, seni
patung, diskusi dan seminar, dan pemutaran film pendek. Gedung ini dapat memuat sekitar
80 lukisan dan 20 patung serta dilengkapi dengan pendingin ruangan, tata cahaya khusus,
tata suara serta panel yang dapat dipindah-pindahkan.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.13 Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III
Teater Kecil/Teater Studio
Teater studio (gambar 2.14) merupakan gedung pertunjukan yang dipersiapkan
untuk 200 orang. Gedung ini mempunyai banyak fungsi seperti seni pertunjukan teater,
musik, pembacaan puisi, seminar,dll. Teater Kecil mempunyai ukuran panggung 10m x 5m
x 6m. Gedung ini juga dilengkapi sistem akustik, tata cahaya dan pendingin ruangan.

Gambar 2.14 Teater Kecil/Teater Studio

Universitas Sumatera Utara


Teater Halaman (Studio Pertunjukan Seni)
Teater halaman (gambar 2.15) Dipersiapkan untuk pertunjukan seni eksperimen
bagi seniman muda teater dan puisi, mempunyai kapasitas penonton yang fleksibel.

Gambar 2.15 : Teater Halaman


Plaza dan Halaman
TIM mempunyai areal parkir yang cukup luas yang merupakan lahan serba guna
dan dapat dipergunakan untuk berbagai pertunjukkan kesenian open air.

Hal-hal yang dapat dipelajari dari Taman Ismail Marzuki adalah :


Peletakan Taman Ismail Marzuki yang berada pada daerah yang strategis yaitu di
jalan Cikini Raya.
Penyediaan fasilitas-fasilitas yang dapat mewadahi seni dan budaya di Jakarta.
Desain bangunan dan interior yang mengutamakan kenyamanan pengunjung dan
tetap memperhatikan keindahan visual yang berperan penting pada saat pertunjukan
seni dan kebudayaan.

Universitas Sumatera Utara


2.4.5.2 Esplanade Singapore
Esplanade sebenarnya merupakan salah satu bangunan exhibition hall (gambar
2.16) yang paling terkemuka di Singapore. Yang memiliki beberapa bangunan teater utama
serta ruangan tambahan lainnya.

2.16 Perspektif Esplanade Singapore

Konsep yang ingin diambil dari bangunan ini adalah konsep penggunaan retail di
sekeliling bangunan (gambar 2.17) yang berfungsi untuk menarik minat masyarakat
sekitar, sehingga bangunan dapat menjadi lebih hidup.
Penggunaan retail pada bangunan yang akan dirancang nantinya diharaplkan tidak
hanya untuk menarik minat masyarakat untuk datang. Tetapi juga tetap berfungsi secara
ekonomis dan juga berfungsi untuk tempat penjual dari barang kerajinan yang dihasilkan di
tempat ini.

2.17 Interior Retai Bangunan

Pada Esplanade memiliki fasilitas pertunjukan yang terdiri dari concert hall dan
teater (gambar 2.18 dan gambar 2.19).

2.18 Interior Concert Hall 2.19 Interior teater

Universitas Sumatera Utara


2.4.5.3 Daegu Culture and Art Center
Untuk studi banding daegu cultural and art center, poin penting yang ingin diambil
adalah contoh penerapan bentukan tradisional dalam bentuk bangunan modern masa kini.
Di sini penulis ingin mempelajari bagaimana cara menerapkan bentukan tradisional yang
ada di daerah Sumatera Utara ini ke dalam bentuk bangunan modern, seperti yang
diterapkan pada eksterior Daegu Culture and Art Center serta pada interiornya (gambar
2.20 dan gambar 2.21). Dikarenakan nantinya pada daerah sekitar site yang merupakan
daerah CBD adalah daerah dengan bangunan bertipe modern.

Gambar 2.20 Perspektif Daegu Culture and Gambar 2.21 Interior Daegu Culture and Art
Art Center Center

Universitas Sumatera Utara


2.4.5.4 Vietnam Culture and Art Center
Pada studi banding kali ini merupakan salah satu pemenang dari kompetisi yang
diadakan di Vietnam yang hasilnya seperti pada gambar di bawah ini (gambar 2.22
gambar 2.25).

Gambar 2.22 konsep dan blok plan

Gambar 2.23 Perspektif eksterior dan interior

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.24 Perspektif eksterior Tho-Ha Village

Gambar 2.25 Potongan dan konsep massa Tho-Ha Village

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai