Anda di halaman 1dari 9

Materi volkanologi

Endapan piroklastik

Batuan piroklastik adalah batuan yg bersifat klastik (lepas-lepas) hasil dari erupsi suatu
gunungapi yang langsung terendapkan. Penamaan batuan piroklastik berdasarkan besar butir
(Schmid, 1981), yaitu:

(tabel
dari http://en.wikipedia.org/wiki/Pyroclastic_rock)
Erupsi gunungapi yang eksplosif menghasilkan tiga macam endapan piroklastik, yaitu:

1. piroklastik jatuhan (fall),


2. piroklastik aliran (flow), dan
3. piroklastik surge.
Mekanisme erupsi eksplosif yang terjadi disebabkan oleh erupsi magmatis, preato magmatis,
dan preatik. Piroklastik jatuhan mempunyai ketebalan endapan yang sama, sementara piroklastik
aliran akan menebal pada cekungan dan piroklasktik surge adalah gabungan keduanya.

(Gambar hubungan geometri endapan piroklastik


(Wright, Smith dan Self, 1980))
1. Piroklastik Jatuhan (Fall)
Endapan jatuhan piroklastik terjadi akibat letusan gunungapi yang eksplosif. Pada erupsi preatik,
abu gunungapi tidak sebanyak pada erupsi magmatis. Ketebalan endapan piroklastik jatuhan
relatif seragam dengan pemilahan yang baik, akibat proses fraksinasi oleh angin saat
pengendapannya.
2. Piroklastik aliran (flow)
Endapan piroklastik ini terjadi ketika abu panas, fragmen batuan dan gas yang bergerak ke
bawah dari pusat erupsi eksplosif sebagai longsoran berkecepatan tinggi ketika ada bagian
kubah lereng gunungapi yang roboh, sehingga menghasilkan suatu aliran piroklastik dengan
suhu tinggi (sekitar 8000) dan kecepatan 65-100 km/jam. Aliran piroklastik umumnya terdiri dari 3
jenis utama, yaitu: endapan aliran bongkah dan abu, endapan aliran scoria dan endapan aliran
batuapung atau ignimbrite (welded tuf).

(Gambar mekanisme terjadinya aliran piroklastik (modifikasi dari Cas dan Wright, 1988)

3. Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge umumnya terjadi akibat dari suatu letusan gunungapi, yang temudian
teralirkan (mekanisme gabungan antara jatuhan piroklastik dan aliran piroklastik). Endapan ini
berasosiasi dengan erupsi preatomagmatik dan preatik, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik.
Endapan ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu base surge, graund surge dan ash clound surge.
(Gambar skema pengendapan piroklastik (Walker,1983))
(Gambar struktur endapan piroklastik (Fischer dan Schminke, 1984))

Sumber : Catatan Kuliah Vulkanologi dan Geothermal (Dr. Prihadi S.A.)

Magma dan lava gunung api

Magma: Materi yang terbentuk di dalam mantel bumi (lempeng tektonik) berupa
material lumpur yang berpijar pada suhu sangat tinggi (sampai dengan 1000 derajat
Celcius), bersifat asam atau basa, dan mempu menghasilkan gaya endogen yang
besar. Terjadi akibat adanya gesekan/ tumbukan dua lempeng tektonik, sehingga
menghasilkan suhu tinggi dan membentuk dapur magma yang mendorong keatas
dan dapat memunculkan adanya gunung api. Magma merupakan batu-batuan cair
yang terletak di dalam kamar magma di bawah permukaan bumi. Magma
di bumi merupakan larutan silika bersuhu tinggi yang kompleks dan merupakan asal
semua batuan beku. Magma berada dalam tekanan tinggi dan kadang
kala memancut keluar melalui pembukaan gunung berapi dalam bentuk
aliran lava atau letusan gunung berapi.
Sedangkan Lava (lava flow): adalah magma yang keluar dari permukaan dan
mengalir dipermukaan, bisa di darat, bisa di dasar laut. Ini adalah betul-betul
material magma (cairan silikat) bersuhu tinggi, bisa mencapai 1300C. Hasil
endapannya adalah batuan ekstrusif yang masif atau brecciated.
Lava merupakan magma yang keluar dari perut bumi/ gunung api akibat adanya
peningkatan aktifitas vulkanik di dalam gunung api. Lava keluar dapat berupa leleran
yang mengalir menuruni lereng gunung hingga tempat yang jauh di lembah, magma
bisa juga keluar dan berdiam disekitar puncak gunung api dan membentuk kubah
lava (dome) sehingga gunung api tersebut kelihatan lebih tinggi (contoh pada
gunung Merapi di Jawa tengah).

Terakhir adalah Lahar. Lahar yaitu materi Erupsi gunung api yang berbentuk padat
mulai dari ukuran debu vulkanik sampai ukuran bongkah (Bomb) dan telah
bercampur dengan air. Lahar keluar oleh letusan yang sifatnya explosif.

Klasifikasi, tipe dan bentuk gunung api

Definisi Gunung Api menurut :


- Menurut Alzwar (1988) :
Timbulan di permukaan bumi, yang tersusun atas timbunan rempah gunungapi
Tempat dengan jenis dan kegiatan magma yang sedang berlangsung
Tempat keluarnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi dari dalam bumi
- Menurut Mac Donald (1972) :
Tempat / bukaan berasalnya batuan pijar (gas) dan umumnya keduanya, keluar ke permukaan
bumi, sehingga bahan batuan tersebut berakumulasi membentuk bukit atau gunung
- Menurut Bronto (2006):
Setiap proses alam yang berhubungan dengan kegiatan gunungapi,
meliputi asal-usul pembentukan magma di dalam bumi hingga
kemunculannya di permukaan bumi dalam berbagai bentuk dan
kegiatannya
Setiap magma yang muncul ke permukaan bumi adalah gunungapi

Syarat syarat terbentuknya Gunung Api : Daerah tersebut dilalui oleh Ring Of Fire.
Ring Of Fire : Gugusan Gunung Api yang terbentuk dari beberapa gugusan gunung api
didunia, diantaranya; gugusan gunung api busur kepulauan, gugusan gunung api busur
magmatic, dan gugusan gunung api punggungan tengah samudra, dan didalamnya terdapat
zona tunjaman dan zona pemekaran.

Tipe gunung api berdasarkan tatanan tektoniknya yaitu adanya jalur tunjaman dan jalur
pemekaran :
Gunung api yang terbentuk oleh proses divergen (pemekaran) lantai samudra menghasilkan
seri batuan toleeitik.
Gunung api yang terbentuk pada proses convergen (penunjaman) membentuk proses
pelelehan batuan yang menunjam, mengahasilkan seri magma kalk-alkali, alkalin, toleeitik.
Gunung api yang terbentuk oleh proses rifting (hotspot) dibelakang busur kepulauan,
menghasilkan seri batuan alkalin, yang kaya akan unsur K.

Tipe gunung api berdasarkan morfologi, batuan penyusun, produk material, tingkat eksplosive
:
Dibagi menjadi 4 tipe :
Gunung api komposit : dicirikan oleh bentuk lereng berundak, kerucut simetris, dan tubuh
yang besar. Tubuh gunung api tersusun atas perselingan lava, abu gunung api, endapan sinder,
blok dan bom. Contoh : G.merapi, G.galunggung, G.Kelud, G.semeru, G.slamet, G. fuji.
Gunung api perisai : tubuh gunung api perisai tersusun atas aliran2 lava yang mengalir
kesegala arah, bentuk kerucut dengan kemiringan kecil bahkan datar, tubuh gunung dibentuk
oleh pertumbuhan aliran lava basaltik secara perlahan. Contoh : G.Mauna Loa dan G. Kileau
(hawai)
Gunung api kubah lava : terbentuk dari kumpulan aliran lava yang muncul dipuncak seputar
kawah, membentuk morfologi kubah, yang terbentuk dalam satu periode erupsi. Kubah lava
terbentuk bila magma yang keluar bersifat kental. Contoh : G. merapi
Tipe gunung api kerucut scoria, maar, cincin tuf dan kerucut tuf
- Kerucut scoria dan kerucut tuf adalah tipe gunung api terkecil dengan tinggi kurang dari
300m. komposisinya; kerucut scoria tersusun atas lapili-lava basalt, kerucut tuf tersusun atas
abu (tuf) gunung api.
- Maar dan cicin tuf adalah tipe yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif hidrovulkanik.
Komposisi; maar mengandung material batuan dinding terfragmentasi yang lebih besar,
cincin tuf mengandung fragmen2 material magmatik.

Yang dimaksud dengan :


Gunung api hotspot : gunung api yang terbentuk oleh proses pemekaran dibelakang busur
Busur vulkanik : gugusan gunung api yang terbentuk dari beberapa gugusan gunung api
didunia yaitu gugusan gunung api kepulaun, gugusan gunung api busur magamatik, dan
gugusan gunung api punggung tengah samudra.
Gunung api busur kepulauan : gunung api yang terbentuk oleh proses tektonik, diawali dari
proses pembentukan magma, pembentukan rekahan tempat keluarnya magma. Gunung api ini
saling berhubungan dalam satu busur kepulauan.

Mitigasi Bencana Gunung Api

Mitigasi bencana letusan gunungapi adalah proses pencegahan bencana letusan gunungapi atau
pengurangan dampak bahaya letusan gunungapi untuk meminimalkan:

Jatuhnya korban jiwa


Kerugian harta benda
Rusaknya lingkungan dan Terganggunya roda perekonomian masyarakat.
Mitigasi Bencana Gunungapi

Sebelum Terjadi Bencana

Dilakukan pemantauan gunungapi


Penyediaan peta kawasan rawan bencana gunungapi, peta zona risiko bahaya gunung api
Pemantapan protap tingkat kegiatan gunungapi
Pembimbingan dan informasi gunungapi
Penerbitan peta geologi gunungapi
Penyelidikan geologi, geofisika dan geokimia
Peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya

Saat Terjadi Bencana

Mengirimkan tim tanggap darurat


Meningkatkan pengamatan
Melaporkan tingkat kegiatan sesuai alur
Memberikan rekomendasi kepada pemda sesuai protap

Sesudah Terjadi Bencana

Menurunkan tingkat kegiatan gunungapi sesuai protap


Menginventarisir data letusan, termasuk sebaran dan volume bahan letusan
Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder
Memberikan saran teknis penanggulangan bahaya sekunder
Pengurangan Resiko Bencana

Melakukan identifikasi, kajian dan pemantauan resiko bencana dan memperkuat sistem
peringatan dini

Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun suatu budaya aman dan
ketahanan terhadap bencana di semua tingkatan

Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk menjamin pelaksanaan tanggap darurat


yang efektif

Sosialisasi dan Koordinasi

Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang tinggal
disekitar gunungapi tentang potensi gunungapi, baik yang negatif (bahaya), maupun yang positif
(sumberdaya).

Koordinasi dilakukan dengan pemerintah daerah dan instansi terkait guna meningkatkan efektivitas
dalam penanggulangan bencana erupsi gunungapi.
Penataan Ruang Berbasis Kebencanaan

Upaya pengurangan risiko bencana gempabumi adalah dengan mengurangai elemen kerentanan,
salah satunya adalah dengan cara penataan ruang yang berlandaskan kepada ainaliss
kebencanaan gunungapi.

Berikut ini adalah upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan bencana geologi yang
disebabkan oelh erupsi gunung api yaitu:

1. Melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap gunung api aktif.


2. Dengan melakukan pengamatan dan pemantauan yang terus menerus, maka diharapkan
dapat dipelajari tingkah laku dan aktifitas semua gunung api aktif yang ada sehingga usaha
perkiraan erupsi dan bahaya gunung api akan tepat dan cepat. Penyampaian informasi dalam
rangka pengamanan penduduk dalam kawasan rawan bencana dapat dilakukan tepat waktu
sehingga korban bisa dihindari.
3. Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana gunung apai
4. Untuk mengetahui dan menentukan kawasan rawan bencana gunung api, tempat-tempat
yang aman jika terjadi letusan, tempat pengungsian, alur pengungsian. Sehingga pada saat
terjadi peningkatan aktifitas/ letusan, kita sudah siap dengna peta operasional lapangan.
5. Mengosongkan kawasan rawan bencana
6. Daerah atau kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana harus dikosongkan
dan dilarang untuk hunian tetap, karena daerah ini sering dilanda oleh produk letusan gunung api
(lava, awan panas, jatuhan piroklastik)
7. Melakukan usaha preventif
8. Upaya untuk mengurangi bahaya akibat aliran lahar, yaitu dengan cara membuat tanggul
penangkis, tanggul-tanggul untuk mengurangi kecepatan lahar, serta mengurangi volume air di
kawah (Kelud , Galunggung)

Tahap kesiap siagaan merupakan tindakan-tindakan yang mmungkinkan pemerintah, masyarakat


maupin perorangan mampu mengantisipasi segera mungkin dan seefektif mungkin terhadap
situasi kejadian bencana misalnya:

1) Menyiapkan peralatan penanggulangan bencana untuk digunakan sewaktu-waktu.

2) Pelaksanaan efakuasi atau pengungsian.

3) Menyiapkan sistem peringatan dini (komunikasi darurat).

4) Melakukan penyuluhan serta memberi informasi tentang kebencanaan pada masyarakat.

5) Melakukan pelatihan penanggulangan bencana

Anda mungkin juga menyukai