Anda di halaman 1dari 20

Praktikum Analisis Spektrometri

Tahun Akademik 2012/2013

FLAME FOTOMETRI

I TUJUAN
a Mempelajari dan memahami prinsip kerja flame photometer
b Menentukan konsentrasi K dan Na pada larutan tugas dan
sampel alam

II TEORI
Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam
analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion
logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan
kalsium.
Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang
berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar
monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di
pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat
berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan
fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut.
Fotometri nyala berdasarkan pada kenyataan bahwa
sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada
suhu tertentu. Eksitasi terjadi bila elektron dari atom netral
keluar dari orbitalnya ke orbital yang lebih tinggi, dan bila terjadi
eksitasi atom, ion molekul akan kembali ke orbital semula dan
akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Prinsip dari flame fotometri ini adalah pancaran cahaya yang
tereksitasi yang kemudian kembali ke keadaan dasar.
Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna
kuning, kalium memancarkan warna ungu seadangkan litium
memancarkan sinar merah bila dibakar dalam nyala. Hal inilah
telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur alkali
tersebut.
Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau
warna yang khas oleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh
karena energi kalor dari suatu nyala- nyala elektron dikulit paling
luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke
tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan. Pada waktu elektron-
elektron tereksitasi kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan
foton yang energinya. Oleh karena tingkat-tingkat energi eksitasi
tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu unsur logam
tertentu, maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur
logam tersebut adalah khas pula. Dasar ini digunakan untuk
analisa kualitatif unsur-unsur logam secara reaksi nyala.

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

Flame fotometer dibedakan atas dua yaitu :


Filter flame fotometer
Hanya terbatas untuk analisa unsur Na,K dan Li
Spektro flame fotometer
Digunakan untuk analisa unsur K,Ca,Mg,Sr,Ba dll.
Perbedaan alat ini terletak pada monokromatornya, dimana
alat pertama menggunakan filter sebagai monokromatornya dan
alat kedua yang berfungsi sebagai monokromatornya adalah
pengatur panjang gelombang.
Gangguan-gangguan dalam fotometri menurut sumber dan
filtratnya:
1 Gangguan Spectral
Yaitu gangguan yang di sebabkan oleh unsur-unsur lain yang
terdapat bersama dengan unsur yang akan dianalisa.
Gangguan ini disebabkan karena penggunaan filter untuk
memilih yang akan diukur intensitasnya. Misalnya :
spektrum pita dari Ca(OH)2 akan mengganggu pancaran sinar
Na pada panjang gelombang 550 nm. Gangguan tersebut
dapat dihilangkan dengan mempertinggi pemisahan cahaya
atau mengatur band width.
2 Gangguan dari sifat fisik larutan
Variasi sifat fisik dari larutan dapat memperkecil atau
membesar intensitas sinar yang akan dianalisa, sehingga
intensitas yang terbaca tidak sesuai dengan konsentrasi yang
akan dianalisa, seperti :
a Viskositas
Makin besar visikositas dari suatu larutan yang dianalisa,
makin lambat larutan tersebut mencapai nyala. Sehingga
intensitas pancaran pada alat akan semakin kecil dan tidak
sesuai dengan konsentrasi unsur yang kita analisa.
b Tekanan uap dan permukaan larutan
Sifat ini akan mempengaruhi ukuran besar kabut. Kabut
dengan ukuran besar akan sedikit mecapai nyala, sehingga
intensitas yang terbaca pada alat akan lebih kecil dari nilai
yang sebenarnya.
3 Gangguan ionisasi
Gangguan ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala
yang lebih tinggi. Logam alkali dan alkali tanah yang mudah
terionisasi, akibat dari adanya ionisasi akan mengurangi
jumlah atom netral. Akibatnya intensitas dari spektrum atom
akan berkurang dan tidak sesuai dengan konsentrasi yang
akan kita amati. Nyala yang dihasilkan dari campuran oksigen
dan gas akan mempunyai energi yang dapat mengionisasi

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

logam alkali dan alkali tanah hal ini menggakibatkan


terjadinya penurunan jumlah atom yang akan diekstraksi.
Adanya atom yang lebih mudah terionisasi akan memberikan
sejumlah elektron kedalam nyala sehingga akan mendesak
ion menjadi atom.
4 Dari anion-anion yang ada dalam larutan logam.
Pada umumnya sinar dari emisi unsur-unsur akan lebih rendah
apabila jumlah asam yang relatif tinggi gangguan anion ini
tidak akan nyata bila kadarnya lebih rendah dari 0,1M diatas
kepekatan tersebut asam sulfat, nitrat dan fosfat akan
memberikan akibat pada penurunan sinar emisi logam.
Gangguangangguan analisa fotometri secara intensitas
langsung adalah segala gangguan atau hal dan peristiwa-
peristiwa yang dapat mempengaruhi intensitas pancaran unsur
yang kita analisa, sehingga nilai intensitas pancaran yang
dihasilkan tersebut tidak lagi sesuai dengan unsur yang
sebenarnya.
Dengan fotometer nyala, kebanyakan atom berada dalam
keadaan dasar (ground state energi), sehingga mempunyai
kecendrungan untuk menyerap energi yang dipancarkan oleh
atom yang tereksitasi ketika kembali ke keadaan dasar, peristiwa
ini disebut self absorbtion.
Pada flame fotometri sumber energi (power supply) berasal
dari tabung gas elpiji. Aliran gas kemudian melalui kompresor
yaitu alat yang berfungsi untuk mengalirkan gas yang berasal
dari power supply ke alat flame fotometer. Kemudian lihatlah
nyala api pada lubang nyala dan atur filter. Filter logam K adalah
warna biru, filter untuk Na adalah warna kuning dan filter untuk
Li adalah warna ungu.
Flame fotometer ini mengukur intensitas emisi yang
dipancarkan oleh sebagian unsur yang ada.Emisi ini terjadi
apabila elektron yang telah tereksitasi kembali lagi ke keadaan
dasarnya. Pada saat kembali ke keadaan dasar ini elektron
tersebut memancarkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu.
Beberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara
flame fotometri
a Radiasi dari unsur
Jika terdapat garis spektrum yang berdekatan dengan garis
spektrum logam yang ditentukan sehingga memungkinkan
terjadinya interferensi.
b Penambahan kation

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

Dalam nyala tinggi, beberapa atom logam mungkin


terionisasi,misalnya :
Na Na + e .Ion tersebut mempunyai spektrum emisi
tersendiri dengan frekuensi- frekuensi yang berbeda dari
atomnya sehingga akan mengurangi tenaga radiasi dari emisi
atomnya.
c Interferensi anion
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar logam natrium
dan kalium
dengan cara pengukuran intensitas nyala masing-masing
logam alkali tersbut. Karena intensitas nyala merupakan
fungsi dari konsentrasi atau kadar unsur sampel.
Atomizer adalah bagian dari alat pada flame fotometer
untuk merubah
sampel dari suatu larutan menjadi suatu aerosol atau kabut yang
kemudian masuk kedalam nyala. Proses ini merupakan proses
yang paling penting dalam menentukan hasil dari analisa nyala.
Untuk mendapatkan nyala yang tetap maka pembakar harus
disuplay dengan bahan bakar dan oksigen/udara dengan tekanan
yang tetap. Flame fotometer adalah alat yang digunakan dalam
analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion
logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan
kalsium. Metoda ini dapat dilakukan pada unsur logam alkali dan
alkali tanah karena unsur-unsur pada golongan ini akan
memancarkan nyala yang khas apabila dibakar dalam nyala.
Sebagai contoh :
- Natrium
Akan memancarkan pijaran warna kuning.

- Kalium
Akan menghasilkan sinar ungu
- Litium
Akan memancarkan sinar merah apabila dibakar dalam nyala.
Dengan adanya sifat ini, maka unsur ini dapat diidentifikasi
dengan menggunakan metoda ini.
Besaran intensitas sinar pancaran ini ternyata sebanding
dengan tingkat kandungan unsur dalam larutan, sehingga
metoda flame fotometer digunakan untuk tujuan kuantitatif
dengan mengukur intensitasnya secara relatif. Metoda ini
menggunakan fotosel sebagai detektornya dan pada kondisi
yang sama digunakan gas propana atau elpiji sebagai
pembakarnya untuk membebaskan air sehingga yang tersisa
hanyalah kandungan logam. Kebanyakan alat analisa atomic
emission menggunakan burner (pembakar) dengan alat

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

turbelen.Tapi telah diketahui bahwa burner dengan aliran laminar


mempunyai hasil yang lebih baik sehingga tipe ini lebih banyak
digunakan.
Metoda fotometri nyala ini didasarkan pada penyerapan
energi oleh atom.Nyala pembakar Bunsen dapat digunakan
sebagai sumber energi pada metoda fotometri nyala. Metoda ini
efektif untuk menentukan konsentrasi rendah io-ion logam Na, K,
dan Ca.
Bila atom logam dibakar, maka atom logam menyerap
energi lalu tereksitasi dan saat berubah ke bentuk dasar
sejumlah energi akan dilepaskan. Atom-atom mengalami transisi
bila menyerap energi. Energi akan dipancarkan ketika atom
tereksitasi kembali ke tingkat energi dasar. Detektor akan
mendeteksi energi terpancar tersebut.
Metoda ini biasanya digunakan untuk menentukan
konsentrasi ion logam yang rendah seperti penentuan kadar
kalium dalam air minum atau serum darah. Cuplikan yang diukur
adalah berupa larutan biasanya air sebagai pelarut. Larutan
mengalir ke ruang pengkabutan, karena terisap oleh aliran gas
bahan bakar dan oksigen yang cepat. Berbeda dengan
spektroskopi sinar tampak, metoda ini tidak memperdulikan
warna larutan. Pada flame fotometri ini berguna untuk
menentukan konsentrasi ion logam yang rendah (ppm sampai
dengan ppb).
I. PROSEDUR PERCOBAAN
I.1Alat dan Bahan
a. Alat
1 Peralatan flame fotometer : Mengukur emisi
sampel dan standar
2 Labu ukur : Mengencerkan sampel dan
standar
3 Buret : Mengambil larutan dengan
teliti
4 Pipet gondok : Memipet larutan dengan teliti

b. Bahan
1 Larutan standar K 1000 mg/L : Larutan induk K
2 Aquadest : Pelarut
3 Larutan standar Na 1000 mg/L : larutan induk Na

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

3.2 Cara Kerja


a. Pembuatan Larutan Standar
1. Larutan standar induk kalium dan natrium 1000 mg/L
diencerkan menjadi 50 mg/L masing-masing sebanyak
100 ml.
2. Deretan standar Kalium 0; 1; 2; 4; 7 dan 10 mg/L dibuat
dengan mengencerkan larutan standar 50 mg/L pada
labu ukur 50 ml. hal yang sama juga dilakukan terhadap
standar natrium.
3. Larutan tugas diminta dengan menyerahkan labu ukur
50 ml lalu diencerkan sampai batas dengan aquadest

b. Penggunaan alat Flame Fotometer


1. Alat flame fotometer dihubungkan dengan tabung gas
bahan bakar yakni propan ataupun gas elpiji, serta
instalasi jaringan listrik hidupkan kompresornya.
2. Power di-On kan, tombol ignitor ditekan sampai
didapatkan hidup nyala api pada burnernya. Nyala
burner diatur menjadi kerucut biru dengan mengatur
tombol fuel.
3. Dipasangkan posisi monokromator pada filter Kalium,
deretan standarnya disiapkan.

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

4. Larutan blanko diaspirasikan, lalu tombol blank diatur


sampai didapatkan pembacaan indikator alat
menunjukkan tepat pada nilai 00.
5. Diganti dengan larutan standar tertinggi dari deretan
standar. Tombol sensifity diatur, dalam hal ini tombol
fine sampai didapatkan penunjukan indikator tepat pada
skala 100.
6. Kapiler dibilas dengan aquadest, lalu kembali diukur
larutan blanko. Indikator harus menunjukkan posisi 00,
jika sedikit tergeser tepatkan kembali dengan memutar
tombol blank. Kini alat telah dalam kondisi set.
7. Pengukuran dilakukan terhadap seluruh deretan larutan
standar, dimulai dari konsentrasi terendah.
8. Dilakukan pula terhadap larutan tugas serta larutan
sampel air alam dan air tanaman yang ditugaskan.
9. Untuk air tanaman dilakukan pengenceran awal 50 kali
dengan aquadest demikian juga untuk air alam berupa
air muara, air payau ataupun air laut. Jika masih pekat,
encerkan lagi catat dan faktor pengenceran yang
dilakukan diperhitungkan.
10. Dibuat kurva kalibrasi standar K. Dengan bantuan
kurva kalibrasi standar ini ditentukan kadar K dari
larutan sampel / tugas.
11. Hal yang sama juga dilakukan terhadap penentuan
Na. Jangan lupa faktor pengenceran yang dilakukan
dimasukkan pada perhitungan hasil.
12. Kadar logam K dan Na dari sampel dilaporkan dalam
satuan mg/L.

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

3.3 Skema Kerja


a. Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar induk 1000 ppm Kalium dan


- diencerkan
Natriummenjadi larutan standar 50 ppm
masing-masing dalam labu ukur 100 mL
- dibuat deretan standar kalium 0,1,2,4,7 dan 10
ppm dengan mengencerkan larutan standar 50
ppm pada labu 50 mL
- dilakukan hal yang sama untuk Natrium
Larutan
- diencerkan pada labu 50 mL
tugas
Alat Flame
fotometer

b. Penggunaan alat Flame Fotometer

Alat Flame
fotometer

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

- disambungkan dengan tabung gas bahan


bakar,instalasi jaringan listrik dan hidukan
kompresornya
- tombol power di-On kan
- diatur nyala burner menjadi kerucut biru dengan
mengatur tombol fuel
- dipasang posisi monokromator pada filter
kalium,siapkan deretan standar

Larutan
- diaspirasikan ,lalu atur tombol blank sampai
blankodidapatkan pembacaan indikator alat pada nilai
0
- diganti dengan larutan standar tertinggi atur
sensitivity sampai tepat skala 100
-
Kapiler
- dibilas dengan aquades,lalu ukur blanko sampai
angka menunjukan skala 0
- dilakukan pengukuran untuk seluruh deretan
larutan standar (dimulai dari konsentrasi rendah)
- dilakukan pengukuran untuk sampel tugas, air
alam dan air tanaman
- Untuk air tanaman, air alam dilakukan
pengenceran 50 kali

Kurva kalibrasi standar K


dibuat
Kurva kalibrasi standar Na
dibuat

Kadar logam K dan Na


ditentukan

3.4 Skema Alat

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

Flame fotometri

DAFTAR PUSTAKA

Ismono, Drs. 1980. CARA-CARA OPTIK DALAM ANALISA KIMIA.


Bandung : Departemen Kimia ITB.

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

Mohammed, A. Hassan. 2006. ANALYTICAL CHEMISTRY


QUANTITATIVE ANALYSIS. University of Fayoum.

Rasyid, Roslinda, Mahyudin dan Miza Agustin. 2011.


PEMERIKSAAN KADAR KALIUM DAN NATRIUM PADA HERBA
Centella asiatica (L) URBAN DENGAN METODA FOTOMETRI
NYALA. Padang ; univ. Andalas

Skogg. 1965. ANALYTICAL CHEMISTRY Edisi keenam. Florida :


Sounders College Publishing

IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Data dan Perhitungan
1. Pembuatan larutan kalium 50 ppm dari larutan induk 1000
ppm
N1 x V1 = N2 x V2
1000 ppm x V1 = 50 ppm x 100 mL
V1 = 5 mL
2. Pembuatan larutan dari kalium 50 ppm
N1 x V1 = N2 x V2
a) untuk 1 ppm
50 ppm x V1 = 1 ppm x 50 mL

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

V1 = 1 mL
b) untuk 2 ppm
50 ppm x V1 = 2 ppm x 50 mL
V1 = 2 mL
c) untuk 4 ppm
50 ppm x V1 = 4 ppm x 50 mL
V1 = 4 mL
d) untuk 7 ppm
50 ppm x V1 = 7 ppm x 50 mL
V1 = 7 mL
e) untuk 10 ppm
50 ppm x V1 = 10 ppm x 50 mL
V1 = 10 mL
Data percobaan

Larutan Na Larutan K
Konsentr Emisi Konsentrasi Emisi
asi
1 39 1 22
2 49 2 28
4 54 4 49
7 64 7 70
10 86 10 89
Cx 5 mL 59 Cx 5 mL 43
Larutan Emisi pada Emisi pada K
sampel Na
Air sayur 7 9
Air hujan 0 0

3. Tabel Persamaan Regresi pada K

x Y xy x2
0 0 0 0
1 22 22 1
2 28 56 4
4 49 196 16
7 70 490 49
10 89 890 100
x = 24 y = 258 xy = x2 = 170
1654
x=4 y = 43

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

x
y




B = x 2

xy
n .

2
24
6 . 170
= 6 . 1654(24)(258)

= 8,4054

A = y B x

= 43 8,4054 (4)
= 9,3784
Y = A + Bx
= 9,3784 + 8,4054x

4. Tabel Persamaan Regresi pada Na

x y xy x2
0 0 0 0
1 39 39 1
2 49 98 4
4 54 216 16
7 64 448 49
10 86 860 100
x = 24 y = 292 xy = = 170
1661
x =4 y = 48,6667

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

x
y




B=
x 2

2
x

xy
n .

6 . 1661(24)(292)
= 6 .17024 2

= 6,6622

A = y B x

= 48,6667 6,6622 (4)

= 22,0179

Y = A + Bx

= 22,0179 + 6,6622x

5. Konsentrasi sampel dan volume sampel

a. Larutan tugas K

Y = 9,3784 + 8,4054x

43 = 9,3784 + 8,4054x

x = 4

% Kesalahan
x sebenarnyax percobaan
K = x sebenarnya x 100 %

|54|
= 5 x 100 %

= 20

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

b. Larutan tugas Na

Y = 22,0179 + 6,6622x

59 = 22,0179 + 6,6622x

x = 5,5510

% Kesalahan
x sebenarnyax percobaan
Na = x sebenarnya x 100 %

|55,5510|
= 5 x 100 %

= 11,02 %

4.2 Grafik

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

a. Larutan standar K

Grafik Larutan Standar K


100

80 f(x) = 8.41x + 9.38


R = 0.97
60
Emisi 40 Linear ()

20

0
0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi

b. Larutan standar Na

Grafik Larutan standar Na


100

80
f(x) = 4.73x + 35.68
60 R = 0.96

Emisi 40 Linear ()

20

0
0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi

4.3 Pembahasan

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

Sebuah flame fotometer adalah alat yang digunakan dalam


analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion
logam tertentu. Metoda ini dapat dilakukan pada unsur logam alkali
dan alkali tanah karena unsur-unsur pada golongan ini akan
memancarkan nyala yang khas apabila dibakar dalam nyala.
Berbeda dengan spektroskopi sinar tampak, metoda ini
tidak memperdulikan warna larutan. Pada flame fotometri ini
berguna untuk menentukan konsentrasi ion logam yang rendah
(ppm sampai dengan ppb).
Pada praktikum flame fotometri ini bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi logam alkali yaitu Kalium dan Natrium
yang terdapat pada larutan tugas, sampel dan tumbuhan dengan
menggunakan prinsip pengukuran emisi nyala dipancarkan yang
berasal dari elektron yang tereksitasi kemudian kembali
kekeadaan dasar.
Pada flame fotometri sumber energi (power supply) berasal
dari tabung gas elpiji. Aliran gas kemudian melalui kompresor
yaitu alat yang berfungsi untuk mengalirkan gas yang berasal
dari power supply ke alat flame fotometer.
Sampel alam dan tumbuhan yang digunakan adalah air
hujan dan air cucian sayur. Sampel tersebut mengandung ion
Kalium dan Natrium. Logam Kalium menghasilkan pijaran warna
kuning sedangkan natrium memancarkan warna ungu. Hal inilah
yang dimanfaatkan untuk mengidentifikasi unsur alkali tersebut.
Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna
yang khas oleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh karena
energi kalor dari suatu nyala - nyala elektron dikulit paling luar
dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke tingkat
yang lebih tinggi, yang dibolehkan.
Ion Kalium dan Natrium diubah menjadi aerosol menyerupai
atom untuk membebaskan air agar tidak ada pengotor yang
melekat yang akan mengganggu pembacaan skala y ang
kemudian masuk kedalam nyala. Proses ini merupakan proses yang
paling penting dalam menentukan hasil dari analisa nyala kemudian
dengan adanya energi (nyala api), elektron valensi pada Kalium
dan Natrium tersebut berpindah ke orbital yang lebih tinggi
energinya untuk sesaat kemudian kembali lagi ke keadaan dasar,
hal ini lah yang menyebabkan emisi nyala pada ion tersebut.
Emisi nyala yang dipancarkan merupakan sinar monokromatis
yang akan ditangkap oleh foto sel (detektor) lalu menghasilkan
out put berupa intensitas cahaya (I).

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

Flame fotometri menggunakan analisa kuantitatif dan


kualitatif, pada waktu elektron-elektron tereksitasi kembali ke
tingkat dasar, akan diemisikan foton yang energinya. Karena
tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik
untuk suatu unsur logam tertentu, maka sinar yang dipancarkan
oleh suatu atom unsur logam tersebut adalah khas pula. Dasar
ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-unsur logam secara
reaksi nyala, sedangkan untuk analisa kuantitatif yaitu pada
pembacaan skala indikator yang merupakan besar emisi yang
dipancarkan logam alkali pada sampel.
Pada proses pangukuran emisi Kalium dengan berbagai
konsentrasi dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu
senyawa maka semakin besar pula emisinya. Hal ini menandakan
bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan emisi. Hal yang
sama terjadi saat pengukuran emisi Natrium. Dari regresi yang
diperoleh dapat dilihat grafik yang menanjak dengan regresi
Kalium adalah Y = 9,3784 + 8,4054x dan regresi Natrium
adalah Y = 22,0179 + 6,6622x.
Konsentrasi Kalium dalam larutan tugas adalah sebesar 4
ppm dengan persen kesalahan 11,02 %, sedangkan Natrium
5,5510 ppm dengan persen kesalahan 20 %. Persen kesalahan
yang didapatkan ini cukup besar yang menandakan praktikum
yang dilakukan kurang maksimal, hal ini dapat disebabkan oleh
kurang stabilnya hasil yang didapatkan saat mengukur emisi dari
masing-masing larutan standar maupun sampel yang digunakan.
Pada pengkuran konsentrasi Kalium dan Natrium dalam
larutan sampel tumbuhan dan sampel alam didapatkan emisi
Kalium dan Natrium lebih besar pada larutan sampel tumbuhan
sebesar 9 dan 7, sedangkan untuk sampel alam yaitu air hujan
emisi yang didapatkan adalah 0. Kadar logam yang tergandung
dalam air hujan lebih sedikit daripada yang terdapat dalam air
sayur, karena logam Natrium dan kalium yang ada dalam air
hujan tersebut telah diserab oleh plastik yang digunakan sebagai
wadah sampel dalam waktu yang cukup lama, niali emisi untuk
air hujan ini adalah 0, hal ini jugalah yang menyebabkan nilai
emisi untuk air tanaman juga kecil.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka emisi
yang diberikan juga akan semakin besar.

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

2. Konsentrasi Kalium dan Natrium dalam larutan tugas


adalah sebesar 4 ppm dan 5,5510 ppm dengan %
kesalahan 11,02% dan 20%.
3. Konsentrasi Kalium dan Natrium di dalam larutan sampel
tumbuhan lebih besar daripada konsentrasi Kalium dan
Natrium di dalam sampel alam.

5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka
disarankan :
1. Pahami prinsip dan hal hal yang berhubungan dengan
objek percobaan.
2. Teliti saat melakukan pengukuran emisi.
3. Jangan simpan larutan sampel didalam wadah plastik
terlalu lama.

VI. JURNAL
6.1 Judul Jurnal
Judul : Pemeriksaan kadar kalium dan natrium pada herba
centella asiatica (l) urban dengan metoda fotometri
nyala

6.2 Analisa Jurnal


Kandungan kalium dan natrium menyebabkan tumbuhan
Centella asiatica (L) Urban atau yang biasa dikenal dengan
nama Pegagan (family Umbeliferaceae) berkhasiat sebagai
diuretic dan pemecah batu ginjal. Kalium akan bereaksi
dengan batu ginjal yang berupa kalsium karbonat membentuk
kalium karbonat.

Flame Fotometri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2012/2013

Pada penelitian ini penentuan kandungan kalium dan


natrium dalam herba pegagan dilakukan dengan
menggunakan metoda Fotometri Nyala. Metoda ini cocok
digunakan karena kalium dan natrium merupakan unsur yang
mudah tereksitasi dengan memancarkan sinar yang
karakteristik dengan intensitas yang cukup tinggi untuk diukur
dengan fotosel. Penentuan kadar air sampel dilakukan sesuai
dengan yang tertera pada Farmakope Indonesia IV dan
didapatkan hasil rata-rata kandungan air sampel sebesar
17,21%.
Perlakuan sampel setelah dikering anginkan adalah
dengan menjadikannya serbuk yang bertujuan untuk
mempercepat proses destruksi. Bentuk serbuk memiliki luas
permukan yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk
tumbuhan dalam keadaan utuh sehingga larutan pendestruksi
akan lebih mudah berpenetrasi.
Proses destruksi bertujuan untuk menghilangkan,
merombak dan memutuskan ikatan-ikatan senyawa organik
yang terdapat dalam sampel sehingga yang tinggal hanya
senyawa anorganik saja. Metoda destruksi yang digunakan
adalah metoda destruksi basah. Metoda ini digunakan karena
pengerjaannya lebih sederhana, oksidasi kontinyu dan cepat
dan unsur-unsur yang diperoleh mudah larut sehingga dapat
ditentukan dengan metoda analisa tertentu.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa kadar kalium yang terdapat dalam herba
pegagan kering adalah sebesar 2,58% dan pada herba
pegagan segar 2,14%. Sedangkan kadar natrium pada herba
pegagan kering adalah 2,65% dan pada herba pegagan segar
2,19%. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk dapat
memeriksa kandungan kalium dan natrium dari jenis
tumbuhan lain dengan metode yang sama.

Flame Fotometri

Anda mungkin juga menyukai