Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ALAT LAB

FLAME FOTOMETRI

Dosen Pembimbing :

Anjard Pudji, ST. MT

Disusun Oleh :
Skolastika Yunarni Juita

(P27838113022)

KELAS :3C

POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
SURABAYA 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem

pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan, alat
ini harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan instrumentasi di
pabrik. Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil
produksi, dimana alat instrumentasi yang mengukur, mengontrol, mendeteksi,
menganalisa, baik secara manual maupun secara otomatis. Di alam semesta ini
sangat banyak ditemukan unsur-unsur. Ada yang bersifat logam, semilogam, dan
nonlogam. Dan letaknya pun juga berbeda-beda. Ada yang di tanah, udara, air, dan
lain-lain. Seorang analis perlu untuk mengetahui banyak konsentrasi unsur-unsur
logam tersebut. Misalnya unsur yang ada di dalam daun tumbuh-tumbuhan.
Pentingnya bagi seorang analis adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan
untuk menganalisis suatu penyakit, bahkan juga berguna untuk menciptakan suatu
produk yang berguna bagi masyarakat luas. Namun, proses analisis tersebut tidaklah
mudah. Karena membutuhkan keahlian tertentu. Cara penentuan konsentrasi suatu
unsur (logam) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara konvensional dan cara
instrumental. Cara konvensional adalah cara menentukan konsentrasi suatu unsur
yang berdasarkan reaksi-reaksi kimia dan cara ini masih sederhana serta memiliki
banyak kesalahan. Sedangkan cara instrumental adalah cara menentukan konsentrasi
suatu unsur dengan menggunakan alat instrument yang canggih. Pada saat ini,
pekerjaan yang dilakukan secara konvensional sudah mulai pudar. Umumnya,
orang-orang cenderung menggunakan alat-alat yang canggih untuk melakukan
pekerjaannya. Karena menurut mereka, dengan menggunakan alat mereka merasa
terbantu. Sehingga mudah dalam mengerjakan pekerjaannya. Untuk itu, dalam
menentukan konsentrasi suatu logam dalam sampel juga sangat dibutuhkan
instrument yang canggih.

1.2

Tujuan

BAB II
TEORI DASAR
2.1

Pengertian Flame Fotometer

Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia
anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium,
kalium, lithium, dan kalsium. Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang
berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada
panjang gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali
tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan
fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut.
Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium
memancarkan warna ungu sedangkan litium memancarkan sinar merah bila
dibakar dalam nyala. Hal inila telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur
alkali tersebut. Besaran intensitas sinar pancaran ini ternyata sebanding dengan
tingkat kandungan unsur dalam larutan, sehingga metoda flame fotometer
digunakan untuk tujuan kuantitatif dengan mengukur intensitasnya secara relatif.
Metoda ini menggunakan foto sel sebagai detektornya dan pada kondisi yang sama
digunakan gas propana atau elpiji sebagai pembakarnya untuk membebaskan air
sehingga yang tersisa hanyalah kandungan logam.
Fotometri nyala didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsur akan
tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu serta memancarkan emisi radiasi
untuk panjang gelombang tertentu. Eksitasi terjadi bila lektron dari atom netral
keluar dari orbitalnya ke orbital yang klebih tinggi. Dan bila terjadi eksitasi
atom,ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan memancarkan cahaya
pada panjang gelombang tertentu. Prinsip dari fotometri nyala ini adalah pancaran
cahaya elektron yang tereksitasi yng kemudian kembali kekeadaan dasar.
Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khas oleh
tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu nyala-nyala
elektron dikulit paling luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar
ke tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan.Pada waktu elektron-elektron
tereksitasi kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan foton yang energinya. Oleh
karena tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu
unsur logam tertentu,maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam
tersebut adalah khas pula. Dasar ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-unsur
logam secara reaksi nyala.

Prinsip Kerja
Pertama kali bahan bakar gas dinyalakan dan kemudian dialirkan O2atau
udara pada tekanan tertentu sampai diperoleh warna nyala biru yang kuat dan
tajam. Langkah berikutnya adalah menentukan unsur apa yang akan ditentukan
dengan jalan menetapkan posisi filter. Celupkan pipa kapiler yang ada di ujung
atomizer ke dalam larutan contoh. Oleh atomizer larutan contoh akan berubah
menjadi butiran-butiran halus yang menyerupai atom. Butiran-butiran halus yang
menyerupai atom tersebut masuk ke dalam ruang pembakaran sehingga terjadi
peristiwa eksitasi dari unsur-unsur.
Hasil peristiwa eksitasi tersebut berupa nyala yang berwarna. Nyala yang
berwarna berasal dari unsur-unsur yang mengalami eksitasi melewati filter atau
saringan cahaya untuk dilakukan penyeleksian warna-warna nyala dari unsur- unsur
yang tereksitasi. Oleh filter cahaya, warna-warna nyala dari unsur yang tidak
ditetapkan akan diserap oleh filter dan warna nyala dari unsur yang ditetapkan akan
keluar melalui filter. Warna nyala yang keluar dari filter akan ditangkap oleh foto sel
dan oleh foto sel warna nyala akan diubah menjadi besaran listrik berupa kuat arus
yang lemah.
Kuat arus yang lemah diperkuat oleh amplifier sehingga recorder akan
mencatat emisi nyala dari unsur yang akan ditetapkan. Sebelum membaca emisi
nyala unsur yang ditetapkan terlebih dahulu fotometer nyala distandarisasi dengan
aquades. Dimana pembacaan emisi nyala aquades harus angka nol, apabila

fotometernyala telah distandarisasi barulah dibaca emisi nyala unsur yang akan
ditetapkan.
Peralatan Fotormeter Nyala :
1.Bahan bakar gas (BBG): Bahan bakar gas yang digunakan
antara lain
Gas propane C3H8 dan Gas LPG (Liquified Petroleum Gas)
2.

Udara

O2

Digunakan

untuk

mempertinggi

suhu

pembakaran
3. Atomiser / Nebuliser : Suatu peralatan yang digunkan untuk
mengubah larutan menjadi butiran-butiran halus yang
menyerupai atom
4. Ruang pembakar : Digunakan untuk membakar butiran
butiran halus yang menyerupai atom, sehingga terjadi
peristiwa

eksitasi

atom

menghasilkan

nyala

yang

berwarna.
5. Filter cahaya : Digunakan untuk menseleksi warna-warna
nyala dari unsur - unsur yang mengalami eksitasi, warna
filter yang digunakan harus sama dengan warna nyala
yang akan ditentukan.
6. Foto Sel : Foto sel bertujuan untuk mengubah warna nyala
menjadi energy listrik berupa kuat arus yang lemah.
7. Amplifler : Bertujuan memperkuat arus.
8. Recorder : Bertujuan untuk mencatat emisi nyala (E).
bagian bagian flame fotometer

1. Atomizer

Udara pada tekanan tertentu (atm), masuk ke


dalam pembungkan cuvet oleh pipa kecil. Hisapan oleh
udara

menyebabkan

larutan

contoh

terhisap

ke

dalamruangan pengabut dalam bentuk kabut-kabut yang


halus
2. Mixing Chamber
Kabut yang berasal dari atomizer masuk ke dalam
ruangan pencampur alat pembakar, disini akan bertemu
dengan gas pembakar yang masuk dengantekanan
tertentu
3. Flame
Campuran

udara

dengan

gas

pembakar

menghasilkan nyala dan ke dalamnyala ini pula kabut


halus

dari

larutan

contoh

menguap.

Kalor

nyalamenyebabkan larutan contoh menguap, sehingga


contoh berubah menjadi butir-butir halus padat (garam).
Molekul-molekul

garam

ini

(uap)

selanjutnyaakan

terdisosiasi menjadi atom-atom netral. Atom-atom netral


ini akanmenyerap energi kalor dari nyala sehingga
tereksitasi dan kemudian memancarkan sinar pancaran
yang terdiri dari berbagai panjang gelombang
4. Reflektor
Sinar

pancaran

yang

dipantulkan kembali ke nyala.

keluar

dari

nyala

akan

5. Optical Lens
Lensa pancaran yang bersifat polikromatik akan
difokuskan oleh lensa melaluisuatu celah (diafragma).
6. Filter
Filter akan meneruskan cahaya sinar pancaran
dengan panjang gelombangyang khas dan berintensitas
tinggi dari unsur yang dianalisis dan akanmenyerap
sinar-sinar lain yang berasal dari nyala
7. Photo Tube
Intensitas sinar pancaran tersebut oleh photo tube
diubah menjadi arus listrik yang besarnya berbanding
lurus dengan intensitas sinar pancaran tersebut.
8. Amplifier
Arus listrik yang berasal dari photo tube, oleh
amplifier akan diperkuat danditeruskan ke recorder.
9. Recorder
Output dari amplifier dicatat oleh recorder yang
skalanya terkalibrasi oleh suatu intensitas.
9.

2.2 Fungsi Flame Fotometer


Flame memiliki fungsi untuk analisa kuantitatif, diantaranya adalah :
2.2.1 Filter flame fotometer
Filter flame fotometer menggunakan filter pada monokromatornya dan

analisa terbatas hanya untuk unsur Na, K dan Li.


2.2.2

Spektro flame fotometer


Pada

spektro

flame

fotometer

yang

berfungsi

sebagai

monokromatornya adalah pengatur panjang gelombang baik prisma atau


kisi difraksi dan digunakan untuk analisa unsur K, Ca, Mg, Sr, Ba, dll.
2.3 Spesifikasi
sebelum alat digunakan pastikan kita harus mengejek semua kelengkapan alat
dan fungsi alat
Nama alat

: Flame Fotometer

Model

: PFP7 and PFP7/C

Ranges

: 120-160mmol/1Na 0-10.0mmol/1K

Batasan deteksi : Na0,2ppm, K0,2ppM, Li0,25ppm, Ca15ppm,


Ba30ppm.
Linearitas

:lebih dari 2% ketika kosentrasi 3ppm Na dan K 5ppm Li


ditetepkan untuk membaca 100

spesifik

:Gangguan dari Na , K dan Li ketika sama dalam


konsentrasi dengan elemen tes akan kurang dari 0,5 %

Stabilitas

: Lebih baik dari 2 % lebih dari 5 menit ketika terus


aspirating10ppm , sampel set untuk membaca 50,0 . Nol
melayang lebih baik dari 2 % per jam . N.B. Catatan
pemanasan persyaratan

sampel

:antara 2 dan 6 ml/menit

outputnya

:nominal 1.00V untuk pembaca dari 100.0

warm up

: api harus menyala selama minimal 15 menit

tegangan

: 90 125V atau 190 250V, 50/60Hz

air

:moisture dan bebas minyak 6 liter/menit pada


1kg/cm(14psi)

2.3

bbm

:propana, butana, gas alam atau LPJ

Temperature

:15 derajat 35 derajat

ukuran

: 420 x 360 x 300mm

berat

: 8kg

pengukuran

setelah alat sudah dicek dan lengkap, selanjutnya kita harus mengejek fungsi alat
dengan melakukan pengukuran
1. mengejek tegangan input pastikan ada tegangan 220V atau sesuai dengan
tegangan yang digunakan disetiap negara, setelah itu pastikan alat memiliki
grounding
2. mengejek pada steker alat, apalila pada saat kita melakukan pengukuran terdapat
resistansi pada steker dan tidak menyambung

2.3

Penempatan Alat

sebelum kita membeli sebuah alat laboratorium yang harus diperhatikan terlebih
dahulu adalah
Flame fotometer diletakkan di laboratorium kimia
Diletakkan diatas meja yang datar, kokoh dan kuat
Diletakkan pada suhu ruang yang sesuai
Diletak jauh dari barang barang yang mudah terbakar

Diletakkan diruang terbuka ditempat yang dekat dengan ventilasi yang


bebas debu, kotoran dan bebas debu
2.5 Pengoperasian
Pastikan kuvet telah terpasang dan pompa peristaltik telah dilingkari selang.
Hubungkan kabel dengan arus listrik 220 V.
Tekan tombol On/Off untuk menghidupkan alat dan diamkan 10 menit untuk
warming up.
Tekan tombol aspirator untuk menyedot sampel.
Pilih Metode yang digunakan pada touch screen. Semua pengaturan yang
kemudian diatur.
Hasil analisis dicetak dan sampel yang telah diuji dibuang.
Lepas selang dari pompa peristaltik.
Bilas alat dengan aquabides sebanyak 10 kali dan desinfektan 10%.
Keluarkan sisa buangan dengan mengalirkan udara.
Lepas Selang dari pompa, lalu bersihkan alat dengan menggunakan tisue
Tekan tombol On/Off untuk mematikan alat.
Lepas kabel dari sumber arus. Tutup alat agar tidak terkena debu.

2.6 pemeliharaan

Setiap sesudah digunakan dibilas dengan aquabides serta dihindari dari


pelarut yang bersifat korosif.
Lampu halogen dimatikan setiap setelah digunakan.
Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran detergen, alkohol dan air
atau menggunakan sodium hipoklorit.
Perawatan alat dilakukan dengan cara alat disimpan pada meja permanen.
Tujuannya adalah agar alat tidak terkena guncangan dan mengurangi efektivitas
kerja alat.
Alat disimpan di tempat yang bersih, tidak boleh terkena cahaya matahari
langsung dan hindari kontak atau berdekatan dengan alat yang mengeluarkan
gelombang magnetik seperti TV, radio dan handphone.
Kalibrasi
Berbagai komprehensif standar kalibrasi air tersedia dari Jenway di kedua tingkat
industri dan klinis. Ini harus diencerkan sampai konsentrasi yang cocok untuk
aspirasi

ke

dalam

api

(lihat

Bagian

3.3

dan

4.3)

Standar klinis (500ml) Part Kode 1.00mmol / l Li 025 008 100mmol / l Na,
100mmol / l K 025 004 140mmol / l Na, 5mmol / l K 025 006 120mmol / l Na,
2mmol / l K 025 007 160mmol / l na, 8mmol / l K 025 005 160mmol / l Na,
80mmol / l K 025 027 Standar Industri (500ml) Bagian Kode 1000ppm K 025 023
1000ppm Li 025 024 3000ppm Ba 025 025 1000ppm na 025 021 1000ppm Ca 025
009
Ketika

mempersiapkan

standar

selalu

mengamati

berikut:

1. Standar harus selalu mengandung unsur yang hadir dalam sampel di rasio
konsentrasi yang sama; yaitu jika sampel disusun 0,05 M HCl maka standar juga
harus

mengandung

0,05

HCl.

2. Selalu memastikan bahwa standar mencakup kisaran yang diharapkan dari


konsentrasi

sampel.

3. Standar harus disiapkan sehingga untuk memastikan bahwa wilayah di mana

pengukuran dilakukan bertepatan dengan konsentrasi yang menghasilkan kinerja


yang optimal dari fotometer nyala, yaitu ... ... ketika mengukur natrium, standar
atas adalah idealnya 10ppm, ... ketika mengukur kalium, standar atas adalah
idealnya 10ppm, ... ketika mengukur kalsium, standar atas adalah idealnya
100ppm, ... ketika mengukur barium, standar atas adalah idealnya 1000ppm, ...
ketika

mengukur

lithium,

standar

atas

adalah

10ppm

idealnya

Sebuah minimal empat standar harus siap untuk mengaktifkan kurva kalibrasi yang
akurat

yang

akan

dibangun.

CATATAN: kosong yang digunakan harus mengandung semua unsur dari solusi
standar

kecuali

elemen

yang

diukur.

Karena fotometer nyala mengukur konsentrasi unsur itu sendiri dalam larutan,
larutan standar dibuat dari garam natrium, kalium, lithium, kalsium dan barium
harus dibuat mengandung konsentrasi yang diperlukan dalam hal kuantitas elemen.
Berikut adalah dua contoh bagaimana mempersiapkan standar 1mg Na / 100ml
(10ppm Na) dan 1 mg K / 100ml (10ppm K)
Bila menggunakan PFP7 / C, kurva kalibrasi tidak diperlukan sebagai layar
dikalibrasi dalam satuan konsentrasi langsung. Oleh karena itu hanya satu atas
standar

diperlukan

untuk

memungkinkan

kalibrasi

ini

harus

dilakukan.

Instalasi dan prosedur set-up harus dilakukan sebagai untuk standar Model PFP7.
CATATAN: Model PFP7 / C memungkinkan pembacaan langsung dari Na dan K
konsentrasi dalam sampel serum. Tingkat na dalam sampel urin juga dapat dibaca
langsung dari layar, meskipun tingkat K dalam urin hanya dapat ditentukan dengan
memplot

grafik

kalibrasi

(lihat

PFP7

kalibrasi

standar).

Sampel dari kedua serum dan urin harus diencerkan 1 dari 100 atau 1 di 200 untuk
mendapatkan

hasil

yang

optimal

dari

fotometer

nyala.

Untuk mengkalibrasi unit untuk penggunaan klinis langkah-langkah berikut harus


dilakukan:
1. Aspirasi air deionisasi dan mengatur tampilan untuk membaca nol.
2. Pilih elemen yang sesuai (Na atau K) pada filter pilih kontrol dan posisi titik
desimal

menggunakan

dp

yang

beralih.

3. Aspirasi yang diperlukan standar, e. 140 mmol / l Na, 5.0mmol / l K yang telah
prediluted minimal 1 di 100 dan mengatur tampilan sesuai membaca menggunakan

halus

dan

kontrol

sensitivitas

kasar.

4. Sesuaikan katup bahan bakar searah jarum jam sampai pembacaan puncak
diperoleh. Re-mengatur tampilan membaca sesuai untuk standar yang disedot.
CATATAN: Ada penundaan waktu antara menyesuaikan aliran bahan bakar dan
melihat efek dari penyesuaian. Sebuah jeda beberapa detik itu perlu antara
membuat

setiap

penyesuaian

halus.

Kondisi nyala optimum yang berbeda untuk Na dan K dan retuning diperlukan bila
beralih
5.

di

Re-memeriksa

6.

Aspirasi

nol

antara
pengaturan

pra-diencerkan

dan

sampel

unsur-unsur.
menyesuaikan

dan

jika

perhatikan

perlu.

membaca.

7. Kalibrasi perlu diperiksa secara berkala oleh aspirating solusi kosong dan
standar. Awalnya cek ini harus dilakukan setelah setiap 10 sampel. Pengalaman dan
meningkatkan kepercayaan diri dalam PFP7 / C akan memungkinkan Anda untuk
hakim terbaik frekuensi cek ini

troubleshooting
Masalah

penyebab

solusi

Flame fotometer tidak Saklar on dan off dalam Pindahkan posisi saklar on
menyala

keadaan of

off ke posisi on

tidak ada energi listrik

periksa inputan dari 220

kabel

steker

tidak periksa

kabel

steker,

dihubungkan dengan baik ke pastikan


stop kontak

sudah

dihubungkan dengan baik


pada stop kontak

Ruang

pembakaran -pemantik untuk menyalakan Dapat

tidak menyala

disulut

rusak

manual

-gas pembakarnya habis

periksa

gas

kalau

habis

dengan

pembakar,
segera

digantikan
Gangguan spektral

Disebabkan oleh spektrum Dengan


unsur-unsur

lain

cara

yang panjang

memilih
gelombang

terdapat bersama unsur yang pancaran lain dari unsur


dicari.
disebabkan

lain yang akan dianalisa


karena

garis

unsur pengganggu berimpit


dengan garis spektrum unsur
yang akan diselidiki.

jika tidak ada dilakukan


pemisahan

unsur

yang

dianalisa

dari

unsur

pengganggu dengan -cara


pemisahan
ekstraksi

seperti
pelarut,

penukaran

ion,

pengendapan

dll.

Gangguan spektral jenis


lain

adalah

intensitas

pancaran latar belakang


atau background
Gangguan pada nilai - tidak ada sampel
absorban

(nilai

absorban tidak bisa


dibaca)

Menambahkan sampel

Sinar pancaran yang berasal -menggunakan

sampel

dari atom-atom unsur yang dengan konsentrasi rendah


dianalisa

dapat

diabsorbsi

kembali oleh atom-atom lain


unsur yang sama yang ada
dalam nyala, taetapi masih
ada dalam keadaan belum
tereksitasi.

Anda mungkin juga menyukai