Anda di halaman 1dari 6

Apa yang terjadi setelah kematian?

By Ingrid Listiati - Jan 13, 2009

Pertanyaan:
Salam,
Website ini sungguh luar biasa. Sangat membantu saya dalam menambah iman
dan pengetahuan tentang kekatolikan.

Ada beberapa pertanyaan, maaf kalau sudah pernah dibahas, sebab saya belum
sempat membaca seluruh isi web ini.
1. Apakah yang terjadi setelah kematian?
2. Seorang teman, biarawan katolik, mengatakan bahwa roh akan tinggal di
bumi sampai 40 hari setelah kematiannya, (seperti Yesus) setelah 40 hari
barulah roh tersebut pergi ke penyucian, apakah ini benar?
3. Teman saya bisa melihat roh2 berkeliaran seperti halnya melihat manusia
biasa (seperti dalam film the six sensenya bruce willis) dan saya yakin teman
saya tidak mengada2 sebab dia adalah novisiat biarawan karmelit. Roh2 apakah
yang dilihatnya? Bukankah seharusnya roh2 tersebut ada di Api penyucian?
4. Apa gunanya penghakiman terakhir jika jiwa2 sudah berada di surga setelah
menyelesaikan hukuman di api penyucian?

Salam, Erwin

Jawaban:
Shalom Erwin,
Sebenarnya sebagian dari pertanyaan anda sudah terjawab dalam artikel
Bersyukurlah, ada Api Penyucian! (silakan klik). Namun, saya akan menuliskan
beberapa penegasan untuk menjawab pertanyaan anda:
1. Apa yang terjadi setelah kematian?
Di dalam buku The Catechism Explained -An Exhaustive Explanation of the
Catholic Religion, karangan Spirago- Clarke, hal. 256 disebutkan bahwa segera
setelah kematian, maka jiwa kita akan diadili, yang dikenal dengan sebutan
Particular Judgment (Pengadilan Khusus). Pengajaran ini sesuai dengan ajaran
St. Agustinus, yang mengatakan Begitu jiwa meninggalkan tubuh, maka jiwa
tersebut diadili. Hal ini sesuai juga dengan pengajaran di Alkitab, seperti
yang kita lihat pada kisah yang dialami oleh Lazarus dan orang kaya itu
setelah kematian mereka (lih. Luk 16:16-31). Rasul Paulus mengajarkan,
manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi. (Ibr 9: 27). Maka di saat kematian kita kita akan diminta
pertanggungan jawab atas urusan kita (lih. Luk 16:2). Jika Tuhan sendiri
mengajarkan bahwa gaji pekerja tidak boleh ditunda (lih Im 19:13), maka Ia
sendiri pasti memenuhi peraturan tersebut, dan Ia akan memberi
penghargaan kepada mereka yang telah melakukan tugasnya di dunia dengan
setia seturut perintah-perintah-Nya. Maka seperti kata St. Ambrosius,
Kematian adalah penghargaan perbuatan baik, mahkota dari panen.
Tuhan Yesus akan duduk sebagai Hakim (lih. Yoh 5:22). Pada Perjamuan
Terakhir, Yesus berjanji kepada para rasul-Nya untuk datang kembali setelah
kenaikan-Nya ke surga dan untuk membawa mereka kepada diri-Nya (lih.
Yoh 14:3).
Setelah dihakimi, jiwa orang yang meninggal akan masuk surga (jika ia
sempurna), atau masuk neraka (jika ia meninggal dalam keadaan berdosa
berat), atau masuk Api Penyucian (jika ia meninggal dalam keadaan berdamai
dengan Allah, namun masih harus dimurnikan terlebih dahulu).
2. Apakah roh manusia akan tinggal di bumi setelah 40 hari setelah
kematian (seperti Yesus yang tinggal 40 hari di dunia sebelum naik ke
Surga) baru setelah itu ke Api Penyucian?
Dengan penjelasan point 1, maka menurut penjelasan Katekismus, roh
manusia yang meninggal tidak tinggal 40 hari di bumi, namun langsung
diadili oleh Yesus, dalam Pengadilan Khusus, yaitu pengadilan khusus pribadi
orang tersebut oleh Yesus.
Kenyataan bahwa Yesus tinggal selama 40 hari sebelum kenaikannya ke
Surga, lebih bermakna sebagai pemenuhan gambaran Perjanjian Lama, untuk
memberi makna Pentakosta yang baru, pada Perjanjian Baru. Menurut
sejarah, perayaan Pentekosta menurut adat Yahudi dirayakan 50 hari setelah
Paskah Yahudi (pada Perjanjian Lama/ PL). Pentakosta pada PL ini adalah
untuk memperingati pemberian hukum Taurat (termasuk Kesepuluh
perintah Allah) yang terjadi di Gunung Sinai. Dalam PL, Israel lahir
sebagai bangsa pilihan Allah setelah melalui pembebasan dari tanah Mesir,
dan mencapai puncaknya pada pemberian hukum Taurat. Dalam Perjanjian
Baru (PB). Pentakosta adalah perayaan puncak di mana Gereja resmi lahir
sebagai bangsa pilihan Allah yang baru, walaupun Gereja sudah mulai
terbentuk di Golgota, dan pada Minggu Paska. Di PL, yang diberikan pada
hari Pentakosta adalah hukum Taurat, yang tertera di dua loh batu,
sedangkan di PB, yang diberikan pada hari Pentakosta adalah hukum Kasih
yang tertulis di dalam hati umat-Nya oleh karunia Roh Kudus. Yesus
menyertai murid-murid-Nya selama 40 hari, sebelum naik ke surga, juga
untuk memberikan bukti-bukti yang cukup bahwa Ia bangkit dari kematian,
dengan beberapa penampakan di hadapan para murid-Nya yang
memperlihatkan kebang kitan tubuh-Nya yang mulia. Sedangkan, Ia harus
naik ke surga, sebelum pencurahan Roh Kudus kepada para Rasul, karena
Roh Kudus diutus tidak hanya oleh Allah Bapa, tetapi oleh Allah Bapa
bersama Yesus Allah Putera.
3. Roh-roh yang berkeliaran yang dapat dilihat oleh orang-orang tertentu
itu roh siapa? Bukankah mereka harusnya ada di Api Penyucian?
Terus terang saya tidak mengetahui secara persis tentang roh-roh yang
berkeliaran ini. Namun jika kita membaca pada riwayat hidup para Orang
Kudus, dan kaum mistik yang kita kenal di Gereja Katolik, maka mereka
mengatakan bahwa mereka mendapat pengalaman dikunjungi oleh jiwa-jiwa
yang ada di Api Penyucian yang memohon doa dari mereka, agar jiwa-jiwa ini
dapat segera beralih ke surga. Padre Pio dan Maria Simma adalah contoh dari
mereka yang pernah dikunjungi oleh para jiwa di Api Penyucian tersebut.
Memang, kita tidak mempunyai gambaran persis tentang Api Penyucian,
apakah berupa tempat tertentu, ataukah berupa kondisi tertentu yang
dialami jiwa-jiwa. Karena jiwa di Api Penyucian tidak mengandung badan/
materi, maka dapat dimengerti bahwa penggambaran Api Penyucian yang
paling hakiki adalah kondisi pemurnian jiwa, sedangkan hal tempat dapat
dimengerti bukan sebagai yang utama.
4. Apa gunanya Penghakiman Terakhir, jika jiwa-jiwa sudah berada di
surga setelah menyelesaikan pemurnian di Api Penyucian?
Penghakiman Terakhir diadakan setelah kebangkitan badan di akhir jaman.
Dalam Pengadilan Terakhir, setiap orang akan diadili di hadapan semua
ciptaan, sehingga segala perbuatan baik akan diumumkan di hadapan semua
mahluk, demikian juga perbuatan yang jahat.
Tuhan Yesus akan duduk sebagai hakim yang mengadili semua orang, dan
pengadilan ini dimaksudkan untuk menyatakan kebijaksanaan dan
keadilan Tuhan kepada semua ciptaan. Jadi tidak ada lagi segala sesuatu
yang relatif di sini. Yang salah dinyatakan salah, yang benar dinyatakan
benar, dan ini berlaku pada semua orang. Orang-orang yang baik mendapat
penghargaan di hadapan semua ciptaan, dan sebaliknya, orang-orang yang
jahat menerima hukuman di hadapan semua. Penghakiman ini merupakan
pengulangan pengadilan khusus di hadapan semua mahluk, dan pengulangan
sejarah dunia, di mana semua kejadian akan ditampilkan di hadapan semua
orang, dan pada saat itu tidak ada sesuatu yang tersembunyi, yang tidak akan
dinyatakan (lih. Mat 10: 26-27, Luk 8:17). Maka Penghakiman Terakhir
merupakan momen yang penting, yang menjadi dasar pengharapan Kristiani
(seperti yang diungkapkan oleh Bapa Paus Benediktus XVI dalam surat
ensikliknya Spe Salvi/ Diselamatkan di dalam Pengharapan, 44). Sebab pada saat
Penghakiman Terakhir pengorbanan para martir dan orang benar akan
mendapat penghargaan. Orang-orang yang jahat akan memandang orang-
orang yang baik dan berkata dengan menyesal, Dia itulah yang dahulu
menjadi tertawaan kita, dan buah cercaan kita ini, orang-orang yang bodoh
ia terbilang di antara anak-anak Allah dan bagiannya terdapat di antara para
kudus Kita inilah yang tersesat dari jalan kebenaran dan cahaya kebenaran
tidak menerangi kita (Kebj 5:3-6).
Setelah Pengadilan Terakhir ini, tidak ada lagi Api Penyucian. Dan karena
seluruh semesta alam akan dihancurkan dengan api pada akhir jaman, maka
orang-orang yang baik/ benar dapat masuk surga jiwa dan badannya setelah
melalui api itu, seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego (lih. Dan 3:1-30),
tanpa terbakar. Sedang mereka yang jahat akan masuk neraka, jiwa dan
badannya. Persatuan jiwa dan badan di surga inilah yang disebut sebagai
kesempurnaan kebahagiaan kekal, dan sebaliknya, yang di neraka sebagai
siksa kekal yang tak terlukiskan.

Mari kita sama-sama berdoa agar kita didapati-Nya setia kepada-Nya sampai
akhir hidup kita, sehingga kita dapat terbilang dalam kelompok yang
dibenarkan oleh Tuhan Yesus dalam Penghakiman Terakhir.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,


Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

Ingrid Listiati
http://katolisitas.org

Ingrid Listiati telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria -
Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat.

Anda mungkin juga menyukai