Anda di halaman 1dari 1

Seringkali ada pertanyaan, apakah Tuhan benar-benar senantiasa hadir dan memelihara manusia?

Pertanyaan ini mungkin sering muncul ketika seseorang sedang mengalami masa-masa yang sulit
atau ketika ia sedang dirundung masalah. Sering juga manusia meragukan kehadiran dan peranan
Tuhan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, tatkala ia mengalami kesulitan hidup. Bahkan
mungkin ada banyak orang yang baru benar-benar merasa membutuhkan Tuhan hanya di saat ia
sedang dilanda masalah atau sedang mendapat cobaan hidup yang berat.

Perikop Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan memberikan makan kepada empat ribu
orang pada hari ini ingin menunjukkan kepada kita bahwa Yesus senantiasa hadir, memelihara
dan mengasihi umat-Nya. Yesus tidak ingin melihat umat-umat yang dikasihi-Nya hidup
menderita sengsara atau bahkan mati karena kelaparan seperti dikisahkan dalam perikop ini.
Yesus menunjukkan rasa belaskasihan-Nya terhadap mereka yang menderita dan mengadakan
mujizat atas mereka.

Dalam perikop ini kita dapat melihat sisi kemanusiaan dan keAllahan Yesus. Ketika Yesus
melihat kerumunan orang yang sakit dan kerumunan orang yang lapar karena telah
mengikutiNya selama tiga hari, hatinya tergerak karena rasa kemanusiaanNya yang dalam
terhadap mereka yang menderita. Terdorong juga karena belaskasihan, Iapun mengadakan
mujizat dengan menyembuhkan serta member makan orang banyak. Mujizat yang Ia lakukan
tersebut menjadi tanda akan keilahian Kristus serta sekaligus tanda bagi kita bahwa Kerajaan
Allah telah hadir di tengah-tengah manusia.

Lebih jauh lagi, di dalam perikop ini, kita diajak untuk semakin percaya kepada Allah dan
mengimani bahwa Allah adalah pemelihara kehidupan. Kita juga diajak untuk mau meneladani
Yesus dengan berbelaskasih terhadap sesama yang menderita dan berkekurangan, mau
membagikan rahmat Tuhan kepada sesama manusia. Akhirnya, sekarang tinggal kita yang
memutuskan, apakah kita mau setia dan benar-benar percaya kepadanya dengan tulus, walaupun
Ia tidak mengadakan mujizat pada diri kita, serta apakah kita juga mau berbagi rahmat Tuhan dan
mau berbelaskasih terhadap mereka yang berkekurangan dan menderita di tengah keterbatasan
kita sendiri?

Anda mungkin juga menyukai