Anda di halaman 1dari 2

Renungan minggu 9 oktober 2022

Tema : “Besryukur dan Muliakanlah Allah”

Shalom rekan2 ppgt yang sama dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus, tema dari pembacaan
kita yang terdapat dalam lukas diberikan judul “bersyukur dan muliakanlah Allah”. Dimana
konteks dari pembacaan ini menceritakan tentang kisah penyembuhan bagi 10 orang kusta,
yang pertama-tama menampilkan tentang yesus sebagai Allah yang berkuasa menyembuhkan
penyakit, tapi juga lewat pembacaan ini, kita bisa belajar bagaimana menyampaikan pesan
tentang hal bersyukur dan memuliakan Allah.
Penyakit kusta ini dianggap suatu kutukan atau aib oleh orang2 pada saat itu, yang dimana
dampaknya ketika seseorang yang menderita penyakit kusta ini dikucilkan. Oleh karena itu,
10 orang tersebut dalam pembacaan ini ditempatkan disuatu daerah atau desa yang terpisah
dari keluarga, teman2, dan orang sekitar mereka yang normal ataupun tidak sedang menderita
penyakit yang sama seperti yang mereka alami. Dan pada saat itu, Yesus melakukan
perjalanan yang sangat jauh dari perbatasan samaria dan galilea. Dan kedatangannya pun
untuk menemui 10 orang kusta itu bukan tanpa alasan, ini merupakan kasih Tuhan yang
sangat besar bagi umatnya. Kita bisa lihat ayatnya yang ke 12 dan 13, disitu dikatakan
mereka tinggal berjauhan dan mereka berteriak kepada Yesus untuk meminta belas kasihan.
Dalam konteks tersebut, mereka tidak ingin berdekatan langsung dengan Yesus karena
hukum ibrani pada saat itu melarang orang2 yang menderita kusta untuk berdekatan ataupun
bersentuhan langsung dengan orang2 yang normal atau tidak menderita penyakit serupa. Dan
ke 10 orang kusta tersebut tidak meminta yang muluk2 melainkan mereka hanya ingin Yesus
untuk melihat kondisi mereka disitu mereka berkata “Yesus, guru, kasihanilah kami”,
teriakan yang singkat tetapi menggambarkan penderitaan yang amat sangat yang mereka
rasakan pada saat itu. Bukan hanya penderitaan secara fisik, tetapi juga penderitaan batin
yang mereka rasakan karena terbuang dan dikucilkan dari keluarga, kerabat, maupun orang2
terdekat mereka oleh karena hukum ibrani seperti yang saya bilang tadi.
Ditengah-tengah penderitaan mereka, mereka menaruh pengharapan mereka kepada Yesus
kristus pada saat itu, sehingga mereka meminta belas kasihan pada-Nya. Dan alasan
kedatangan Yesus pun yaitu untuk menunjukkan kasihnya kepada mereka, tetapi disini Tuhan
tidak langsung menyembuhkan ataupun mentakhirkan orang2 kusta tersebut melainkan
Tuhan menguji ketaatan mereka terlebih dahulu, kita bisa lihat diayatnya yang ke 14, disitu
Yesus berkata "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam”. Tetapi disitu ke
10 orang kusta tersebut taat akan perintah Tuhan, mereka pergi menemui imam-imam, dan
ditengah perjalanan, tiba2 mukjizat Tuhan terjadi, mereka mengalami kesembuhan. Betapa
senangnya jika apa yang kita inginkan menjadi kenyataan. Tahir dari penyakit kusta bukan
hanya sekedar sembuh secara jasmani ataupun fisik, tetapi juga dengan relasi terhadap
sesama. Tetapi ditengah2 mukjizat yang terjadi pada ke 10 orang tersebut hanya ada seorang
dari mereka yang datang kepada Tuhan untuk memuliakan Tuhan, mengucap syukur, serta
memuliakan Tuhan oleh karena mujizat Tuhan (pada ayatnya ke 15 & 16). Ia adalah orang
samaria yang namanya tidak disebutkan dalam kitab. Sementara 9 orang kusta lainnya pergi
kepada keluarga ataupun kerabat mereka yang sebelumnya mengucilkan mereka. Adapun
dalam pembacaan ini, Tuhan menunjukkan teladan yang bisa kita ambil dari si orang samaria
ini untuk mengoreksi kembali kehidupan kita, si samaria ini orang yang tahu diri, ia
mengingat Yesus, ia tidak hanya taat kepada yesus untuk menemui imam, tetapi ia juga
kembali kepada Yesus ketika sembuh, sambil ia memuliakan Allah dengan suara nyaring, ia
tersungkur menyembah dan mengucap syukur. Ia merayakan relasi dengan Tuhan, yang
tadinya hanya bisa berdiri agak jauh. Orang samaria ini melakukan hal yang tidak bisa
dilakukan oleh orang2 yahudi tadi, yaitu bersyukur dan memuliakan Tuhan, oleh karena itu
bukan kesembuhan secara fisik, melainkan ia juga mendapatkan bonus yang luar biasa yaitu
berkat keselamatan (ayat 19) imanmu telah menyelamatkan engkau.
lewat orang samaria ini, Yesus menunjukkan teladan dalam hal iman. Iman itu bukan saja taat
melakukan perintah Allah, tetapi juga bersyukur dan memuliakan Allah. Adapun pertanyaan
Yesus yang di ayatnya yang ke 10, “dimanakah yang sembilan orang itu?” itu merupakan
pertanyaan yang menegur kita. Sebab sejujurnya hidup kita sama dengan sembilan orang itu.
Kita sudah menerima kasih, keselamatan, berkat-berkat Tuhan yang jelas2 nyata dalam setiap
kehidupan kita, contohnya seperti ini, saya dan teman2 ada dalam persekutuan ini bersama2,
itu salah satu bentuk penyertaan Tuhan yang kita alami. Tapi kita seringkali tidak sadar akan
hal itu, sehingga kita lupa untuk mengucap syukur dan seringkali menjauhkan relasi kita
dengan Tuhan. Tuhan memberi berkat itu, tapi kita lupa pada sang sumber berkat.
Banyak contoh yang relate dengan keseharian kita. Manakah yang lebih banyak kita lakukan
dalam kehidupan kita, pada saat kita sakit, saat kebahisan uang, saat mengalami pergumulan,
apakah kita bersyukur atau mengeluh ? Masih memuliakan Allah atau bersungut ditengah2
pergumulan yang kita alami? Apakah doa kita lebih banyak berisi daftar permintaan atau
pujian kepada Allah?
Allah telah menyatakan kebaikannya bagi kita.hidup kita adalah anugrahnya. Allah telah
mewujudkan banyak harapan dan impian kita seperti halnya dalam pembacaan kita sekarang,
Tuhan mewujudkan harapan dan impian orang yang sakit kusta. Karena itu, mari kita
memaknai bahwasanya kehidupan itu merupakan mukjizat yang harus kita syukuri, bukan
memaknai kehidupan hanya suatu rutinitas biasa untuk dijalani. Banyak hal bisa kita lupakan
dalam hidup kita, tetapi jangan pernah melupakan Tuhan. Jadi rekan2 ppgt skalian, jangan
lupa untuk senantiasa bersyukur dan memuliakan Allah. Bersyukur dan memuliakan Allah
adalah wujud iman.

Anda mungkin juga menyukai