Anda di halaman 1dari 11

I.

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran metode belajar dengan membahas materi cara belajar
mahasiswa dan mahasiswi dalam bentuk makalah melalui wawancara yang dilakukan oleh
penulis.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan para guru dan frater, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Guru bidang studi Metode Belajar yaitu Fr.Rusni,SS.CC yang telah memberikan tugas,
petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.

3. Radityo Nimpuno dan Sheila Gina Sumampouw atas waktu dan kesempatan yang
diberikan sehingga bersedia untuk diwawancarai dan membantu saya dalam
menyelesaikan makalah metode belajar ini.

4. Teman-teman 7A atas kebersamaan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan


makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran agar penulis dapat melakukan perbaikan terhadap makalah yang disusun ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Bogor, Desember 2010


Nicolaus Yudi Ardhana

II. Pendahuluan

Pada era modern ini, pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan suatu negara
serta mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu negara
dan bangsa. Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu hal yang memengaruhi perubahan
dalam dunia global, selain ekonomi dan teknologi

Untuk meningkatkan kualitas dalam pendidikan diperlukan proses belajar mengajar yang
baik dan benar, guru sebagai pendamping siswa tidak cukup hanya menyampaikan materi
pengetahuan kepada siswa di kelas karena materi yang diperolehnya tidak selalu sesuai dengan
perkembangan ,masyarakatnya. Yang dibutuhkannya adalah kemampuan mendapatkan dan
mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya. Dalam mengajar diperlukan
suatu strategi belajar yang sesuai dengan kondisi siswa.

Kalau murid tidak dapat memahami apa yang dikatakan atau disampaikan oleh guru, atau
bila guru tidak dapat berkomunikasi dengan murid, maka besar kemungkinan murid tidak dapat
menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru itu. Kemampuan murid untuk menguasai
suatu bidang studi banyak bergantung pada kemampuannya untuk memahami ucapan guru.
Sebaliknya guru yang tidak sanggup menyatakan buah pikirannya dengan jelas sehingga ia
dipahami oleh murid, juga tidak dapat mencapai penguasaan penuh oleh murid atas bahan
pelajaran yang disampaikannya.

Agar pelajaran dapat dipahami, guru sendiri harus fasih berbahasa dan mampu
menyesuaikan bahasanya dengan kemampuan murid sehingga murid-murid dapat memahami
bahan yang disampaikan oleh guru tersebut.

Selain itu salah satu perubahan dalam dunia pendidikan adalah terletak dalam metode
pengajaran dan metode belajar yang digunakan. Maka semakin tinggi mutu kegiatan belajar
siswa, diharapkan semakin baik hasil belajarnya dan semakin banyak masalah belajar yang
dialami siswa memungkinkan semakin rendah perolehan hasil belajarnya. Kategori masalah
keterampilan belajar dan kondisi diri selalu menduduki posisi dominan. Skor mutu kegiatan
belajar mengajar mereka rendah dan cenderung menurun dari tahun ke tahun.

Untuk mencapai taraf penguasaan belajar yang baik, perlu dipelihara keterlibatan siswa
dalam belajar dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, penyesuaian model
pembelajaran dengan kondisi siswa, serta metode belajar yang digunakan oleh siswa tersebut.
Hal ini dilakukan untuk peningkatan mutu belajar siswa.

Maka dalam hal ini penulis secara spesifik akan merumuskan permasalahan pendidikan pada
metode belajar yang digunakan mahasiswa-mahasiswi sekarang ini.Untuk itu penulis
mengadakan wawancara kepada mahasiswa dan mahasiswi di sekitar Kota Bogor guna
memperoleh data dan analisa dari perbandingan metode belajar yang digunakan oleh masiswa-
mahasiswi tersebut dan perbandingan hasil yang dicapai dari metode belajar yang mereka
gunakan.
III. Pembahasan

A. Mahasiswa

1.Data-Data tentang Mahasiswa


Nama : Raditya Nimpuno
Asal : Bekasi
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung
Fakultas / Jurusan : Seni Rupa dan Desain
Semester : I / Satu
Tempat Wawancara : Gereja St.Arnoldus Bekasi
Waktu Wawancara : 7 November 2010

2. Hasil Wawancara

Narasumber menuturkan biasanya ia belajar pribadi pada pagi hari


sebelum kuliah, ia mempelajari materi yang akan dibahas pada saat kuliah nanti.
Setelah kuliah ia mengulangi kembali materi yang diajarkan oleh dosennya. Ia
biasanya belajar dari catatan materi yang diberikan oleh dosennya, narasumber
mengaku ia jarang membuat catatan pribadi atau ringkasan materi. Narasumber
juga mengaku tidak begitu sering membaca buku-buku untuk menambah
materi.Lalu pada malam hari ia tidak belajar karena menurutnya tidak bisa fokus
jika belajar pada malam hari, jadi pada malam hari ia beristirahat lalu biasanya
bangun jam 4 pagi untuk belajar. Narasumber mengungkapkan jika ia biasa
belajar hanya jika ada evaluasi atau test dari dosen tertentu. Selain itu narasumber
mengungkapkan bahwa ia biasanya belajar sambil mendengarkan musik tertentu.
Menurut narasumber cara belajar yang digunakan saat ini belum begitu
membuahkan hasil yang maksimal.

B. Mahasiswi
1.Data-Data tentang Mahasiswi
Nama : Sheila Gina Sumampouw
Asal : Jakarta
Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Indonesia
Fakultas / Jurusan : Kedokteran
Semester : I / Satu
Tempat Wawancara : Gereja St.Arnoldus Bekasi
Waktu Wawancara : 7 November 2010

2. Hasil Wawancara

Narasumber mengungkapkan bahwa ia sering belajar pada malam hari


untuk mengulangi lagi materi kuliah yang telah diajarkan dosennya. Ia biasa
belajar dengan menggunakan ringkasan atau catatan pribadi dari materi kuliahnya,
ia juga sering membuat mind mapping untuk mempermudah memahami sebuah
materi. Narasumber juga menuturkan jika ia sering belajar kelompok bersama
teman-temannya minimal seminggu sekali, ia juga menuturkan jika ia kesulitan
atau memahami apa yang diajarkan dosen ia bertanya kepada temannya yang dia
anggap lebih mampu atau mengerti materi tersebut dan dapat menjelaskan
kepadanya tentang materi tersebut. Ia menuturkan bahwa ia segan untuk bertanya
langsung kepada dosen jika ia belum memahami sebuah materi maka dari itu ia
bertanya kepada teman yang ia anggap lebih mengerti selai itu ia juga sering
berdiskusi kelompok dengan teman kelompok belajarnya. Menurut narasumber
metode belajar yang ia gunakan ini cukup membuahkan hasil baginya,
menurutnya sejauh ini nilai mata kuliahnya baik dan tidak mengecewakan
orangtuanya.

IV. Analisa Kritis

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan terhadap dua orang narasumber yang
berbeda, saya memahami cara belajar dan metode belajar yang digunakan oleh masing-masing
mahasiswa. Mahasiswa pertama cenderung untuk belajar pribadi dengan waktu yang tidak
menentu dan tidak begitu intens serta tidak terjadwal dengan baik jam belajarnya. Sedangkan
mahasiswi kedua cenderung untuk belajar kelompok bersama dengan temannya, mahasiswa
kedua juga sering bertanya kepada temannya yang lebih mengerti atau bisa dikatakan tutor
sebaya, selain itu mahasiswa kedua juga sering belajar pribadai secara intens. Jika dilihat dari
metode belajar yang digunakan, mahasiswa yang kedua lebih baik dalam cara belajar dan sudah
mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dibandingkan mahasiswa yang pertama.

Dari situ kita dapat membandingkan efektifitas dari belajar kelompok dengan belajar
pribadi. Belajar kelompok, belajar bersama, atau saling membantu dalam pelajaran. Siswa lebih
paham akan apa yang disampaikan oleh temannya murid daripada oleh dosen. Bahasa yang
digunakan oleh murid mudah ditangkap oleh murid lain. Maka memanfaatkan bantuan murid
dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan pelajaran.

Kalau dibentuk kelompok yang terdiri atas dua atau tiga murid maka perlu dipupuk
suasana kerja sama, saling membantu, saling menghargai dan bukan suasana persaingan. Murid
harus tahu bahwa memberi ilmu justru memperkaya orang yang memberinya. Sambil
menjelaskannya kepada teman ia akan lebih menguasai bahan itu. Harus dicegah agar murid
yang bertanya karena tidak tahu jangan dicemooh akan tetapi diberi bantuan, sehingga
komunikasi selalu terbuka.

Dilihat dari hal tersebut, maka diskusi kelompok atau belajar kelompok merupakan
pilihan yang tepat pada strategi belajar. Tidak saja hanya mengantar pada tujuan instruktusioal,
tetapi juga memberikan tujuan iringan tertentu kepada siswa. Di dalam diskusi kelompok siswa
belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap terbuka, mengaktualisasikan diri, percaya diri
dan sebagainya.

Dipandang dari tingkat partisipasi aktif siswa, keuntungan belajar kelompok mempunyai
tingkat partisipasi aktif siswa yang lebih tinggi. Misalnya dalam satu kelas terdir dari 40 siswa.
Jika dilakukan pembelajaran secara klasikal, maka tingkat partisipasi aktif siswa adalah 1/40 dari
waktu yang disediakan. Jika dibagi menjadi dua kelompok dan masing-masing beranggotakan 20
siswa, maka tingkat partisipasi aktif siswa adalah 1/20. Jika dibagi 10 sehingga setiap kelompok
terdiri atas 4 siswa, maka tingkat partisipasi aktif siswa adalah dari waktu yang disediakan.
Dengan demikian, makin kecil kelompok belajar makin besar partisipasi aktif siswa.
Manfaat belajar besama dalam kelompok antara lain :

1. Belajar bersama dalam kelompok memiliki nilai kerja sama dan menanamkan
pemahaman dalam diri siswa bahwa saling membantu adalah baik.
2. Belajar bersama membentuk keakraban dan kekompakan di kelas. Hal ini membantu
siswa untuk mengenal siswa lainnya, memerhatikan dan membantu teman sekelas, serta
menjadi kesan baik sebagai anggota kelompok kecil maupun anggota seluruh kelas.
3. Belajar bersama dalam kelompok mampu menumbuhkan keterampilan dasar yang
diperlukan dalam hidup. Keterampilan itu antara lain sikap mendengarkan, menerima
pandangan orang lain, berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik, dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama.
4. Belajar bersama dalam kelompok meningkatkan kemampuan akademis, rasa percaya diri,
dan sikap positif terhadap sekolah.
5. Belajar bersama dalam kelompok dapat mengurangi atau bahkan menghapus sistem
kompetisi.

Selain itu masih banyak manfaat lagi dari Belajar Kelompok, semisal adanya
kebersamaan atau rasa persaudaraan, saling berbagi ilmu, dapat menyuarakan sesuatu hal
secara bersama-sama, menambah pengalaman, lebih menjadi aktif dan proaktif, dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya. Selain itu juga dengan adanya
komunikasi timbal balik dalam kelompok akan meningkatkan motivasi diri untuk menjadi
lebih baik.
Maka bila dibandingkan dengan menggunakan metode belajar pribadi,maka belajar
kelompok atau dengan menggunakan metode belajar Tutor Sebaya akan lebih efektif dan
menguntungkan bagi sang tutor atau siswa yang masih belum mengerti sebuah materi.

V. Kesimpulan

Maka berdasarkan pengalaman empiris dan hasil wawancara, kurang kreatifnya guru
dalam melakukan inovasi pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap
kemampuan siswa dalam dalam menguasai kompetensi yang seharusnya dicapai. Metode drill
yang dilakukan menjelang pelaksanaan ujian, dinilai terlalu banyak memberikan intervensi dan
tekanan psikologis kepada siswa. Akibatnya, siswa cenderung hanya mampu menjadi penghafal
kelas wahid daripada menjadi seorang pembelajar yang haus ilmu pengetahuan. Mereka
diperlakukan secara mekanis bagaikan robot sehingga tidak memiliki kesempatan untuk
melakukan refleksi dan pendalaman materi ajar.

Untuk melakukan perubahan penggunaan metode drill. Salah satu metode yang diduga
mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan ketika siswa
mempelajari materi adalah metode diskusi kelompok model tutor sebaya. Melalui metode ini,
siswa bisa berdialog dan berinteraksi dengan sesama siswa secara terbuka dan interaktif di
bawah bimbingan guru sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan ajar yang disajikan sesuai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan.

Tutur sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi
ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan
leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu
semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.

Sedangkan dengan belajar kelompok, kita bisa lebih aktif dalam membahas mata
pelajaran. Bisa lebih bebas menyampaikan pendapat dan tentu saja lebih mandiri dalam
membahas soal-soal pelajaran di sekolah serta bisa mendapatkan masukan dari berbagai teman.

Melalui kegiatan belajar dalam kelompok, siswa memperoleh banyak hal antara lain siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih banyak karena mereka dapat belajar dari
sesama teman.

Belajar dari sesama teman memiliki makna lebih besar sebab siswa lebih mudah memahami
bahasa dan isyarat yang diberikan oleh temannya. Lewat kegiatan berkelompok pula siswa
memperoleh berbagai hal yang sulit didapatkan pada saat belajar sendiri, seperti sikap mau
menghagai orang lain, sikap mau menerima orang lain, bekerja sama, dan sikap menikmati hidup
bersama orang lain.
Rumusan diatas menjelaskan beberapa keuntungan dari metode kerja kelompok bagi para
siswa, diantaranya adalah bagaimana siswa dapat berperan aktif dalam mengelola pengetahuan
yang telah memiliki untuk memecahkan suatu masalah. Kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah melalui belajar secara kelompok dapat membantu siswa tersebut meningkatkan prestasi
belajarnya, namun masih banyak ditemukan dilapangan yang mengabaikan kerja kelompok
dalam pembelajaran.
MAKALAH
METODE BELAJAR

Disusun oleh :

Nicolaus Yudi Ardhana / 7A

Anda mungkin juga menyukai