Anda di halaman 1dari 3

Nama : Murtiaty Gratia Millenia Sumolang

NIM/NIRM : 17-0547/17.16.421.0529.R
Mata Kuliah : Apologetika

”API PENYUCIAN”
Banyak orang yang bertanya-tanya seperti apa sebenarnya Api Penyucian. Adapun yang
menganggap bahwa Api Penyucian sama seperti Neraka. Api Penyucian atau biasanya disebut
dengan “Purgatorium” adalah sebuah ajaran Iman yang khas dalam Gereja Katolik. Ini
merupakan suatu tahap akhir proses pemurnian diri manusia dalam perjalanan untuk berjumpa
dengan Allah. Api Penyucian selalu dihubungkan dengan proses pembenaran atau pembersihan
jiwa manusia setelah kematian, dan ini merupakan tahap terakhir. Dikatakan sebuah proses
karena ini menjadi persiapan jiwa-jiwa sebelum masuk dalam Kemuliaan Kerajaan Surga, hal ini
disiapkan agar supaya pantas dan layak “memandang” Allah dengan penuh kebahagiaan.
Penyucian ini sangat diperlukan karena jiwa-jiwa yang sudah meninggal masih dicemari dengan
dosa. Proses yang akan dilalui dapat saja terasa berat. Merasakan panasnya api saja sudah tidak
tahan dan kesakitan apalagi pemurnian di Api Penyucian. Pemurnian akan terjadi namun
mengenai tempat, waktu, dan cara tidak ada yang tahu atau tidak ada ajaran yang pasti. Inilah
proses menuju ke Surga, namun banyak yang masih mengira bahwa Api Penyucian ini adalah
Nereka. Neraka sendiri bersifat kekal atau abadi sedangkan Api Penyucian bersifat sementara.

Terkadang banyak yang menanyakan manakah dasar dari atau ajaran-ajaran yang
menunjukkan tentang Api Penyucian. Ada banyak Ajaran mulai dari Teks Kitab Suci sampai
Dogma yang memberikan penjelasan. Kita dapat menemukan ajaran tersebut dalam 2 Makabe
12:43-46 yang menjelaskan bahwa adanya proses pembersihan setelah kematian. Atau dalam 1
Korintus 3:14-15 yang menjelaskan bahwa jiwa-jiwa tidak berada di Api Neraka melainkan
harus melakukan silih atau menjalani hukuman sementara sebelum masuk ke dalam Kemuliaan
Surga. Dan masih banyak lagi teks Kitab Suci misalnya 1 Petrus 1:7, Ibrani 12:28-29, Lukas
12:58-59, Matius 13:32 yang memang tidak secara langsung menyebutkan Api Penyucian namun
jika dimengerti akan menggambarkan seperti apa Api Penyucian itu. Kemudian selain Kitab Suci
ada juga ajaran dari Bapa-Bapa Gereja seperti dari St. Gregorius Agung yang mengatakan bahwa
kita harus percaya adanya Api Penyucian namun pemurnian ini hanya untuk dosa-dosa ringan
tertentu. Dan ada juga yang menjelaskan bahwa kita bisa mendoakan jiwa-jiwa yang masih
melaksanakan hukuman sementara itu sebagai ujud atau upaya kita membantu mereka untuk
segera menuju surga (St. Yohanes Krisostomus). Dari ajaran Kitab Suci dan Bapa-Bapa Gereja
mulailah nampak seperti apa Api Penyucian itu dan perbedaannya dengan Api Neraka. Selain
kedua ajaran ini ada juga berdasar pada dokumen resmi Gereja yang terdapat dalam Katekismus
Gereja Katolik, Konsili Lyon I & II, Konsili Firenze, Konsili Trente dan Konsili Vatikam II.
Semuanya menggunakan istilah ”Api”. Selain Api Penyucian ada juga yang menyebut dengan
“Api Pembersih”. Menjelaskan juga seperti apa kondisi terakhir dari jiwa-jiwa yang sudah
meninggal yakni meninggal dalam keadaan rahmat yang disucikan dan melaksanakan hukuman
sementara untuk membersihkan diri dari dosa yang belum diampuni. Dari sinilah nampak secara
jelas keberadaan Api Penyucian.

Dari sini kita dapat mengerti seperti apa Api Penyucian tersebut dan apa saja yang dapat kita
lakukan untuk mereka yang berada di Api Penyucian. Intinya Api Penyucian mempunyai
berbagai macam penyebutan dan makna. Namun secara keseluruhan Api Penyucian merupakan
proses membersihkan dosa-dosa orang yang telah meninggal dimana harus melakukan silih atau
hukuman yang bersifat sementara. Dalam proses ini jiwa-jiwa disucikan dan dibersihkan bukan
dibinasakan. Dengan kata lain kita dalam Api Penyucian membayar hutang kita kepada Tuhan
dan dari sinilah kita mengerti bahwa Api Penyucian merupakan tempat pengampunan dosa
dengan cara menebusnya dengan silih. Maka ada hal yang penting harus diketahui oleh kita
sebagai umat manusia yang masih berziarah di dunia yakni patutlah mendoakan jiwa-jiwa yang
sudah meninggal yang sedang berada di Api Penyucian. Dengan berdoa membantu mereka untuk
memperoleh kebahagiaan di surga dan kita juga telah melakukan perbuatan kasih. Ada berbagai
cara yang dapat dilakukan yakni mempersembahkan Perayaan Ekaristi, Rosario, mendoakan doa-
doa Para Kudus untuk jiwa-jiwa. Dengan inilah kita dapat membantu bekerja sama dengan
Gereja untuk menunjukkan Cinta Kasih kepada mereka yang sudah meninggal. Pada akhirnya
kita tahu bahwa akhir dari Api Penyucian adalah sebuah kedamaian dan kebahagiaan abadi.
DAFTAR PUSTAKA

Djokopranoto, R. 2013. Misteri Api Penyucian. Jakarta:Katolik Indonesia.

Heuken, Adolf SJ. 2004. Ensiklopedi Gereja. Jakarta:Yayasan Cipta Loka Caraka.

Purnomo, Albertus OFM. 2017. Riwayat Api Penyucian Dalam Kitab Suci Dan Tradisi.
Semarang:PT Kanisius.

Schouppe, F. X. 2015. Api Penyucian, Berdasarkan Riwayat Hidup dan Kesaksian Para
Kudus. Jakarta:Marian Centre Indonesia.

Sumber Internet diakses Rabu 02 September 2020 :

- https://www.katolisitas.org/bersyukurlah-ada-api-penyucian/
- https://www.imankatolik.or.id/Api_penyucian_romo_M_Purwatma_%20Pr.html

Anda mungkin juga menyukai