0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
83 tayangan2 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Korupsi terjadi karena adanya ambisi untuk memperkaya diri sendiri secara berlebihan dan menghalalkan segala cara.
2. Gaya hidup berlebihan akan menimbulkan dampak negatif besar dan menjadikan budaya yang sulit dihilangkan.
3. Para pemimpin mengklaim sebagai sahabat rakyat kecil namun harta mereka dalam milyaran tapi tidak digunakan untuk fakir miskin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Korupsi terjadi karena adanya ambisi untuk memperkaya diri sendiri secara berlebihan dan menghalalkan segala cara.
2. Gaya hidup berlebihan akan menimbulkan dampak negatif besar dan menjadikan budaya yang sulit dihilangkan.
3. Para pemimpin mengklaim sebagai sahabat rakyat kecil namun harta mereka dalam milyaran tapi tidak digunakan untuk fakir miskin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Korupsi terjadi karena adanya ambisi untuk memperkaya diri sendiri secara berlebihan dan menghalalkan segala cara.
2. Gaya hidup berlebihan akan menimbulkan dampak negatif besar dan menjadikan budaya yang sulit dihilangkan.
3. Para pemimpin mengklaim sebagai sahabat rakyat kecil namun harta mereka dalam milyaran tapi tidak digunakan untuk fakir miskin.
Seorang pejabat atau petinggi pemerintahan yang tidak memahami makna
sifat amanah atas apa yang telah dipercayakan kepadanya, dan meski pendapatannya besar dia akan selalu merasa kurang hingga ia akan korupsi untuk membiayai gaya hidupnya yang serba berlebihan. Tak heran jika ada satu pejabat yang lembaganya dikenal sebagai satu lembaga terkorup berkata: Siapa sih yang gajinya cukup untuk hidup? Begitu katanya.
Korupsi termasuk dalam sikap yang
berlebihan-lebihan, apalagi sikap berlebihan ini bukan atas hak miliknya. Orang yang suka berlebih- lebihan merupakan tanda sikap individualistik, yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan nasib orang lain di sekitarnya. Gaya hidup berlebih-lebihan inilah yang sering Allah SWT kecam dalam Al-Quran. Jika dalam diri seseorang telah tertanam ambisi untuk memperkaya diri sendiri, ia akan sangat mudah terseret untuk menghalalkan segala cara demi meraih apa yang ia cita-citakan seperti kebanyakan orang saat ini yang rela mengeluarkan jutaan bahkan milyaran rupiah demi terpilih sebagai calon legislatif atau semacamnya yang hingga akhirnya terpilih ia akan menghalalkan segala cara untuk mengembalikan uangnya tersebut dengan jumlah yang lebih besar dari yang dikeluarkannya. Orang seperti inilah, Allah menyebutnya orang-orang yang boros dan menghamburkan harta untuk kepentingan pribadi secara berlebihan sebagai Saudara Setan. Mengapa? Karena orang yang boros biasanya akan berlaku zalim. Dan ini sangat berbahaya bagi kehidupan sosial. Dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar. Orang akan makin asyik dengan perilaku negatif yang dilakukannya. Akhirnya, jika gaya hidup berlebih-lebihan seperti para korupsi yang tidak pernah puas tersebut terus dipupuk, lambat laun ia akan menjadi budaya yang berakar kuat dan sulit dicabut.
Bagaimana dengan para pemimpin kita saat ini? Kebanyakan mereka
mengaku sahabat orang kecil (miskin), mau membantu dan mengangkat derajat kehidupan rakyat. Jumlah harta mereka, kalau kita baca, dengar dan lihat di berbagai media massa, semuanya dalam bilangan milyar. Namun adakah di antara mereka yang mau mengeluarkan milyaran rupiah tersebut untuk kepentingan fakir.